VILLAGE FUND ALLOCATION MANAGEMENT IN VILLAGE BUILDING 2013 ( A Study in Gayau Sakti Village Subdistrict Seputih Agung District Lampung Tengah) PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DALAM PEMBANGUNAN PERDESAAN TAHUN 2013 (Studi pada Desa Gayau Sakti Kecamat

ABSTRACT

VILLAGE FUND ALLOCATION MANAGEMENT IN VILLAGE
BUILDING 2013
( A Study in Gayau Sakti Village Subdistrict Seputih Agung District
Lampung Tengah)

By
Rini Wulandari

Problem research focuses on organization of outhonomy village, there are
management orientation ADD is Permendagri 2007, Number 37. Conflict from
management Village Fund Allocation and the capacity of management Village
Fund Allocation. This research destination are to desribe the management of ADD
in village building and the supporting and inhibiting factors.

The research method used was descriptive method with qualitative approach. The
informan from this research is axecutor of manager Village Fund Allocation. The
research conducted in-depth interviews and direct observation also by the
implementation of the Village Fund Allocation.


The result showed that Village Fund Allocation were used match with the rules
ADD but the program doesn’t priority for intended. The supporting factors in the

management of Village Fund Allocation was the community participation.
Inhibiting factor was the quality of human resources of executor of Village Fund
Allocation.

Keywords: Village Fund Allocation Management, village building

ABSTRAK

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DALAM PEMBANGUNAN
PERDESAAN TAHUN 2013
(Studi pada Desa Gayau Sakti Kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah)

Oleh
Rini Wulandari

Masalah dalam penelitian ini adalah pemenuhan hak desa yang memiliki otonomi
daerah, pedoman pengelolaan ADD menurut Permendagri No 37 Tahun 2007.

Penyalahgunaan ADD di beberapa daerah dan kemampuan pengelolaan ADD. Tujuan
penelitian ini untuk menggambarkan pengelolaan ADD dalam pembangunan
perdesaan serta faktor-faktor pendorong dan penghambat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah Tim Pelaksana pengelola
Alokasi Dana Desa (ADD). Penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam
dan dengan cara pengamatan serta dokumentasi yang mendukung pelaksanaan
pengelolaan ADD.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ADD digunakan sesuai dengan
peruntukannya namun program yang dijalankan bukan prioritas yang diperlukan
masyarakat Faktor pendukung dalam pengelolaan ADD adalah partisipasi
masyarakat. Faktor penghambat swadaya masyarakat rendah, dan kualitas SDM Tim
Pelaksana ADD.

Kata kunci: pengelolaan alokasi dana desa, pembangunan perdesaan

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Gayau Sakti, Lampung Tengah, pada tanggal 02 Agustus
1992. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Priyono dan Misini. Penulis
menempuh pendidikan formal di Sekolah Dasar SDN 3 Gayau Sakti pada tahun
1998-2004. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah
Pertama SMP Negeri 1 Way Pengubuan yang diselesaikan pada tahun 2007 dan
dilanjutkan di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang selesai pada tahun 2010.

Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung melalui jalur PKAB.
Pada awal tahun 2013 penulis mengikuti pengabdian kepada masyarakat melalui
program Kelompok Kerja Nyata (KKN) di Desa Curup Patah, Kabupaten Way
Kanan.

MOTO

Jadilah seperti awan yang diberi asinnya lautan tapi selalu mengembalikan dengan air
tawar
(Abdur Arsyad)
Selama ku lihat engkau senang yang lainnya ku simpan sendiri
(Tulus)


PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk malaikat-malaikat tanpa sayap yang sangat berarti
dalam hidupku.
Bapak dan Ibu tercinta, yang telah memberikan segalanya.
Adikku tersayang, Agung Dwi A.
yang mendukung melalui senyum dan candamu.
Teman-teman yang selalu ada dalam suka dan duka.

SANWACANA

Bismillahirohmanirohim.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Skripsi dengan judul “ Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
dalam pembangunan Perdesaan Tahu 2013 (Studi pada Desa Gayau Sakti
Kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah)” adalah salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Universitas Lampung.


Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
berikut:
1.

Drs. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.

2.

Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung serta selaku
Pembahas Dosen yang telah bersedia memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyelesaian skripsi ini.

3.

Drs. Yana Ekana P.S, M.Si., selaku pembimbing utama dan Pembimbing
Akademik yang telah memberikan banyak bimbingan arahan, saran dan
waktu dalam rangka penyelesaian skripsi ini.


4.

Seluruh dosen pengajar Jurusan Ilmu Pemerintahan universitas Lampung
yang membekali penulis dengan berbagai imu dan pengetahuan.

5.

Seluruh Aparatur Desa Gayau Sakti yang telah memberikan izin sehingga
penulis dapat melaksanakan penelitian ini

6.

Bapak, Ibu dan Adik tersayang, yang telah mendidik, mendukung,
melantunkan doa dan tetasan keringat untuk mendewasanku.

7.

Seluruh kelurga besar yang menanti keberhasilanku.


8.

Sahabat-sahabatku: Eka Mala Sari, Eti Nur Rahmawati, Rike Prisina, Resti
Agustina, Retno Mahdita, Dewi Astriya, Ayu Mira Asih, Ahlan Fahriadi dan
Edo Putra, terima kasih untuk semua palajaran hidup dalam tawa, duka dan
perjuangan yang kita lakukan bersama.

9.

Teman-teman SMA: Eka Rahmatul Fitriyani, Guruh Permadi Iskandar, Meva
Zulva Kirana, Solihin, terima kasih do’a dan dukungannya.

10. Rekan-rekan: Aulia Murti Novita Sari dan Wellyana Putra terima kasih untuk
kebersamaan kita selama KKN.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini

Semoga Allah SWT selalu memberikan balasan yang lebih besar untuk Bapak,
Ibu dan teman-teman semua. Hanya ucapan terima kasih dan doa yang bisa
penulis berikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.


Bandar Lampung
Penulis

Rini Wulandari

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
MOTTO ............................................................................................................... ix
SANWACANA .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
I.


