PENGARUH GAYA HIDUP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG TIKET BISNIS DI GARUDA INDONESIA (CABANG BANDAR LAMPUNG)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG TIKET BISNIS DI GARUDA INDONESIA

(CABANG BANDAR LAMPUNG) OLEH

FIDIYA YUNISYA MULYA

Seiring dengan perkembangan zaman, salah satu sarana pengangkutan yang perlu diperhatikan dan sangat penting peranannya adalah pengangkutan udara. Pengangkutan udara mempermudah dalam melakukan transportasi antar pulau maupun daerah dengan waktu yang lebih singkat, selain itu juga biayanya masih dapat dijangkau oleh masyarakat.

Salah satu maskapai yang terdapat didalam negeri dan yang menjadi pilihan banyak konsumen adalah maskapai Garuda Indonesia. Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai maskapai dengan pelayanan penuh ( full service airlines), karena itu Garuda Indonesia menjadi salah satu maskapai yang paling banyak diminati terutama dalam kalangan bisnis. Pada tahun 2013 Garuda Indonesia mengalami kenaikan penumpang sebanyak 67.122 penumpang, sedangkan pada tahun 2014 terjadi penurunan yang drastis pada maskapai Garuda Indonesia di Bandar Lampung sebanyak 40.341 penumpang.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya hidup konsumen terhadap keputusan pembelian ulang tiket bisnis di Garuda Indonesia (Cabang Bandar Lampung). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak


(2)

Fidiya Yunisya Mulya

90 responden. Dalam analisis data penelitian ini menggunakan metode uji regresi linear berganda dalam rangka mendapatkan kesimpulan.

Persamaan regresi nilai konstanta sebesar 0,744 dalam variabel pengaruh gaya hidup (X), untuk variabel aktivitas (X1) sebesar 0,496 sedangkan variabel minat (X2) sebesar 0,271, dan variabel pendapat (X3) sebesar 0,336.


(3)

PENGARUH GAYA HIDUP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG TIKET BISNIS GARUDA INDONESIA

DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

Fidiya Yunisya Mulya

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

PENGARUH GAYA HIDUP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG TIKET BISNIS GARUDA INDONESIA

DI BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

FIDIYA YUNISYA MULYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1.1 Diagram Data Penjualan ... 6 1.2 Diagram Pie Pangsa Pasar ... 8 1.3 Kerangka Pemikiran ... 13


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ...iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

1.5 Kerangka Penelitian ... 11

1.5.1 Gaya Hidup ... 11

1.5.2 Keputusan Pembelian ...12

1.6 Hipotesis ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran ... 14

2.2 Jasa ... 15

2.2.1 Strategi Kualitas Jasa/Layanan ... 16

2.3 Pemasaran Jasa ... 17


(7)

2.5 Gaya Hidup ... 22

2.6 Keputusan Pembelian ... 25

2.6.1 Perilaku Keputusan Pembelian ... 27

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 31

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 31

Jenis Data ... 31

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.4 Populasi dan Sampel ... 32

3.4.1 Populasi ... 32

3.4.2 Sampel ... 32

3.5 Pengumpulan Data ... .33

3.6 Variabel Penelitian ... 34

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

3.8 Uji Reliabilitas ... 36

3.9 Teknik Analisis Data ... 36

3.9.1 Analisis Kuantitatif ... 36

3.9.2 Uji Signifkansi Simultan (Uji-F) ... 37

3.9.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 37

3.10 Koefisien Determinasi ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden ... 39

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ...39

4.2 Pelaksanaan Pre-test dan tes kuisioner ...41

4.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 41

4.3.1 Uji Validitas ... 41


(8)

4.4 Analisis Kualitatif ... 44

4.4.1 Deskripsi Responden ... 45

4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 45

4.5.1 Tanggapan Gaya Hidup ... 49

4.5.1.1 Tanggapan variabel Aktivitas ... 49

4.5.1.2 Tanggapan variabel Minat ... 51

4.5.1.3 Tanggapan variabel Pendapat ... 53

4.5.2 Keputusan Pembelian Ulang ... 55

4.6 Analisis Kuantitatif ... 59

4.6.1 Uji Regresi Linier Berganda ... 59

4.6.2 Uji Koefisien Regresi Secara Menyeluruh (Uji F) ...59

4.6.3 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 60

4.7 Pembahasan Uji Regresi ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 64


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuisioner Penelitian

2. Hasil Uji Validitas

3. Hasil Uji Reliabilitas

4. Demografi Responden

5. Frekuensi Jawaban Responden

6. Jawaban 100 Responden


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Data Penghargaan (Best Brand) ... 4

1.2 Data Penjualan ... 6

1.3 Data Total Penumpang ... 7

1.4 Data Pangsa Pasar ... 8

2.1 Refrensi Penelitian Terdahulu ... 29

3.1 Operasional Variabel ... 35

4.1 Uji Validitas ... 42

4.2 Uji Reliabilitas ... 43

4.3 Persentase Responden Yang Pernah Menggunakan ... 45

4.4 Persentase Responden Selama 6 Bulan Terakhir ... 45

4.5 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

4.6 Persentase Responden Berdasarkan Usia ... 46

4.7 Persentase Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 46

4.8 Persentase Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan ... 47

4.9 Persentase Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ... 48

4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Aktivitas ... 49

4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Minat ... 51

4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Pendapat ... 53


(11)

4.14 Koefisien Regresi ... 57

4.15 Analisis Determinasi ...59

4.16 Hasil Uji F ... 60


(12)

(13)

(14)

MOTO

Patience, persistance and perspiration make an unbeatable combination for success.


(15)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk insan yang selalu berada disamping dalam suka maupun duka, tak pernah berhenti untuk terus berdoa dan mendukung dalam setiap detik dalam hidupku dan memberikan pelajaran yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya; saksi dalam perjuangan untuk masa depan yang lebih cerah

dan sukses:

Ayahanda Helmi Zulkarnain S.E binti Zahrie Yunus

Ibunda Nilawati binti Azwar

Dan saudara sekandung kakak-kakakku Pratiwi Puji Lestari dan Habibi Zulhad serta adikku DilaKinanti

Almamater Strata Satu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis


(16)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 18 Juni 1993 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Helmi dan Ibu Nilawati.

Peneliti menyelesaikan pendidikan

TK Sari Teladan, Bandar Lampung Tahun 1999

SD Negeri 2 Teladan (Rawa Laut) Tahun 2005

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Perintis 1, Bandar Lampung Tahun 2008

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bandar Lampung Tahun 2011

Pada Tahun 2011 peneliti melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (UNILA).


(17)

SANWACANA

Segala puji syukur terpanjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, karunia serta limpahan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga terhaturkan kepada junjungan Nabiku tercinta Nabi Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup Konsumen Terhadap Keputusan

Pembelian Ulang Tiket Bisnis di Garuda Indonesia” ini adalah salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah berjasa antara lain:

1. Bapak Prof. Dr, H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan FEB Unila. 2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FEB Unila. 3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M selaku Sekretaris Jurusan Manajemen FEB Unila. 4. Bapak Rinaldi Bursan, S.E.,M.Si., selaku Pembimbing Utama bagi penulis

dalam penelitian ini. Terimakasih atas segala bentuk kesabaran dan kesediaan dengan memberikan dukungan waktu, serta yang membantu peneliti

memberikan ilmu dan pengajaran materi dalam pengajuan judul skripsi. 5. Ibu faila Shofa, S.E., M,S.M., selaku Pembimbing Pendamping bagi penulis


(18)

memberikan kritik dan saran serta semangat yang tiada henti dalam proses penyelesaian dari awal sampai akhir skripsi ini.

6. Bapak Dariyus, S.E, selaku Pembimbing Akademik. Terimakasih atas bantuan dan saran-saran yang diberikan.

7. Ibu Hj. Aida Sari, S.E.,M.Si., selaku pembahas dalam seminar usul dan seminar hasil penelitian serta penguji dalam uji komprehensif. Terimakasih atas bantuan dan saran-saran yang diberikan.

8. Ibu Dwi Asri Siti Ambarwati, S.E.,M.Sc., selaku Pembahas pada seminar usul penelitian.

9. Bapak Dr. Ribhan, S.E., M.Si., selaku Pembahas pada seminar hasil penelitian.

10. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, khususnya Jurusan Manajemen. Terimakasih atas ilmu serta wawasan yang penuh dengan pelajaran yang berharga dan sangat bermanfaat yang peneliti dapat selama menjalani perkuliahan.

11. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas lampung. Terimakasih untuk selalu membantu peneliti dari pertama masuk perkuliahan sampai menyelesaikan pendidikan.

12. Spesial ucapan yang tiada henti untuk kedua Orang Tua, Ibu dan Ayah yang selalu berdoa untuk kebaikan anak-anaknya. Mendukung disetiap jalan yang ingin dicapai, selalu memberikan kesabaran dan banyak pengorbanan disetiap hidup anak-anaknya yang tidak akan pernah terbalaskan jasa dan kebaikannya.


(19)

13. Kakak-kakak dan adik, terimakasih atas dukungan dan motivasi, yang selalu memberikan kasih sayang serta mengajarkan betapa berharga dan lengkapnya arti dari sebuah keluarga.

14. Sahabat-sahabat kampus yang selalu membantu dan memberikan dukungan: Reza Eka, Bekel, Gita, Oyen, Audi, Epol, Faras, Ratu, Dina, Agung, Adit, Rio, Try, Prima, Deni, Odi, Tyo, Miw, Artenza, Meirian, Anin, Ratih, Diono, Dona, Ester, Ira, Nadia, Eci, Tama, Dio, Faris, Yaser, Adji, Tatang, Ricky, Yipi. David, Fazrie, Farid, Bayu, Jaka dan teman-teman yang tidak sempat saya sebutkan.

15. Keluarga Besar Manajemen 2011

16. Kakak-kakak tingkat FEB Unila yang selalu menjadi kakak baik dikampus dan diluar:

Winda, Tiwimia, Ela, Ciko, Hadista, Hana, Prima, Amel, Ferhat, Hasti, Dery, Fredrik, Nuy, Gita Kurniawan, Tonay dan yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu.

17. Sahabat-Sahabat SMA:

Dea, Tina, Oneng, Mia, Cecil, Dini, Yoga, Brimb, Hilda, Fani, Makboy, Dezi, Himawan, Ateng, Sarah, Boncil dan yang terbaik Ruri Istialita.

18. Keluarga Radio Sonora Lampung 96fm:

MasBram, Bonick, Santi, RobbyAkbar, Nabila, Shendy, Iwan, Ebeth, Taralioni, Rifki, Emon, Selvi, Rachma, Mutia, Ibho, Aldo, Sinta, Arvien, Fatih, Imam, Dinda, Husa, Asa, dan Anang.

19. Bapak dan Ibu Guru yang telah memberikan saya ilmu yang bermanfaat dari taman kanak-kanak sampai dengan lulus SMA.


(20)

20. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

21. Serta seluruh pihak yang luput untuk disebut dalam sanwacana ini, semoga kebaikan akan membalas dan doa tulus akan selalu menyertai.

Akhir kata, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf apabila ada kesalahan pada skripsi ini. Besar harapan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 10 Agustus 015 Peneliti


(21)

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sarana penerbangan adalah salah satu sarana pengangkutan yang perlu

diperhatikan dan sangat penting peranannya. Pengangkutan udara mempermudah dalam melakukan transportasi antar pulau maupun daerah dengan waktu yang lebih singkat, selain itu juga biayanya masih dapat dijangkau oleh masyarakat.

Perkembangan angkutan udara yang semakin banyak muncul dan memberikan kepuasan semakin mempengaruhi gaya hidup masyarakat, sehingga kini masyarakat lebih sering menggunakan pesawat udara sebagai alat angkutannya baik untuk bepergian dalam sebuah pulau maupun antar pulau. Pesawat udara memiliki kecepatan yang melebihi alat pengangkutan yang lain, seperti

pengangkutan darat dan laut. Bepergian ke pulau lain atau dalam sebuah pulau yang memiliki jarak jauh, apabila dilakukan dengan menggunakan pesawat udara akan menempuh waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan

menggunakan transportasi darat maupun laut.

Peningkatan yang tinggi dalam bisnis penerbangan sayangnya tidak seirama baik secara kuantitas maupun kualitas. Banyaknya maskapai penerbangan baru yang muncul memang memberikan banyak pilihan pada masyarakat, sehingga dengan


(23)

2

adanya hal ini dapat menimbulkan kebingungan dan rasa khawatir pada

masyarakat. Tarif yang ditawarkan mungkin saja tidak diimbangi dengan kualitas layanan kepada penumpang. Mengenai kualitas layanan yang masih buruk masih dapat diterima, namun apabila tarif murah iu tidak diimbangi dengan kelayakan dari pesawat maka dapat berakibat fatal.

Beberapa tahun belakangan, industri penerbangan nasional berkembang dengan cukup pesat, sehingga dihadapkan pada situasi dimana kondisi ini membuat bertambahnya jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi dengan menawarkan berbagai produk dan jasa untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya sekitar 57 maskapai penerbangan nasional baik dalam maupun luar negeri.

Salah satu maskapai yang terdapat didalam negeri dan yang menjadi pilihan banyak konsumen adalah maskapai Garuda Indonesia. Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai maskapai dengan pelayanan penuh (full service airlines), karena itu Garuda Indonesia menjadi salah satu maskapai yang paling banyak diminati terutama dalam kalangan bisnis. Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda). Garuda Indonesia berdiri pada tahun 1949 dan menambahkantaglinedengan“The Airline of Indonesia” sebagaipengenalan maskapai pembawa bendera bangsa (flag carrier) di tengah persaingan industri penerbangan yang semakin ketat baik di tingkat nasional dan khususnya di tingkat internasional, adanyataglinetersebut, Garuda Indonesia semakin memantapkan menuju maskapai kelas dunia.


(24)

3

Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah membuat layanan baru yang disebut "Garuda Indonesia Experience". Layanan baru ini membuat konsep yang menjadi khas asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling canggih, yang

dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh kelas bisnis dan kelas ekonomi. Selain itu, penumpang juga dimanjakan denganAudio and Video on Demand(AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang.

Setelah melalui masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan program 5 tahun ekspansi. Program ini dikenal dengan nama

Quantum Leap’. Program ini diharapkan dapatmembawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.Nama “Garuda” diberikan oleh Presiden Soekarno

karena nama tersebut diambil dari jaman Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal, Noto Soeroto; "Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen", yang artinya, “Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.

Sebagai operator penerbangan yang memiliki sertifikat IOSA, Garuda Indonesia mengedepankan aspek service, safety dan security plus compliance. Hal ini juga bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepercayaan masyarakat agar memilih Garuda Indonesia sebagai penyedia jasa penerbangan dengan berbagai penghargaan terbaik yang sudah diraih. www.garudaindonesia.com diakses pada 25 januari 2015/18:00


(25)

4

Berikut ini disajikan data penghargaan (Best Brand) yang pernah diraih oleh maskapai Garuda Indonesia.

Tabel 1.1 Data Penghargaan (Best Brand) Maskapai Garuda Indonesia Periode Tahun 2006 - 2013

No Keterangan Tahun 2006-2011 Tahun 2012 Tahun 2013

1 ANNUAL REPORT AWARDS

Awarded by Bappepam LK, IDX, Bank Indonesia, the State Ministry of State-Owned Enterprises, KNKG, IAI, Directorate General of Tax, Indonesian Ministry of Finance.

2 ASIA MONEY CORPORATE GOVERNANCE POLL

“Best for Investor Relations in Indonesia– 3rd place”

“Best for Shareholder’s Rights and Equitable Treatment in Indonesia– 3rd place”

“Overall Best Company in Indonesia for Corporate Governance– 3rd place”

“Best for Responsibilities of Management and The Board of Directors in Indonesia– 3rd place” Awarded by Asia Money

3 INDONESIA MOST ADMIRED COMPANIES

“The Best 20 Most Admired Companies in Indonesia”

Awarded by Fortune Indonesia

4 VISION AWARDS ANNUAL REPORT COMPETITION

First Rank Top 100 Annual Report Worldwide “First Rank (Platinum Award) category Aerospace and Defense” “Special Achievement Award : The Most Engaging Annual Report (Platinum) Worldwide”

First Rank (Platinum Award) category Transportation & Logistics

Ranking at #6 Top 100 Annual Reports Worldwide

Ranking at #4 Top 50 Annual Reports In The Asia‐Pacific Region Best In‐House Annual Report–Platinum– Worldwide

5 THE BEST BUMN MARKETERS AWARDS

Gold Winner, category : Strategic Marketing Silver Winner, category: Tactical Marketing Silver Winner, category: Special Award Awarded by BUMN Track Magazine


(26)

5

Dalam maskapai Garuda Indonesia, ada tiga jenis macam harga tiket berdasarkan kelasnya, antara lain :

1. Kelas pertama (First Class)

Kelas pertama adalah kelas dimana paling banyak peminatnya untuk kalangan eksekutif atau menengah keatas, karena didalam kelas pertama Garuda Indonesia penumpang dapat merasakan kenyamanan dengan fasilitas yang mencukupi dan memadai dibandingkan dengan kelas yang lain.

