EFFECT DISCIPLINE ON THE PERFORMANCE OF EMPLOYEE DEPARTMENT OF HUSBANDRY AND ANIMAL HEALTH LAMPUNG PROVINCE PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERTERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROPINSI LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

EFFECT DISCIPLINE ON THE PERFORMANCE OF EMPLOYEE DEPARTMENT OF HUSBANDRY AND ANIMAL HEALTH

LAMPUNG PROVINCE

by

PRANANDA GENTA REZA

Department of Animal Husbandry and Animal Health carry out tasks in the field of Husbandry and Animal Health in order to work well is determined by the quality and quantity of apparatus and work discipline employees. One indication and suspect low quality of the Civil Service is a breach of discipline is mostly done by the Civil Service in the Region. Development is being actively carried out in Indonesia often face many obstacles and problems are quite complex.

The method used is descriptive quantitative method. Data analysis was performed using the formula Product Moment Correlation Coefficients and Determinants with the help of SPSS (Statictic Program for Social Science). These results were obtained, r count r is greater than the table (0.598> 0.266). With the influence of the coefficient determinant showed that the magnitude of the effect of discipline on employee performance at the Department of Animal Husbandry and Animal Health Lampung province by 35.8% and the rest is influenced by other factors.


(2)

Health Lampung Province in middle category. From the calculation of the Product Moment Correlation of 0.598 according to the interpretation of the correlation between 0.400 to 0.599. Its meaning is a slight positive effect on employee discipline employee performance improvement. Hypothesis testing shows that the value of t count> t table at the 95% significance level with a ratio of 5.434> 1.673. This suggests that the effect of discipline on the performance of employees at the Department of Husbandry and Animal Health Lampung province is significant. It is meaningful work discipline is a factor that determines whether or not the employee's performance, the higher the level of discipline then the higher the performance of employees at the Department of Husbandry and Animal Health Lampung Province.

Keyword: Discipline and Employee Performance Department of Husbandry and Animal Health Lampung Province


(3)

ABSTRAK

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERTERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

PROPINSI LAMPUNG Oleh

PRANANDA GENTA REZA

Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan melaksanakan tugas dibidang Perternakan dan Kesehatan Hewan agar dapat berhasil dengan baik ditentukan oleh kualitas dan kuantitas aparaturnya serta kedisiplinan kerja pegawainya.Salah satu indikasi dan menduga rendahnya kualitas Pegawai Negeri Sipil adalah adanya pelanggaran disiplin yang banyak dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil di Daerah. Pembangunan yang sedang giat dilakukan di Indonesia sering mengalami banyak hambatan dan permasalahan yang cukup kompleks.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif Kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan rumus Korelasi Product Moment dan Koefisien Penentu dengan bantuan Program SPSS (Statictic Program for Social Science).Hasil penelitian ini yang didapat, r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel (0,598 > 0,266). Dengan koefisien penentu besarnya pengaruh penelitian diperoleh bahwa besarnya pengaruh disiplin


(4)

Kemudian berdasarkan korelasi koefisien diketahui bahwa tingkat pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung berada pada kategori sedang. Dari hasil perhitungan Korelasi Product Moment sebesar 0,598 maka menurut interpretasi adanya korelasi di antara 0,400 – 0,599. Maknanya adalah kedisiplinan pegawai berpengaruh posotif terhadap peningkatan kinerja pegawai. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung> t tabel pada taraf signifikan 95%

dengan perbandingan 5,434 > 1,673. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung adalah signifikan. Hal ini bermakna disiplin kerja merupakan faktor yang menentukan baik atau tidaknya kinerja pegawai, semakin tinggi tingkat disiplinnya maka akan semakin tinggi pula kinerja pegawai pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung.

Kata Kunci : Disiplin dan Kinerja Pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung


(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 22 September 1992. Penulis merupakan anak dua dari dua bersaudara, putra pasangan Bpk Apandi, S.Sos dan Ibu Trisni Rahartini, S.IP

Jenjang pendidikan penulis Sekolah Dasar di SDN 1 Raja Basa Raya yang diselesaikan pada tahun 2004. Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMPN 3 Lampung Selatan dan lulus dengan predikat lulus pada tahun 2007. Selanjutnya, penulis mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2010 dengan hasil ujian yang memuaskan.

Pendidikan dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi dengan mengikuti Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negri melalui jalur SNMPTN pada tahun 2010, dan diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung.


(10)

MOTO

Bila orang mulai dengan kepastian, dia akan berakhir dengan keraguan. Jika orang mulai dengan keraguan, dia akan berakhir dengan kepastian.

Francis Bacon

Jangan lihat masa lampau dengan penyesala, jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.

James Thurber

Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri.

Martin Vanbee

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai.


(11)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan tulisan ini kepada :

Ayahanda dan ibunda tercinta, atas penantiannya, pengorbanannya

dan do’a yang tulus tiada henti untuk keberhasilanku. Terimakasih

yang tak terhingga untuk segala cinta kasih yang telah diberikan

kepadaku.

Kakakku Mita yang selalu menanti keberhasilanku. Terimakasih

banyak atas dukungan moril maupun materil yang diberikan selama

ini.


(12)

SANWACANA

Assalamualaikum, wr. wb.

Alhamdulilah segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayahnya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H selaku Dosen Pembimbing Skripsi

terimakasih atas bimbingan, arahan dan kesabarannya serta masukan yang telah diberikan kepada penulis.

4. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Dosen Pembahas penulis yang telah bersedia untuk membimbing dan memberikan arahan, masukan, semangat akan kehidupan serta saran kepada penulis.


(13)

6. Ibu F. Trisni Rahartini, S.IP selaku staf Bidang Akademik FISIP yang telah membantu dalam segala hal menyangkut perkuliahan dan penyusunan skripsi. 7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 8. Seluruh jajaran Dosen di FISIP UNILA, seluruh staff Tata Usaha dan pegawai

di FISIP dan Jurusan Ilmu Pemerintahan.

9. Kepada Bapak Zulkifli Umar Selaku Sekertaris Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung yang sudah diberikan izin melakukan penelitian, dan seluruh pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung.

10. Kepada Papah dan Mamah tercinta terima kasih atas dorongan, doa dan kasih sayangnya selama ini serta bantuannya selama ini.

11. Kepada Kakak Mita yang selalu memberikan semangat dan bantuannya terima kasih banyak.

12. Terimakasih kepada Anta, Ali, Andrialius, Aris, Budi, Dani, Diki, Komang, Prasaputra, Rangga, Riendi, Ryan, Mirzan, Adit, Alam, Angga, Ricky, Rendra, Ikwan, Horizon, Leo, Ahlan, Devi, Siska, Eta, Yoan, Betti, Oktia, Eti, Anis, Tiara Anggina (bundo) dll dan seluruh angkatan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih banyak atas bantuannya, motivasinya dan kenangannya.

13. Terima kasih kepada bang Sigit 07, Dendri 08, Andri Marta 08, Edwin 08 mbak Yusi 09, Gusti 09, atas bantuannya.


(14)

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Bandar Lampung, 3 Juli 2014 Penulis,


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK. ... ii

COVER. ... vi

HALAMAN PENGESAHAN ... viii

SURAT PERNYATAAN ... ix

RIWAYAT HIDUP ... x

MOTTO ... xi

PERSEMBAHAN ... xii

SANWACANA ... xiii

DAFTAR ISI ... xvi

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xxi

I. PENDAHULUAN . ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Disiplin Pegawai ... 9

1. Pengertian Disiplin ... 9

2. Disiplin Pegawai Negeri Sipil ... 15

3. Indikator Disiplin Pegawai ... 16

4. Hukuman Disiplin Bagi Pegawai Negeri Sipil ... 17

B. Kinerja Pegawai... 19

1. Indikator Kinerja Pegawai... 25


(16)