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9
C. Tujuan ................................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 10

II.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengelolaan ........................................................................................... 11
B. Alokasi Dana Desa .............................................................................. 12
1. Tujuan Alokasi Dana Desa ............................................................ 15
2. Manfaat Alokasi Dana Desa .......................................................... 15
3. Peruntukan Alokasi Dana Desa ..................................................... 16
4. Tim Pelaksana Alokasi Dana Desa................................................ 17
C. Pengelolaan Alokasi Dana Desa ........................................................... 18
1. Tahap Perencanaan ......................................................................... 21
2. Tahap Pelaksanaan ........................................................................ 24
3. Tahap Pengawasan ......................................................................... 26
4. Tahap Pertanggungjawaban ............................................................ 28

D. Pembangunan Perdesaan ...................................................................... 30
E. Kerangka Pikir ...................................................................................... 33

III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ...................................................................................... 36
B. Fokus Penelitian ................................................................................... 37
C. Jenis Data.............................................................................................. 38
1. Data Primer ..................................................................................... 39
2. Data Sekunder ................................................................................ 40
D. Penentuan Informan .............................................................................. 40
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 41
1. Wawancara ..................................................................................... 42
2. Observasi ........................................................................................ 43
3. Dokumentasi ................................................................................... 44
F. Teknik Pengolahan Data ....................................................................... 44
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 45
IV. GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Desa Gayau Sakti ........................................................................ 48
B. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................................... 50
C. Kondisi Penduduk Desa Gayau Sakti ...................................................... 50

D. Kondisi Sarana dan Prasarana .................................................................. 53
E. Gambaran mengenai Pemerintah Desa .................................................... 55
F. Gambaran Pembangunan Gayau Sakti ..................................................... 57
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Informan ..................................................................... 58
B. Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam pembangunan Perdesaan
Desa Gayau Sakti Tahun 2013 ................................................................. 60
1. Perencanaan ADD .............................................................................. 61
2. Pelaksanaan ADD .............................................................................. 66
3. Pengawasan ADD .............................................................................. 80
4. Pertanggungjawaban ADD................................................................. 83
C. Tabel Analisis Pengelolaan ADD Desa Gayau Sakti Kecamatan Seputih
Agung Lampung Tengah.......................................................................... 85
D. Faktor pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pengelolaan dalam
Pembangunan Perdesaan ADD Desa Gayau Sakti .................................. 91
1. Faktor Pendukung .............................................................................. 91
2. Faktor Penghambat............................................................................. 92
E. Pembahasan pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Pembangunan
Perdesaan Desa Gayau Sakti Tahun 2013 ................................................ 93
1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam pembangunan
perdesaan Desa Gayau Sakti Kecamatan Seputih Agung Lampung
Tengah ................................................................................................ 93
2. Perencanaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam pembangunan
perdesaan Desa Gayau Sakti Kecamatan Seputih Agung Lampung
Tengah ................................................................................................ 94
3. Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam pembangunan

perdesaan Desa Gayau Sakti Kecamatan Seputih Agung Lampung
Tengah ................................................................................................ 95
4. Pengawasan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam pembangunan
perdesaan Desa Gayau Sakti Kecamatan Seputih Agung Lampung
Tengah ................................................................................................ 98
5. Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa (ADD) dalam pembangunan
perdesaan Desa Gayau Sakti Kecamatan Seputih Agung Lampung
Tengah ................................................................................................ 100
6. Faktor pendukung dan penghambat Pengelolaan Alokasi Dana Desa
(ADD) dalam pembangunan perdesaan Desa Gayau Sakti
Kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah ................................... 101
a. Faktor Pendukung ......................................................................... 101
b. Faktor Penghambat........................................................................ 102
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................................. 105
B. Saran ......................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Komposisi Penduduk menurut jenis kelamin.................................................51
2. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian ..........................................51
3. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan ..............................................52
4. Jumlah penduduk menurut agama yang dianut ..............................................52
5. Sarana dan prasarana Desa .............................................................................54
6. Jumlah perangkat Desa ..................................................................................55
7. Rencana detail dan sasaran ADD ..................................................................63
8. Tim pelaksana ADD Gayau Sakti ..................................................................64
9. Bantuan operasional Tim penggerak PKK .....................................................71
10. Pembangunan infrastruktur perkampungan ...................................................74
11. Analisis Pengelolaan ADD Desa Gayau Sakti Kecamatan Seputih Agung
Lampung Tengah ...........................................................................................84

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman
1. Kerangka Pikir ...............................................................................................35
2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Gayau Sakti ........................................56

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1.

Surat Izin Penelitian

2.

DURK ADD Kampung Gayau Sakti

3.

Wawancara

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan merupakan proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana
dan

berkelanjutan

dengan

sasaran

utamanya

adalah

untuk

meningkatkan

kesejahteraan hidup masyarakat suatu bangsa. Indonesia saat ini sedang
mengupayakan pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi keseluruh
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Pembangunan di Indonesia dapat dikatakan lebih maju di daerah perkotaan yang
sebab pembangunannya relatif lebih cepat karena mengingat jumlah penduduk dan
aktivitas di daerah perkotaan yang lebih banyak. Pada kenyataannya terjadi
ketimpangan pembangunan terutama terjadi antara Jawa-luar Jawa, kawasan
Indonesia Barat-Timur, serta ketimpangan kota dengan desa. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (http://www.bps.go.id/?news=1023) penduduk miskin pada tahun 2013
di Indonesia 28,07 juta orang, pada daerah perkotaan jumlah10,5 juta orang penduduk
miskin dan di desa sebesar 17,74 juta orang.

2

Berdasarkan hal tersebut di atas memberikan gambaran faktual kondisi yang terjadi
dalam masyarakat perdesaan secara keseluruhan. Sangat ironis memang dengan
wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan luas kurang lebih 4,8
juta km2 dengan luas daratan 1,9 juta km2 yang tersebar di 62.806 buah desa
(Wasistiono dan Tahir 2007: 1). Penduduk miskin di Indonesia bermukin di desa
dengan kondisi yang masih tertinggal dalam bidang pendidikan dan sulitnya lapangan
pekerjaan.

