Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Saraswati Salatiga : Kajian Manajemen Kesiswaan T2 942011051 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMK Saraswati Salatiga

SMK Saraswati Salatiga merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah kejuruan bidang teknologi dan rekayasa di bawah naungan Yayasan Pembina Rehabilisasi Pembangunan Masyarakat (PREMAS) dengan akte notaris no. 21 tanggal 15 November 1969 diperbaiki dengan akte notaris no. 14 tanggal 8 Maret 1996 diperbaiki lagi dengan akte notaris no. 1 tanggal 1 September 2009 yang berdiri tanggal 25 November 1969. SMK Saraswati terletak di jalan Hasanudin no. 738 Salatiga mempunyai 6 Kompetensi Keahlian, yaitu Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Otomasi Industri, Teknik Pemesinan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Otomotif dan Teknik Multimedia

Visi SMK Saraswati Salatiga adalah menjadi lembaga pendidikan kejuruan terkemuka. Kemudian misi SMK Saraswati Salatiga adalah menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan secara professional untuk menghasilkan tamatan yang cerdas, terampil dan kompetitif. Menyelenggarakan pelayanan kepada tamatan untuk disalurkan kerja di industri melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Saraswati Salatiga.

Pelayanan pendidikan agama di SMK Saraswati Salatiga menganut bermacam-macam agama, Islam, Kristen, Katholik, Hindhu dan Buddha. Masing-masing


(2)

agama diampu oleh guru yang kompeten sesuai agamanya.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam bagian ini akan disajikan hasil penelitian evaluasi pelaksanaan Sistem manajemen Mutu ISO 9001:2008 bidang manajemen kesiswaan pada aspek konteks, input, proses dan produk di SMK Saraswati Salatiga.

1.

Evaluasi Konteks Manajemen Kesiswaan

Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2008

Dalam evaluasi konteks manajemen kesiswaan dalam peningkatan mutu berdasarkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 meliputi konteks: Kebijakan Mutu, Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan Format-format Bidang Kesiswaan; konteks Yayasan dan Kepala Sekolah, tokoh masyarakat, institusi pasangan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI), orantua siswa, dan komite sekolah.

a. Kebijakan Mutu, Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan Format-format Bidang Kesiswaan

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sebagai alat untuk menjamin mutu pendidikan siswa selama proses belajar di SMK Saraswati Salatiga. Untuk itu


(3)

dibutuhkan manajamen kesiswaan yang baik. Manajemen kesiswaan SMK Saraswati Salatiga membuat Pedoman Mutu (PM), Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan format-format kegiatan kesiswaan untuk dijadikan pedoman di setiap mengelola kegiatan pembinaan kesiswaan. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan WKS 2 sebagai berikut:

..untuk mengatur segala kegiatan yang berkaitan dengan siswa, WKS 2 menggunakan Pedoman Operasional Standar (POS) yang didasarkan pada komitmen bersama disesuaikan kondisi dan kemampuan sekolah. WKS 2 jelas menggunakan Instruksi kerja (IK) dan alur yang jelas serta format-format juga kita buat dengan jelas dan mudah dikerjakan.

Kebijakan mutu dikeluarkan oleh Kepala Sekolah merupakan kebijakan secara umum bidang kesiswaan. Kebijakan umum dijabarkan lagi pada Pedoman Operasional Standar (POS) untuk dijadikan pedoman pelaksanaan pembinaan kesiswaan di SMK Saraswati Salatiga. Tim staf kesiswaan dalam melaksanakan pembinaan kesiswaan telah sesuai dengan Instruksi Kerja (IK) yang dibuat dan disepakati.

b. Yayasan Premas dan Kepala Sekolah

Pemikiran Yayasan dan Kepala Sekolah dapat dijelaskan bahwa mendukung dengan pemberlakuan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:208 di SMK Saraswati Salatiga sebab ISO 9001:2008 sebagai alat peningkatan mutu pendidikan dengan tetap komitmen, semangat kerja yang dilakukan bersama-sama, dan


(4)

dapat melakukan motto ISO yaitu ditulis apa yang dilakukan dan apa yang dilakukan harus ditulis dengan berpedoman pada Pedoman Operasional Standar (POS) yang telah dibuat bersama. Selain itu mempunyai kontribusi positif dalam pelaksanaan akreditasi sekolah utamanya bidang kesiswaan. Hasil wawancara dengan Ketua Yayasan dijelaskan bahwa

dalam bidang ketertiban siswa harus ditumbuhkan sikap disiplin, tertib pada siswa dengan memberdayakan tim kesiswaan yang peduli, kompak dan bertanggungjawab. Bimbingan Konseling (BK) harus peka apalagi menjelang pelaksanaan kurikulum 2013.

Hal ini menuntut kerjasama guru BK dan tim kesiswaan dalam mengendalikan ketertiban siswa jangan sampai siswa dibiarkan menjadi liar tidak terlayani dengan baik sesuai standar pelayanan. Hasil wawancara dengan Yayasan juga mengatakan

apabila ketertiban siswa dibiarkan akan menjadi liar, tumbuhkan kesadaran siswa untuk disiplin, Apabila ada yang melanggar, siswa segera dipanggil, guru harusempatydan jangan dibiarkan saja.

c. Tokoh Masyarakat

Pemikiran tokoh masyarakat dalam peningkatan mutu manajemen kesiswaan SMK Saraswati Salatiga dapat dijelaskan bahwa tokoh masyarakat di sekitar sekolah membutuhkan kerjasama yang baik dalam menjaga keamanan barang-barang milik siswa selama proses belajar, khususnya pada saat istirahat pertama dan kedua. Sepeda motor siswa mohon ditertibkan agar tidak mengganggu jalan raya kampung. Knalpot sepeda


