2
komunikasi produk terutama pada produk enting-enting gepuk dengan merek baru. Hal ini didasari bahwa produk tersebut merupakan produk asli
Kota Salatiga dan belum banyak produsen melakukan proses komunikasi produk melalui media promosi kepada konsumen.
Kendala yang penulis hadapi pada proses ini adalah ketika mencari data jumlah produsen enting-enting gepuk di Kota Salatiga. Untuk
mengetahui data tersebut penulis harus mencoba mengkonfirmasi ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Salatiga. Disinilah dibutuhkan sebuah
pemahaman mengenai prosedur penelitian yang harus dilalui sebab hal tersebut membutuhkan tenggat waktu yang tidak singkat. Kendala lain
adalah ketika merumuskan media promosi yang tepat untuk diaplikasikan pada produk enting-enting gepuk di Kota Salatiga. Langkah yang
kemudian penulis ambil adalahproses konstruksi data. Hal ini dilakukan guna menemukan celah yang tepat untuk dijadikan sebagai media promosi
enting-enting gepuk. Pada tahap ini penulis mengagas penggunaan media periklanan lini bawah yaitu penggunaan media kemasan enting-enting
gepuk serta perubahan bentuk dasar enting-enting gepuk sebagai media promosi. Alasan utama pemilihan media promosi tersebut adalah
berpotensi untuk dijadikan media promosi jangka panjang dan dapat membentuk identitas terhadap merek tertentu. Inilah yang kemudian
menjadi gagasan yang menjadi bahan penulis untuk dipersuasikan kepada produsen enting-enting gepuk yang ada di Kota Salatiga.
5.2 Tahap Persuasi
Tahapan persuasi ini merupakan tahapan dimana konstruksi ide penulis terhadap produk enting-enting gepuk dipaparkan kepada produsen
enting-enting gepuk di Kota Salatiga dan mencapai sebuah kesepakatan kerjasama. Bukan hal yang mudah ketika melakukan persuasi kepada
produsen enting-enting gepuk yang ada di Kota Salatiga. Pada proses ini penulis harus mempersiapkan logika yang tepat serta kesiapan mental
sebab, pada fase ini penulis telah terhubung kedalam dunia profesional
3
dimana, tidak menutup kemungkinan idealis ilmiah advertising penulis dan idealis profesional produsen enting-enting gepuk di kota Salatiga
berbenturan atau bahkan idealis ilmiah penulis cenderung menjadi lemah. Berbagai diskusi serta pertemuan akhirnya diperoleh sebuah
kesepakatan untuk melakukan rebranding produk enting-enting gepuk miliki home industry Dewa Rejeki. Adapun alasan penulis untuk
melakukan kesepakatan kerjasama adalah bahwa produsen enting-enting gepuk Dewa Rejeki belum memiliki pemahaman yang mendalam seputar
dunia periklanan termasuk didalamnya strategi periklanan yang efektif dan efisien. Sejak berdiri pada tahun 2009, belum pernah sekalipun produsen
enting-enting gepuk melakukan komunikasi produk kepada segmentasi yang disasar. Upaya serta gagasan yang penulis paparkan bahwa perlu
adanya diferensiasi produk pada produk enting-enting gepuk mendukung upaya profesional produsen enting-enting gepuk Dewa Rejeki yang
memperluas pengembangan wilayah pemasaran hingga Kota Boyolali, Kota Magelang serta upaya barter produk hingga ke kota-kota besar di
Indonesia.
5.3 Perencanaan Iklan
5.3.1 Analisis Situasi
Setelah penulis menemukan media yang tepat sebagai media promosi serta memiliki fokus merek yang hendak dilakukan proses branding maka, tahap
selanjutnya adalah menganalisi situasi enting-enting gepuk secara lebih mendalam. Penulis mengadakan riset tahap II yang sekaligus membantu
penulis menciptakan filosofi dan merancang pola media promosi yang telah dipilih. Berbagai masukan serta saran penulis konstruksi sehingga untuk
memunculkan ide rancangan media promosi penulis melakukan riset tahap II. Pada riset tahap II, penulis melakukan wawancara dengan mengajukan
pertanyaan pada informan key yang berkaitan dengan permasalahan enting- enting gepuk. Informan key tersebut diantaranya adalah:
4
1. Produsen enting-enting gepuk
Proses wawancara ini dilakukan dengan produsen enting-enting gepuk Dewa Rejeki. Hal ini dilakukan untuk menemukan data serta fakta dari
sudut pandang pelaku bisnis yang berkaitan dengan kondisi pemasaran enting-enting gepuk, kualitas enting-enting gepuk, tingkat penjualan
enting-enting gepuk, serta kendala serta peluang yang ada pada industri enting-enting gepuk di Kota Salatiga.