Menanggapi permasalahan di atas pemerintah melakukan inisiatif dengan membuat
kebijakan

pembangunan

nasional,

yang

memberi

perhatian

penting

pada

pembangunan desa. Pembangunan desa adalah upaya yang dilakukan secara
terencana dan berkelanjutan untuk mencapai masyarakat desa yang dicita-citakan
guna mencapai masyarakat yang sejahtera. Sebagaimana diungkapkan Soemantri
(2010: 70) bahwa :
Pembangunan desa disusun secara partisipasif oleh Pemerintah Desa sesuai
dengan kewenangannya dengan melibatkan lembaga kemasyarakatn desa,
karena lembaga kemasyarakatan desa merupakan mitra kerja Pemerintah Desa
dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang
bertumpu pada masyarakat.
Berdasarkan pada kenyataan di atas, muncul gagasan-gagasan dan rencana-rencana
pembangunan antara lain bertujuan untuk membebaskan masyarakat pedesaan dari
belenggu

keterbelakangan,

pemberdayaan

masyarakat.

kemiskinan,
Pemberdayaan

dan

sebagainya

masyarakat

melalui

dalam

program

permasalahan

pembangunan perdesaan adalah rendahnya aset yang dikuasai oleh masyarakat
perdesaan ditambah lagi dengan masih rendahnya akses masyarakat ke sumber daya

3

ekonomi, seperti informasi, teknologi dan jaringan kerjasama. Oleh karena itu
diperlukan sasaran yang dapat dilakukan dalam pembangunan perdesaan meliputi:
1. Mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur di kawasan pemukiman di
perdesaan
3. Meningkatkan akses, kontrol dan partisipasi seluruh elemen masyarakat.

Kehadiran Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
memberikan makna dasar bahwa desa menuju self governing community yaitu suatu
komunitas yang mengatur dirinya sendiri dengan menganut prinsip money follow
function yang berarti bahwa pendanaan mengikuti fungsi pemerintahan yang menjadi
kewajiban dan tanggung jawab masing-masing tingkat

pemerintah (Tesis

Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Agus Subroto: 2009). Menurut
Widjaja (2012: 24) menyatakan fungsi pemerintah desa hanya sebagai unsur
pelaksana daerah yang kegiatannya dirancang dari atas ke bawah (top down planning)
sehingga besifat sentralistik.

Desa memiliki posisi yang sangat strategis, sehingga diperlukan perhatian yang
seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi desa tersebut. Dalam rangka
meningkatkan pemberdayaan, kesejahteraan dan pemerataan pembangunan di
pedesaan maka diperlukan sumber pendapatan desa. Sejalan dengan hal itu Widjaja
(2012: 133) maka pemerintah memberikan Alokasi Dana APBD Kabupaten Provinsi
dan Pemerintah Pusat sebesar 10% untuk pemerataan pembangunan di pedesaan.
Pembangunan fisik merupakan wujud dari pembangunan desa, akan tetapi sarana dan

4

prasarana desa masih kurang memadai dalam pencapaian pembangunan yang
berkelanjutan. Berdasarkan hal tersebut maka dana merupakan faktor dasar dalam
meningkatkan pembangunan desa.

Sesuai dengan pernyataan Simanjuntak (dalam Agus Subroto, Tesis Akuntabilitas
Pengelolaan Alokasi Dana Desa, 2009) bahwa transfer dana menjadi penting untuk
menjaga/menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum. Konsekuensi dari
pernyataan tersebut adalah desentralisasi kewenangan harus disertai dengan
desentralisasi

fiskal.

Realisasi

pelaksanaan

desentralisasi

fiskal

di

daerah

mengakibatkan adanya dana perimbangan keuangan antara kabupaten dan desa yang
lebih dikenal dengan sebutan Alokasi Dana Desa (ADD).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 37 Tahun 2007 bahwa Alokasi
Dana Desa (ADD) yaitu dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah yang dialokasikan kepada desa tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan prioritas desa yang memperolehnya.
Tujuan pemberian ADD menurut Sahdan, dkk. (2006: 6) sebagai berikut.
1. Untuk memperkuat kemampuan keuangan desa (APBdes) dengan
demikian sumber APBDes terdiri dari PADes ditambah ADD
2. Untuk memberi keleluasaan bagi desa dalam mengelola persoalan
pemerintahan, pembangunan serta social masyarakat desa
3. Untuk mendorong terciptanya demokrasi desa
4. Untuk meningkatkan pendapatan dan pemerataannya dalam rangka
mencapai kesejahteraan masyarakat desa.

5

Pada proses pengelolaan Alokasi Dana Desa di Indonesia pada beberapa desa
ditemukan indikasi pelanggaran penyalahgunaan bantuan anggaran ADD senilai Rp
90.000.000 (sembilan puluh juta rupiah) di desa Sambiroto kecamatan Kajen
Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah ( Antara Jateng.com, Jumat 17 Januari 2014).
Hal serupa juga terjadi di desa Paseban, Jember Jawa Timur terjadi penyelewengan
Alokasi Dana Desa yang dilakukan oleh kepala desa setempat (rri.co.id tanggal 30
Januari 2014). Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan dalam menerapkan
atau dalam menjalankan kebijakan ADD, diperlukan adanya kelembagaan yang kuat
di desa, sehingga dana tersebut dapat terkelola dengan baik. Kelembagaan desa yang
kuat dapat menjamin keberlanjutan ADD dan program yang dibiayai ADD dapat
melibatkan perangkat desa dan masyarakat desa secara keseluruhan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 04 Tahun 2008
besaran penggunaan Alokasi Dana Kampung yakni paling sedikit 70% (tujuh puluh
persern) dari Alokasi Dana Kampung digunakan untuk pembiayaan pelayanan publik
berupa pembangunan fisik dan non-fisik kampung terutama dalam rangka
peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengentasan kebodohan dan kemiskinan,
serta pengembangan ekonomi kampung. Sisa Alokasi Dana Kampung sebesar
maksimal 30% (tiga puluh perseratus) digunakan untuk pembiayaan Kelembagaan
Kampung, Badan Permusyawaratan Kampung, lembaga kemasyarakatan dan
organisasi lainnya di kampung. Berdasarkan rincian penggunaan ADD tersebut, perlu
adanya pengelolaan yang baik dari pemerintah desa agar dalam pelaksanaannya dapat

6

sesuai tujuan, sasaran dan harapan masyarakat yang akan menerima pembiayaan
ADD.