(5)

motor siswa juga agar ditertibkan untuk mengurangi polusi suara. Untuk itu membutuhkan pemberdayaan satpam sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler diberdayakan untuk menjalin hubungan baik dengan warga di sekitar sekolah seperti kerja bakti bersama, bantuan-bantuan tenaga dan pikiran pada kegiatan keagamaan dan sebagainya. Berdasarkan wawancara dijelaskan bahwa kegiatan pembinaan kesiswaan untuk lingkungan sekitar sekolah masih kurang. Perlu adanya perhatian lebih kepada siswa agar peduli terhadap lingkungan.

d. Institusi Pasangan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI)

Institusi pasangan dari industri mengharapkan manajemen kesiswaan dalam kedisiplinan perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Siswa SMK Saraswati Salatiga membutuhkan pengelolaan yang tegas, disiplin, dan konsisten. Mengutamakan pendidikan agama yang kuat untuk dasar pembentukan ahlak dan kepribadian yang baik. Kegiatan ekstrakurikuler khususnya olahraga juga penting sebab mempunyai kontribusi fisik siswa yang tangguh dalam bekerja di industri. Perusahaan berpendapat, membentuk siswa terampil dalam waktu 3 bulan dapat dilakukan namun dalam hal karakter sulit membentuk dan mencari karyawan yang sikapnya baik serta tangguh.


(6)

e. Orangtua Siswa

Pemikiran dalam wawancara dengan orangtua siswa untuk menjaga mutu siswa di SMK Saraswati dapat dijelaskan bahwa

Kalau menurut saya, siswa harus sesuai aturan sekolah, ada saling menguntungkan antara pendidik dan siswa. Harus ada peningkatan mutu guru dalam hal wawasannya, pengalamannya. Guru yang terlambat harus ada konsekuensinya dan ada tegurannya. Bagaimana aturan dapat ditegakkan ?. Jangan sampai anak itu bebas, sekalipun siswa itu sudah keluar/pulang sekolah, masih ada pemantauan dari sekolah

Dari hasil wawancara juga dijelaskan bahwa orangtua menginginkan siswa di SMK Saraswati Salatiga dikelola dengan tegas, disiplin, mulai masuk sekolah sampai pulang sekolah masih menjadi pantauan dan tanggungjawab sekolah. Jika menjumpai siswa dan guru yang tidak masuk (bolos) 1 kali mohon segera disikapi dengan bijaksana.

f. Komite Sekolah

Komite sekolah mempunyai pemikiran untuk siswa SMK Saraswati Salatiga seharusnya mendapat perhatian dari sekolah dan disesuaikan dengan ketentuan pemerintah. Kepengurusan komite sekolah idealnya juga sesuai aturan pemerintah agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dalam wawancara dengan Komite Sekolah dinyatakan bahwa

Pengurus Komite SMK Saraswati Salatiga belum lengkap sehingga masih sekedar formalitas. Seharusnya sesuai dengan standar ketentuan pemerintah namun pengurusnya tidak lengkap,


(7)

sehingga saya datang tidak menentu. Tidak sama dengan guru atau pegawai yang lain dan digaji. Kalau saya kan tidak digaji. Selama ini pengurus Komite Sekolah tidak ada Surat Keputusan (SK) dari sekolah. Seharusnya sekolah membuatkan Surat Keputusan (SK) untuk pengurus Komite Sekolah.

Sekedar saran dari Komite Sekolah untuk siswa, bahwa pengamatan mulai PSB, pembinaan siswa sudah bagus, tata tertib sudah bagus, buktinya tidak ada siswa yang tindikan dan tato, rambut pendek, cara berpakaian rapi, belum pernah melihat ada siswa yang tawuran dan kriminalitas.

Siswa SMK Saraswati Salatiga yang paling penting pembentukan karakter. Kebiasaan itu menjadi modal dari watak siswa. Kalau dibiasakan disiplin walaupun berat, tetapi karakter siswa menjadi baik.

2.

Evaluasi

Input

Manajemen

Kesiswaan

Dalam

Pelaksanaan

Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008 Bidang Manajemen

Kesiswaan pada aspek input

Dalam aspek input ini mencakup dua hal yaitu guru (tenaga pendidik) dan sarana prasarana pendukung pembinaan kesiswaan.

a. Guru (Tenaga Pendidik)

Dalam mewujudkan layanan pendidikan bermutu di SMK Saraswati Salatiga dibutuhkan guru yang kompeten di bidangnya dan sesuai mata pelajarannya baik normatif, adaptif maupun produktif. Guru normatif


(8)

sebayak 17 orang, guru adaptif sebanyak 15 orang, guru produktif teknik listrik sebanyak 6 orang, guru produktif teknik otomasi industri 6 orang, guru teknik pemesinan 11 orang, teknik pemeliharaan mekanik industri 11 orang, teknik otomotif sebanyak 6 orang dan teknik multimedia sebanyak 4 orang.

Peningkatan mutu manajemen kesiswaan membutuhkan bantuan di masing-masing kompetensi keahlian untuk pengelolaan, pengendalian dan pembinaan kesiswaan sesuai aturan yang berlaku di SMK Saraswati Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan kesiswan masih terpusat pada petugas kesiswaan. Petugas kesiswaan sebanyak 4 orang guru menangani siswa sejumlah 1433 siswa, 6 kompetensi keahlian. Jumlah itu kurang ideal. Sehingga pembinaan kesiswaan kurang maksimal.

Dalam wawancara dengan staf tim kesiswaan menyatakan bahwa tim kesiswaan hanya ada 4 orang mengurusi semua ketetiban siswa. Seharusnya ada tim kesiswaan yang mengurusi seni, olahraga, kerokhanian. Masing-masing dikelola oleh koordintaor kesiswan sendiri-sendiri.

b. Sarana Prasarana Bidang Kesiswaan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan, sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembinaan kesiswaan adalah adanya jam dinding pengendali waktu kehadiran siswa, mesin potong rambut, lapangan untuk olahraga, alat drumband, alat band, lapangan futsal, lapangan bola voli, lapangan basket, lapangan untuk


(9)

upacara tempat parkir siswa, daftar pantauan seluruh siswa, buku pembinaan siswa, jurnal kemajuan kelas, ruang UKS, ruang OSIS, ruang pramuka.