2. Konsumen
Proses wawancara dengan konsumen penulis lakukan untuk menemuan data serta fakta dari sudut pandang konsumen yang berkenaan dengan
berbagai pendapat konsumen tentang enting-enting gepuk, keputusan pembelian konsumen, enting-enting gepuk yang ideal, daya beli konsumen
serta berbagai evaluasi mengenai enting-enting gepuk di Kota Salatiga. 3.
Pedagang Proses waancara dengan pedagang enting-enting gepuk digunakan untuk
mendapat data serta fakta dari sudut pandang pedagang seputar keputusan pembelian, selera konsumen, kapan masyarakat membeli
produk serta kondisi jual beli produk enting-enting gepuk di Kota Salatiga.
Terdapat begitu banyak strategi komunikasi guna mengenalkan produk kepada konsumen. Untuk menentukan strategi komunikasi yang tepat
diperlukan suatu analisis situasi guna memahami kondisi pasar enting-enting gepuk. Analisis situasi menyajikan seluruh fakta relevan tentang sejarah,
pertumbuhan, produk dan jasa, volume penjualan, pangsa pasar, status kompetitif kekuatan dan kelemahan, serta informasi relevan lain tentang
perusahaan. Riset kedua ini penulis mengkonstruksi jawaban pada tabel dan juga mengklasifikasikan data lapangan dengan teknik analisis SWOT. SWOT
merupakan akronim dari kekuatan strength,, kelemahan weakness, kesempatan oppurtunity, dan ancaman threat. Melalui tahapan riset II,
penulis menemukan satu media baru yang dapat dijadikan peluang untuk dijadikan media promosi yakni berupa media promosi postcard. Hal ini
5
dikarenakan pada nyatanya daya beli konsumen tinggi ketika hari raya tertentu. Apresiasi yang baik kepada konsumen melalui media postcard dapat terungkap
melalui media postcard tersebut. Berikut analisis SWOT yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan
produsen enting-enting gepukenting–enting gepuk Dewa Rejeki, konsumen enting-enting gepuk, dan pedagang enting-enting gepuk serta pengamatan
terhadap fenomena yang terjadi terkait dengan enting-enting gepuk di Kota Salatiga. Hasil terurai pada bagan berikut.
6
STRENGHT
1. Dikenal
sebagai olahan pangan yang
khas Kota Salatiga. 2.
Menjadi primadona
buah tangan. 3.
Diinovasi dengan
banyak pilihan rasa. 4.
Mudah dijumpai
diseluruh wilayah Kota Salatiga.
5. Tersedia
dengan banyak pilihan merek
dan harga
sehingga pembeli
dapat menyesuaikan
sesuai kemampuan
ekonominya. 6.
Terdapat kemasan
ekonomis isi 3 pack. 7.
Digemari karena
memiliki rasa
yang enak dan manis.
WEAKNESS
1. Banyaknya merek enting-
enting gepuk membuat konsumen
bingung dalammenentukan
pembelian. 2.
Visualisasi dan bentuk enting-enting
hampir serupa
antar merek
sehingga, tidak
ada pembeda
yang dapat
dilihat secara signifikan. 3.
Enting-enting gepuk
belum menjadi primadona pada saat suguhan dihari
raya. 4.
Masyarakat masih
cenderung membeli merek
OPPURTUNITY
1. Banyak konsumen yang rela
pergi ke Kota Salatiga untuk membeli
enting-enting gepuk.
2. Belum banyak produsen
enting-enting gepuk
melakukan proses
komunikasi produk kepada konsumen.
3. Sudah dikenal oleh banyak
kalangan baik
didalam maupun diluar kota.
4. Persebaran
enting-enting gepuk
sudah menembus
berbagai kota
seperti Boyolali,
Magelang, Semarang, Bandung, Jakarta,
dan kota lainnya.
THREAT
1. Enting-enting gepuk sudah
ditarik ke industry pabrik yang
diproduksi secara
masal. Dikemas
dengan tampilan
yang berbeda
tetapi memiliki
konsep yang
hampir serupa
sehingga, dikhawatirkan
enting-enting gepuk
akanmemudarkan identitas serta asal-usul sejarahnya.