Menurut Sahdan, dkk. (2006: 8) Pengelola Alokasi Dana Desa (ADD) di desa adalah
Kepala Desa, Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) dan
Bendahara Desa. Pengelola ADD tersebut secara profesional dituntut untuk
mengelola ADD secara efektif dan efisian sesuai dengan pedoman dalam Peraturan
Daerah yang berlaku. Kapasitas aparatur desa sebagai pelaksana kebijakan menjadi
faktor penunjang keberhasilan pelaksanaan program-program yang dibiayai ADD.
Kemampuan dan keterampilan Aparatur Desa sebagai pelaksana kebijakan
merupakan dasar dari pelaksanaan pemerintahan khususnya dibidang keuangan dalam
mengelola ADD.

Salah satu desa penerima Alokasi Dana Desa (ADD) di Kabupaten Lampung Tengah
adalah Gayau Sakti yang terletak di Kecamatan Seputih Agung. Peneliti mengambil
lokasi penelitian di desa ini berdasarkan pra-riset yang dilakukan peneliti dengan
melakukan wawancara

kepada Sekretaris Kecamatan Seputih Agung jika

dibandingkan dengan 9 (sembilan) desa lain yang menerima Alokasi Dana Desa di
Kecamatan Seputih Agung ini pembangunan yang paling minim adalah di desa
Gayau Sakti. Hal ini terlihat dari sarana dan prasarana kantor kelurahan yang
kondisinya memprihatinkan dan tidak terawat. Selain itu untuk pembangunan fisik
serta non fisik masih kurang dirasakan oleh masyarakat. Padahal kenyataanya Desa
Gayau Sakti sudah memperoleh ADD dari Kabupaten Lampung Tengah tiga kali
berturut (tiga tahun berturut-turut).

7

Pada kenyataannya kondisi fisik desa cukup memprihatinkan. Hasil pra-riset peneliti
bahwa kondisi fisik balai desa yang tidak terurus bahkan peneliti tidak menemukan
struktur desa. Peneliti menemukan struktur pemerintah desa dua periode sebelum
Kepala Desa saat ini. Saat peneliti mewawancarai seorang warga yang tinggal di
sekitar Balai Desa tersebut bernama Habib menurutnya kinerja Pemerintah Desa
sangat rendah, karena sebenarnya pemerintah desa tersebut bekerja hanya pada hari
Sabtu saja ( wawancara pada tanggal 8 Februari 2014).
“ Iyo rin, wong balai deso bukane gor dino setu tok”, ungkap Habib.
Dari pernyataan tersebut berarti iya Rin, balai desa hanya buka pada hari Sabtu saja.

Kapasitas Aparatur Desa sebagai pelaksana kebijakan ADD menjadi faktor penunjang
keberhasilan pelaksanaan program-program yang dibiayai ADD. Kemampuan dan
keterampilan Aparatur Desa sebagai pelaksana kebijakan merupakan dasar dari
pelaksanaan Pemerintahan khususnya dalam mengelola Alokasi Dana Desa. Pada
kenyataannya di Desa Gayau Sakti kompetensi sumber daya manusia dalam diri
pelaksana kebijakan ADD khususnya di bidang teknis dirasa kurang memadai
berdasarkan pra-riset tersebut di Desa Gayau Sakti Kecamatan Seputih Agung
Kabupaten Lampung Tengah. Kondisi ini berdampak pada kurangnya efektivas
pelaksanaan program akibat perlunya pembinaan terus menerus yang akan menyita
waktu yang dialokasikan. Pada kenyataannya pemerintah desa tersebut masih banyak
mengabaikan pedoman pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD).

Pembangunan desa Gayau Sakti dapat dikatakan masih rendah. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat terlihat bahwa sarana dan prasarana di

8

desa Gayau Sakti masih minim. Untuk kondisi jalan utama menuju lahan pertanian
yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat di sana sangat memprihatinkan.
Ditambah dengan kondisi cuaca musim penghujan saat ini menambah rusaknya jalan.
Tidak heran bila sering terjadi jalan amblas dan terjadi putusnya jembatan. Kondisi
ini terjadi pada pertengahan Bulan Desember tahun 2013. Berdasarkan wawancara
awal dengan salah seorang petani bernama Basuki pada 7 Februari 2014 mengatakan:
“Ini langganan mbak, setiap musim penghujan memang jalannya makin parah,
tapi pak lurahnya diem aja. Yang paling parah ya sekarang, ditambah jalan
putus, jadi muter kalo mau ke sawah saya”
Selain masalah pembangunan sarana dan prasarana di atas, pembangunan yang masih
tertinggal yakni bidang pendidikan. Di Desa Gayau Sakti Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) baru ada pada tahun 2014 ini. Bila dibandingkan dengan dua desa tentangga
seperti Dono Arum dan Simpang Agung, PAUD di dua desa tersebut sudah dibangun
pada tahun 2010.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas pengelolaan Alokasi Dana Desa
(ADD) sangat dibutuhkan oleh masyarakat demi tercapainya kesejahteraan dan
pembangunan di desa Gayau Sakti agar berjalan efektif dan efisien, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian “Analisis Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam
Pembangunan Perdesaan di Desa Gayau Sakti Kecamatan Seputih Agung Lampung
Tengah”, agar ke depannya dapat menjadi bahan referensi bagi pemerintah daerah
Gayau Sakti maupun pemerintah desa Seputih Agung untuk lebih memahami dalam
pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD).