Dalam wawancara staf kesiswaan menyatakan bahwa sarana prasarana untuk pembinaan kesiswaan sudah ada dan lengkap. Dalam pelaksanaannya masih ada beberapa sarana dan prasarana yang belum digunakan maksimal, bahkan masih kurang untuk pelayanan siswa seperti lapangan basket belum diberdayakan, ruang OSIS dan pramuka masih menjadi satu ruang. Hal ini juga diungkapkan oleh staf kesiswaan sebagai berikut:

Sarana prasarana pembinaan kesiswaan ada dan lengkap namun siswa lama-lama menjadi berkurang, sebab faktor rumahnya jauh, kendaraan sulit, kalau pulang sore kehabisan mobil. Dengan demikian banyak siswa yang melakukan pengembangan diri di kampungnya masing-masing atau mengikuti club sendiri-sendiri.

3. Evaluasi

Proses

Manajemen

Kesiswaan

Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2008

a. Perencanaan Peserta Didik

Sebelum melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan bersama Kepala Sekolah membentuk panitia PPDB. Pekerjaan diawali dengan koordinasi panitia PPDB untuk merencanakan sensus ke SMP-SMP, berdasarkan data PPDB tahun sebelumnya. Kegiatan itu bertujuan mendata siswa SMP yang berminat dan diterima di SMK


(10)

Saraswati Salatiga untuk menentukan penghargaan yang diberikan agar dapat mengkoordinir siswanya dapat masuk lagi di SMK Saraswati Salatiga.

Perencanaan jumlah siswa yang akan diterima pada kelas X sebanyak 480 orang dengan asumsi 12 kelas, masing-masing kelas 40 siswa. Perencanaan ini telah disesuaikan dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.

b. Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan siswa baru di SMK Saraswati Salatiga diawali beberapa koordinasi untuk menentukan perencanaan lanjutan. Metode penerimaan siswa baru yang dilakukan SMK Saraswati Salatiga ada dua cara yaitu jalur Penelusuran Minat Siswa (PMS) dan jalur reguler.

Persyaratan umum yang harus dipenuhi calon siswa adalah: 1) Lulus SMP/MTs dengan membawa ijazah, 2) Terdaftar sebagai siswa tingkat IX di tahun tertentu, dengan memiliki fotokopi rapor dari semester 1 sampai 5 dilegalisir, 3) Berkepribadian baik, tidak cacat fisik dan mental, 4) Bersedia mengikuti tes wawancara dan tes akademik, 5) Usia maksimal 21 tahun dengan membawa Kartu Keluarga (KK).

Persyaratan penerimaan siswa baru jalur PMS adalah 1) siswa datang bersama orangtua, 2) mengisi formulir, 3) membayar biaya pendaftaran, 4) tes tulis dan cek fisik, 5) pengumuman. Hasil penelitian dokumen dapat dijelaskan bahwa penerimaan siswa baru SMK Saraswati Salatiga seperti tabel 4.2. di bawah ini.


(11)

Tabel 4.1. Daftar penerimaan siswa baru Rencana penerimaan

tahun

Pendaftar Diterima

2010-2011 523 767 523

2011-2012 528 563 493

2012-2013 480 556 466

2013-2014 480 529 458

Sumber: Data laporan individu sekolah menengah

Dari data di atas menunjukkan bahwa pendaftar pada penerimaan siswa baru mulai tahun 2010-2011 sampai tahun 2013-2014 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan di perbatasan wilayah Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang berdiri SMK-SMK Negeri, sehingga akan mempengaruhi minat calon siswa mendaftar di SMK Saraswati Salatiga. Kemudian data tahun 2011-2012 sampai 2013-2014 dari target rencana penerimaan siswa baru dengan yang diterima juga mengalami penurunan, padahal pendaftar dapat melampaui target dari rencana penerimaan. Hal ini disebabkan banyak calon siswa yang mundur, pindah sekolah.

c. Pengelompokan Peserta Didik

Upaya pengelompokan siswa baru yang diterima di SMK Saraswati Salatiga sejak mulai proses pendaftaran sudah diarahkan ke kompetensi keahlian yang diminati kecuali kompetensi keahlian teknik mesin. Pengelompokan kompetensi keahlian teknik mesin diawali


(12)

dengan tes penjurusan. Hasil tes penjurusan terbagi menjadi tiga kompetensi keahlian yaitu teknik pemesinan, teknik pemeliharaan mekanik industri dan teknik otomotif. Upaya tersebut dianggap sudah baik untuk SMK Saraswati Salatiga tetapi masih ada siswa yang berkeinginan pindah jurusan, disebabkan mengikuti teman dekat, keinginan orangtua, setelah menjalani kurang lebih 2 bulan merasa berat sehingga berkeinginan pindah jurusan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan pengelompokan kelas X, XI dan XII di SMK Saraswati sebanyak 36 kelas, seperti tabel 4.2. di bawah ini.

Tabel 4.2. Daftar kompetensi keahlian dan daftar kelas

No Kompetensi Keahlian

JUMLAH KELAS

2010-2011

2011-2012

2012-2013

2013-2014 X XI XII X XI XII X XI XII X XI XII

1 TITL 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2

2 Teknik Otomasi Industri

- - - 1 -

-3 Teknik Pemesinan

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4 Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

5 Teknik otomotif

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

6 Teknik multimedia

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2


(13)

d. Kehadiran Siswa

Setiap siswa datang ke sekolah masuk terpusat pintu depan, di bawah pengawasan satpam sekolah yang mengatur kedisiplinan kehadiran siswa. Siswa wajib masuk tepat waktu jam 07.15 dan tidak boleh ada siswa terlambat. Setiap hari senin dan peringatan hari besar nasional melaksanakan upacara bendera. Setiap pagi tim kesiswaan didampingi beberapa guru menyambut kedatangan siswa dan siswa berjabat tangan dengan guru-guru untuk memberi tauladan yang baik kepada siswa. Manajemen kesiswaan mengambil kebijakan dengan memberi toleransi 5 menit bagi siswa yang terlambat diperbolehkan masuk mengikuti pelajaran setelah menyelesaikan pembinaan yang diberikan guru piket atau wali kelas.