2. Bukan hanya di Kota
Salatiga enting-enting
gepuk diproduksi tetapi, juga diproduksi di kota lain
seperti di Kota Yogyakarta.
BAGAN 5.1 Analisis SWOT’s
7
5.3.2 Decision Making
a. Tujuan
Adapun tujuan yang dari perancangan ulang enting-enting gepuk Salatiga ini adalah to add value
atau menambah nilai-nilai tertentu yaitu nilai praktis dan nilai estetik yang belum dimiliki oleh enting-enting gepuk merek lain di Kota
Salatiga.Penambahan nilai pada produk digunakan agar konsumen mulai sadar dan memahami produk pula timbul perasaan suka dan memiliki kecenderungan untuk
memilih produk tersebut. b.
Audiensi Sasaran b.1 Targeting Market
Berhubungan dengan segmentasi geografis yang membagi pasar menjadi unit- unit yang berbeda, semisal; wilayah, negara, kota. Selain itu juga berhubungan
dengan segmentasi demografis yang merupakan pasar dikelompokan berdasarkan variabel- variabel pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, jumlah
penduduk, usia, ukuran keluarga, pekerjaan, agama, ras, kewarganegaraan dan kelas sosial.
b.2 Target Audience Berkaitan dengan segmentasi psikografis yang mengelompokan pasar dalam
variabel gaya hidup, nilai, dan kepribadian. Berikut data dari target market dan target audience yang penulis tetapkan sehubungan
dengan proses branding enting-enting gepuk Dewa Rejeki. Tabel 5.2
Target Market Target Audience Enting-Enting Gepuk
Segmentasi Demografis
1. Gender : Laki – laki Perempuan.
2. Usia : 17 tahun hingga 56 tahun.
3. SES : A – B
4. Pekerjaan : Semua latar belakang pekerjaan.
Segmentasi Geografis
Secara geografis produk enting–enting gepuk mensasar konsumen yang berada diwilayah Kota Salatiga. Selain itu pula mensasar konsumen
8
yang berasal dari berbagai kota yang berkunjung di Kota Salatiga. Kota Salatiga merupakan kota yang berada didataran tinggi yang terletak
diwilayah provinsi Jawa Tengah. Wilayah Kota Salatiga memiliki iklim yang dingin dan berudara sejuk karena letaknya yang berada pada
lembah gunung Merbabu. Segmentasi
Psikografis 1.
Mensasar konsumen yang menyukai kuliner khas dari suatu daerah. 2.
Mensasar konsumen yang menyukai panganan manis dan berbahan dasar kacang.
3. Mensasar konsumen yang gemar memberikan oleh – oleh yang
khas kepada keluarga jauh, teman, kolega, atau kerabat. 4.
Mensasar konsumen yang gemar melakukan wisata kuliner.
c. Strategi Media
Setelah memahami situasi mengenai enting-enting gepuk Salatiga, merupakan saat yang tepat untuk mulai merencanakan strategi media. Media promosi adalah sarana
yang digunakan untuk mengkomunikasikan suatu produk, jasa, image, perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas.Media promosi
yang penulis rancang lebih merujuk pada media promosi lini bawah yang mempunyai potensi untuk digunakan dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan media promosi
tersebut mampu untuk memberi nuansa atau cirikhas baru pada produk enting-enting gepuk sehingga, hal tersebut akan membentuk suatu identitas brand. Identitas baru
yang unik dengan memunculkan diferensiasi produk merupakan cara untuk membentuk brand awareness produk sehingga ketika enting-enting gepuk dengan
model perancangan yang baru diproduksi secara masal dan terus menerpa perhatian konsumen, dapat berpotensi untuk membentuk positioning yang baik pada konsumen
akan peoduk. Strategi media merupakan pemilihan media promosi yang akan diaplikasikan bagi
produk enting-enting gepuk Dewa Rejeki. Penggunaan media promosi yang penulis pilih merupakan media lini bawah bellow the line yaitu media promosi kemasan,
bentuk dasar enting-enting gepuk, dan media postcard.Pemilihan ketiga media ini merupakan strategi jangka panjang yang penulis rancang sebab dapat dipergunakan
9
dengan jangka waktu yang relatif lama.Hal ini dikarenakan sifat dari media promosi yang penulis pilih tidak seperti pada media promosi above the line yang cenderung
untuk terus diperbaharui pada jangka waktu tertentu.Media promosi yang penulis pilih merupakan pembentukan identitas produk dalam upaya membentuk brand
awareness yang baik pada segmentasi yang disasar.
d. Pendekatan Kreatif Media Promosi