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimana pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam meningkatkan
pembangunan perdesaan Desa Gayau Sakti kecamatan Seputih Agung
Lampung Tengah?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pengeloaan Alokasi
Dana Desa (ADD) dalam meningkatkan pembangunan perdesaan Desa
Gayau Sakti kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam meningkatkan
pembangunan perdesaan desa Gayau Sakti kecamatan Seputih Agung
Lampung Tengah.
2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan
Alokasi Dana Desa (ADD) dalam meningkatkan pembangunan perdesaan
desa Gayau Sakti kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah.

10

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu dan
pengembangan pengetahuan pada jurusan Ilmu Pemerintahan. Selain itu diharapkan
juga bisa dijadikan bahan rujukan bagi penelitian sejenis yang akan dilakukan
dikemudian hari.

2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan dan informasi bagi masyarkat serta pemerintah desa khususnya di
desa Gayau Sakti kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah dalam melaksanaan
penyelenggaraan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD). Penelitian ini juga
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan aparatur desa demi kemajuan desa.

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengelolaan

Kata pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen, berarti pula pengaturan atau
pengurusan (Arikunto, 1993: 31). Menurut Stoner (dalam Kaho 1997: 228)
manajemen

dapat

dilihat

sebagai

proses,

yakni:

proses

perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Maka, pengelolaan dapat diartikan
sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang
untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Sesuai dengan
pernyataan

Giffin

dalam

jurnal

yang

beralamat

di

http://www.google.co.id/url?sa=t&sourcece=web&cd=1&ved=0CCMQFJAA&urlhttp%3A%2Feprints.uny.ac.id%2F7900%2F3%2Fbab2%2520%252006101244019.pdf&ei=O3wfU9ukM4PZigf0s4GQCQ&usg=AFQjCNGqoT81
TdoW-k4dsoNFLMJoigRehQ&sig2=dwkgEvziHJpli90z7JqGmA.
“management is the process of planning and decision making, organizing,
leading and controlling and organization human, financial, physical and
information recources to archieveorganizational goals in an efficient and
effective manner”. (manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengambilan keputusan, pengorganisasian, memimpin dan pengendalian
organisasi manusia, keuangan, fisik dan informasi sumber daya untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

12

Menurut Fattah (2004: 1) dalam proses manajemen terlihat terlibat fungsi-fungsi
pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pemimpin (leading) dan pengawasan
(controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencanakan,
mengorganisir, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala
aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Sedangkan,
menurut Sahdan, dkk. (2006: 23) pengelolaan meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi.

Berdasarkan definisi manajemen di atas secara garis besar tahap-tahap dalam
melakukan manajemen meliputi proses perencanaan, pengorganisasian atau
pelaksanaan dan pengawasan. Dalam penelitian ini pengelolaan diartikan sebagai
proses yang dijalankan oleh suatu organisasi (Pemerintah Desa maupun masyarakat)
dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam penelitian ini pengelolaan meliputi proses perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban.

B. Alokasi Dana Desa
Alokasi Dana Desa atau ADD adalah dana yang bersumber dari Anggaran,
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta

13

pelayanan masyarakat. ADD bagian keuangan Desa yang diperoleh dari Bagi Hasil
Pajak Daerah dan Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang
diterima oleh kabupaten. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun
2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 18 bahwa Alokasi
Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber dari bagian Dana
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk
Desa paling sedikit 10 % (sepuluh persen). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 11 yang dimaksud Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana
yang diberikan kepala desa yang berasal dari dana perimbangan keuangan pemerintah
pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota.

Di sejumlah daerah kabupaten/kota, sebutan untuk ADD menggunakan istilah yang
berbeda. Hal ini dimungkinkan mengingat keanekaragaman bahasa dan adat istiadat
di Indonesia. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 04
Tahun 2008 tentang Sumber Pendapatan Asli Kampung yang disebut Alokasi Dana
Kampung (ADK) adalah perolehan bagian keuangan Kampung dari Kabupaten
Lampung Tengah. Dalam penjelasan pasal 68 ayat 1 huruf c Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 disebutkan bahwa dana dari kabupaten/kota diberikan
langsung kepada desa untuk dikelola oleh pemerintah desa, dengan ketentuan 30%
digunakan untuk biaya operasional pemerintah desa dan BPD dan 70% digunakan
untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.

14

Menurut Soemantri (2011: 166) bahwa presentase penggunaan Alokasi Dana Desa
ditetapkan 70% untuk pembiayaan pelayanan publik dan perberdayaan masyarakat,
diantaranya:
a.
b.
c.
d.

Penanggulangan kemiskinan diantaranya pendirian lumbung desa
Peningkatan kesehatan masyarakat diantaranya penataan posyandu
Peningkatan pendidikan dasar
Pengadaan infrastruktur pedesaan seperti prasarana pemerintahan,
prasarana perhubungan, prasarana produksi, prasarana pemasaran dan
prasarana sosial.
e. Penyusunan dan pengisian profil desa, penyediaan dara-data, buku
administrasi desa dan lembaga kemasyarakatan lainnya
f. Perberdayaan sumber daya aparatur desa
g. Menunjang kegiatan pelaksanaan 10 program PKK
h. Kegiatan perlombaan desa
i. Penyelenggaraan musyawarah pemerintahan desa
j. Kegiatan Bulan Bakti Gotong Royong
k. Peningkatan kapasitas lembaga kemasyarakatan
l. Peningkatan potensi masyarakat bidang keagamaan, pemuda olahraga
m. Kegiatan lainnya untuk yang diperlukan oleh desa

Sedangkan 30% lagi untuk biaya operasional pemerintahan desa yaitu untuk
membiayai kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa dengan prioritas sebagai
berikut:
a.
b.
c.

d.
e.

Peningkatan Sumber Daya Manusia Kepala Desa dan Perangkat Desa
meliputi pendidikan, pelatihan, pembekalan dan studi banding
Biaya operasional tim pelaksana bidang pemerintahan.
Biaya tunjangan Kepala Desa, perangkat desa, tunjangan dan
operasional BPD , honor ketua RT/RW serta penguatan kelembagaan
RT dan RW.
Biaya perawatan kantor dan lingkungan Kantor Kepala Desa.
Biaya
penyediaan
data
dan
pembuatan
pelaporan
dan
pertanggungjawaban.