2. Kelas Bisnis (Bussines Class)

Untuk penumpang kelas bisnis, duduk dan bersantai dengan kenyamanan kursi ergonomis dengan ruang kaki yang lapang hingga 42 inci, dalam Boeing 737-800 Next Generation. Seluruh armada dilengkapi denganhead restfleksibel yang dapat disesuaikan untuk kenyamanan posisi istirahat. Garuda Indonesia juga menyediakanpower socketdi masing-masing kursi sehingga selama penerbangan tetap dapat menyelesaikan pekerjaan dengan laptop ataugadgetlainnya. Target utama dari kelas bisnis adalah khusus untuk pelaku bisnis yang ingin dengan nyaman menikmati penerbangannya dengan harga yang terjangkau.

3. Kelas Ekonomi (Economy Class)

Untuk penumpangEconomy Class, konsumen dapat bersantai dengan

kenyamanan kursi ergonomis dengan ruang kaki yang lapang, hingga 31 inci, dalam Boeing 737-800 Next Generation. Kelas ekonomi juga merupakan kelas dimana banyak peminat karena promo harga yang diberikan dari perusahaan, harga dari kelas ekonomi paling terjangkau dari harga kelas pertama dan kelas bisnis.


(27)

6 0 10,000,000,000 20,000,000,000 30,000,000,000 40,000,000,000 50,000,000,000 60,000,000,000 70,000,000,000 80,000,000,000 90,000,000,000 tw 1 '0 1 2 tw 2 '0 1 2 tw 3 '1 2 tw 1 '0 1 3 tw 2 '0 1 3 tw 3 '0 1 3 tw 1 '0 1 4 tw 2 '0 1 4 tw 3 '0 1 4 A x is T it le

Data Penjualan Tiket Bisnis Garuda Indonesia Cabang Bandar Lampung

Data Penjualan Tiket Bisnis Garuda Indonesia Cabang Bandar Lampung

Sumber: www.garudaindonesia.com diakses pada 11 Januari 2015/18:45 Sejak tahun 2010 PT Garuda Indonesia meresmikan kantor cabang di Bandar Lampung, sehingga masyarakat dengan mudah membeli tiket penerbangan.

Seiring dengan meningkatnya permintaan penerbangan dari kota Bandar Lampung ke kota lainnya, maka berikut ini adalah data penjualan tiket PT Garuda Indonesia cabang Bandar Lampung 2012-2014

Tabel 1.2 Data penjualan tiket bisnis Garuda Indonesia Cabang Bandar Lampung 2012 -2014

Periode Data penjualan %

1jan–31 april 2012 Rp. 68.286.410.879

1 mei- 31 agus 2012 Rp. 70.279.471.112 2.92 % 1sep–31 des 2012 Rp. 66.293.350.507 -5.68 % 1 jan–31 april 2013 Rp. 74.972.475.039 13.10 % 1 mei–31 agus 2013 Rp. 75.127.985.579 0.20 % 1 sep–31 des 2013 Rp. 80.437.811.379 7.06 % 1 jan–31 april 2014 Rp. 63.897.811.387 -20.69 % 1 mei–31 agus 2014 Rp. 79.127.118.357 24.02 % 1 sep–31 des 2014 Rp. 83.897.997.187 6.02 %

Sumber : Tabel 1.2

Gambar 1.2 Diagram Data penjualan Tiket Bisnis Garuda Indonesia di Bandar lampung Periode 2012–2014


(28)

7

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan pada tahun 2013 ke 2014 sebesar Rp. 3.615.345 Namun di tahun 2014 terjadi penurunan jumlah transaksi sebesar Rp. 2.305.380. Persoalannya saat ini adalah peningkatan persentase transaksi pejualan tersebut kecil, bahkan pada tahun 2014 terjadi penurunan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya pada tahun 2013. Hal ini terjadi dikarenakan persaingan antar pengusaha semakin meningkat sehingga terjadi penurunan yang cukup signifikan.

Peningkatan tiket tentunya sangat mempengaruhi total penumpang dan total bagasi di maskapai Garuda Indonesia cabang Bandar Lampung.

Tabel 1.3 Data Total Penumpang Rute Bandar Lampung-Jakarta Maskapai Garuda Indonesia Tahun 2012-2014

Tahun 2012 Penumpang/ orang Tahun 2013 Penumpang/ orang Tahun 2014 Penumpang/ orang

Januari - Januari 5.665 Januari 2.812

Februari 3.557 Februari 5.113 Februari 3.488

Maret 3.578 Maret 5.678 Maret 3.763

April 4.222 April 5.942 April 3.194

Mey 4.899 Mey 5.423 Mey 3.098

Juni 4.768 Juni 6.990 Juni 3.284

Juli 4.234 Juli 6.913 Juli 3.127

Agustus 4.890 Agustus 6.283 Agustus 3.267 September 4.231 September 6.098 September 3.332 Oktober 4.211 Oktober 6.514 Oktober 3.783 November 4.344 November 6.052 November 3.216 Desember 4.567 Desember 6.111 Desember 3.977

Total 47.501 Total 67.122 Total 40.341

Sumber: Perusahaan PT.Garuda Indonesia Cabang Bandar Lampung

Berdasarkan tabel 1.3 bisa dilihat pada tahun 2013 mengalami kenaikan penumpang sebanyak 67.122 penumpang, sedangkan pada tahun 2014 terjadi penurunan yang drastis pada maskapai Garuda Indonesia di Bandar Lampung sebanyak 40.341 penumpang.


(29)

8

Sektor transportasi nasional khususnya jasa udara dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat ketat dengan penerbangan nasional dan internasional, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat dari persaingan, jika tidak didukung oleh manajemen yang baik, promosi yang menarik, pelayanan dan pengelolaan yang baik. Berikut daftar pangsa pasar maskapai penerbangan di Bandar Lampung.

Tabel 1.4 Data Pangsa Pasar Maskapai Penerbangan di Bandar Lampung No Nama Maskapai Pangsa Pasar

1 Garuda Indonesia 60 %

2 Merpati 20 %

3 Air Asia 20 %

Sumber : http://lembing.com/8-maskapai-penerbangan-indonesia-terbaik/5-februari-2015/23:30

Sumber : Tabel 1.4

Gambar 1.2 Diagram Pie Data Pangsa Pasar Maskapai di Bandar Lampung, Tahun 2014

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa data pesaing dari maskapai

Garuda Indonesia

60% Merpati

20% Air Asia

20%

Data Pangsa Pasar Maskapai di

Bandar Lampung


(30)

9

Penerbangan udara adalah Garuda Indonesia dimana sebagai pemimpin pasar sebesar 60 % dan disusul dengan Air Asia sebesar 20 % dan juga Merpati sebesar 20% dari ketiga maskapai terjadi persaingan yang cukup ketat dalam pangsa pasar maskapai.

Berdasarkan persaingan yang cukup ketat, ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembelian suatu produk baik itu berupa barang maupun berupa jasa terdiri dari usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri (Kotler, 2009 : 188). Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi sekarang. Gaya hidup pada prinsipnya adalah pola seseorang dalam mengelola waktu dan uangnya. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang pada akhirnya menentukan pola konsumsi seseorang. Plumer (1974:35) mengatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktifitas-aktifitas manusia dalam hal:

1. Pola seseorang dalam menghabiskan waktunya 2. Minat seseorang

3. Pandangan seseorang terhadap diri sendiri dan orang lain

4. Karakter-karakter dasar seperti tahap yang dilalui seseorang dalam kehidupan (life cycle), penghasilan, pendidikan, dan di mana mereka tinggal. VALS (Value and Lifestyle) adalah salah satu contoh pendekatan segmentasi gaya hidup.