Bagi siswa terlambat, dikendalikan oleh guru piket dan guru Bimbingan Konseling. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan oleh guru piket dan guru BK bahwa akhir-akhir ini banyak siswa terlambat disebabkan pembinaan tim kesiswaan kurang tegas, banyak siswa meremehkan aturan, rumahnya jauh, trasportasi sulit.

Tabel 4.3. Persentase kehadiran siswa berdasarkan data siswa tidak masuk tanpa keterangan (A) tahun 2012-2013

Ke las

RATA-RATA PERSENTASE KEHADIRAN BULAN: JUL AG S SE P OK T NO P DE S JA N FE B MR T AP L M EI JU N X 98, 7% 98, 8% 97, 8% 98, 3% 97, 6% 10 0% 94 .8 % 96 ,4 % 87, 4% 95 ,4 % 94 ,6 % 10 0 %


(14)

XI 98, 9% 97, 8% 95, 3% 95, 6% 97, 2% 10 0% 98 ,2 % 99 ,3 % 98, 8% 96 .3 % 95 ,5 % 10 0 % XII 97, 2% 95, 3% 94, 6% 95, 4% 96, 2% 96, 5% 93 8% 96 ,7 % 92, 8% 89 ,7 % _ _

Sumber: Guru Bimbingan Konseling dan Petugas Piket harian

Berdasarkan data rata-rata persentase kehadiran dari bulan Juli 2012 sampai Juni 2013 dapat dijelaskan bahwa kehadiran siswa kelas X, kelas XI dan XII telah melampaui sasaran mutu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan yang ditetapkan oleh ISO 9001:2008. Namun siswa masih kurang kesadaran dalam hal kedisiplinan masuk sekolah. Sehingga masih perlu pengawasan setiap hari secara rutin yang dilakukan tim kesiswaan mulai pagi sampai pulang sekolah.

e. Pembinaan Disiplin Siswa

Pembinaan kedisiplinan diawali dengan sosialisasi tata tertib siswa yang dibuat SMK Saraswati Salatiga melalui Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan. Tata tertib digunakan sebagai strategi pembinaan siswa dalam mengendalikan sikap dan tingkah laku siswa dalam proses pelayanan pendidikan di SMK Saraswati Salatiga agar peningkatan mutu pendidikan tercapai.

Berdasarkan data penelitian dapat dijelaskan bahwa pembinaan disiplin siswa dilakukan setiap hari belajar di sekolah. Siswa masuk sekolah melalui pintu gerbang utama harus sudah dilakukan pengecekan keterlambatannya, kesesuaian rambut, cara berpakaian, pemakaian asesoris sampai pemakaian sepatu


(15)

berdasarkan tata tertib siswa di sekolah. Siswa terlambat masuk sekolah hanya diberi toleransi 5 menit. Siswa terlambat melebihi tiga kali, diserahkan walikelas untuk dibina. Apabila pembinaan wali kelas sampai tiga kali tidak ada perubahan, pembinaan berikutnya diserahkan ke Bimbingan Konseling (BK) dan pembinaannya sampai tiga kali juga tidak ada perubahan maka guru BK dan walikelas mengadakan kunjungan ke rumah orangtua siswa untuk mengadakan pengecekan langsung kondisi siswa yang sebenarnya. Apabila pembinaan BK tidak ada perubahan pembinaan diserahkan kepada Wakil Kepala Bidang Kesiswaan dengan Kepala Sekolah untuk diambil keputusan. Keputusan Kepala Sekolah untuk siswa bermasalah ada tiga pilihan, yaitu mengundurkan diri, pindah sekolah dan/atau cuti dengan dibuktikan Surat Keputusan (SK) pengembalian tanggungjawab pendidikan diserahkan kepada orangtua/wali siswa.

Siswa yang mengalami masalah tidak masuk sekolah tanpa keterangan dan membolos alur pembinaan dilakukan dengan cara pemanggilan orangtua oleh wali kelas, diadakan pembinaan bersama wali kelas di sekolah dan dibuktikan dengan Surat Pernyataan yang ditandatangani orangtua siswa. Apabila tidak ada perubahan pembinaan diserahkan kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Kepala Sekolah untuk pengambilan kepuutusan.

Penampilan siswa saat belajar di SMK Saraswati Salatiga adalah rambut harus pendek maksimal 1 cm, tidak boleh tindik, tato, rambut dilarang diberi pewarna, baju selalu dimasukkan, celana tidak boleh ketat, dan


(16)

sepatu harus hitam pada saat memakai seragam OSIS dan pramuka.

Pemberian beasiswa untuk siswa berprestasi, siswa kurang mampu/yatim piatu telah dilakanakan dengan baik bahkan siswa yang bersekolah di SMK Saraswati Salatiga statusnya kakak - adik, akan mendapatkan keringanan pembayaran SPP dibuktikan Surat Keputusan Kepala Sekolah. Hal ini bertujuan untuk meringankan biaya pendidikan di SMK Saraswati Salatiga. Sumber beasiswa yang diberikan siswa berasal dari sekolah/yayasan dan bantuan pemerintah pusat.

f. Kenaikan Kelas

Siswa SMK Saraswati Salatiga wajib menempuh program pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun bersama wali kelas/pembimbing akademik dan ketua program studi keahlian. Setiap siswa wajib menempuh program pengembangan diri/kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan oleh sekolah.

