salah satu strategi dan metode analisis data kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus khusus yang terjadi pada objek
analisis. Studi kasus bisa berupa orang, peristiwa, program, periode waktu, insiden kritis atau komunitas. Menurut Patton 2006 studi
kasus berguna ketika orang perlu memahami suatu problem atau situasi tertentu dengan amat mendalam dan dimana orang dapat
mengidentifikasi kasus yang kaya dengan informasi. Bungin dalam Herdiansyah, 2010 mengungkapkan beberapa kelebihan studi kasus
sebagai berikut: 1.
Dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antar variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan
pemahaman yang lebih luas. 2.
Memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan mengenai konsep-konsep dasar perilaku manusia.
3. Dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat
berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam
rangka pengembangan ilmu-ilmu sosial.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini untuk mengetahui gambaran kepuasan pernikahan pada wanita yang menikah di usia remaja awal. Kepuasan
pernikahan menurut Fowers dan Olson 1993 merupakan sebuah evaluasi menyeluruh mengenai hubungan pernikahan yang dijalani.
Hal-hal yang ingin diungkap dalam penelitian adalah kepuasan pernikahan dalam beberapa aspek yaitu komunikasi, aktivitas waktu
luang, orientasi agama, penyelesaian konflik, managemen keuangan,
intimasi seksual, keluarga dan teman-teman, anak dan pengasuhan, masalah yang berkaitan dengan kepribadian serta kesetaraan peran.
Berkaitan dengan banyaknya remaja putri yang menikah di usia remaja awal, penulis memilih lokasi penelitian yang akan
dilakukan di Pemalang, Jawa Tengah. Adapun lokasi penelitian berada di dua desa berbeda yakni desa Guci, Gunung Jaya dan desa
Jurang Jero, Kuta.
C. Sumber Data Penelitian
Penelitian kualitatif merupakan pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alami, sumber data primer dan teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara dan dokumentasi Sugiyono, 2012. Sumber data primer adalah sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Selain sumber data primer, terdapat sumber data sekunder yaitu sumber data
tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen Sugiyono.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan sumber data primer yaitu wanita yang menikah di usia remaja awal. Dalam penelitian,
penulis menyebut sumber data sebagai partisipan penelitian. Partisipan dalam penelitian ini penulis peroleh dari informan yang
tinggal di Pemalang.
D. Partisipan Penelitian
Lincoln dan Guba dalam Sugiyono, 2012 mengemukakan bahwa dalam penentuan sampel penelitian kualitatif sangat berbeda
dengan penentuan sampel kuantitatif. Penentuan sampel dalam
penelitian kualitatif tidak didasarkan perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi yang
maksimum, bukan untuk digeneralisasikan. Teknik yang digunakan untuk menentukan partisipan
penelitian yaitu purposive sampling. Sugiyono 2012 menjelaskan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya, orang tersebut dianggap paling tahu apa yang diharapkan peneliti atau
mungkin dianggap sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
untuk meneliti objek atau situasi sosial tertentu.
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh wanita yang
menikah di usia remaja awal, maka partisipan pada penelitian ini adalah wanita yang sudah menikah. Pernikahan pertama terjadi saat
partisipan berada pada masa remaja awal yakni berusia 12 hingga 15 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Mönks dkk. 2002 yang
membagi usia remaja menjadi tiga tahap yakni remaja awal usia 12 hingga 15 tahun, remaja tengah berusia sekitar 15 hingga 18 tahun
dan remaja akhir berusia 18 sampai 21 tahun. Karakteristik lain dari partisipan penelitian adalah usia
pernikahan partisipan kurang dari lima tahun. Penentuan usia pernikahan sampai dengan lima tahun menikah dikarenakan semakin
lama usia pernikahan maka intensitas timbulnya berbagai masalah rumah tangga juga akan meningkat “Time, sex and money: The first
five years of marriage”, n.d.. Pembatasan usia pernikahan maksimal
lima tahun juga dimaksudkan untuk menghindari adanya faktor
keterbiasaan diri terhadap kehidupan pernikahan yang sudah dijalani Newby, 2010.
E. Metode Pengumpulan Data