(31)

10

Maka berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yangdituangkan dalam skripsi berjudul “Pengaruh Gaya Hidup Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Tiket Bisnis Di Garuda Indonesia (Cabang Bandar Lampung)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal yaitu :

Masyarakat kini lebih menyukai menggunakan transportasi penerbangan udara dibandingan dengan transportasi darat dan laut, karena dapat memotong waktu dengan singkat, dengan demikian semakin banyaknya penerbangan udara yang bermunculan, Garuda Indonesia menjadi yang paling utama diminati banyak kalangan dalam menggunakan jasa penerbangan udara.

Sehingga berdasarkan uraian diatas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

• Apakah gaya hidup berpengaruh pada keputusan pembelian tiket bisnis di Garuda Indonesia (cabang Bandar Lampung)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

• Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup konsumen terhadap keputusan pembelian tiket bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung.


(32)

11

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

• Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk konsumen/pelaku bisnis dalam memilih tiket pesawat sesuai dengan kalangannya dan tetap terus akan setia pada layanan Garuda Indonesia, dalam arti penelitian ini dapat membantu masyarakat dalam memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan dalam memilih sebuah keputusan.

• Manfaat penelitian ini untuk perusahaan adalah perusahaan bisa dapat mempertahankan atau memotivasi perusahaan agar terus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sehingga semakin banyak masyarakat yang memberikan kesetiaan (loyalitas) untuk perusahaan ini.

• Manfaaat lain yang dapat diberikan adalah untuk akademis yaitu menambah ilmu pengetahuan, pengenalan dan pengamatan tentang

penerbangan Garuda Indonesia, dan dapat memberikan rekomendasi yang baik untuk masyarakat dalam memilih penerbangan pesawat.

1.5 Kerangka Penelitian 1.5.1 Gaya Hidup (X)

Gaya hidup yaitu pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Berikut ini pendapat para ahli mengenai pengertian atau definisi gaya hidup Menurut Solomon (2011 : 235) perspektif pemasaran gaya hidup mengakui bahwa orang seperti mereka ke kelompok atas dasar hal-hal yang ingin mereka lakukan, bagaimana mereka menghabiskan waktu luang mereka, dan bagaimana mereka memilih untuk menghabiskan pendapat lebih mereka.


(33)

12

Kotler & Keller (2009 : 208) juga menjelaskan gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat, sementara Plumer (1974 : 33) menerangkan bahwa gaya hidup merupakan

segmentasi gaya hidup dapat mengukur aktifitas-aktifitas manusia dalam hal pola seseorang dalam menghabiskan waktunya, minat seseorang, pandangan seseorang terhadap diri sendiri dan orang lain, serta karakter-karakter dasar seperti tahap yang dilalui dalam kehidupan yaitu, penghasilan, pendidikan, dan di mana mereka tinggal.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan gaya hidup terbagi dalam 3 variabel yaitu :

1. Kegiatan(Activities)(X1) 2. Minat(Interest)(X2) 3. Pendapat(Opinion)(X3)

1.5.2 Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan Pembelian dapat diartikan bahwa dengan menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam benak konsumen. Kotler dan Keller (2009 : 184)

mengungkapkan keputusan pembelian merupakan tahap pengambilan keputusan pembelian di mana konsumen benar-benar membeli produk atau jasa. Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan keputusan pembelian merupakan suatu tahapan setelah konsumen benar-benar melakukan pembelian.

Berdasarkan konsep- konsep dan uraian yang dijelaskan di atas, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:


(34)

13

Gaya Hidup (X)

1. Aktivitas (X1) 2. Minat (X2) 3. Pendapat (X3)

Sumber: Plumer, 1974.

Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran

1.6 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut, diduga :Terdapat Pengaruh Gaya Hidup Konsumen (X1 Aktivitas, X2 Minat, dan X3

Pendapat) Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Tiket Bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung.

Keputusan Pembelian (Y)


(35)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pemasaran

Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini mengemukakan menurut pandangan mereka masing-masing. Kotler dan

Armstrong (2008 : 5) mengartikan pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai

imbalannya.

Menurut American Marketing Association (AMA) dalam kotler dan Keller (2009 : 5) Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan dua cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan.

Didefinisikan secara keseluruhan, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup


(36)

15

menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Karena itu, pemasaran didefinisikan sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Tujuan utama pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan.

2.2 Jasa

Menurut ilmu ekonomi, jasa atau layanan adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak memiliki transfer kepemilikan.

Banyak ahli yang mendefinisikan jasa, diantaranya Kotler (2005 : 486) Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dengan suatu produk fisik. Kotler & Keller (2007: 43) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak dapat mengakibatkan kepemilikan apapun.


(37)

16

Berdasarkan pengertian jasa dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan suatu tindakan atau aktivitas yang ditawarkan pada pihak lain atau tidak berwujud tetapi bisa dinikmati manfaatnya.

2.2.1 Strategi kualitas Jasa/Layanan

Menurut Tjiptono (2006 : 132) strategi kualitas jasa atau layanan mencakup empat hal berikut:

a. Atribut layanan pelanggan

Penyampaian layanan atau jasa harus tepat waktu, akurat, dengan perhatian dan keramahan.

b. Pendekatan untuk penyempurnaan kualitas jasa

Merupakan aspek penting dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan. Faktor biaya, waktu menerapkan program, dan pengaruh layanan pelanggan. Ketiga faktor ini merupakan inti pemahaman dan penerapan suatu sistem yang responsive terhadap pelanggan dan organisasi untuk pencapaian kepuasan optimum.

c. Sistem umpan balik untuk kualitas layanan pelanggan

Umpan balik sangat dibutuhkan untuk evaluasi dan perbaikan yang berkesinambungan. Informasi umpan balik harus difokuskan pada hal-hal berikut: memahami persepsi pelanggan terhadap perusahaan, jasa perusahaan dan para pesaing.


(38)

17

d. Implementasi

Sebagai bagian dari proses implementasi, manajemen harus menentukan cakupan kualitas jasa dan tingkat layanan pelanggan sebagai bagian dari kebijakan organisasi.

Perusahaan harus mempertimbangkan empat karakteristik khusus jasa ketika merancang program pemasaran: tak berwujud, tak terpisahkan, variabilitas, dan dapat musnah.

 Jasa tak berwujud (service intangibility)

Yaitu jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar atau dibaui selama jasa itu dibeli.

 Jasa tak terpisahkan (service inseparability)

Yaitu jasa tidak dapat dipisahkan dari penyediannya, tanpa memedulikan apakah penyedia jasa itu orang atau mesin.  Variabilitas jasa (service variability)

Yaitu kualitas jasa bergantung pada siapa yang menyediakan jasa itu dan kapan, di mana, dan bagaimana jasa itu disediakan.

 Jasa dapat musnah (service perishability)

Yaitu jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan beberapa saat kemudian.

2.3 Pemasaran Jasa

Pemasaran jasa adalah suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan


(39)

18

tersebut. Kata lain menjelaskan manajemen pemasaran jasa merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap kebutuhan pasar.

Menurut Lovelock (1990) dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006 : 283) klasifikasi pemasaran jasa perlu dikelompokkan menurut proses yang terjadi dalam jasa supaya industri-industri jasa tersebut bisa saling bersaing satu sama lain.

2.4 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen (consumen behavior) adalah perilaku yang konsumen tunjukan dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Kanuk & Schiffman (2010) dalam Pertiwi (2014 : 15).

American Marketing Association dalam Setiadi (2003 : 3) mendefinisikan bahwa perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.

Berdasarkan definisi tersebut terdapat tiga ide penting dalam perilaku konsumen, yaitu :

 Perilaku konsumen adalah dinamis.

 Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar.