III. METODE PENELITIA...31

A.TipePenelitian... 31

B. Definisi Konseptual ... 32

C. Definisi Operasional ... 33

D. Operasional Variabel ... 35

E. Lokasi Penelitian ... 36

F. Populasi dan Sampel ... 37

G.Teknik Pengumpulan Data ... 38

H.Teknik Pengelolaan Data ... 39

I. Teknik Analisis Data ... 40

J. Uji Validitas dan Reabilitas ... 41

1. Uji Validitas. ... 41

2. Uji Reabilitas. ... 42

K. Uji Hipotesis. ... 43

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN...45

A. Sejarah Singkat Dinas Perternakan Dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung ... 45

B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung ... 52

C. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung ... 54

D. Pembagian Tugas dan Fungsi Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung ... 57

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...62

A. Identitas Responden ... 62

1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ... 62

2. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur ... 63

3. Identitas Responden Menurut Pendidikan Terakhir ... 64

4. Identitas Responden Menurut Golongan ... 65

B. Disiplin Pegawai ... 65

1. Disiplin Waktu ... 66

2. Disiplin Kerja dan Adminitrasi ... 73

3. Disiplin Berpakaian ... 80

C. Kinerja Pegawai... 86

1. Produktivitas ... 86

2. Kualitas Layanan ... 88

3. Responsivitas ... 91

4. Responbilitas ... 93

5. Akuntabilitas ... 95

D. Kategorisasi Jawaban Responden ... 98

1. Kategorisasi Jawaban Responden Variabel Disiplin... 98

2. Kategorisasi Jawaban Responden Variabel Kinerja Pegawai ... 100


(17)

4. Uji Reabilitas Variabel Kinerja. ... 104

F. Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung ... 104

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 114

A. Simpulan ... 114

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Definisi Operasional... 33

2. Operasional Variabel ... 36

3. Interpretasi Koefisien Korelasi ... 41

4. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ... 62

5. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur ... 63

6. Identitas Responden Menurut Pendidikan Terakhir ... 64

7. Identitas Responden Menurut Golongan ... 65

8. Responden Dalam Seminggu Tidak Masuk Kerja ... 66

9. Responden Tidak Mengisi Buku Hadir Absen ... 67

10.Responden Terlambat Datang Ke Kantor ... 68

11.Responden Meninggalkan Kantor Tanpa Izin Atasan ... 69

12.Responden Pulang Mendahului Jam Kantor ... 70

13.Responden Tidak Mengikuti Uapacara/apel yang dilaksanakan di Kantor... 72

14.Responden Menyelesaikan Pekerjaan Tidak Tepat Waktu Dan Sasaran ... 73

15.Responden Mengalami Keterlambatan Dalam Menyelesaikan Tugas Pekerjaan ... 74

16.Responden Melakukan Kesalahan Prosedur Kerja Di Kantor ... 76

17.Responden Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Kerusakan Peralatan Kantor ... 77

18.Responden melaksanakan pekerjaan di kantor di luar bidang kedinasan ... 78

19.Responden Tidak Mengikuti Kegiatan Rutin Di Kantor Sesuai Dengan Tata Tertib Kantor ... 79

20.Responden Berpakaian Ke Kantor Yang Tidak Sesuai Dengan Pakaian Dinas Yang Sudah Ditentukan ... 80

21.Responden Tidak Mengenakan Aksesoris Yang Melekat Pada Pakaian Dinas ... 82

22.Responden Tidak Mengenakan Pakaian Dinas (Hansip) Setiap Hari Senin ... 83


(19)

Ke Kantor ... 85

25.Responden Mampu Melaksanakan Pekerjaan Sesuai Dengan Waktu Yang Ditetapkan ... 86

26.Responden Memiliki Kemampuan Untuk Melaksanakan Pekerjaan Secara Efektif dan Efesien, Khususnya Kepada Masyarakat ... 87

27.Responden Memiliki Kemampuan Untuk Bersikap dan Berperilaku yang Baik Dalam Bekerja ... 88

28.Responden Memiliki Kemampuan Dalam Memberikan Pelayanan Yang Maksimal Kepada Masyarakat ... 90

29.Responden Sudah Berhasil Memenuhi Kebutuhan Yang Sesuai Dengan Aspirasi Masnyarakat ... 91

30.Responden Mampu Melaksanakan Pekerjaan Sesuai Dengan Sasaran Yang Telah Ditetapkan ... 92

31.Responden Selama ini, Dalam Melaksanakan Pekerjaan Sesuai Dengan Pokok Dan Fungsi ... 93

32.Responden Sudah Melakukan Pelayanan Kegiatan Dengan Baik Dan Benar... 94

33.Responden Mampu Mempertanggung Jawabkan Hasil Pekerjaan Anda Kepada Atasan ... 95

34.Responden Mampu Bertanggung Jawab Untuk Menyelesaikan Semua Pekerjaan Yang Dibebankan Kepadanya ... 96

35.Skala Interval Variabel Disiplin. ... 99

36.Kategori Disiplin Pegawai pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung. ... 99

37.Skala Interval Variabel Kinerja. ... 100

38.Kategori Kinerja Pegawai pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung. ... 101

39.UjiValiditas Variabel Disiplin... 102

40.Nilai Reabilitas Variabel Disiplin. ... 103

41.Uji Validitas Variabel Kinerja. ... 103

42.Nilai Reabilitas Variabel Kinerja. ... 104

43.Hasil Perhitungan dengan Menggunakan Program SPSS. ... 105


(20)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Kerangka Pikir ... 29 2. Struktur Organisasi Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi


(21)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan sumber daya manusia sedang menjadi perhatian yang serius akhir-akhir ini karena dianggap sebagai alternatif pemecahan utama dan pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada beberapa kalangan yang berpendapat bahwa sumber daya manusia merupakan hal terpenting yang menentukan hasil akhir dari proses pembangunan.

Sumber daya manusia mempunyai peranan penting baik secara perorangan atau pun kelompok, dan sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas kelancaran jalannya kegiatan sebuah organisasi, bahkan maju mundurnya organisasi ditentukan oleh keberadaan sumber daya manusianya. Untuk itu setiap organisasi perlu memperhatikan dan mengatur keberadaan pegawainya sebagai usaha meningkatkan kinerja yang baik.

Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu pegawainya. Setiap organisasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawai, dengan harapan apa yang menjadi tujuan organisasi akan tercapai. Di era pembangunan yang sedang berlangsung di Indonesia, terlihat tuntutan tugas bagi semua pihak yang terlibat dalam pembangunan itu semakin berat. Baik dikalangan pusat maupun daerah, semakin terasa perlunya penyelesaian tugas umum pemerintahan. Demikian juga dengan


(22)

Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas pokok yaitu dalam bidang perternakan dan kesehatan hewan yang menjadi kewenangannya dan tugas lain sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Salah satu hal yang diperlukan agar aparatur pemerintahan dapat berjalan dengan baik dalam pembangunan nasioanal adalah adanya disiplin kerja yang tinggi dari aparatur pemerintah. Adanya disiplin yang tinggi maka akan meningkatkan prestasi kerja dalam setiap melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya.

Pendayagunaan aparatur negara terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas, efisiensi pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan kesejahteraan aparat sangat di perhatikan dalam menunjang pelaksanaan tugas. Undang-Undang Pokok Kepegawaian yaitu Undang – Undang No. 8 Tahun 1974 telah dirubah melalui UU No.43 Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil, dan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri adalah suatu landasan hukum untuk menjamin pegawai negeri dan dapat di jadikan dasar untuk mengatur penyusunan aparatur negara yang baik dan benar.

Usaha dalam mencapai tujuan nasional diperlukan adanya pegawi negeri yang penuh kesetian dan ketaatan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna, berkualitas tinggi, mempunyai kesadaran tinggi akan


(23)

tanggung jawabnya sebagai aparatur negara, abdi negara, serta abdi masyarakat.

Menurut Ladzi Safroni (2012: 70) ada tujuh hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pelayanan, namun yang paling signifikan untuk diterapkan dalam lembaga pemerintah adalah sebagai berikut :

1) Fuction; kinerja primer yang di tuntut

2) Confirmance; kepuasan yang didasarkan pada pemenuhan persyaratan yang telah diterapkan

3) Reability; kepercayaan terhadap jasa dalam kaitannya dengan waktu 4) Serveabiliti: kemampuan untuk melakukan perbaikan apabila terjadi

kekeliruan

5) Adanya Assurance yang mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dipercaya yang memiliki staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.

Kelancaran pelaksanaan pemerintah dan pembangunan nasional terutama tergantung dari kesempurnaan aparatur negara dan kesempurnaan aparatur negara pada pokoknya tergantung dari kesempurnaan pegawai negeri. Pegawai negeri yang baik adalah pegawai negeri yang penuh kesetiaan pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan pemerintah serta bersatu padu, bermental baik, berdisiplin tinggi, berwibawa, berdaya guna, berkulitas tinggi dan sadar akan tanggung jawab sebagai unsur pertama dalam aparatur negara.