Kriteria kenaikan kelas bagi siswa untuk dapat naik kelas apabila harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: a. Kenaikan kelas ditentukan melalui rapat dewan guru

bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket.

b. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil pada semester 2, dengan pertimbangan SK/KD yang belum tuntas pada semester satu harus dituntaskan sampai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Siswa yang belum mencapai KKM harus


(17)

mengikuti pembelajaran remidi. Pembelajaran remidi dilaksanakan dengan membuat jadwal khusus yang pelaksanaannya dimulai setelah tes semester 2 selesai sampai satu minggu dan/atau sebelum pelaksanaan sidang pleno kenaikan kelas.

c. Siswa yang dinyatakan tidak naik kelas, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang merupakan prasyarat dari Standar Kompetensi (SK) berikutnya.

d. Siswa yang dinyatakan tidak naik kelas harus mengulang seluruh pelajaran di tingkat tersebut.

a. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Saraswati Salatiga meliputi bidang olahraga, seni dan ketrampilan kejuruan serta organisasi. Bidang olahraga meliputi bola voli, basket, futsal, pencak silat, karate. Ekstrakurikuler bidang seni meliputi drumband, band, dan tari. Bidang keterampilan kejuruan meliputi teknik las, teknik otomotif.

Berdasarkan penelitian dapat dijelaskan bahwa ekstrakurikuler basket dan karate belum dapat dilakukan maksimal disebabkan minat siswa kurang, pembina ekstrakurikuler basket kurang kompeten. Bola voli dan futsal merupakan ekstra unggulan yang banyak diminati siswa, bahkan berprestasi di tingkat Kota Salatiga, Provinsi, maupun Nasional. Piala dan piagam penghargaan sebagai bukti prestasi siswa di bidang olahraga bola voli dan futsal. Ekstrakurikuler bidang seni yang kurang dimintai adalah drumband. Hal ini


(18)

disebabkan peralatan drumband kurang lengkap dan standar, jumlah peserta kurang memadai, peserta didominasi siswa aktivitas pramuka saja. Kemudian band dan tari berjalan lancar dan baik. Ekstrakurikuler keterampilan teknik las dan otomotif berjalan sesuai program dan peminatnya cukup bagus.

Semua kegiatan ekstrakurikuler merupakan program pengembangan diri yang diharapkan sebagai kegiatan pendukung peningkatan mutu siswa yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat bersaing di dunia kerja. Oleh sebab itu manajemen kesiswaan di SMK Saraswati Salatiga menerapkan penjaminan mutu pendidikan dengan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 sebagai pengendali mutu agar pengelolaan pendidikan mengacu pada perbaikan terus menerus.

h. Peran Kepala Sekolah

Peran Kepala Sekolah telah berperan sesuai fungsi manajemen sekolah mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengontrolan dan evaluasi. Selain itu peran Kepala Sekolah adalah merekomendasikan rencana kegiatan, pendanaan, dan pengontrolan setiap kegiatan. Sebagai semua kegiatan ekstrekurikuler apabila mengalami kekurangan sarana pendukung dapat terakomodasi sehingga pembinaan kesiswaan dapat berjalan sesuai standar minimal mutu pendidikan.


(19)

i. Pelayanan Khusus

Sekolah melalui guru Bimbingan Konseling (BK) berupaya memberikan pelayanan khusus kepada siswa yang mengalami masalah pribadi, masalah belajar, bahkan masalah pendidikan karier untuk mengantarkan siswanya dalam menghadapi dunia kerja atau melanjutkan belajar ke perguruan tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian SMK Saraswati Salatiga memberikan pelayanan kesehatan melalui UKS yang didukung ruangan yang memadai, perpustakaan sebagai referensi dan sumber belajar siswa dalam melaksanakan tugas belajar. Pelayanan kantin seharusnya berada di dalam lingkungan sekolah namun kenyataannya belum dapat memenuhi pelayanan kantin di dalam sekolah. Hal ini akan berdampak kurang baik dalam proses pelayanan pendidikan seperti pengontrolan siswa sulit dilakukan khususnya pada saat istirahat, siswa cenderung memanfaatkan waktu ijin kepada guru mata pelajaran untuk membolos ke warung. Pelayanan koperasi siswa sudah ada namun tidak terpusat pada satu tempat. Hal ini seharusnya dikelola dengan memberdayakan beberapa guru koperasi/ekonomi dengan bantuan siswa dan ditempatkan pada satu tempat untuk mempermudah pengelolaan layanan kepada siswa.

4

.

Evaluasi Produk Manajemen Kesiswaan

Dalam

Pelaksanaan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008


(20)

a. Lulusan Siswa

Pelayanan pendidikan bagi siswa SMK Saraswati Salatiga selama tiga tahun harapannya dapat meluluskan 100 % setiap tahunnya. Berdasarkan data penelitian dijelaskan bahwa hasil lulusan pada tahun pelajaran 2010-2011, 2011-2012, 2012-2013 dapat dilihat pada tabel 4.4. di bawah ini.

