Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

Data Populasi Penelitian Kelas Jumlah Peserta Didik VIIIA VIIIB 25 siswa 15 siswa Jumla h 40 siswa

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Arikunto, 2002 : 109. Sedangkan menurut Sudjana 2002 : 6 sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Namun disini 40 siswa itu semuanya di teliti maka sampel itu tidak ada. Penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam penelitian ini yaitu pengambilan secara acak. selanjutnya terpilih kelas VIIIB sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan strategi belajar peta konsep concept mapping, dan kelas VIIIA sebagai kelas kontrol yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data Sugiono, 2008 : 308. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Arikunto, 2002: 127. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif. Tes subjektif pada umumnya berbentuk esai uraian. Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Soal-soal bentuk esai biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 buah dalam waktu kira-kira 90 sd 120 menit. Soal bentuk esai ini menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Langkah-langkah membuat tes subjektif sebagai berikut:  Menyusun kisi-kisi soal kisi-kisi instrumen penilaian.  Membuat butir-butir soal.  Membuat kunci jawaban.  Menentukan skor jawaban.  Melakukan uji coba instrumen penilaian. a. Kelebihan tes subjektif  Mudah disiapkan dan dususun.  Tidak memberi kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan.  Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus.  Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.  Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan. b. Kelemahan tes subjektif  Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.  Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja terbatas.  Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif.  Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai.  Waktu untuk mengoreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. c. Cara mengatasi kelemahan tes subjektif  Pertanyaan ditulis dengan jelas, dan skor penilaian sebaiknya ditetapkan terlebih dahulu.  Sebaiknya dalam menyusun pertanyaan harus yang representatif dapat mewakili materi yang telah dipelajari siswa.  Menilai jawaban siswa secara adil sesuai dengan skor tiap soal yang ditentukan.  Dalam mengoreksi soal apabila jawaban siswa tidak sesuai kunci jawaban, sebaiknya tidak langsung disalahkan, tapi tetap diberi skor.  Sebaiknya dalam mengoreksi tes siswa, waktu telah dijadwalkan. Sehingga nilai siswa dapat diperoleh sesuai dengan waktunya. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar Matematika kelas VIII MTs Miftahul Ulum Gunung Kesan Karang Penang Sampang dengan model pembelajaran intreaktif dengan strategi belajar peta konsep concept mapping pada pokok bahasan fungsi tahun pelajaran 20132014 menggunakan tes bentuk subjektif. Pemakaian tes bentuk subjektif ini diharapkan dapat mengetahui apakah ada pengaruh strategi belajar peta konsep concept mapping terhadap prestasi belajar matematika. Sebelum digunakan sebagai pengumpul data, instrumen tes ini perlu diuji cobakan untuk mengetahui validitasnya, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Dan untuk menjaga suatu kerahasiaan suatu tes sebaiknya diuji cobakan pada sekolah lain. Dalam hal ini, peneliti mengadakan uji coba instrumen penilaian di sekolah MTs Al-Islah Aleran Pasanggar Pegantenan Pamekasan, maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut: a. Validitas Tes Menurut Arikunto 2002 : 144 mengemukakan: validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut; X ¿ 2 Y ¿ 2 ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ Y 2 – ¿ N ∑ ¿ ∑ ¿ ¿ X 2 – ¿ N ∑ ¿ ¿ √ ¿ r xy = N ∑ XY – ∑ X ∑ Y ¿ Arikunto, 2002 : 146 Keterangan: r xy = Koofisien korelasi antara variabel x dan variabel y X = Skor yang diperoleh n responden perbutir soal variabel X Y = Skor total yang diperoleh n responden dari keseluruhan soal variabel Y ∑ X = Jumlah variabel X ∑ Y = Jumlah variabel Y ∑ XY = Jumlah perkalian X dan Y ∑ X 2 = Jumlah kuadrat variabel X ∑ Y 2 = Jumlah kuadrat variabel Y X ∑ ¿ 2 ¿ = Jumlah variabel X dikuadratkan Y ∑ ¿ 2 ¿ = Jumlah variabel Y dikuadratkan N = Jumlah responden Setelah diperoleh r xy maka langkah selanjutnya adalah menguji valid tidaknya suatu soal. Suatu soal dikatakan valid jika r hitung r tabel dengan taraf signifikan 5. Kemudian mengadakan interpretasi mengenai koefisien korelasi tersebut ke kriteria yang telah ditetapkan. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut: 0,800r xy ≤1,000 : Sangat Tinggi 0,600r xy ≤0,800 : Tinggi 0,400r xy ≤0,600 : Cukup 0,200r xy ≤0,400 : Rendah 0,000r xy ≤0,200 : Sangat Rendah Menurut penafsiran penulis 0,000r xy ≤0,200 seharusnya 0,000 ≤r xy ≤0,200 . Dalam penelitian ini menggunakan interpretasi dari sangat rendah, rendah, cukup, tinggi dan sangat tinggi. b. Reliabilitas Tes Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto, 2002: 154. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal-soal adalah rumus alpha sebagai berikut: r 11 = K K−1 1− ∑ σ b 2 ∑ σ t 2 Arikunto, 2002 : 171 Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen ∑ σ b 2 = jumlah varians butir σ t 2 = varians total k = banyaknya butir pertanyaan Dengan data yang tertera dalam tabel, dicari varians tiap-tiap soal dahulu kemudian dijumlahkan dengan rumus yang kita kenal yaitu: σ 2 = ∑ X 2 − ∑ X 2 N N Arikunto, 2002: 160 Keterangan: σ 2 : Varians ∑ X 2 : Jumlah Kuadrat Skor Butir ∑ X : Jumlah Skor Butir N : Jumlah Siswa Setelah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya yaitu mengkonsultasikan dengan tabel r-product moment taraf signifikan 5. Jika r 11 r tabel maka instrumen tersebut reliabel. c. Tingkat kesukaran Untuk mengukur tingkat kesukaran dalam intrumen penilaian, maka rumus yang digunakan yaitu: Tk = n N × 100 Arikunto, 2003: 147 Keterangan: Tk : Tingkat kesukaran n : Jumlah responden yang mendapatkan skor dibawah setengah skor maksimum N : Jumlah responden. Tes dapat dianggap baik apabila memiliki tingkat kesukaran 10 hingga 90 dengan syarat tingkat kesukaran yang diperoleh bersifat keterangan. d. Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah Arikunto, 2002 : 211. Untuk mengetahui daya pembeda dari soal subjektif digunakan rumus sebagai berikut: D= NA−NB N t × 100 Joni, 1984 : 43 Keterangan: D = Daya Beda NA = Total nilai rill yang diperoleh kelompok atas NB = Total nilai riil yang diperoleh kelompok bawah N t = Nilai total maksimum yang diperoleh kelompok atas dan bawah. Mengenai daya pembeda menurut Joni 1984 : 43 menyatakan bahwa ”hal yang tidak bisa diampuni adalah soal-soal dengan indeks D yang negatif, sebab dalam melaksanakan tugasnya soal-soal semacam ini telah melakukan kekeliruan yang sangat besar yaitu salah tunjuk”. D : negatif semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

E. Teknik Analisis Data