15

1. Tujuan Alokasi Dana Desa
Menurut Soemantri (2011: 157) tujuan Alokasi Dana Desa sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

2.

Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan
Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan ditingkat
desa dan pemberdayaan masyarakat
Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan
Meningkatkanpengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam
mewujudkan peningkatan sosial
Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat
Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka
pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat
Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat
Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes)

Manfaat Alokasi Dana Desa

Menurut Sahdan, dkk. (2006: 6) terdapat beberapa manfaat ADD bagi kabupaten/kota
yakni sebagai berikut.
a.

b.

Kabupaten/Kota dapat menghemat tenaga untuk membiarkan desa
mengelola
otonominya,
tanpa
terus
bergantung
kepada
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota bisa lebih berkonsentrasi meneruskan pembangunan
pelayanan publik untuk skala luas yang jauh lebih strategis dan lebih
bermanfaat untuk jangka panjang (Tim FPPD, 2005).

Manfaat ADD bagi desa menurut Sahdan, dkk. (2006: 7) sebagai berikut.
a.

b.

Desa dapat menghemat biaya pembangunan, karena desa dapat
mengelola sendiri proyek pembangunannya dan hasil-hasilnya dapat
dipelihara secara baik demi keberlanjutannya
Tiap-tiap desa memperoleh pemerataan pembangunan sehingga lebih
mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat desa

16

c.

d.

e.

f.
g.
h.

3.

Desa memperoleh kepastian anggaran untuk belanja operasional
pemerintahan desa. Sebelum adanya ADD, belanja operasional
pemerintahan pemerintaha desa besarnya tidak pasti
Desa dapat menangani permasalahan desa secara cepat tanpa harus
lama menunggu datangnya program dari pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
Desa tidak lagi hanya tergantung pada swadaya masyarakat dalam
mengelola persoalan pemerintaha, pembangunan serta sosial
kemasyarakatan desa
Dapat mendorong terciptanya demokrasi di desa
Dapat mendorong terciptanya pengawasan langsung dari masyarakat
untuk menekan terjadinya penyimpangan
Dengan partisipasi semua pihak, maka kesejahteraan kelompok
perempuan, anak-anak, petani, nelayan, orang miskin, dan lain-lain
dapt tercipta.

Peruntukan Alokasi Dana Desa

Menurut Sahdan, dkk. (2006: 8) peruntukan ADD adalah sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Untuk biaya pembangunan desa
Untuk pemberdayaan masyarakat
Untuk memperkuat pelayanan publik di desa
Untuk memperkuat partisipasi dan demokrasi desa
Untuk tunjangan aparat desa
Untuk operasional pemerintahan desa
Tidak boleh digunakan untuk kegiatan politik atau kegiatan melawan
hukum.

Sejalan dengan hal tersebut Soemantri (2011: 169) bahwa pelaksaan kegiatankegiatan yang pembiayaannya bersumber dari ADD dalam APBDes, sepenuhnya
dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Desa dengan mengacu pada Peraturan
Bupati/Walikota, maka peruntukan ADD sebagai berikut.
a. Biaya perbaikan sarana publik dalam skala kecil
b. Penyertaan modal usaha masyarakat melalui BUMDes
c. Biaya untuk pengadaan ketahanan pangan

17

d.
e.
f.
g.
h.

4.

Perbaikan lingkungan dan pemukiman
Teknologi Tepat Guna
Perbaikan kesehatan dan pendidikan
Pengembangan sosial budaya
Dan sebagainya yang dianggap penting

Tim Pelaksana Alokasi Dana Desa (ADD)

Dalam rangka pelaksanaan kelancaran pengelolaan Alokasi Dana Desa dibentuk Tim
Pembina Tingkat Kabupaten, Tingkat Pembina Tingkat Kecamatan dan Tim
Pelaksana Tingkat Desa.
a. Tim Pembina Tingkat Kabupaten
Menurut Soemantri (2011: 164) Tim Pembina Tingkat Kabupaten ditetapkan
dengan Keputusan Bupati dan mempunyai tugas sebagai berikut.
1. Merumuskan kebijakan pengelolaan Alokasi Dana Desa
2. Membina dan mensosialisasikan pengelolaan Alokasi Dana Desa
3. Menyusun rekapitulasi laporan kegiatan penggunaan Alokasi Dana
Desa

b. Tim Pembina Tingkat Kecamatan
Menurut Soemantri (2011: 164) Tim Pembina Tingkat Kecamatan ditentukan
oleh Camat dengan susunan sebagai berikut.
Penanggungjawab
Ketua
Sekretaris
Pemberdayaan Masyarakat

: Camat
: Sekretaris Camat
: Kepala Seksi yng membidangi
: 1. Kepala Seksi yang membidangi
Pemerintahan, 2. Kepala Seksi yang
membidangi Perencanaan, 3. Kepala
Seksi yang membidangi Prasarana
Umum

18

Menurut Soemantri (2011: 164) Tim Pembina Tingkat Kecamatan
mempunyai tugas sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.

Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pemantauan
kegiatan Alokasi Dana Desa
Memverifikasi proposal dan persyaratan lainnya
Mengadakan monitoring dan pengendalian kegiatan Alokasi Dana
Desa
Menyusun rekapitulasi laporan kemajuan kegiatan dan pelaporan
keuangan
Menyelesaikan permasalahan ditingkat desa dan melaporkan kepada
Tim Pembina Tingkat Kabupaten

c. Tim Pelaksana Tingkat Desa
Menurut Soemantri (2011: 165) Tim Pelaksana Tingkat Desa ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa dengan susunan sebagai berikut.
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota
Pelaksana Teknis

: Kepala Desa
: Sekretaris Desa
: Kepala urusan yang membidangi Keuangan
: Kepala Urusan Terkait
: 1. LPM, 2. Tim Penggerak PKK Tingkat Desa,
3. Organisasi kepemudaan di Desa, 4.
Pemuka Agama/Adat, 5. Lembaga
Kemasyarakatan Lainnya yang ada di desa

C. Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Pengelolaan Keuangan Desa dalam APBDes oleh karena itu dalam
Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) harus memenuhi Prinsip
Pengelolaan Alokasi Dana Desa sebagai berikut:

19

1. Seluruh kegiatan yang didanai oleh Alokasi Dana Desa (ADD) direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan prinsip dari, oleh dan untuk
masyarakat.
2. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administratif, teknis
dan hukum.
3. Alokasi Dana Desa (ADD) dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat,
terarah dan terkendali.
4. Jenis kegiatan yang akan dibiayai melalui Alokasi Dana Desa (ADD) sengat
terbuka untuk meningkatkan sarana Pelayanan Masyarakat berupa Pemenuhan
Kebutuhan Dasar, Penguatan Kelembagaan Desa dan kegiatan lainnya yang
dibutuhkan Masyarakat Desa yang diputuskan melalui Musyawarah Desa.
5. Alokasi Dana Desa (ADD) harus dicatat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDesa) dan proses penganggarannya mengikuti mekanisme yang
berlaku.

Menurut Soemantri (2011: 158) rumus yang digunakan dalam Alokasi Dana Desa
sebagai berikut.
1.

2.

Azaz merata adalah besarnya bagian bagian Alokasi Dana Desa yang sama
untuk setiap desa, yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Minimal
(ADDM)
Azaz Adil adalah besarnya bagian Alokasi Dana Desa berdasarkan Nilai
Bobot Desa (BDx) yang dihitung dengan rumus dan variabel tertentu
(misalnya kemiskinan, keterjangkauan, pendidikan dasar, kesehatan dan
lain-lain), selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa Proporsional (ADDP)

Pengelolaan Alokasi Dana Desa semua proses harus dijalankan melalui musyawarah
desa. Mulai dari menggali kebutuhan, merencanakan APBDes (dimana ADD

20

termasuk didalamnya), pelaksanaan, pengawasan, serta evaluasi. Mekanisme yang
transparan dan melibatkan masyarakat ini membangun proses demokratisasi,
sehingga dapat mencapai tujuan untuk kesejahteran masyarakat desa. Menurut
Sahdan,dkk. (2006: 23) pengelolaan ADD harus menyatu di dalam pengelolaan
APBDes, sehingga prinsip pengelolaan ADD sama persis dengan pengelolaan
APBdes, yang harus mengikuti prinsip-prinsip good governance, yakni:
1. Partisipasif
Proses ADD, sejak perencanaan, pengambilan keputusan sampai sampai
dengan pengawasan serta evaluasi harus melibatkan banyak pihak, artinya
dalam mengelola ADD tidak hanya melibatkan para elit desa saja
(pemerintah desa, BPD, Pengurus LKMD/RT/RW ataupun tokoh-tokoh
masyarakat), tetapi juga harus melibatkan masyarakat lain seperti petani,
kaum buruh, perempuan, pemuda dan sebagainya.
2. Transparan
Semua pihak dapat mengetahui keseluruhan proses secara terbuka. Selain
itu, diupayakan agar masyarakat desa dapat menerima informasi mengenai
tujuan, sasaran, hasil, manfaat, yang diperolehnya dari setiap kegiatan yang
menggunakan dana ini.
3. Akuntabel
Keseluruhan proses penggunaan ADD, mulai dari usulan peruntukannya,
pelaksanaan
sampai
dengan
pencapaian
hasilnya
dapat
dipertanggungjawabkan di depan seluruh pihak terutama masyarakat desa.
4. Kesetaraan
Semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan ADD mempunyai hak dan
kedudukan yang sama.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 20 bahwa Pengelolaan Alokasi
Dana Desa merupakan satu kesatuan pengelolaan keuangan desa. Sejalan dengan hal
tersebut pengelolaan ADD di desa Gayau Sakti diselenggarakan meliputi proses
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban.

21

1.

Tahap Perencanaan

Menurut Sutarno (2004: 109), perencanaan diartikan sebagai perhitungan dan
penentuan tentang apa yang dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu
dimana menyangkut tempat, oleh siapa pelaku itu atau pelaksanaan tata cara
mencapai tujuan tersebut. Dari pernyataan tersebut perencanaan dapat diartikan
sebagai pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemusatan selanjutnya apa yang harus
dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Hal tersebut sesuai dengan Arikunto
(1993:38) aspek perencanaan,meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Apa yang dilakukan?
Siapa yang melakukan?
Dimana akan dilakukan?
Apa saja yang diperlukan agar tercapainya tujuan dapat dilakukan?
Bagaimana melakukannya?
Apa saja yang dilakukan agar tercapainya tujuan dapat maksimum ?

Pada prinsipnya perencanaan merupakan suatu proses yang tidak mengenal akhirnya
dan untuk mencapai hasil yang memuaskan maka harus mempertimbangkan kondisi
diwaktu yang akan datang. Pada hakekatnya perencanaan adalah sebuah proses yang
penting dan menentukan keberhasilan suatu tindakan (Suharto, 2010: 71). Dengan
demikian, kunci keberhasilan dalam pengelolaan atau manajemen tergantung dalam
proses perencanaannya. Apabila jika gagal merencanakan maka kita merencanakan
gagal.

Perencanaan pada dasarnya merupakan usaha secara sadar, terorganisir dan terus
menerus dilakukan guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif yang
ada untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pemaparan konsep di atas dapat

22

dikatakan bahwa perencanaan menunjuk pada kegiatan-kegiatan pelayanan yang
dilakukan suatu instansi untuk mensejahterakan anggotanya. Setiap perencanaan
dibuat mengikuti tahapan tertentu. Tahapan tersebut biasanya berbeda-beda
tergantung pada jenis perencanaan, tujuan perencanaan dan konteks perencanaan
(Suharto, 2010: 75).

