Implementasi Sistem Manajemen Mutu SMM ISO 9001: 2008

27

4.1.4. Implementasi Sistem Manajemen Mutu SMM ISO 9001: 2008

SMK Negeri 2 Salatiga memperoleh sertifikat SMM ISO 9001: 2000 pada tahun 2007 oleh PT. TUV Rheinland Indonesia sebagai bukti penerapan Sistem Manajemen Mutu. Perolehan sertifikat ISO tersebut menjadikan SMK Negeri 2 Salatiga sebagai SMK pertama di kota Salatiga yang menerapkan Sistem Mananjemen Mutu ISO 9001. Pada tahun 2010 SMK Negeri 2 Salatiga mulai me- reward dengan versi baru yaitu SMM ISO 9001: 2008 pada tahun 2010. Bahkan pada tanggal 4 Mei 2012, SMK Negeri 2 Salatiga telah melaksanakan audit lanjutan yang terakhir. Sehingga sertifikat TUV Rheiland Cert no. 01 100 075168 dapat dilanjutkan untuk membagi pengalaman implementasinya kepada sekolah lain. Dokumen – dokumen yang dipersiapkan untuk memperoleh sertifikat mulai dari Dokumen tingkat I hinga dokumen tingkat IV. Seperti yang diperoleh dari hasil wawancara penulis dengan wakil manajemen mutu SMK Negeri 2 Salatiga: “ Instrumen yang dipersiapkan dokumen yang digunakan sebagai standar. Dokumen yang pertama ada lah dokumen tingkat I namanya pedoman mutu, dokumen tingkat II namanya POS Prosedure Operational Standard itupun juga masih umum yang berlandaskan pada klausul ISO, selanjutnya dokumen tingkat III yaitu IK Instruksi kerja yang bersifat lebih tekhnis, lalu dokumen tingkat IV yang berisi Form da n Rekaman.” 4 4 Wawancara, Sodiq, Wakil Manajemen Mutu, SMK Negeri 2 Salatiga, 24 Mei 2012 28 Dokumen tingkat I yang disahkan oleh kepala sekolah. Dokumen yang mencakup mulai dari visi dan misi hingga sasaran mutu, terdapat pada dokumen tingkat I. Dokumen tingkat II disahkan oleh Wakil manajemen mutu yang berisi SOP Strandar Operasional Prosedur. SOP berpedoman pada delapan prinsip manajemen mutu, yang terdapat pada klausul yang ditetapkan oleh ISO. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan SMM ISO 9001: 2008. Berikut pernyataan dari Hadi Sutjipto: “Segala sesuatu itu kalau tersistem akan le bih baik artinya sebenarnya hal-hal yang sudah kami lakukan ini, pada saat itu masih banyak yang belum terdokumen dan seka rang itu harus terdokumen. Artinya kemampunan telusurnya seandainya kita mencari data itu tidak susah. Apabila semua lini dalam pendidikan itu menggunakan Manajemen Mutu ISO, sebenarnya akan menjadi terstruktur.” 5 Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa dengan adanya sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008. Seluruh kegiatan yang ada di sekolah telah terstruktur dan tersistem dengan baik. Dimana dokumen – dokumen yang sebelumnya terarsip secara tidak teratur, kini telah tertata dengan rapi. Sehingga ketika akan mencari dokumen tersebut lebih mudah untuk mencarinya. Mengingat pelanggan utama dari sekolah adalah siswa, penulis melakukan wawancara dengan perwakilan siswa. Adhe wakil ketua OSIS dan merupakan salah salah satu siswa kelas X TKJ. Adhe menyatakan beberapa hal yang berkaitan dengan sarana prasarana serta kompetensi guru: 5 Wawancara, Hadi Sutjipto, Kepala Sekolah, SMK Negeri 2 Salatiga, 24 Mei 2012 29 “Sudah cukup semuanya, mereka mengajar di bidang masing - masing dimana mereka ahli di dalam bidangnya.” 