(40)

19

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, perilaku konsumen dapat diartikan sebagai studi tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan produk, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001 : 172) ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen faktor-faktor tersebut antara lain:

Faktor Budaya (Cultural Factors)  Budaya (Culture)

Budaya adalah “hal paling dasar yang membentuk keinginan dan perilaku seseorang”. Setiap kelompok masyarakat memiliki sebuah budaya, dan budaya tersebut memberikan pada perilaku pembelian yang berbeda-beda.  Sub Budaya (Subculture)

Subculture terdiri dari suku bangsa, agama, ras, wilayah geografis. Banyaknya subculture memacu seorang marketer untuk sering-sering menciptakan suatu desain produk dan program pemasaran untuk memenuhi kebutuhan yang beragam tersebut. Subculture didefinisikan sebagai

pembedaan kelompok budaya yang ada sebagai segmen yang tidak dapat diidentifikasi dalam masyarakat yang kompleks dan lebih besar.

 Kelas Sosial (Social Class)

Social Class adalah pembagian masyarakat yang memiliki kesamaan nilai, ketertarikan dan perilaku. Social class atau tingkatan masyarakat


(41)

20

tingkatan masyarakat, misalnya saja seperti pakaian, peralatan rumah tangga, dan aktifitas sehari-hari.

Faktor Sosial (Social Factor)

 Kelompok Refrensi (Refrence Group)

Refrence Group atau kelompok refrensi adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Kelompok yang mempunyai pengaruh secara langsung disebut juga membership group.

 Keluarga (Family)

Keluarga adalah kelompok sosial yang paling penting dalam suatu masyarakat. Anggota keluarga seringkali menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam mempengaruhi perilaku seseorang.

 Peran dan Status (Role and Status)

Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok masyarakat dapat dijelaskan dalam pengertian peran dan status. Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat sesuai dengan peranannya. Dalam hubungannya dengan pembelian, seseorang sering memilih produk yang menyatakan peranan dan status mereka dalam masyarakat.

Faktor Psikologis (Psychological Factors)  Motivasi (Motivation)

Motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang yang menghasilkan suatu tindakan. Dorongan ini dihasilkan dari hasrat yang ada didalam diri


(42)

21

seseorang yang muncul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi. Pada dasarnya secara psikologis manusia memiliki keinginan-keinginan yang ingin dicapainya.

Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antar sikap,kebutuhan,persepsi,dan keputusan yang terjadi dalam diri seseorang.

 Persepsi (Perception)

Persepsi adalah proses dimana individu memilih, mengorganisasi, dan mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran tentang kehidupan.

 Pembelajaran (Learning)

Proses pembelajaran meliputi perubahan-perubahan pada diri seorang yang berkembang dari pengalaman. Pembelajaran ini meliputi tahapan-tahapan: Mendorong Stimulasi (Drive stimulasi), Isyarat (Cues), dan Diskriminasi (Discrimination).

Drive stimuli adalah rangsangan internal yang kuat dalam seseorang melakukan sesuatu.

Cues adalah rangsangan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana seorang merespon.

Discrimination adalah berarti kita telah belajar mengenal perbedaan dari rangsangan yang serupa dan dapat menyesuaikan respon dengan tepat. Dalam pandangan pemasaran, pembelajaran diartikan sebagai proses dimana seseorang mendapatkan suatu pengetahuan dan pengalaman yang diterapkan untuk perilaku selanjutunya.


(43)

22

 Keyakinan dan Perilaku (Beliefs and Attitudes)

Keyakinan adalah suatu pemikiran deskriptif yang diyakini oleh seseorang terhadap suatu hal. Kepercayaan terhadap suatu produk akan

mempengaruhi pendapatan seseorang untuk membeli produk tersebut. Sikap juga sama pentingnya dengan kepercayaan karena tingkah laku akan menunjukan apakah konsumen menyukai suatu produk atau tidak.

2.5 Gaya Hidup (lifestyle)

Menurut Kotler dan Keller (2009 : 224) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002 : 282) gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa dari kegiatan atau aktivitas setiap harinya, pendapat dari orang sekitar dan penghasilan lebih yang didapatkan untuk melakukan kegiatan yang memuaskan.

Menurut Kotler dan Keller (2009 : 175) mengumumkan bahwa sebagian gaya hidup terbentuk oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu. Perusahaan yang bertujuan melayani konsumen dengan keuangan terbatas akan


(44)

23

waktu cenderung multitugas melakukan duat atau lebih pekerjaan pada wkatu yang sama. Mereka juga membayar orang lain untuk mengerjakan tugas karena waktu lebih penting daripada uang. Perusahaan yang melayani mereka akan menciptakan produk dan jasa yang nyaman bagi kelompok ini. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang pada akhirnya menentukan pola konsumsi seseorang.

Gaya hidup juga dapat dikatakan sebagai pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dengan kelompok gaya hidup. Para pemasar selalu menyingkapi tren baru dalam gaya hidup konsumen. Kotler dalam Sumarwan (2013 : 173)

Pengukuran Gaya Hidup menurut Salim (2011 : 106), pengukuran mengenai gaya hidup dapat dilakukan dengan psikografi. Psikografi adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Psikografi berarti menggambarkan (graph) psikologis konsumen (Psycho). Psikografi sering diartikan sebagai pengukuran AIO (Activity, Interest dan Opinion) yaitu pengukuran kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Mowen dan Minor (2011) dalam Salim (2011 : 106) mengukur activity question meminta kepada konsumen untuk mengindikasikan apa yang mereka lakukan, apa yang mereka beli dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka. Interest question memfokuskan pada refrensi dan prioritas konsumen. Opinion


(45)

24

question adalah menyelidiki pandangan dan perasaan konsumen mengenai topik-topik peristiwa dunia, lokal, moral, ekonomi.

Ada beberapa macam komponen AIO sebagai berikut: 1. Kegiatan (Activities)

Kegiatan adalah suatu tindakan nyata seperti menonton suatu medium, berbelanja di toko atau menceritakan kepada lingkungan di sekeliling mengenai pelayanan yang baru. Walaupun tindakan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung. Pengukuran dalam kegiatan menurut Plumer (1974 : 35) yaitu pekerjaan, hobi, liburan, komunias, dan berbelanja.

2. Minat (Interest)

Minat merupakan semacam objek, peristiwa, atau topik adalah tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus kepada konsumen.

Pengukuran minat menurut Plumer (1974 : 35) yaitu keluarga, komunitas, pekerjaan, makanan, rekreasi, dan mode.

3. Pendapat (Opinion)

Pendapat adalah jawaban lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon terhadap situasi stimulasi dimana semacam pertanyaan diajukan. Pengukuran yang dilakukan dalam pendapat menurut Plumer (1974 : 35) yaitu diri mereka, isu sosial, pendidikan, dan budaya.


(46)

25

2.6 Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2002 : 184) Keputusan pembelian adalah tindakan dari

konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu, yaitu: (1) Pengenalan masalah, (2) Pencarian informasi, (3) Evaluasi alternatif, (4) Keputusan membeli atau tidak, (5) Perilaku pasca pembelian.

Pengertian lain tentang keputusan pembelian menurut Kotler (2005 : 227) adalah dalam keputusan pembelian pengaruh orang lain menjadi rumit jika beberapa orang yang dekat dengan pembeli memiliki pendapat yang saling berlawanan dan pembeli tersebut ingin menyenangkan mereka. Maka, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata.

Menurut Plumer (1974 : 37) ada lima peran dalam keputusan pembelian yaitu : 1. Mencari

Untuk memutuskan produk apa yang harus dibeli, masyarakat biasanya lebih teliti untuk mencari mana yang terbaik dan yang bisa memuaskan


(47)

26

2. Membeli

Membeli merupakan orang yang melakukan pembelian nyata, apakah membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan cara bagaimana membeli dan di mana akan membeli biasanya membeli berdasarkan yang dilihat pada saat itu atau membeli karena keinginan yang sudah lama (Simamora, 2001 : 67) 3. Menggunakan

Keputusan pembelian juga lahir dari adanya produk atau jasa yang biasa digunakan oleh banyak konsumen, sehingga banyak masyarakat tertarik untuk menggunakan produk atau jasa yang sama, yang sudah jelas manfaat dan kualitasnya.

4. Mengevaluasi

Melihat beberapa produk atau jasa yang sering diamati, masyarakat

mengevaluasi dalam keputusan pembelian mana yang baik dan mana yang buruk.

5. Mengabaikan Produk, Jasa atau Ide.

Hal ini terjadi biasanya karena kurang adanya pemberi pengaruh (influencer) dalam keputusan pembelian.

Menurut Sutisna (2003) dalam Salim (2011 : 107) ada beberapa cara dalam mengukur keputusan pembelian yaitu :

1. Konsumen individual

Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen.