Salah satu indikasi dan menduga rendahnya kualitas Pegawai Negeri Sipil adalah adanya pelanggaran disiplin yang banyak dilakukan oleh Pegawai


(24)

negeri Sipil di Daerah. Pembangunan yang sedang giat dilakukan di Indonesia sering mengalami banyak hambatan dan permasalahan yang cukup kompleks. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidak tertiban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peningkatan disiplin dalam lingkungan aparatur negara adalah salah satu upaya untuk mengatasi ketidak tertiban tersebut.

Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja dalam sebuah organisasi, tindakan disiplin menuntut adanya hukuman terhadap karyawan yang gagal memenuhi standard yang ditentukan. Oleh karena itu tindakan disiplin tidak diterapkan secara sembarangan, melainkan memerlukan pertimbangan bijak.

Disiplin merupakan suatu proses yang negatif, yaitu suatu yang memaksa tingkah laku karyawannya yang bermasalah. Sikap seperti ini dapat menimbulkan perasaan ragu-ragu pada semua orang yang terlibat. Proses disiplin ini dapat digunakan sebagai sebuah kesempatan untuk membalik sebuah situasi yang bermasalah menjadi suatu yang menguntungkan semua pihak dan untuk mengubah perilaku serta bukan untuk menghukum karyawan yang bermasalah. Kenyataannya sebagian karyawan perilakunya sesuai dengan harapan organisasi, dan sebagian lain yang perilakunya cukup diterima, namun ada pula beberapa karyawan yang sering menimbulkan masalah walaupun tidak semuanya seperti itu.


(25)

Hasibuan (2000: 194) berpendapat bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan peraturan-peraturan yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga dia akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan baik yang tertulis maupun tidak. Sehingga seseorang akan bersedia mematuhi semua peraturan serta melaksanakan tugas-tugasnya secara sukarela maupun terpaksa.

http://berlinbeverly.wordpress.com/2013/05/17/tugas-metodelogi-penelitian/

di aksese tanggal 5 Februari 2014

Kemudian disiplin hasil, yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan beban dan tanggung jawab pegawai serta disiplin dalam hal kebersihan dan kerapian. Pegawai yang tidak memenuhi disiplin yang baik akan mendapatkan sanksi sesuai dengan tindakan indisipliner yang dilakukan pegawai, mulai dengan teguran secara lisan, peringatan tertulis sampai dengan pemberhentian. Solusinya yaitu dengan adanya sanksi/tindakan secara tegas bilamana seorang Pegawai Negeri Sipil terbukti melakukan pelanggaran disiplin yang tujuan memberikan efek jera dan shock terapi agar Pegawai Negeri Sipil yang lain tidak meniru atau melakukan pelanggaran yang lebih berat lagi.

Didalam organisasi pemerintahan, Pegawai Negri Sipil sebagai sumber daya manusia yang utama merupakan unsur aparatur negara yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan kesejahteraan umum. Hal tersebut menunjukkan


(26)

bahwa Pegawai Negri Sipil memegang peranan penting dan menentukan dalam mencapai kesejahteraan umum.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomer 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil menyatakan bahwa dalam Pasal 1 Ketentuan Umum Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak di taati atau dilanggar dijatuhi hubungan disiplin. Di dalam upaya mengoptimalkan peran Pegawai Negeri Sipil dalam bidang pemerintah, maka perlu dilakukan pengorganisasian pada kantor yang hakekatnya merupakan bagian dari dinamika organisasi dalam arti bahwa perkembangan yang terjadi menyebabkan tuntutan perkembangan tersebut.

Dewasa ini banyak sekali terjadi permasalahan pada Pegawai Negeri Sipil yaitu kendala yang dihadapi oleh seorang Pegawai Negeri Sipil dalam peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kurang tegasnya Sanksi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang serta lunturnya Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil yang mengakibatkan sebuah kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari tentang birokrasi dinyatakan bahwa mereka, Pegawai Negeri Sipil bekerja santai, pulang cepat dan mempersulit urusan. Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan melaksanakan tugas dibidang perternakan dan kesehatan hewan agar dapat berhasil dengan baik ditentukan oleh kualitas dan kuantitas aparaturnya serta kedisiplinan kerja pegawainya.


(27)

Namun dalam kenyataannya walaupun Kepala Dinas telah berusaha menerapkan disiplin kerja pegawainya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomer 53 tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, akan tetapi pelaksanaannya menduga masih ada pegawai yang belum menaati peraturan disiplin pegawai terutama dalam menaati ketentuan jam kerja kantor. Oleh karena itu diperlukan disiplin kerja yang baik, karena apabila disiplin kerja pegawai rendah maka akan menghambat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari pra riset yang saya lakukan dapat dilihat banyak pegawai yang tidak berada ditempat atau ruang kerja dan masih ada pegawai yang tidak masuk kerja .

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam tentang “Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan ini adalah “Seberapa Besar Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Besarnya Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung.


(28)

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari Penulisan ini adalah : 1) Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang ilmu pemerintahan khususnya berkaitan dengan disiplin dan kinerja pegawai.

2) Kegunaaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang berkaitan dengan disiplin dan kinerja pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung .

3) Kegunaan Akademis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Pegawai

1. Pengertian Disiplin

Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan yang berlaku. Disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara pegawai dengan peraturan yang telah di tetapkan. Dispilin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu di jatuhkan kepada pihak yang melanggar. Di dalam seluruh aspek kehidupan, dimanapun kita berada, dibutuhkan peraturan dan tata tertib yang mengatur dan membatasi setiap gerak dan perilaku. Peraturan-peraturan tersebut tidak ada artinya jika tidak ada komitmen dan sangsi bagi pelanggarnya.

Disiplin di lingkungan kerja sangat dibutuhkan, karena akan menghambat pencapaian tujuan organisasi tersebut. Oleh karena itu, pegawai dengan disiplin kerja yang baik, berarti akan dicapai pula suatu keuntungan yang berguna baik bagi organisasi maupun pegawai itu sendiri. Selain itu, harus mengusahakan agar peraturan itu bersifat jelas, mudah dimengerti, adil bagi seluruh karyawan dan pimpinan. Disiplin pegawai dalam manajemen sumberdaya manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, luput dari kekhilafan dan kesalahan. Oleh karena itu setiap


(30)

organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya, standar yang harus dipenuhi. Dengan kata lain disiplin pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Menurut Sondang P. Siagian (2008: 304) dikatakan bahwa terdapat dua jenis disiplin dalam organisasi, yaitu yang bersifat preventif dan korektif.

a. Pendisiplinan Preventif.

Pendisiplinan yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para karyawan untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai para karyawan berperilaku negatif.

b. Pendisiplinan Korektif.

Jika ada karyawan yang nyata-nyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya dikenakan sanksi disipliner. Berat atau ringannya suatu sanksi tentunya tergantung pada bobot pelanggaran yang telah terjadi. Artinya pengenaan sanksi diprakarsai oleh atasan langsung karyawan yang bersangkutan, diteruskan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir pengenaan sanksi tersebut diambil oleh pejabat pimpinan yang memang berwenang untuk itu.


(31)

Berikut beberapa pertanyaan dari para ahli tentang disiplin dan kinerja : Menurut Fathoni (2009: 172), disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Sedangkan Simamora (2006 : 610) menyatakan bahwa : “Disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur serta menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja didalam suatu organisasi.”http://msdm2.blogspot.com

diakses tanggal 10 Februari 2014

Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubieis (2007:122) mendefinisikan Disiplin kerja adalah sifat seseorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan organisasi tertentu, kedisiplinan sangat mempengaruhi kinerja karyawan atau perusahaan. http://www.slideshare.net/Ersha_Amanah

/hubungan-motivasi-kepuasan-kerja-disiplin-kerja-dan-kinerja-karyawan diakses tanggal 7 Juni 2014. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Malthis dan Jackson bahwa disiplin kerja berkaitan erat dengan perilaku karyawan dan berpengaruh terhadap kinerja. http://msdm2.blogspot.com/

diakses tanggal 10 Februari 2014.

Disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu organisasi atau perusahaan dan mempertahankan atau melangsungkan kehidupannya. Hal ini, disebabkan hanya dengan disiplin yang tinggi suatu organisasi dapat berprestasi tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Widjaja (1986:29), sebagai berikut: “Dengan perkataan lain disiplin adalah unsur yang penting yang


(32)

mempengaruhi prestasi dalam organisasi. Tidak ada organisasi yang berprestasi lebih tinggi tanpa melaksanakan disiplin dalam derajat yang lebih tinggi. Displin dalah suatu alat atau sarana bagi suatu organisasi untuk mempertahankan eksistensinya. Hal ini dikarenakan dengan disiplin yang tinggi, maka para pegawai atau bawahan akan mentaati semua peraturan-peraturan yang ada sehinggga pelaksanaan pekerjaan dapat sesuai dengan rencana yang telah ditentutukan. http://najasmileforyou.blogspot.com/2013/ 05/manajemen-sumber-daya-manusia-disilpin.html diakses tanggal 7 Juni 2014

Berdasarkan uraian di atas maka terdapat pengaruh antara disiplin kerja dengan kinerja. Artinya makin tinggi disiplin kerja seorang pegawai maka makin tinggi pula hasil kinerja pegawai tersebut. Demikian pula sebaliknya makin rendah disiplin kerja seorang pegawai maka makin rendah pula kinerja pegawai tersebut.

Salah satu hal yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah disiplin. Disiplin sendiri merupakan satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Oleh karena itu tanpa adanya disiplin, maka segala kegiatan yang akan dilakukan akan mendatangkan hasil yang kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan harapan. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya pencapaian sasaran dan tujuan organisasi atau perusahaan serta dapat juga menghambat jalannya program organisasi yang dibuat. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka dibutuhkan peningkatan kinerja pegawai agar dapat melaksanakan tugas yang ada sebaik mungkin, karena itu faktor disiplin kerja mempunyai


(33)

pengaruh serta peran yang penting terhadap peningkatan kinerja pegawai. Jika dilihat secara riil, faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan tugas sehari-hari para pegawai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan.

Singodimedjo dalam Sutrisno (2013: 86), mengatakan disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku di sekitarnya. Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati segala norma peraturan yang berlaku di organisasi. Disiplin sangat diperlukan baik individu yang bersangkutan maupun oleh organisasi. Contoh, seorang pesuruh di sebuah kantor yang terlambat datang, akibatnya ruangan kerja di kantor tersebut semuanya terkunci, sehingga kegiatan di kantor tersebut menjadi terganggu, karena tidak ada pegawai yang dapat melakukan aktivitasnya, sehingga mengganggu proses operasi di hari itu. Berdasarkan contoh tersebut dapat kita lihat bahwa ketidakdisiplinan seorang dapat merusak aktivitas organisasi.

Menurut Terry dalam Sutrisno (2013: 87), disiplin merupakan alat penggerak karyawan.agar tiap pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, maka harus diusahakan agar ada disiplin yang baik. Sedangkan menurut Latainer dalam Sutrisno (2013: 87), mengartikan disiplin sebagai suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada keputusan, peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan perilaku. Dalam arti sempit, biasanya dihubungkan


(34)

dengan hukuman. Padahal sebenarnya menghukum seorang karyawan hanya merupakan sebagian dari persoalan disiplin.

Selanjutnya bagi Beach dalam Sutrisno (2013: 87), disiplin mempunyai dua pengertian. Arti pertama, melibatkan belajar atau mengecetak perilaku dengan menerapkan imbalan atau hukuman. Arti kedua lebih sempit lagi, yaitu disiplin ini hanya bertalian dengan tindakan hukuman terhadap pelaku kesalahan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada peraturan dan ketetapan perusahaan. Hal ini dapat di katakan bahwa disiplin kerja adalah suatu kesediaaan seseorang untuk mematuhi dan menaati peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang berlaku baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Demikian juga pegawai yang mempunyai kedisiplinan akan mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengan kesadaran yang tinggi tanpa ada rasa paksaan. Pada akhirnya pegawai yang mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja yang baik bila dibanding dengan para pegawai yang bermalas-malasan karena waktu kerja dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.


(35)

Disiplin merupakan sebuah titik awal dari segala kesuksesan dalam rangka mencapai tujuan sebuah organisasi. Penerapan disiplin dalam suatu organisasi bertujuan agar semua pegawai yang ada dalam perusahaan tersebut bersedia dengan sukarela mematuhi serta mentaati setiap tata tertib yang berlaku tanpa ada paksaan. Disiplin kerja yang baik dapat dilihat dari tingginya kesadaran para pegawainya dalam mematuhi serta mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku, besarnya rasa tanggung jawab akan tugas masing-masing, serta meningkatkan efisiensi dan kinerja para pegawainya.

2. Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Pegawai adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau perusahaan dan sebagainya. Kepegawaian adalah sifat-sifat mengenai pegawai yakni segala sesuatu yang mengenai pegawai. Sumber daya manusia yang disebut disini salah satunya adalah Pegawai Negeri Sipil, yaitu Warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau tugas lainnya. Pegawai Negeri Sipil memiliki kedudukan yang sangat penting dan menentukan, di karenakan Pegawai Negeri Sipil adalah Aparatur Negara, Abdi Negara dan Abdi Masyarakat serta pelaksana pemerintah dalam penyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan sebagai usaha mewujudkan tujuan nasional. Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional tergantung dari kemampuan Aparatur Negara dan kesempurnaan Pegawai Negeri Sipil.


(36)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010 pasal 1 bahwa Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin dan Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.

3. Indikator Disiplin Pegawai

Menurut Alfred R. Lateiner dalam Imam Soejono (1983: 72), umumnya disiplin kerja dapat diukur dari 3 indikator yaitu :

1. Disiplin waktu

Disiplin waktu disini diartikan sebagai sikap atau tingkah laku yang menunjukkan ketaatan terhadap jam kerja yang meliputi : kehadiran dan kepatuhan pegawai pada jam kerja, pegawai melaksanakan tugas dengan tepat waktu dan benar.

2. Disiplin Peraturan dan Berpakain

Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar tujuan suatu organisasi dapat dicapai dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sikap setia dari pegawai terhadap komitmen yang telah ditetapkan tersebut. Kesetiaan disini berarti taat dan patuh dalam melaksanakan perintah dari atasan dan peraturan, tata tertib yang telah ditetapkan, serta ketaatan pegawai


(37)

dalam menggunakan kelengkapan pakaian seragam yang telah ditentukan organisasi atau lembaga.

3. Disiplin Tanggung Jawab Kerja

Salah satu wujud tanggung jawab pegawai adalah penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang sebaik-baiknya sehingga dapat menunjang kegiatan kantor berjalan dengan lancar. Serta adanya kesanggupan dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang

pegawai. http://id.scribd.com/doc/199333639/Pengaruh-Pegawasan-Thp- Disiplin-Kerja-Pegawai di akses tanggal 31 januari 2014

4. Hukuman Disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil

Hukuman disiplin yaitu untuk memperbaiki dan mendidik pegawai negeri sipil yang melakukan pelanggaran disiplin, oleh karenanya setiap pejabat wajib memeriksa terlebih dahulu kepada pegawai yang melakukan pelanggaran tersebut.

Oleh sebab itu dalam Peraturan Pemerintah Nomer 53 tahun 2010 dalam pasal 7 disebutkan tingkat dan hukuman disiplin yaitu :

1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :

a) Hukuman disiplin ringan

b) Hukuman disiplin sedang, dan

c) Hukuman disiplin berat

2. Jenis hukuman disipilin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari :


(38)

a) Teguran lisan

b) Teguran tertuli, dan

c) Pernyataan tidak puas secara tertulis

3. Jenis hukuman disipilin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari :

a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun

b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

c) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun

4. Jenis hukuman disipilin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari :

a) Penurunan pangkat setinglat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

b) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah

c) Pembebasan dari jabatan

d) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pns


(39)

B. Kinerja Pegawai

Konsep kinerja pada dasar nya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut. Bastian (2001: 329).

Pendapat lain tentang kinerja, seperti yang dikemukakan oleh Widodo (2006: 78) mengatakan bahwa kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang di harapkan. Dari definisi di atas maka dalam melakukan dan menyempurnakan suatu kegiatan harus didasari dengan rasa tanggung jawab agar tercapai hasil seperti yang diharapkan. Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan tugas organisasi, baik itu dalam lembaga pemerintahan maupun swasta. Kinerja berasal dari bahasa job performance atau actual perpormance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang atau suatu institusi). Berikut pengertian kinerja menurut Mangkunegara (2007: 9) mengatakan bahwa: “kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Aparatur sebagai pelayan masyarakat, harus memberikan pelayanan terbaik untuk mencapai suatu kinerja. Kenyataannya untuk mencapai kinerja yang diinginkan tidaklah mudah, banyak


(40)

hambatan-hambatan yang harus dilewati. http://www.slideshare.net/turinodjunaidi73/ hubungan-disiplin-dengan-kinerja-pegaweai diakses tanggal 7 Juni 2014.

