merupakan daerah yang masyarakatnya sudah mengenal bahasa Indonesia cukup baik dari masyarakat di daerah kecamatan lain.
Daerah pengamatan yang terakhir, yaitu Kecamatan Sianjur Mulamula. Kecamatan ini merupakan kecamatan yang berbeda dari kecamatan yang lain,
karena beberapa desa di kecamatan ini ditempuh tidak hanya melalui jalur darat, tetapi juga harus menggunakan kapal untuk sampai ke daerah pengamatan
tersebut. Peta daerah pengamatan lampiran 1.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung Alwi, 2005:1267. Penulis melakukan penelitian
terhadap objek sejak tanggal 27 Mei sampai dengan 27 Juni 2013.
3.2 Sumber Data
Data adalah kenyataan yang ada, yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat; keterangan atau bahan yang dipakai untuk penalaran
atau penyelidikan Alwi, 2005:319.Data penelitian ini bersumber dari tuturan informan tentang kosa kata yang telah disediakan oleh peneliti berupa kosa kata
dasar. Kosa kata dasar yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 kosa kata
yang dimodifikasi dari daftar kosa kata swadesh dan daftar kosa kata daftar Mahsun yaitu berupa bagian tubuh, kata ganti dan sapaan, sistem kekerabatan,
kehidupan desa dan masyarakat, rumah dan bagiannya, peralatan dan perlengkapan, tumbuh-tumbuhan, binatang dan bagiannya, waktu dan keadaan
Universitas Sumatera Utara
alam, gerak dan kerja, serta sifat dan warna. Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang berjumlah tiga orang yang disebut sebagai
subjek penelitian pada setiap titik pengamatan.Foto bersama informan lampiran 3.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode Sudaryanto,1993:9. Untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan diperlukan metode dan teknik dalam pengumpulan data.Adapun yang menjadi metode dan teknik pengumpulan data pada penelitian dialektologi ini
adalah menggunakan metode cakap.Metode cakap digunakan karena penelitian ini melibatkan percakapan antara peneliti dan informan.Metode cakap memiliki
teknik dasar berupa teknik pancing.Dikatakan teknik dasar, karena percakapan yang diharapkan sebagai pelaksanaan metode cakap itu hanya dimungkinkan
muncul jika peneliti memberi stimulasi pancingan pada informan untuk memunculkan gejala kebahasaan yang diharapkan peneliti Mahsun, 1995:94.
Dikatakan memberi stimulasi pancingan adalah peneliti berusaha untuk membuat informan mengeluarkan kata-kata yang diinginkan oleh peneliti berupa
kosa kata dasar yang telah disiapkan oleh peneliti dalam daftar tanya. Kosa kata dasar tersebutlah yang menjadi data yang dibandingkan antara titik pengamatan
yang satu dengan titik pengamatan yang lain. Teknik dasar dalam metode cakap ini diteruskan ke dalam teknik lanjutan yaitu teknik cakap semuka.Melalui teknik
ini peneliti langsung mendatangi setiap daerah pengamatan dan melakukan percakapan melalui daftar pertanyaan yang telah disediakan kepada informan.
Universitas Sumatera Utara
Selain teknik cakap semuka penelitian ini juga dapat dilengkapi dengan teknik catat dan teknik rekam untuk memperkuat data yang dihasilkan.
Mahsun 1995:105-106 mengungkapkan sebagai sumber informasi dan sekaligus bahasa yang digunakan itu mewakili bahasa kelompok tutur di daerah
pengamatannya masing-masing, maka pemilihan seseorang sebagai informan sebaiknya memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yaitu:
1. Berjenis kelamin pria dan wanita;
2. Berusia antara 25-65 tahun tidak pikun;
3. Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta
jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya; 4.
Berpendidikan maksimal tamat pendidikan dasar SD-SLTP; 5.
Berstatus sosial menengah tidak rendah atau tidak tinggi dengan harapan tidak terlalu tinggi mobilitasnya;
6. Pekerjaannya bertani atau buruh;
7. Memiliki kebanggaan terhadap isolek dan masyarakat isoleknya;
8. Dapat berbahasa Indonesia; dan
9. Sehat jasmani dan rohani.
Selain penentuan persyaratan informan dalam penentuan daerah pengamatan juga memiliki ketentuan dalam penetapannya. Ada dua cara dalam menentukan
daerah pengamatan yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, daerah yang menjadi pengamatan harus memenuhi beberapa criteria berikut:
1. Daerah pengamatan tidak dekat atau bertetangga dengan kota besar
2. Daerah pengamatan itu mobilitasnya rendah
Universitas Sumatera Utara
3. Berpenduduk maksimal 6000 jiwa
4. Daerah pengamatan berusia minimal 30 tahun
Sedangkan secara kuantitatif, penentuan daerah pengamatan dapat dilakukan dengan memperhitungkan jarak antardaerah pengamatan .penentuan daerah
pengamatan didasarkan pada jarak rata-rata antarsatuan daerah pengamatan yang ditentukan sebagai daerah pengamatan. Jarak antarsatuan daerah
pengamatan tersebut rata-rata 20 km Mahsun, 1995:103.
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data