Aspek-aspek Sibling Rivalry Sibling Rivalry Persaingan Saudara Kandung

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id id digilib.uinsby.ac.id ini akan membuat anak berselisih dan salingmengganggu agar anak lain tidak mendapat perhatian dari orangtua dan orang-orang disekitarnya. c. Perbedaan usia dan jenis kelamin Perbedaan usia yang terlalu dekat membuat anak berselisih untuk mencari perhatian. Anak yang lebih besar merasa adiknya telah merebut perhatian orangtua dari dirinya. Jenis kelamin juga mempengaruhi terjadinya perselisihan dalam kombinasi sibling rivalry perempuan-perempuan terdapat lebih banyak perasaan iri hati, sedangkan kombinasi laki-laki akan terjadi perkelahian. d. Posisi dalam keluarga Santrock 1995 menyebutkan bahwa urutan kelahiran diasosiasikan dengan variasi-variasi dalam relasi saudara kandung. Dimana ketika saudara yang lebih tua iri atau menunjukkan rasa permusuhan, orang tua seringkali melindungi saudara yang lebih muda. e. Usia Hopson 2002 menyatakan bahwa berapapun perbedaan umur antara kedua saudara tersebut itu bisa saja mengarah pada persaingan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id id digilib.uinsby.ac.id

4. Dampak Negatif Sibling Rivalry

Hurlock 2007, Dampak Sibling Rivalry setidaknya ada 2 macam reaksi, yaitu sebagai berikut: a. Bersifat langsung yang dimunculkan dalam bentuk perilaku agresif mengarah ke fisik seperti menggigit, memukul, mencakar, melukai, dan menendang atau usaha yang dapat diterima secara sosial untuk mengalahkan saingannya. b. Reaksi tidak langsung yang dimunculkan bersifat lebih halus sehingga sulit untuk dikenali seperti: mengompol, pura-pura sakit, menangis, dan menjadi nakal. Dan dalam Novairi dan Bayu 2012, dampak negatif dari sibling rivalry adalah sebagai berikut: a. Anak merasa tidak memiliki harga diri di mata orangtuanya karena merasa terus menerus di salahkan Hal ini biasanya terjadi pada sang kakak, ketika bertengkar dan adiknya menangis, biasanya orang tua selalu menyalahkan kakaknya. b. Anak tidak pernah mengetahui mana hal yang benar Ketika kakak- adik bertengkar orangtua hanya diam, maka anak-anak menganggap bahwa melakukan hal yang benar. lama kelamaan kebiasaan dan pemahaman itu akan melekat dalam jiwa mereka hingga dewasa,