Tabel 4.4. Hasil lulusan siswa

NO TAHUN LULUSAN HASIL LULUSAN (%)

1 2010-2011 100%

2 2011-2012 100%

3 2012-2013 99,58%

Sumber: Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional

Berdasarkan hasil penelitian dijelaskan bahwa hasil Ujian Nasional pada tahun 2010-2011 dan 2011-2012 siswa kelas XII SMK Saraswati Salatiga dengan hasil memuaskan yaitu lulus 100%. Namun pada tahun 2012-2013 hasil ujian nasional mengalami penurunan yaitu 99,58% yang disebabkan siswa sebanyak dua orang tidak lulus. Pada mata pelajaran matematika Nilai Akhir (NA) memperoleh nilai di bawah 4,00 yaitu 3,8 dan 3,9. Dengan demikian perlu adanya upaya sekolah untuk mencari metode pelayanan belajar yang tepat agar di tahun pelajaran mendatang dapat meluluskan 100%. Upaya metode pelayanan belajar untuk siswa, sekolah melakukan proses pembelajaran tambahan untuk siswa


(21)

diluar jam sekolah mulai jam 14.00 sampai 16.00 WIB. Selain itu pada hari happyday, sekolah melalui bagian pengajaran memerintahkan siswa untuk masuk sekolah, melakukan pembelajaran tambahan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Selanjutnya hasil pelayanan pendidikan di bidang pembinaan kesiswaan adalah terbentuknya kedisiplinan dan ketertiban siswa yang mantap guna mendukung proses pembelajaran selama 3 (tiga ) tahun sehingga dapat mewujudkan lulusan yang handal, tanggung dan dapat bersaing di dunia kerja.

b. Prestasi Siswa

Prestasi siswa hasil dari proses pembelajaran meliputi akademik dan non akademik. Prestasi akademik, siswa dapat meraih nilai ujian nasonal mata pelajaran bahasa indonesia, bahasa Inggris dan teori kejuruan dengan hasil memuaskan walaupun masih ada dua siswa yang tidak lulus pada matematika. Dengan demikian sekolah memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi dan diberikan pada saat wasana warsa.

Prestasi siswa non akademik adalah prestasi yang dimiliki siswa diluar akademik sesuai bakat dan minat sebagai wujud pengembangan diri siswa bidang olahraga, seni dan keterampilan. Olahraga bola voli dan futsal merupakan olahraga unggulan sehingga sering meraih juara di tingkat Kota Salatiga, Jawa Tengah bahkan tingkat Nasional.

Hasil penelitian evaluasi pelaksanaan program Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 bidang


(22)

manajemen kesiswaan di SMK Saraswati Salatiga dirangkum seperti pada table 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Rangkuman Penelitian Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 Bidang Manajemen Kesiswaan Di SMK Saraswati Salatiga

NO ASPEK IDEAL FAKTA

1 Konteks 1. Pedoman Mutu (PM), Pedoman Operasional Standar (POS), In-struksi Kerja (IK) dan format-format yang dipakai pada mana-jemen kesiswaan di SMK Saraswati Sala-tiga sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan Standar Nasional Pendidikan.

2. Pemikiran Yayasan dan Kepala Sekolah mendukung sepe-nuhnya SMM ISO 9001:2008 yang diber-lakukan sebagai alat penjamin mutu pendi-dikan di SMK Saras-wati Salatiga bidang manajemen kesiswaan yang mempunyai kontribusi positif dalam akreditasi seko-lah.

3. Pemikiran tokoh ma-syarakat membutuh-kan kerjasama yang baik antara sekolah

Pengelolaan kesiswaan telah memakai pedoman yang dipersyaratkan SMM ISO 9001:2008 dan Standar Nasional Pendidikan. SMK Saras-wati Salatiga menetap-kan kebijamenetap-kan kualifi-kasi lulusan meliputi: sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Pemberlakuan SMM ISO 9001:2008 mempunyai kontribusi positif pada bidang kesiswaan untuk mendukung akreditasi sekolah agar mencapai nilai A. Selain itu dapat membantu mewujudkan visi, misi SMK Saraswati Salatiga yang didukung dengan ketelitian dan kerapian dokumen sesuai standar ISO 9001:2008.

Sekolah masih perlu pemberdayaan satpam se-cara maksimal uta-manya jam-jam


(23)

istira-dengan orang-orang disekitar sekolah un-tuk menjaga keaman-an barang-barang milik siswa

4. Pemikiran pasangan DU/DI menginginkan kedisiplinan siswa perlu dipertahankan dan ditingkatkan de-ngan pengelolaan yang tegas, disiplin, dan konsisten. Kegiatan ekstrakurikuler harus di perhatikan. Meng-utamakan kegiatan keagamaan untuk membentuk akhlak mulia.

5. Pemikiran orangtua siswa. Siswa SMK Saraswati Salatiga harus dikelola dengan tegas, disiplin, mulai masuk sekolah sampai pulang masih tang-gungjawab sekolah. Jika menjumpai siswa membolos 1 (satu) kali saja segera disikapi dengan bijaksana. 6. Pemikiran Komite

Sekolah bahwa inter-nal kepengurusan komite sekolah dileng-kapi sesuai dengan aturan pemerintah, dibuatkan Surat Keputusan (SK).

Da-hat, kegiatan pembina-an kesiswaan untuk lingku-ngan sekitar sekolah masih kurang. Perlu adanya perhatian lebih kepada siswa agar peduli terhadap lingku-ngan sekitar sekolah. Pengelolaan siswa mulai siswa masuk pintu gerbang, proses belajar di kelas, sampai pulang kembali sudah dilaku-kan maksimal, walau-pun penanganan keter-lambatan siswa perlu tegas dan konsisten. Ekstrakurikuler basket belum maksimal, lapa-ngan besar untuk sarana sepak bola masih meminjam tem-pat lain.

Pembinaan kesiswaan telah dilakukan dengan baik namun perlu peningkatan konsistensi terhadap pelanggaran siswa, perlu kekom-pakan tim kesiswaan, wali kelas, dan guru BK dalam menangani siswa bermasalah, utamanya siswa bolos.

Komite sekolah hanya sekedar formalitas, belum mendapat SK kepengurusan komite sekolah, sehingga ber-dampak kurangnya koordinasi antara seko-lah dengan komite


(24)

lam manajemen kesis-waan yang paling penting adalah pem-bentukan karakter siswa.

sekolah. Pembinaan siswa sudah bagus, tata tertib sudah bagus.