(48)

27

2. Lingkungan

Lingkungan yang mempengaruhi konsumen, maksudnya adalah pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya.

3. Stimuli Pemasaran

Stimuli pemasaran atau dapat disebut juga dengan strategi pemasaran yang baik akan mempengaruhi seseorang dalam menentukan produk yang akan dibeli.

Hubungan gaya hidup dan keputusan pembelian produsen dan pemasar mengharapkan konsumen menilai bahwa produk sebagai sesuatu yang cocok bagi kepribadiannya, sehingga mereka menyukai, membeli dan menggunakan produk tersebut.

2.6.1 Perilaku Keputusan Pembelian

Keputusan yang lebih kompleks biasanya melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak. Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 177) perilaku keputusan pembelian terbagi menjadi empat jenis, yaitu :

1. Perilaku pembelian kompleks :

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan ekspresi diri.

Pada tahap ini, pembeli akan melewati proses pembelajaran, dengan pemikiran awal mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap,


(49)

28

dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan. Para pemasar perlu membantu konsumen untuk membelajari atribut produk dan

kepentingan relatif atribut tersebut.

2. Perilaku pembelian pengurangan disonasi/ ketidak nyamanan

Perilaku pembelian pengurangan disonasi terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antara merek. Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidak nyamanan pasca pembelian ketika mereka mengetahui kerugian tertentu dari merek yang dibeli atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek yang tidak dibeli.

3. Perilaku pembelian kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaan terjadi ketika dalam keadaan terlibat konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini, mereka hanya pergi ke toko dan mengambil satu merek.

4. Perilaku pembelian mencari keragaman

Perilaku pembelian mencari keragaman dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah, tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan.

Dalam permasalahan ini, konsumen sering melakukan banyak pertukaran merek. Perusahaan penantang akan mendorong pencarian


(50)

29

khusus, sampel gratis, dan iklan yang menampilkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama sama menguji pengaruh variabel Gaya Hidup terhadap keputusan pembelian. Tetapi, perbedaannya dengan peneliti sebelumnya adalah terletak pada objek jenis barang dan jasa yang diteliti.

Tabel 2.1 Refrensi Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan 1 Niruli Almi The influence of

Lifestyle to the Purchase Decision of Kawasaki Ninja Bikes in Pekanbaru.

Hasil pengujian regresi berganda menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pembelian,produk bermanfaat,kesukaan, gaya hidup mewah,hasrat kemewahan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.Dsri variabel lain,variabel kesukaan merupakan yang paling signifikan dalam pengaruh keputusan pembelian.

Sama-sama menguji pengaruh variabel gaya hidup terhadap keputusan

variabel,dan terdapat kesamaan pada variabel (X) dan variabel (Y)

Perbedaan terdapat pada tempat dan objek penelitian.

2 Ade Octavia Gaya hidup dan Perilaku Pembelian Emas Putih di Kota Jambi (Lifestyle and purchasing behavior of white gold in jambi city.)

Gaya hidup merupakan faktor paling utama dalam keputusan pembelian dan peneliti

melakukan banyak penelitian yang terkait dengan gaya

hidup,seperti menentukan

segmentasi konsumen yang didasarkan pada gaya hidup.

Persamaan terdapat pada variabel (X) yaitu gaya hidup. Variabel (Y) keputusan pembelian konsumen. Perbedaan terdapat pada tempat dan objek yang berbeda.


(51)

30

3 Agus Salim Pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian

smartphone berbasis android..

Gaya Hidup didefinisikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktifitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (*ketertarikan), apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya (pendapat) Pengukuran gaya hidup menggunakan psikografi pernyataan AIO Objek Penelitian dan lokasi penelitian berbeda.

4 Dewi Urip Wahyuni (2008)

Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat

Motivasi dalam diri akan mempengaruhi seseorang (konsumen) dalam melakukan pembelian karena didasarkan pada dorongan yang dimiliki. Persepsi dapat berupa

penilaian terhadap apa saja yang melekat pada suatu produk yang dapat menimbulkan kepuasan dan kenyamanan pada konsumen. Sikap merupakan stimulus yang dapat menyebabkan konsumen tertarik membeli Berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) Variabel independen Motivasi,Pers epsi dan Sikap (X)


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada wilayah Bandar Lampung yang merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Lampung. Objek yang akan diambil ada pada PT. Perusahaan Garuda Indonesia Cabang Bandar Lampung di Jl. Jend. Sudirman No. 17A-B Enggal.

3.2 Jenis Dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data

Data Primer

Data yang diperoleh peneliti dengan cara langsung dari sumbernya, untuk memperoleh data primer peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung atau dengan wawancara dengan beberapa responden melalui pertanyaan angket atau kuisioner yang telah ditentukan kepada pelanggan tiket bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung.


(53)

32

Data Sekunder

Data secara tidak langsung berhubungan dengan responden yang diteliti dan merupakan pendukung bagian dari penelitian yang dilakukan. Data diperoleh melalui pengumpulan sendiri oleh peneliti, misalnya majalah, internet, keterangan keterangan atau publikasi lainnya. Artinya melewati satu atau lebih pihak yang bukan penelitian sendiri.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : Kuisioner, yaitu salah satu cara pengumpulan data dengan memberikan dan menyebarkan pertanyaan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan yang disediakan.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2012 : 61) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah konsumen tiket bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung.

3.4.2 Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metodenon probability samplingdikarenakan peneliti tidak mendapatkan data


(54)

33

secara rinci identitas responden yang diperlukan dalam pembuatan kerangka sampling.

Metodenon probabilitysampling dengan tipepurposive samplingyaitu pengambilan sampel yang membatasi pada ciri-ciri khusus seseorang yang memberikan informasi yang dibutuhkan.

Adapun ciri-ciri nya adalah :

• Masyarakat Bandar Lampung yang pernah melakukan perjalanan ke luar kota/negara dengan menggunakan tiket bisnis Garuda Indonesia setidaknya 2 x. Hair et al (2006 : 112) menyarankan bahwa jumlah sampel penelitian yang tidak diketahui jumlah populasi pastinya, minimal berjumlah lima kali variabel yang dianalisa atau indikator. Indikator dari penelitian ini berjumlah 24, maka diperoleh hasil perhitungan sampel sebagai berikut:

Jumlah sampel = 18 x 4 = 72 sampel

Hair. et al (2006 : 197) mengatakan bahwa penelitian yang akan diolah menggunakanmultiple regresionjumlah sampel minumum 50 responden dan lebih disarankan 100 responden bagi kebanyakan situasi penelitian. Sampel yang diambil dalam penelitian ini menentukan jumlah sampel menjadi 72 orang.

3.5 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Lapangan

Penelitian yang dilakukan secara langsung dengan wawancara dengan responden guna memperoleh informasi yang terkait dengan objek penelitian.


(55)

34

2. Angket (Kuisioner)

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan untuk responden dalam menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian yang ada.

Tujuan pokok dalam pembuatan kuisioner adalah:

• Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian.

• Untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi.

3. Penelitian Berbagai Sumber dan Kepustakaan

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan landasan teori dari berbagai literatur, refrensi dan hasil penelitian yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.6 Variabel Penelitian / Pengaruh Gaya Hidup (X1).