Menurut Alex S. Nitisemito (1996: 96) Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Sedangkan kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan. Meskipun semangat kerja tidak mesti disebabkan oleh kegairahan kerja, tetapi kegairahan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap semangat kerja. Jadi apabila Aparatur mampu meningkatkan juga semangat dan kegairahan kerja maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, absensi akan dapat diperkecil dan sebagainya. Faktor lain yang juga mempengaruhi semangat dan gairah kegairahan kerja adalah lingkungan kerja.

Lingkungan kerja bukan hanya sekedar berpengaruh terhadap semangat dan kegairahan, kerja melainkan seringkali pengaruhnya cukup besar. Lingkungan kerja menurut Alex S. Nitisemito (1996: 109) adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Definisi kinerja menurut Irham Fahmi (2011: 2) adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama periode waktu. Secara lebih tegas (Amstron dan Baron, 1998: 15) mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan staregis organisasi.


(41)

Lebih jauh Indra Bastian menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi.

Menurut John Witmore dalam Coaching for Performance (1997: 104) “kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang atau suatu perbuatan, suatau prestasi, suatu pameran umum keterampilan”. Selanjutnya menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001: 78), “menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”. Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003: 223) “kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Maluyu S.P. Hasibuan (2001: 34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas percakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

http://id.scribd.com/doc/97171931/ Indikator-Kinerja diakses tanggal 25

januari 2014

Pada umumnya, Pengertian Kinerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatau pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler dan Porter dalam Sutrisno (2011: 170), yang menyatakan bahwa kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugas. Prawirosentono


(42)

dalam Sutrisno (2011: 170), mengemukakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.

Menurut Miner dalam Sutrisno (2011: 170), kinerja adalah bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Setiap harapan mengenai bagaimana seseorang harus berperilaku dalam melaksanakan tugas, berarti menunjukkan suatu peran dalam organisasi. Suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi privat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sasaran dalam bentuk organisasi yang digerakkan oleh sekelompok atau orang yang berperan aktif sebagai pelaku (actors) dalam upaya untuk mencapai tujuan lembaga atau organisasi bersangkutan (Prawirosentono, 1999). Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat pada organisasi tersebut.

Sedangkan Cormik dan Tiffin dalam Sutrisno (2011: 172) mengemukakan kinerja adalah kuantitas, kualitas, dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas. Kuantitas adalah hasil yang dapat dihitung sejauh mana seseorang dapat berhasil mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kualitas adalah bagaimana seseorang menjalankan tugasnya, yaitu mengenai banyaknya kesalahan yang dibuat, kedisiplinan dan ketepatan. Waktu kerja


(43)

adalah mengenai jumlah absen yang dilakukan, keterlambatan, dan lamanya masa kerja dalam tahun yang telah dijalani.

Berdasarkan definisi tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud kinerja karyawan adalah hasil kerja karyawan dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah di tetapkan oleh organisasi. Milner dalam Sutrisno (2011: 172), mengemukakan secara umum dapat dinyatakan empat aspek dari kinerja, yaitu sebagai berikut :

1) kualitas yang dihasilkan, menerangkan tentang jumlah kesalahan, waktu, dan ketepatan dalam melakukan tugas.

2) kuantitas yang dihasilakan, berkenaan dengan beberapa jumlah produk atau jasa yang dapat dihasilkan.

3) waktu kerja, menerangakan akan jumlah absen, keterlambatan, serta masa kerja yang telah dijalani individu pegawai tersebut.

1) kerja sama, menerangkan akan bagaimana individu membantu atau menghambat usaha dari teman sekerjanya.

Adapun pengertian dari manajemen kinerja menurut Irham Fahmi (2011: 3) adalah suatu ilmu yang memadukan seni didalamnya untuk menerapkan suatu konsep manajemen yang dimiliki tingkat fleksibelitas yang reprentatif dan aspiratif guna mewujudkan visi dan misi yang di capai dalam suatu organisasi. Kinerja organisasi menurut Chaizi Nasucha dalam Fahmi (2011: 3) mengemukakan bahwa kinerja organisasi adalah sebagai efektivitas organisasi secara menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan


(44)

dari setiap kelompok yang berkenaan dengan usaha-usaha yang sistemik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus mencapai kebutuhannya secara efektif.

Kinerja dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu organisasi. Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan (individual Performance) dengan kinerja organisasi (Organization Performance). Organisasi pemerintah maupun swasta besar maupun kecil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut.

Berdasarkan definisi kinerja di atas menjelaskan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada disuatu organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja dalam sebuah organisasi atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang ingin dicapai oleh organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan suatu kegiatan.


(45)

Secara terpisah Harmani Pasolong dalam Fahmi (2011: 5), mengatakan bahwa kinerja mempunyai beberapa elemen yaitu:

1) hasil kerja yang telah dicapai secara individual atau secara institusi, yang berarti kinerja tersebut adalah hasil akhir yang diperoleh secara sendiri-sendiri atau kelompok.

2) dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan wewenang dan tanggung jawab, yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk ditindak lanjuti, sehingga pekerjaan nya dapat dilakukan dengan baik.

3) pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam melaksanakan tugas individu atau lembaga tentu saja harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

4) pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral atau etika, artinya selain mengikuti aturan yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan tersebut haruslah sesuai moral dan etika yang berlaku umum.

1. Indikator Kinerja Pegawai

Di ungkapkan oleh Dwiyanto (dalam Pasolong, 2006: 50-51) mengenai indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja yaitu sebagai berikut : a. Produktivitas, bahwa produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi,

tetapi juga mengukur efektifitas pelayanan. Dan pada umumnya dipahami sebagai ratio antara input dan output.

b. Kualitas layanan, maksudnya bahwa kualitas dari pelayanan yang diberikan sangat penting untuk dipertahankan.


(46)

c. Responsivitas, maksudnya bahwa birokrasi harus memiliki kemampuan untuk mengenai kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

d. Responsibilitas, maksudnya bahwa pelaksanaan kegiatan harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip adminitrasi yang bener dan kebijakan birokrasi baik yang eksplisit maupun yang implisit.

e. Akuntabilitas, maksudnya bahwa seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi tunduk kepada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat dimana para pejabat politik tersebut dengan sendirinya akan selalu memprioritaskan kepentingan rakyat.

http://id.scribd.com/doc/97171931/Indikator-Kinerja di akses tanggal 25

januari 2014.

2. Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai

Disiplin pegawai memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Pendapat Sukarno dalam Sutrisno (2013: 95) disiplin kerja pegawai sangat penting, karena disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri setiap karyawan, karena hal ini akan menyangkut tanggung jawab moral karyawan itu pada tugas kewajibannya. Seperti juga suatu tingkah laku yang bisa dibentuk melalui kebiasaan. Selain itu, disiplin kerja dapat ditingkatkan apabila terdapat kondisi kerja yang dapat merangsang karyawan untuk berdisiplin.


(47)

Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubieis (2007:122) mendefinisikan Disiplin kerja adalah sifat seseorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan organisasi tertentu, kedisiplinan sangat mempengaruhi kinerja karyawan atau perusahaan. http://www.slideshare.net/Ersha_Amanah

/hubungan-motivasi-kepuasan-kerja-disiplin-kerja-dan-kinerja-karyawan diakses tanggal 7 Juni 2014.

Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Malthis dan Jackson bahwa disiplin kerja berkaitan erat dengan perilaku karyawan dan berpengaruh terhadap kinerja. http://msdm2.blogspot.com/ di akses tanggal 10 Februari 2014

Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati segala norma peraturan yang berlaku diorganisasi. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat pencapaian tujuan organisasi, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat tujuan organisasi. Ditunjukakan pula oleh Yulk dalam Sutrisno (2013: 96), disiplin merupakan faktor utama memperngaruhi produktivitasnya. Monier dalam Edy Sutrisno 2002: 96), perlu adanya disiplinisasi, yaitu menciptakan keadaan disuatu lingkungan kerja yang tertib, berdaya guna, dan berhasil guna melalui suatu sistem pengaturan yang tepat. Sementara disiplin itu sendiri adalah ketaatan terhadap aturan.


(48)

C. Kerangka Pikir

Upaya pemerintah untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kinerja yang optimal sebagai abdi negara dan abdi masyarakat adalah dengan memperlakukan peraturan perundang-undangan di bidang disiplin pegawai. . Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh disiplin pegawai terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perternakan dan kesehatan Hewan Propinsi Lampung.