2 Input 1. Guru (Tenaga Pendi-dik)

Guru harus sesuai kompetensinya dalam membantu pelayanan pembinaan siswa agar bermutu. Tim kesis-waan di masing-masing jurusan ide-alnya ada. Pembinaan siswa bidang seni, olah raga, keteram-pilan hendaknya ma-sing-masing terdapat koordinator. Dokumen tenaga pendidik dan inventaris sarana prasaran terarsip rapi dan mudah dicari sesuai standar ISO 9001:2008.

2. Sarana Prasarana. Sarana dan prasarana pendukung mana-jemen kesiswaan se-harusnya lengkap dan digunakan secara maksimal untuk ke-pentingan pembinaan kesiswaan.

Guru SMK Saraswati sudah sesuai kom-petensinya baik mata pelajaran normatif, adaptif maupun pro-duktif. Tetapi ada 1 (satu) guru produktif yang berijazah STM dikarenakan faktor in-ternal yayasan. Pem-binaan kesiswaan masih terpusat pada tim kesiswaan, belum semua guru peduli membantu pengendalian ketertiban siswa. Masing-masing jurusan belum ada koordinator kesiswaan yang me-ngendalikan ketertiban siswa. Belum ada koordinator pembinaan siswa bidang seni, olah raga, dan keterampilan. Dokumen data tenaga pendidik dan tim kesiswaan terdata rapi. Hasil pembinaan dan kegiatan-kegiatan siswa juga terdokumen sesuai standar ISO 9001:2008

Sarana dan prasarana untuk pembinaan kesis-waan sudah memadahi , namun masih ada beberapa sarana olah raga belum diberda-yakan maksimal. Perlu penambahan ruang


(25)

OSIS atau pramuka, sebab ruang pramuka dan OSIS masih menjadi satu ruagan.

3 Proses 1. Perencanaan Peserta Didik

Sekolah mengawali dengan sensus ke SMP-SMP untuk me-rencanakan kegiatan penerimaan siswa baru. Selain itu untuk merencanakan jumlah siswa yang akan diterima pada kelas x (kelas1)

2. Penerimaan Siswa Baru

Prosedur penerimaan siswa baru adalah pembentukan panitia, rapat penentuan sis-wa baru, pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengu-muman, pendaftaran siswa baru, seleksi, penetuan siswa yang diterima, pengumum-an siswa baru dpengumum-an regristrasi/daftar ulang.

Sekolah telah menga-dakan sensus siswa di SMP-SMP dengan men-data siswa yang mendatar dan diterima di SMK Saraswati Salatiga untuk perenca-naan sekolah dalam pelaksanaan PPDB tahun berikutnya. SMK Saraswati Salatiga telah melaksanakan prosedur penerimaan siswa baru mulai dari pembentukan panitia, rapat penentuan siswa baru, pembuatan, pe-masangan atau pengi-riman pengumuman, pendaftaran siswa baru, seleksi, penentuan siswa yang diterima, pengu-muman siswa baru dan regristra-si/daftar ulang. Pada seleksi siswa baru dengan wawancara dan pengamatan fisik, se-kolah memperhatikan sekali kondisi fisik calon siswa seperti penam-pilan rambut (semir, warna-warni), juling, tindik, tato, pemakaian asesoris (putra) dan tes buta warna. Penerimaan siswa baru


(26)

mengguna-3. Pengelompokan siswa

Ada lima dasar pengelompokan siswa yaitu pengelompokan berdasarkan kesukaan memilih teman (frendship grouping), prestasi ( achievement grouping), bakat (

Aptitude grouping), minat ( attention or interest grouping) dan kecerdasan (intelegent grouping)

4. Kehadiran siswa Siswa harus datang tidak terlambat. Pemakaian seragam sesuai aturan yang berlaku. Siswa yang hadir dan tidak hadir di sekolah hendaknya dicatat oleh guru dalam buku presensi. Begitu jam pertama dinyatakan masuk, kemudian siswa ma-suk kelas, guru mengabsen siswa satu persatu. Demikian juga pada jam-jam berikutnya setelah is-tirahat, guru perlu mengabsen kembali, barangkali ada siswa yang pulang sebelum wak-tunya (bolos).

kan dua cara: 1) menggunakan jalur bakat minat siswa dan 2) jalur regular.

Pengelompokan siswa di SMK Saraswati Salatiga menggunakan attention or interest yaitu siswa sejak awal mulai daftar sudah diberi alternatif pilihan kompetensi keahlian (jurusan) yaitu teknik mesin dibagi 3 jurusan (teknik peme-sinan, teknik pemeli-haraan mekanik indus-tri, teknik otomotif), teknik listrik, teknik otomasi industri dan multimedia. Jadi siswa memilih jurusan sudah sesuai minat siswa. Fakta dilapangan bahwa belum semua siswa datang tepat waktu. Pemakaian seragam siswa perlu pengawasan ketat dan rutin oleh tim kesiswaan dan dukung-an semua guru untuk peduli menegur siswa yang melanggar. Pada bel masuk jam pertama belum semua siswa disiplin masuk tepat waktu. Kemudian guru masuk jam pertama semua guru sudah mengabsen siswa satu per satu, namun untuk jam-jam berikutnya (setelah istirahat) belum semua guru mengabsen kembali kehadiran


(27)

Semua aktivitas terdokumen dengan rapi dan mudah dicari

5. Pembinaan disiplin siswa.

Sekolah tertib, aman, dan teratur merupa-kan prasyarat agar siswa dapat belajar secara optimal. Hal ini dapat terjadi apabila disiplin di sekolah berjalan baik. Kedisi-plinan siswa dapat dikembangkan jika iklim sekolah menun-jukkan kedisiplinan yang baik. Siswa baru akan menyesuaikan dengan situasi seko-lah. Jika situasi sekolah disiplin maka siswa akan ikut disiplin.