6 Setiap guru memiliki kompetensi dalam mengajar yang cukup baik. Dengan latar belakang pendidikan minimal S1, sangat dikatakan berkompetensi sebagai pengajar. Guru juga mengajar sesuai dengan bidang keahlian masing- masing. Keterangan yang sama dinyatakan oleh guru adaptif di SMK Negeri 2 Salatiga yaitu Umi Masruroh yang mengajar Matematika: “Sangat menunjang, membuka peluang kepada siswa untuk mengembangkan diri, baik itu dibengkel maupun itu di ruang teori. Sehingga anak-anak punya kebebasan untuk saling meningkatkan pengembangan dirinya yang berkaitan dengan kompeten dan keahlian mereka” 7 Sarana dan prasarana yang sangat menunjang memacu siswa untuk belajar. Baik di ruang kelas teori maupun bengkel praktek semua peralatan sudah sangat menunjang. Dalam kegiatan praktek siswa diberi kesempatan untuk merangkai atau merakit sendiri komponen yang disediakan. Sehingga siswa terpacu dalam belajar dan dapat mengembangkan kemampuan masing-masing siswa. Berkaitan dengan sarana prasarana, guru normatif SMK Negeri 2 Salatiga yaitu Purnomo yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia berpendapat: “Sarana prasarana banyak yang sudah menunjang, walaupun mungkin masih ada yang belum lengkap tetapi sedang dalam proses. Kalau dalam pembelajaran adaptif normatif itu saran sudah cukup mulai dari LCD dan lain- lain juga sudah ada.” 8 6 Wawancara, Adhe, Siswa Kelas X TKJ, SMK Negeri 2 Salatiga, 2 Juni 2012 7 Wawancara, Umi Masruroh, Guru Matematika, SMK Negeri 2 Salatiga, 28 Mei 2012 8 Wawancara, Purnomo, Guru Bahasa Indonesia, SMK Negeri 2 Salatiga, 30 Dalam kegiatan pembelajaran normatif dan adaptif sudah dikatakn mencukupi. Di setiap kelas sudah tersedia LCD, white board , dan speaker aktif. Sebab dalam kegiatan pembelajaran normatif dan adaptif misalkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sangat memerlukan peralatan tersebut. Sebagai contoh apabila listening dalam pelajaran bahasa inggris, diperlukan speaker aktif untuk belajar mendegarkan kosa kata dalam bahasa inggris. Berdasarkan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 5 juni 2012. Terdapat beberapa kondisi ekternal dan internal, yang dapat mempengaruhi program pembelajaran dan implementasi SMM ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga sebagai berikut: a. Kondisi Internal 1. Kekuatan Strenght Kekuatan Strenght yang dimiliki SMK Negeri 2 Salatiga yaitu guru, fasilitas dan peralatan yang memadahi, lulusan akan langsung disalurkan ke industri yang bekerja sama dengan SMK Negeri 2 salatiga, lingkungan sekolah yang tenang dan asri. 2. Kelemahan Weakness Siswa kurang patuh terhadap peraturan, ruang guru produktif terpisah dengan guru lain normatif dan adaptif sehingga kurang adanya komunikasi. 28 Mei 2012 31 b. Kondisi Eksternal 1. Peluang Opportunity Minat siswa untuk bekerja yang sangat tinggi, kerja sama dengan Dunia UsahaDUDunia Industri DI, perkembangan teknologi dan sarana prasarana, kualitas layanan. 2. Ancaman Threaths Semakin banyak SMK dengan predikat RSBI dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008, sekolah favorit yang ditunjang teknologi dan sarana prasarana yang lengkap.

4.1.5. Kendala-Kendala yang Dihadapi Dalam Implementasi Sistem

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas dan Kendala Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri 3 Salatiga

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Sistem Manajemen Mutu Berbasis Iso 9001:2008 : Studi pada SMK Negeri 2 Salatiga Periode Tahun 2010 -2012 T2 942011007 BAB IV

0 0 75

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Saraswati Salatiga : Kajian Manajemen Kesiswaan T2 942011051 BAB IV

0 2 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga T1 162008014 BAB I

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga T1 162008014 BAB II

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga T1 162008014 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga

0 0 41

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengelolaan Parkir di Salatiga T1 BAB IV

0 1 20

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Di SMK Negeri 1 Sayung T2 BAB IV

0 0 62