Indikator yang digunakan dalam untuk mengukur disiplin kerja pegawai adalah Menurut Alfred R. Lateiner dalam Imam Soejono (1983: 72), umumnya disiplin kerja dapat diukur dari 3 indikator yaitu, disiplin waktu, disiplin berpakaian atau perturan dan disiplin kerja dan tanggung jawab.

http://id.scribd.com/doc/199333639/Pengaruh-Pegawasan-Thp-Disiplin-Kerja-Pegawai di akses tanggal 31 Januari 2014.

Indikator yang digunakan dalam untuk mengukur kinerja pegawai berpedoman pada pendapat Dwiyanto (dalam Pasolong, 2006: 50-51) bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja yaitu sebagai berikut : Produktivitas, Kualitas layanan, Responsivitaas, Responsibilitas dan Akuntabilitas. http://id.scribd.com/doc/97171931/Indikator-Kinerja di akses tanggal 25 Januari 2014.


(49)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan di bawah ini :

Gambar bagan Kerangka Pikir Gambar 1 Kerangka Pikir

Sumber : Berdasarkan Indikator Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai D. Hipotesis

Pengertian hipotesis penelitian menurut Sugiyono (2012: 159) di arikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pertanyaan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel. Oleh karena itu dalam statistik yang diuji adalah hipotesis nol. “The null hypothesis is used for testing. It is statement that no different exists between the parameter and statistic being compare” (Emory, 1985). Jadi hipotesis nol adalah pertanyaan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik (data sampel). Lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif, yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dan statistik. Hipotesis nol diberi notasi Ho, dan hipotesis alternatif diberi notasi Ha.

Disiplin Kerja Pegawai (Variabel X)

a. Disiplin Waktu b. Disiplin Berpakain c. Disiplin Kerja

Kinerja Pegawai (Variabel Y)

a. Produktivitas b. Kualitas layanan c. Responsivitaas d. Responsibilitas e. Akuntabilitas


(50)

Berdasarkan pengertian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada pengaruh disiplin kerja pegawai terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung.

Ha : Ada pengaruh disiplin kerja pegawai terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan propinsi Lampung.


(51)

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif. Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat -kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. http://lubisgrafura.wordpress.com/metode-penelitian-kuantitatif/ di akses tanggal 15 januari 2014

Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Masyhuri dan M. Zainuddin (2008: 13) menjelaskan Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang tidak mementingkan kedalam data, penelitian kuantitatif tidak terlalu menitik beratkan pada kedalam data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas. Walaupun populasi penelitian ini besar, tetapi dengan mudah dapat dianalisis, baik menggunakan rumus-rumus statistik maupun komputer. Jadi pemecahan


(52)

masalahnya didominasi oleh peran statistik. Pendekatan penelitian kuantitatif adalah penelitian yg identik dengan pendekatan deduktif, yaitu berangkat dari persoalan umum (teori) ke hal khusus sehingga penelitian ini harus ada landasan teori nya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006 :12) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan hasilnya.

Berdasarkan pengertian di atas maka tipe penelitian ini digunakan untuk menggambarkan pengaruh disiplin kerja pegawai terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung.

B. Definisi Konseptual

Menurut Bahri (2008 :30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang mempunyai ciri yang sama. Sehingga peneliti mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi dan objek tersebut ditempatkan kedalam golongan tertentu. Woodruf mendefinisikan konsep sebagai salah satu gagasan atau ide yang relatif sempurna dan bermakna serta suatu pengertian tentang suatu objek.

Berdasarkan definisi tersebut maka konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Disiplin Pegawai adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.


(53)

2. Kinerja Pegawai adalah hasil kerja karyawan dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah di tetapkan oleh organisasi.

C. Definisi Operasional

Definisi Operasioanal adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti

.

Berdasarkan definisi di atas maka definisi operasioanal penelitian ini adalah :

1. Disiplin pegawai menurut Alfred R. Lateiner dalam Imam Soejono (2002: 72), umumnya disiplin kerja dapat diukur dari 3 indikator http://id.scribd.com/doc/199333639/Pengaruh-Pegawasan-Thp-Disiplin-Kerja

-Pegawai di akses tanggal 31 Januari 2014

2. Kinerja pegawai sebagaimana pendapat Dwiyanto dalam Pasolong (2006: 50-51) mengenai indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja pegawai yaitu sebagai berikut : http://id.scribd.com/doc/97171931/Indikator-Kinerja di akses tanggal 25 Januari 2014

Tabel 1. Definisi Operasional

No Variabel Sub Indikator Indikator

1 Disiplin Pegawai Disiplin Waktu sikap atau tingkah laku yang menunjukkan

ketaatan terhadap jam kerja yang meliputi :

a.kehadiran dan kepatuhan pegawai pada jam kerja. b.pegawai melaksanakan tugas dengan tepat waktu dan benar.


(54)

Disiplin Peraturan dan Berpakaian

a.sikap Pegawai dalam menaati peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan b.serta ketaatan pegawai dalam menggunakan kelengkapan berpakaian seragam yang telah ditentukan.

Disiplin Tanggung Jawab Kerja

a.wujud tanggung jawab pegawai dalam penggunaa penggunaan

dan pemeliharaan peralatan yang sebaik-baiknya

sehingga dapat menunjang kegiatan kantor berjalan dengan lancar.

b.Serta adanya kesanggupan dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang pegawai.

2 Kinerja Pegawai Produktivitas Produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga mengukur

efektifitas layanan Kualitas Layanan Memberikan Pelayanan

yang prima kepada masyarakat

Responsivitas Mengenali kebutuhan

masyarakat,memprioritaskan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Responsibiltas Dalam pelaksanaan kegiatan

harus sesuai dengan prinsip-prinsip adminitrasi yang benar

Akuntabilitas Kewajiban untuk

memberikan pertanggung jawaban atau menjawab dan menerangkan kinerjanya Sumber : Hasil dari Definisi Operasional Variabel Disiplin dan Kinerja


(55)

D. Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan suatu definisi yang diberikan peneliti sendiri dan menjelaskan bagaimana peneliti itu mengukur variabel-variabel yang terdapat dalam penelitianya. Sedangkan definisi konsep adalah merupakan definisi menurut para pakar yang telah dituangkan dalam buku-buku teks. Agar lebih jelas tentang pengertian definisi operasional, maka dalam hal ini akan dijelaskan beberapa pengertian definisi operasional menurut para ahli.

Menurut Kountur (2007) mengatakan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. Definisi operasional ini memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Dengan kata lain, definisi operasional adalah definisi yang dibuat oleh peneliti itu sendiri. Suyanto dan Salamah (2009) mengatakan bahwa definisi operasional yaitu konsep atau teori yang dapat diukur (measureable)

atau diamati (observable).

Nazir (2009) mengatakan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu konstruk dengan menggunakan konstruks yang lain. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2176584-pengertian-definisi-operasional/#ixzz2x96Mkjkg di akses tanggal 19 Februari 2014.


(56)

Tabel 2. Operasional Variabel

Variabel Definisi Konseptual

Definisi Operasional

Dimensi Skala

Pengukuran

Disiplin Pegawai

Kesanggupan

Pegawai Negeri Sipil untuk menaati

kewajiban dan

menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. 1.Disiplin Waktu 2.Disiplin Peraturan dan Berpakaian 3.Disiplin Tanggung Jawab Kerja Interval Kinerja Pegawai

Hasil kerja karyawan dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah di tetapkan oleh organisasi. 1.Produktivitas 2.Kualitas Layanan 3.Responbilitas 4.Responsivitas 5.Akuntabilitas Interval

Sumber : Hasil dari Operasional Variabel Disiplin dan Kinerja

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung jalan H. Zainal Abidin Pagar Alam No 52 Bandar Lampung. Adapun pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas dibidang perternakan dan kesehatan hewan dimana dalam melakukan pelaksanaannya agar dapat


(57)

berhasil dengan baik maka kualitas dan kuantitas aparatur serta kedisiplinan kerja pegawainya harus ditingkat kan untuk mencapai tujuan nasional.

Salah satu hal yang diperlukan agar aparatur pemerintahan dapat berjalan dengan baik dalam upaya untuk merealisasikan tujuan pembagunan nasional adalah adanya disiplin kerja yang tinggi dari aparatur pemerintah. Dengan adanya disiplin yang tinggi akan dapat meningkatkan prestasi kerja pegawainya.

F. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi, yang merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Perternakan dan kesehatan hewan Propinsi Lampung yang berjumlah 124 orang.

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin G.Sevilla Consuelo dalam Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah (2005: 136) sebagai berikut :

n =

n =

n = 55 orang Keterangan :

n : jumlah sampel N: jumlah populasi


(58)

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan : 1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung di tunjukkan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen yang dibutuhkan saja Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung. Yaitu Absensi pegawai yang dibutuhkan dan buku referensi dari para pengarang.

2. Kuisioner

Menurut Sekaran (1992) dalam Prasetyo (2005: 141) mendefinisikan kuesioner sebagai “preformulated written set of question to which respondents record their answer, usually within rather closely alternatives.” Kuesioner berisikan daftar pertanyaan yang pengukuran variabel-variabel, hubungan di antara variabel yang ada, atau juga pengalaman atau opini dari responden. Sedangkan menurut Arikunto (2006 :140) kuisioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, adapun pertanyaan dalam penelitian ini adalah pertanyaan berstruktur

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpilan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun oleh peneliti yang kemudian diberikan kepada responden mengenai masalah


(59)

yang berhubungan dengan penelitian. Kuesioner di ambil untuk mengukur besarnya pengaruh disiplin terhadap kinerja pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung. Pada saat peneliti melakukan pengukuran dengan kuesioner peneliti mengganti daftar pertanyaan dan jawaban responden sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. H. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh dari lapangan dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah dengan mengolah data yang ada tersebut. Adapun teknik pengelolaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Editing

Yaitu dengan cara memeriksa data-data yang diperoleh dilapangan guna menghindari kesalahan dan kekeliruan dalam rangka menjamin keabsahannya serta dapat diperoleh lebih lanjut. Yaitu dengan mencocokkan hasil yang didapat dari responden.

2. Koding

Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah (2005: 169) Data koding merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer dan digunakan untuk mengklarifikasikan jawaban-jawaban dari responden. Hal ini untuk menandai masing-masing jawaban itu dengan kode tertentu. Dalam jawaban responden peneliti melakukan pengkodean untuk memudahkan peneliti dalam mengolah data dan mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer dan program SPSS.


(60)

3. Tabulasi, digunakan untuk memasukkan data-data kedalam tabel-tabel agar lebih mudah di interpretasikan.

I. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y maka diperlukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment :

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan :

= Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y

XY = Hasil perkalian antara variabel X dan Y X = Hasil skor kuisioner variabel X

Y = Hasil skor kuisioner variabel Y

= Hasil Perkalian Kuadrat dari hasil Kuisioner variabel X = Hasil Perkalian Kuadrat dari hasil Kuisioner variabel Y N = Besarnya sampel

Kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPSS (Statistic Program for Social Science), untuk mendapatkan nilai korelasi.

Selanjutnya untuk menngetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus Koefisien Penentu (KP) yaitu :

KP = r2 x 100% Keterangan:

KP = Koefisien Penentu


(61)

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Tabel 3. Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0.599 Sedang

0,200 – 0,399 Rendah

0,001 – 0,200 Sangat Rendah

Sumber : Sugiyono (2012: 184)

J. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji validitas

bertujuan untuk melihat apakah instrumen (alat ukur) yang digunakan valid atau memang sesuai dengan variabel yang diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2008 :172). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 20 orang untuk uji validitas dan r tabel pada taraf signifikan 5% untuk (df) n-2 = 20-2 = 18 r tabel .

Langkah langkahnya :

1. Buka program SPSS Statistic 17.0, kemudian copy-paste data yang akan digunakan ke dalam data view, pada program SPSS Statistic 17.0 tersebut. 2. Pada variabel view, isi kedalam kotak seperti ini:

- Name : sesuai yang diperlukan.


(62)

- Align : ubah menjadi center. - Measure : ubah menjadi nominal.

3. Kembali ke data view, klik analyze – Scale – Reliability Analysis. 4. Pada kotak dialog Reliability Analysis, pindahkan semua data ke kolom

Items: kemudian klik Statistics

5. Pada kotak dialog Reliability Analysis : Statistics, centang Scale If Item Deleted, kemudian Continue dan OK.

6. Kemudian akan muncul kotak Output, yang akan kita gunakan hanya kotak Reliability Statistics (uji reliabilitas) dan Item-Total Statistics (uji validitas).

Setelah hasil nilai koefisien Alfa (CronBach) didapatkan maka nilai tersebut dibandingkan dengan rhitung pada tabel nilai r. Jika nilai Alfa >

rhitung maka pertanyaan itu reliabel. Sebaliknya jika nilai Alfa < rhitung maka

pertanyaan tersebut tidak reliabel.

2. Uji Reabilitas

Walizer (1987) menyebutkan pengertian Reliability (Reliabilitas) adalah keajegan pengukuran. Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily (2003: 475) reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Menurut Masri Singarimbun realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat


(63)

pengukur di dalam pengukur gejala yang sama. http://merlitafutriana0.blog spot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html di akses tanggal 26 Maret 2014. Setelah melakukan uji validitas dengan taraf signifikan 5% maka selanjutnya peneliti melakukan uji reabilitas dengan perhitungan data dibantu dengan program SPSS Statistic 17,0. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

Langkah - Langkah SPSS untuk Reliabilitas (Cronbach's Alpha) 1. Klik Analyze \ Scale \ Reliability Analysis

2. Masukan semiua variable dalam kolom items 3. Klik Ok

Menurut Husein Umar (2011 :171) Suatu instrument dikatakan reliable jika nilai Alpha-Cronbach > 0,6.

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Instrumen dinyatakan reliabilitas apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.

b. Instrumen dinyatakan tidak reliabilitas apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,6

K. Uji Hipotesis

Uji statistik koefisiensi korelasi product momoent (r) digunakan untuk menguji atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji T-test yaitu membandingkan antara T hitung dengan T tabel.


(64)

√ √

Keterangan t = Uji t

r = Koefisien korelasi n = Jumlah data

Kaidah pengujian :

jika t hitung > dari t tabel, maka signifikan


(65)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung

Seperti diketahui bahwa Daerah Lampung baru diresmikan menjadi Propinsi sejak tanggal 18 Maret 1964, sebelumnya merupakan salah satu daerah dari Sumatera Selatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomer : 4/1964. Tahapan-Tahapan berdirinya yaitu :

1. Tahap 1964 – 1971

Pembentukan Dinas Kehewanan Tingkat 1 Lampung bersama dengan Dinas lainnya juga telah dituangkan dalam putusan yaitu surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung Nomer : 19 tahun 1968 tentang Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 207/II/1968 tanggal 17 Februari 1968 menjadi Dinas Perternakan.

Dinas Perternakan Daerah Tingkat I Lampung terdiri dari tiga kabupaten dan kota madya ( yang merupakan daerah Tingkat II ) serta 7 kecamatan dan 1.492 desa, Dinas Perternakan Propinsi Lampung pada waktu itu belum dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya, mengingat baik dana, sarana maupun tenaga manusia yang serba bisa masih terbatas.

Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Lampung Nomer 3/G/B.III/1964 tentang struktur Dinas Kehewanan Propinsi Lampung


(66)

dan juga diperkuat dengan terbitnya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 2/Port/Up/9/1968 yang diberikan melalui Direktur Jenderal Peternakan Nomor 162/XIV/R tentang susunan organisasi Dinas Kehewanan tanggal 18 Januari 1968 maka susunan organisasi Dinas Perternakan adalah sebagai berikut :

1. Inspektur

2. Bagian Sekretaris

3. Bagian Perternakan Rakyat

4. Bagian Urusan-Urusan Perternakan 5. Bagian Penyuluhan dan Pendidikan 6. Bagian Kesehatan Hewan

Disamping struktur organisasi di atas, Dinas Perternakan juga dilengkapi sub-sub bagian yang berada di bawah koordinasi kepala bagian.