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian sebuah penelitian. Variabel penelitian dapat dikatakan sebagai atribut yang

mempengaruhi kepuasan pemustaka layanan dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X) yaitu gaya hidup, dengan indikator:

• Kegiatan

• Minat

• Pendapat


(56)

35

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Definisi Indikator Skala

Gaya Hidup (X) Kegiatan (X1) Tindakan nyata seperti liburan, berbelanja, dan berbagi cerita kepada lingkungan sekitar. Reynold dan Darden (1992)

• Pekerjaan

• Hobi

• Liburan

• Komunitas

Likert

Minat (X2) Tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus menerus kepadanya. Reynold dan Darden (1992) • Keluarga • Komunitas • Pekerjaan • Makanan • Rekreasi • Mode Likert

Pendapat (X3) Jawaban lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai respon. Reynold dan Darden (1992) • Diri mereka

• Isu sosial

• Pendidikan • Budaya Likert Keputusan Pembelian (Y) Keputusan Pembelian (Y) Tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap suatu produk

Kotler (2002 : 184)

•Konsumen individual •Lingkungan Stimuli Pemasaran •Aktivitas •Pendapat Likert

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Hair. et al, (2006 : 641) dalam suatu instrumen dikatakan valid jika instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Pengukuran validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan faktor analisis seluruh instrumen penelitian dinyatakan valid apabilafactor loading, KMO dan anti imagelebih besar dari 0,5. Validitas didefinisikan sebagai suatu pengukuran


(57)

36

terkait dengan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

3.8 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suattu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil. Menurut Ferdinand (2006 : 372) dalam Pertiwi (2010 : 35), sebuah scaleatau instrumen pengukur data dan data yang dihasilkan disebutreliabelatau terpercaya apabila instrumen itu secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali dilakukan pengukuran. Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuisioner dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisienCronbach Alpha, yaitu apabila koefisienCronbach Alpha> taraf 0,6 maka kuisioner tersebut reliabel. Sebaliknya jika koefisienCronbach Alpha< taraf 0,6 maka kuisioner tersebut tidak reliabel.

Tahap kedua adalah dengan membandingkanCronbach AlphadenganCronbach Alpha if item delete, dinyatakan reliabel jika nilaiCronbach Alpha if item delete< Cronbach Alpha.

3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif yaitu riset yang cara pengolahan datanya dihitung

menggunakan analisis sistematis. Dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda. Uji regresi linier berganda digunakan untuk memeriksa kuatnya


(58)

37

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Persamaan umumnya yaitu:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Keterangan :

Y = Variabel Y ( Keputusan Pembelian) X1 = Kegiatan

X2 = Minat

X3 = Pendapat

b1-b7 = Koefisien Regresi

a = Konstanta

e = Eror item (variabel lain tidak dijelaskan)

3.9.2 Uji Signifikansi Simultan (UjiF)

Uji–F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen X1, X2, dan X3 secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) pada tingkat kepercayaan 95% atauɑ =5%

Dengan kriteria pengujian :

• Ho diterima dan Ha ditolak bila F hitung≤F tabel

• Ho ditolak dan Ha diterima bila F hitung > F tabel

3.9.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji–t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen X1,X2,dan X3. Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap


(59)

38

Dengan kriteria pengujian :

• Ho diterima dan Ha ditolak bila t hitung≤t tabel

• Ho ditolak dan Ha diterima bila t hitung > t tabel

3.10 Koefisien Determinasi (R²)

Nilai koefisien determinasi (R²) menggambarkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Berdasarkan 7 variabel yang ada didalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan koefisien

determinasi untuk mengukur seberapa besar dari variabel bebas dan variabel terikat.


(60)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa Pengaruh Gaya Hidup yang terdiri atas Kegiatan, Minat dan Pendapat berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Ulang Tiket Bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung diterima. Hal ini dapat dipertegas dengan alasan-alasan berikut:

1. Bahwa secara keseluruhan variabel Pengaruh Gaya Hidup (X) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Ulang (Y) sebesar 58,2%. Fhitung = 44,505 dengan signifikansi 0,000. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka secara keseluruhan variabel Pengaruh Gaya Hidup berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian Ulang tiket bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung.

2. Secara parsial variabel Pengaruh Gaya Hidup (X) yang terdiri dari kegiatan (X1), minat (X2), dan pendapat (X3) mempengaruhi keputusan pembelian ulang (Y). Nilai t hitung pada variabel kegiatan (X1) sebesar 7.341, dengan signifikansi 0,000 sehingga, secara parsial variabel Kegiatan (X1) memberi sumbangan tertinggi terhadap keputusan pembelian.


(61)

65

3. Hasil uji koefisien determinasi didapat nilaiR squaresebesar 0,582 hal ini berarti sumbangan variabel X (Pengaruh Gaya Hidup) berperan dalam mempengaruhi variabel Y (Keputusan Pembelian Ulang) sebesar 58,2%. Hal ini menunjukkan pengaruh gaya hidup merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang pada tiket bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Perusahaan Penerbangan Maskapai Garuda Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan penjualannya di Bandar Lampung, antara lain :

1. Variabel X2 (Minat) pada hasil hitungan yang didapat, menjadi variabel terlemah di dalam penelitian ini dengan jumlah 27,1%. Saran yang peneliti berikan adalah sebaiknya maskapai penerbangan Garuda Indonesia bisa menambahkan kerja sama dengan Hotel atau Rumah Makan ternama yang ada di luar kota atau negara, sehingga bagi konsumen yang menggunakan tiket bisnis Garuda Indonesia, bisa mendapatkan potongan harga khusus di hotel atau rumah makan tersebut, dengan itu konsumen tertarik untuk tetap menggunakan tiket bisnis Garuda Indonesia di kesempatan lain.

2. Variabel X3 (Pendapat) pada hasil hitungan yang didapat, menjadi variabel terlemah kedua di dalam penelitian ini dengan jumlah 33,6%. Saran yang peneliti berikan adalah sebaiknya maskapai Garuda Indonesia, bisa lebih mempermudah konsumen dalam pemesanan tiket, seperti Garuda Indonesia


(62)

66

juga melakukan kerjasama dengan instansi perkantoran yang ada di kota setempat, selain itu bisa membuka lebih banyak lagi tempat pemesanan tiket Garuda Indonesia khusunya di daerah kota dan beberapa di daerah terpencil, peneliti juga menyarankan untuk pemesananvia social mediaatau

menggunakan aplikasi khusus pemesanan tiket Garuda Indonesia yang

disediakan dismartphoneatauandroid,sehingga jika ada pekerjaan mendesak mengharuskan konsumen untuk ke luar kota atau negara tidak perlu susah untuk memesan langsung ke tempat pemesanan tiket Garuda Indonesia atau membuka website resmi Garuda Indonesia yang terkadang konsumen kesulitan sendiri untuk mencari atau melakukan transaksi pembayaran.

3. Variabel X1(Aktivitas) pada hasil hitungan yang di dapat, menjadi variabel terbesar di dalam penelitian ini dengan jumlah 49,6 %. Peneliti memberikan saran agar maskapai penerbangan Garuda Indonesia bisa tetap menjadi

maskapai yang banyak di minati oleh konsumen, dengan cara memberikanvisa on arrivalke salah satu negara yang ada di asia, seperti ke Korea, jadi

pemegangpassportIndonesia tidak perlu susah untuk ke kedutaan Korea untuk memohon visa, cukup beli tiket bisnis Garuda Indonesia ke negara Korea dan masa berlaku hanya dengan satu bulan dengan harga USD 50 perpassportnya atau sekitar Rp. 650.000,00. Hal ini dikhususkan untuk konsumen tiket bisnis Garuda Indonesia yang sudah menggunakan tiket bisnis Garuda Indonesia lebih dari 5 kali dalam setahun.Visa On Arrival (VOA)adalah dokumen izin atau tiket masuk seseorang ke suatu negara, biasanya bisa di beli di perbatasan atau bandara negara yang akan di tuju.


(63)

67

Saran kedua dari peneliti agar maskapai Garuda Indonesia bisa tetap menjadi yang terbaik dengan banyak konsumen adalah peneliti memberikan saran untuk maskapai penerbangan Garuda Indonesia agar memberikan tiket bisnis gratis untuk 2 orang kepada badan-badan amal atau komunitas serta sumbangan dalam bentuk barang lain dan saran profesional bagi komunitas yang akan berpergian lebih dari 10 orang yang menggunakan tiket bisnis dalam sekali perjalanan.

4. Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian ini, sebaiknya menggunakan variabel-variabel lain yang tidak digunakan di dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui secara spesifik variabel apa yang paling mempengaruhi keputusan pembelian ulang tiket bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Niruli. 2009.Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Motor Kawasaki Ninja di Pekanbaru. Universitas Riau.

Hair, et al. 2006.Multivate Data Analysis 6thEd. New Jersey. Pearson Education. J. Setiadi, Nugroho. 2003.Perilaku Konsumen dan Implikasi Untuk Strategi dan

Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Kotler, Philip. 2002,Manajemen Pemasaran,edisi Milenium. Jilid kedua. Jakarta: Gramedia

Kotler, Philip. 2005.Manajemen Pemasaran, edisi kesebelas. Jakarta: Gramedia. Kotler, Philip dan Armstrong, Garry. 2001.Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:

Gramedia.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009.Marketing Management. Prentice Hall. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007.Manajemen Pemasaran, edisi ke dua belas.