Dalam tahap perencanaan meliputi identifikasi masalah, penentuan tujuan dan
penyusunan dan pengembangan rencana kegiatan (Suharto, 2010: 75). Identifikasi
masalah erat kaitannya dengan kebutuhan. Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai
kekurangan yang mendorong masyarakat untuk mengatasinya (Suharto, 2010: 76).
Penentuan tujuan dapat menjadi target yang menjadi dasar bagi pencapaian
keberhasilan program. Selanjutnya penyusunan dan pengembangan rencana program,
para perencana (stakeholders) bersama-sama menyusun pola rencana intervensi dan
komprehensif. Pola ini menyangkut tujuan-tujuan khusus, strategi-srategi, tugas-tugas
dan prosedur yang ditujukan untuk membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan
pemecahan masalah (Suharto, 2010: 78).

Berdasarkan penjelasan tentang konsep perencanaan, maka perencanaan dalam
penelitian ini dapat diartikan sebagai suatu cakupan tindakan atau kegiatan pelaku
(Pengelola ADD) dengan maksud tujuan tertentu yakni untuk memecahkan masalah
yang ada dan memberikan solusi secara nyata berupa program-program untuk
memecahkan masalah tersebut. Perencanaan yang dimaksud dalam konteks ini adalah
perencanaan yang dilakukan oleh Tim Pelaksana ADD Desa Gayau Sakti dalam
pengelolaan Alokasi Dana Desa.

23

Penyusunan rencana kerja dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) meliputi
kegiatan sebagai berikut.
a.

Pembentukan kelembagaan Pengelola Alokasi Dana Desa
Untuk mengelola ADD, desa harus mempersiapkan kelembagaan yang
terdiri dari Tim Pelaksana, Tim Pengawas dan Tim Evaluasi secara khusus.
Tim-tim tersebut dibutuhkan agar ADD dapat dikelola dengan baik dan
sesuai dengan kepentingan masyarakat.

b.

Kepala desa mengadakan sosialisasi pelaksanaan ADD dan membentuk Tim
Pelaksana ADD yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa sesuai
kebutuhan peraturan yang berlaku.

c.

Kepala Desa dan Perangkat Desa membuat rencana detail tentang
penggunaan Alokasi Dana Desa untuk penyelenggaraan pemerintahan.

d.

Kepala Desa bersama LPMD dan tokoh masyarakat membuat rencana detail
tentang Alokasi Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat termasuk
rencana biaya, kelompok sasaran, kebutuhan material dan tenaga dari
masyarakat dan lain-lain sesuai kebutuhan yang berlaku. Dalam hal ini Tim
Pelaksana ADD Desa Gayau Sakti bersama-sama dengan masyarakat
mengidentifikasi masalah yang paling dibutuhkan yang selanjutnya
diimplemntasikan dalam program yang akan didanai oleh ADD.

e.

Kepala desa menuangkan kegiatan yang didanai ADD dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).

24

2. Tahap Pelaksanaan

Menurut Rue dan Byars (2006: 6) Organizing is grouping activities, assigning
activities an providing the authority necessary to carry out the activities
(pengorganisasian merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan penugasan kegiatankegiatan penyediaan keperluan, wewenang untuk melaksanakan kegiatannya.
Pelaksanaan atau Organizing dapat diartikan sebagai implementasi dari perencanaan
dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan
satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masingmasing untuk dapat mewujudkan tujuan

Pelaksanaan atau pengorganisasian juga dapat diartikan sebagai proses membagi
kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada
orang yang sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan (Fattah, 2008:
71). Jadi setelah melaksanakan perencanaan maka langkah selanjutnya adalah
pengorganisasian, dalam hal ini harus jelas siapa yang menjalankan dan yang
dijalankan, agar semuanya berjalan dengan lancar.

Tahap pelaksanaan program intinya menunjuk pada perubahan proses perencanaan
pada tingkat abstraksi yang lebih rendah. Penerapan kebijakan atau pemberian
pelayanan merupakan tujuan, sedangkan operasi atau kegiatan-kegiatan untuk
mencapainya adalah alat pencapaian tujuan (Suharto, 2010: 79).

25

Berdasarkan konsep pelaksanaan di atas, tahap pelaksanaan dalam penelitian ini
adalah proses melaksanakan program-program maupun keputusan-keputusan, baik
berupa keputusan dari atas maupun keputusan yang diambil bersama guna
dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran atau tujuan. Maka dapat ditegaskan
bahwa tahap pelaksanaan ADD pada penelitian ini adalah kegiatan pencairan dan
penyaluran ADD secara bertahap dan selanjutnya pelaksanaan program-pgoram
kegiatan yang didanai oleh ADD tersebut. Sejalan dengan hal tersebut dalam
Peraturan Menteri N

Dokumen yang terkait

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN ALOKASI DANA DESA DALAM PROSES PEMBANGUNAN DI DESA DASRI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013

3 86 119

ANALISIS AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) (Studi Pada Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang)

0 4 23

EVALUASI PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN DESA (Studi Pada : Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang)

7 37 21

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA (DD) DAN ALOKASI DANA DESA (ADD) (Studi pada Wilayah Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo)

15 106 15

ANALISIS AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) (Studi Pada Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

1 24 16

THE INFLUENCE OF SUPERVISION BY VILLAGE COUNCIL TOWARD PERFORMANCE OF VILLAGE CHIEF (Study on Daya Sakti Village Tumijajar District West Tulang Bawang Regency)

0 9 16

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) (Studi Pada Desa Riau Periangan Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah)

0 7 55

PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA (Studi di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah)

19 116 106

VILLAGE FUND ALLOCATION MANAGEMENT IN VILLAGE BUILDING 2013 ( A Study in Gayau Sakti Village Subdistrict Seputih Agung District Lampung Tengah) PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DALAM PEMBANGUNAN PERDESAAN TAHUN 2013 (Studi pada Desa Gayau Sakti Kecamat

3 30 82

PENGAWASAN BADAN PERMUSYARAWARATAN DESA (BPD) WARINGIN JAYA TERHADAP PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN 2013

1 34 70