2. Tahap 1971-1980

Sesuai dengan perkembangan kemudian diterbitkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Lampung Nomor 1 Des/0123/B-IV/SuratKeputusan/1971 Tentang Tugas Pokok. Tugas pimpinan dan pembagian kerja Dinas Perternakan Propinsi Lampung pada pokoknya ditentukan dalam susunan organisasi sebagai berikut :

1. Inspektur

2. Sekretaris Daerah 3. Bendahara


(67)

5. Biro Perternakan Rakyat

6. Biro Penyuluhan dan Pendidikan 7. Biro Ekonomi Perternakan

3. Tahap 1980 – 1982

Perkembangan selanjutnya sesuai dengan keputusan dan pengarahan Menteri Dalam Negeri Tahun 1977 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Dinas Perternakan Propinsi Lampung Nomor 4 Tahun 1982 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perternakan Propinsi Lampung dengan struktur organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas 2. Bagian Tata Usaha

3. Sub Dinas Perencanaan dan Evaluasi 4. Sub Dinas Bidang Produksi Perternakan 5. Sub Dinas Ekonomi Perternakan 6. Sub Dinas Kesehatan Hewan 7. Unit Pelaksana Teknik Dinas 8. Satuan Organisasi Pelaksana Dinas 9. Cabang Dinas

4. Tahap 1982 – 1987

Sejalan dengan perkembangan yang ada Direktur Jenderal Perternakan, maka sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perternakan Nomor 453/KPTS/ORG/1980 tanggal 23 Januari 1980 dirasakan perlunya suatu tambahan satu Sub Dinas yaitu penyebaran dan pengembangan perternakan.


(68)

Sesuai dengan surat keputusan di atas, Dinas Perternakan Propinsi Lampung yang beralamatkan di Jalan Raya Labuhan Ratu Tanjungkarang dan kemudian diubah menjadi Jalan Hi. Zainal Abidin Pagar Alam No 52 Labuhan Ratu Tanjungkarang. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1987 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perternakan Propinsi Lampung adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Kepala Bagian Tata Usaha

3. Kepala Sub Dinas Usaha Petani Ternak 4. Kepala Sub Dinas Bina Penyuluhan 5. Kepala Sub Dinas Bina Kesehatan Hewan

6. Kepala Sub Dinas Bina Penyebaran dan Pengembangan Ternak 7. Unit Pelaksana Petani Ternak

8. Unit Pelaksana Dinas Perternakan Propinsi Lampung a. Lampung Selatan

b. Lampung Utara c. Lampung Tengah

d. Kotamadya Bandar Lampung

5. Tahap 1985 – 1997 Strukturnya adalah : - Kepala Dinas

- Kepala Bagian Tata Usaha - Kepala Sub Bina Usaha Tani


(69)

- Kepala Dinas Berbangnak - Kepala Sub Dinas Produksi - Kepala Sub Dinas Penyuluhan

Sesuai dengan perkembangan Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung maka wilayah kerja diperlukan kembali menjadi (delapan) kabupaten dan 2 (dua) kotamdya terdiri dari :

a. Kabupaten Dati II Lampung Utara b. Kabupaten Dati II Lampung Tengah c. Kabupaten Dati II Lampung Selatan d. Kabupaten Dati II Lampung Barat e. Kabupaten Dati II Tulang Bawang f. Kota Bandar Lampung

g. Kota Metro

h. Kabupaten Dati II Lampung Timur i. Kabupaten Dati II Way Kanan j. Kabupaten Dati II Tanggamus

6. Tahun 2000 – 2009

Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Lampung Nomor : 17 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Organisasi Tata Kerja Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung yang merupakan pengganti Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomor : 2 Tahun 1995 tentang Organisasi dan


(1)

61

beban kerja. Pembinaan serta jenjang jabatan fungsioanal diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(2)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian yang didapat, r hitung lebih besat dibandingkan dengan r tabel yaitu (0,598 > 0,266) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung, dengan demikian semakin baik disiplinnya maka semakin baik pula kinerja pegawai.

2. Disiplin pegawai berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung, dengan besarnya nilai pengaruh yaitu 35,8%. Maknanya adalah kedisiplinan pegawai berpengaruh kecil terhadap peningkatan kinerja pegawai dan sisisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel pada taraf signifikan 95% dengan perbandingan 5,434 > 1,673. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung adalah signifikan.


(3)

115

B. Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Memberlakukan absensi kerja secara efektif, melaksanakan ketentuan jam masuk dan jam keluar kantor sesuai dengan jam kerja yang ditentukan serta melakukan pengawasan.

2. Dalam melaksanakan tugas yang sudah dibebankan kepada pegawai, pimpinan selalu memberikan pengawasan dan motivasi agar pegawai dalam melaksanakan tugas dapat meminimalisir kesalahan pada saat bekerja.

3. Pera pegawai Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung hendaknya meningkatkan kinerja dan disiplin yang selama ini dimiliki menjadi lebih baik dan lebih optimal sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam mencapai tujuan organisasi.

4. Menanamkan rasa memiliki yang tinggi terhadap lingkungan kerjanya, sehingga dapat meningkatkan ketaatannya terhadap peraturan yang telah ditentukan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Bahri. 2008. Konsep dan Definisi Konseptual. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Fahmi, Iham. 2011. Manajemen Kinerja. Bandung: Alfabeta.

Fathoni, Abdurrahmat. 2009. Organisasi Dan Manajemen Sumber Daya Manasia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Masyhuri dan M. Zainuddin. 2008. Metode Penelitian - Pendekatan Aplikatif. Bandung: PT Refika Aditama.

Moekijat. 2008. Adminitrasi Perkantoran. Bandung: CV. Mandar Maju. Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya

Manusia).Jakarta: Ghalia Indonesia

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian

Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Safroni, Ladzi. 2012. Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam

Konteks Birokrasi Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.

Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatir dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, Edy. 2011. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana Prenda Media Group. ---. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana


(5)

Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Peraturan Perundang-undangan :

Peraturan Pemerintah Nomer 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Website :

http://berlinbeverly.wordpress.com/2013/05/17/tugas-metodelogi-penelitian/ di akses tanggal 5 Februari 2014

http://www.slideshare.net/Ersha_Amanah/hubungan-motivasi-kepuasan-kerja-disiplin-kerja-dan-kinerja-karyawan

di akses tanggal 7 Juni 2014 http://msdm2.blogspot.com/ di akses tanggal 10 Februari 2014

http://najasmileforyou.blogspot.com/2013/05/manajemen-sumber-daya-manusia-disilpin.html

di akses tanggal 7 Juni 2014

http://id.scribd.com/doc/199333639/Pengaruh-Pegawasan-Thp-Disiplin-Kerja-Pegawai

di akses tanggal 31 Januari 2014

http://www.slideshare.net/turinodjunaidi73/ hubungan-disiplin-dengan-kinerja-pegaweai

di akses tanggal 7 Juni 2014

http://id.scribd.com/doc/97171931/Indikator-Kinerja di akses tanggal 25 Januari 2014

http://lubisgrafura.wordpress.com/metode-penelitian-kuantitatif/ di akses tanggal 15 Januari 2014

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2176584-pengertian-definisi-operasional/#ixzz2x96Mkjkg


(6)

http://merlitafutriana0.blog spot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html di akses tanggal 26 Maret 2014


Dokumen yang terkait

PENGARUH DISIPLIN PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS TATA KOTA KABUPATEN LAMPUNG UTARA

0 5 118

EFFECT OF LEADERSHIP AND MOTIVATION ON THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES AT VISTA GRAIN BANDAR lAMPUNG

0 5 20

Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai ( Studi Kasus pada Pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Republik Indonesia)

0 2 147

INFLUENCE OF LEADERSHIP TO SATISFACTION OF EMPLOYEE AFFECT TO THE PERFORMANCE OF EMPLOYEE AT DEPARTMENT OF Influence Of Leadership To Satisfaction Of Employee Affect To The Performance Of Employee At Department Of Management Market Of Surakarta (Dinas Pe

0 3 19

THE EFFECT OF COMPENSATION ON SATISFACTION AND EMPLOYEE PERFORMANCE

0 0 10

PENGARUH BUDAYA KERJA DAN IKLIM KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI KANTOR PERTANAHAN KOTA BOGOR THE EFFECT OF WORK CULTURE AND WORK CLIMATE ON EMPLOYEE WORK DISCIPLINE IN KANTOR PERTANAHAN KOTA BOGOR

0 0 11

Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, dan Lingkungan Fisik terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bulukumba (Effect of Leadership, Communication and Physical Environment on Employee Performance in the Financial Management B

0 0 14

PENGARUH PENDIDIKAN FORMAL, KOMPETENSI, DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN The Influence of Formal Education, Competence, and Training on Employee Performance at Education Department of South Sulawesi Pr

0 0 12

The Effect of Recruitment and Employee Selection on Employee Placement and Its Impacts Towards Employee Performance at PT Sriwijaya Air

0 0 10

Effect of Organisational Communication and Culture on Employee Motivation and Its Impact on Employee Performance

0 0 10