Jakarta: Indeks.

Kotler dan Armstrong, Garry. 2008.Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Lupiyoadi, Hamdani. 2006.Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Erlangga. Minor dan Mowen, 2002.Teori Gaya Hidup. Jakarta: Erlangga.

Oktavia, Ade. 2009.Gaya Hidup dan Perilaku Pembelian Emas Putih di Kota Jambi, Universitas Jambi.

Pertiwi, Winda Anggun. 2014.Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Iphone di Bandar Lampung. Universitas Lampung.


(65)

Plummer, Joseph T. 1994.The Concept and Aplication of Life Style Segmentation, Journal of Marketing.

Salim, Agus. 2011.Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Berbasis Android. Institut Bisnis dan Informatika Indonesia, Jakarta.

Simamora, Bilson. 2001.Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta: Gramedia.

Simamora, Bilson. 2002.Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tjiptono, Fandy. 2006.Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Malang:

Bayumedia Publishing, Malang.

www.garudaindonesia.com diakses pada bulan Januari 2015.

http://lembing.com/8-maskapai-penerbangan-indonesia-terbaik diakses pada bulan Januari 2015.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa Pengaruh Gaya Hidup yang terdiri atas Kegiatan, Minat dan Pendapat berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Ulang Tiket Bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung diterima. Hal ini dapat dipertegas dengan alasan-alasan berikut:

1. Bahwa secara keseluruhan variabel Pengaruh Gaya Hidup (X) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Ulang (Y) sebesar 58,2%. Fhitung = 44,505 dengan signifikansi 0,000. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka secara keseluruhan variabel Pengaruh Gaya Hidup berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Pembelian Ulang tiket bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung.

2. Secara parsial variabel Pengaruh Gaya Hidup (X) yang terdiri dari kegiatan (X1), minat (X2), dan pendapat (X3) mempengaruhi keputusan pembelian ulang (Y). Nilai t hitung pada variabel kegiatan (X1) sebesar 7.341, dengan signifikansi 0,000 sehingga, secara parsial variabel Kegiatan (X1) memberi sumbangan tertinggi terhadap keputusan pembelian.


(2)

65

3. Hasil uji koefisien determinasi didapat nilaiR squaresebesar 0,582 hal ini berarti sumbangan variabel X (Pengaruh Gaya Hidup) berperan dalam mempengaruhi variabel Y (Keputusan Pembelian Ulang) sebesar 58,2%. Hal ini menunjukkan pengaruh gaya hidup merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang pada tiket bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Perusahaan Penerbangan Maskapai Garuda Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan penjualannya di Bandar Lampung, antara lain :

1. Variabel X2 (Minat) pada hasil hitungan yang didapat, menjadi variabel terlemah di dalam penelitian ini dengan jumlah 27,1%. Saran yang peneliti berikan adalah sebaiknya maskapai penerbangan Garuda Indonesia bisa menambahkan kerja sama dengan Hotel atau Rumah Makan ternama yang ada di luar kota atau negara, sehingga bagi konsumen yang menggunakan tiket bisnis Garuda Indonesia, bisa mendapatkan potongan harga khusus di hotel atau rumah makan tersebut, dengan itu konsumen tertarik untuk tetap menggunakan tiket bisnis Garuda Indonesia di kesempatan lain.

2. Variabel X3 (Pendapat) pada hasil hitungan yang didapat, menjadi variabel terlemah kedua di dalam penelitian ini dengan jumlah 33,6%. Saran yang peneliti berikan adalah sebaiknya maskapai Garuda Indonesia, bisa lebih mempermudah konsumen dalam pemesanan tiket, seperti Garuda Indonesia


(3)

juga melakukan kerjasama dengan instansi perkantoran yang ada di kota setempat, selain itu bisa membuka lebih banyak lagi tempat pemesanan tiket Garuda Indonesia khusunya di daerah kota dan beberapa di daerah terpencil, peneliti juga menyarankan untuk pemesananvia social mediaatau

menggunakan aplikasi khusus pemesanan tiket Garuda Indonesia yang

disediakan dismartphoneatauandroid,sehingga jika ada pekerjaan mendesak mengharuskan konsumen untuk ke luar kota atau negara tidak perlu susah untuk memesan langsung ke tempat pemesanan tiket Garuda Indonesia atau membuka website resmi Garuda Indonesia yang terkadang konsumen kesulitan sendiri untuk mencari atau melakukan transaksi pembayaran.

3. Variabel X1(Aktivitas) pada hasil hitungan yang di dapat, menjadi variabel terbesar di dalam penelitian ini dengan jumlah 49,6 %. Peneliti memberikan saran agar maskapai penerbangan Garuda Indonesia bisa tetap menjadi

maskapai yang banyak di minati oleh konsumen, dengan cara memberikanvisa on arrivalke salah satu negara yang ada di asia, seperti ke Korea, jadi

pemegangpassportIndonesia tidak perlu susah untuk ke kedutaan Korea untuk memohon visa, cukup beli tiket bisnis Garuda Indonesia ke negara Korea dan masa berlaku hanya dengan satu bulan dengan harga USD 50 perpassportnya atau sekitar Rp. 650.000,00. Hal ini dikhususkan untuk konsumen tiket bisnis Garuda Indonesia yang sudah menggunakan tiket bisnis Garuda Indonesia lebih dari 5 kali dalam setahun.Visa On Arrival (VOA)adalah dokumen izin atau tiket masuk seseorang ke suatu negara, biasanya bisa di beli di perbatasan atau bandara negara yang akan di tuju.


(4)

67

Saran kedua dari peneliti agar maskapai Garuda Indonesia bisa tetap menjadi yang terbaik dengan banyak konsumen adalah peneliti memberikan saran untuk maskapai penerbangan Garuda Indonesia agar memberikan tiket bisnis gratis untuk 2 orang kepada badan-badan amal atau komunitas serta sumbangan dalam bentuk barang lain dan saran profesional bagi komunitas yang akan berpergian lebih dari 10 orang yang menggunakan tiket bisnis dalam sekali perjalanan.

4. Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian ini, sebaiknya menggunakan variabel-variabel lain yang tidak digunakan di dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui secara spesifik variabel apa yang paling mempengaruhi keputusan pembelian ulang tiket bisnis Garuda Indonesia di Bandar Lampung.


(5)

Amri, Niruli. 2009.Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Motor Kawasaki Ninja di Pekanbaru. Universitas Riau.

Hair, et al. 2006.Multivate Data Analysis 6thEd. New Jersey. Pearson Education. J. Setiadi, Nugroho. 2003.Perilaku Konsumen dan Implikasi Untuk Strategi dan

Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Kotler, Philip. 2002,Manajemen Pemasaran,edisi Milenium. Jilid kedua. Jakarta: Gramedia

Kotler, Philip. 2005.Manajemen Pemasaran, edisi kesebelas. Jakarta: Gramedia. Kotler, Philip dan Armstrong, Garry. 2001.Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:

Gramedia.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009.Marketing Management. Prentice Hall. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007.Manajemen Pemasaran, edisi ke dua belas.

Jakarta: Indeks.

Kotler dan Armstrong, Garry. 2008.Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Lupiyoadi, Hamdani. 2006.Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Erlangga. Minor dan Mowen, 2002.Teori Gaya Hidup. Jakarta: Erlangga.

Oktavia, Ade. 2009.Gaya Hidup dan Perilaku Pembelian Emas Putih di Kota Jambi, Universitas Jambi.

Pertiwi, Winda Anggun. 2014.Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Iphone di Bandar Lampung. Universitas Lampung.


(6)

Plummer, Joseph T. 1994.The Concept and Aplication of Life Style Segmentation, Journal of Marketing.

Salim, Agus. 2011.Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Berbasis Android. Institut Bisnis dan Informatika Indonesia, Jakarta.

Simamora, Bilson. 2001.Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta: Gramedia.

Simamora, Bilson. 2002.Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia.

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tjiptono, Fandy. 2006.Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Malang:

Bayumedia Publishing, Malang.

www.garudaindonesia.com diakses pada bulan Januari 2015.

http://lembing.com/8-maskapai-penerbangan-indonesia-terbaik diakses pada bulan Januari 2015.