6. Kenaikan kelas. Kenaikan kelas ditentukan melalui siding dewan guru dan didasarkan pada hasil penilaian pada semes-ter 2 dengan melihat SK/KD yang belum tuntas pada semester satu. kenaikan kelas

siswa, sebab masih ada persoalan siswa berani bolos jam setelah istirahat. Guru piket setiap hari merekap kehadiran siswa, kemudian data siswa yang tidak masuk diserahkan wali kelas untuk ditindaklanjuti. Dokumen kehadiran siswa dan persoalannya terdokumen dengan baik dan rapi.

Sekolah sudah mem-punyai tata tertib siswa sebagai upaya men-disiplinkan siswa. Setiap hari dilakukan pembi-naan disiplin siswa, mulai siswa masuk pintu gerbang, proses belajar dan pulang kembali walaupun ma-sih ada yang terlambat. Pengawasan pemakaian asesoaris siswa, rambut, pemakaian seragam, sepatu sampai pena-nganan siswa tidak masuk tanpa keterang-an dan membolos pelajaran.

Kenaikan kelas di SMK Saraswati meliputi tiga macam yaitu naik kelas, naik kelas bersyarat dan tidak naik. Siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi selu-ruh kriteria, jumlah SK/KD belum tuntas 1 sampai 3. Siswa naik


(28)

terdokumen dengan baik dan rapi.

7. Kegiatan

ekstrakurikuler Seluruh bidang kegi-atan ekstrakurikuler di sekolah hendaknya difasilitasi dengan baik dan semua kegiatan ter-dapat dokumen sesuai stan-dar ISO 900:2008.

8. Peran Kepala Sekolah Kepala sekolah mempunyai peran merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengontrol, dan mengevaluasi. Selain itu merekomendasikan segala rencana kegiatan, pendanaan dan pengontrolan

bersyarat apabila jumlah SK/KD belum tuntas antara 4 sampai 10, walaupun nilai akhlak dan kepribadian baik. Siswa tidak naik kelas apabila jumlah nilai SK/KD belum tuntas melebihi 10 dan nilai akhlah dan kepribadian tidak baik. Bagi siswa naik bersyarat, diberikan waktu remidi dengan batas waktu tertentu. Hasil sidang kenaikan kelas ter-dokumen dengan rapi.

Kegiatan ekstraku-rikuler di SMK Saraswati Salatiga sudah berjalan sesuai bidangnya. Namun untuk ekstrakurikuler basket, karate dan drumband perlu perhatian karena minatnya sedikit dan kualitas Pembina perlu ditingkatkan. Dokumen kegiatan ekstrakurikuler sudah baik dan rapi. Kepala sekolah sudah melakukan fungsi manajemen bidang kesiswaan, merekomen-dasikan setiap kegiatan kesiswaan sampai pendanaan serta pengontrolan di setiap kegiatan. Aktivitas kepala sekolah terdo-kumen dengan baik.


(29)

semua kegiatan. 9. Pelayanan Khusus

Layanan khusus un-tuk menunjang mana-jemen kesiswaan meliputi layanan BK, perpustakaan, kantin sekolah, kesehatan, transportasi

sekolah,asrama dan studi kasus.

Layanan khusus yang dilakukan SMK Saras-wati Salatiga seperti Bimbingan Konseling, perpustakaan, kese-hatan (UKS), sudah memadahi. Layanan khusus yang balum ada adalah kantin di dalam sekolah, transportasi sekolah, asrama, dan studi kasus.

4 Produk 1. Lulusan

Produk hasil belajar siswa di sekolah adalah menghasilkan lulusan 100% setiap tahunnya dan nilai yang sangat memuas-kan.

2. Prestasi siswa

Prestasi siswa meliputi akademik dan non akademik hendaknya baik untuk dapat mendukung program-program sekolah khususnya bidang promosi sekolah.

SMK Saraswati Salatiga tahun pelajaran 2010-2011, 2011-2012 dapat meluluskan 100 %. Namun pada tahun pelajaran 2012-2013 hanya dapat melu-luskan 99,58 %, ada dua siswa yang tidak lulus sebab nilai akhir matematika di bawah 4,0.

Pembinaan kesiswaan di SMK Saraswati Salatiga dapat menghasilkan prestasi akademik di masing-masing kelas. Peringkat 1, 2, 3 dibe-rikan beasiswa bebas SPP. Di bidang non akademik menghasilkan kegiatan ekstrakurikuler unggulan yaitu bolavoli dan futsal.


(30)

C. Pembahasan

1. Evaluasi Konteks

Manajemen Kesiswaan

Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2008

Evaluasi konteks mempertimbangkan pada aspek Kebijakan Mutu, Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan Format-format Bidang Kesiswaan, Yayasan Premas dan Kepala Sekolah, Tokoh Masyarakat, Institusi Pasangan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI), Orangtua Siswa, Komite Sekolah,

a. Kebijakan Mutu, Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan Format-format Bidang Kesiswaan

Dalam rangka menjamin standar mutu pendidikan, SMK Saraswati Salatiga sejak tanggal 10 Nopember 2010 memberlakukan alat penjamin mutu pendidikan yaitu Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 agar komitmen sekolah untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan kepada siswa dapat terkendali dan melakukan perbaikan berkesinambungan dengan memberdayakan orang-orang di sekolah. Hal ini juga sesuai dengan konsep Frederick W. Taylor (1911 yang dikutip Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2012) dijelaskan bahwa organisasi harus memberikan sebuah kerangka untuk mendayagunakan orang secara efektif dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk menyediakan jaminan


(31)

bahwa tidak ada kegagalan produk baik pada pabrik atau workshop.

Setiap orang pada masing-masing unit kerja di SMK Saraswati Salatiga telah bekerja sama dan konsisten dalam mempertahankan sistem manajemen mutu bidang kesiswaan sesuai dengan Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan memakai format-format yang berlaku di sekolah agar dapat memuaskan pelanggan. Hal ini sesuai pernyataan Deming yang dikutip Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2012) bahwa beberapa prinsip jika menghendaki dicapainya mutu adalah menciptakan konsistensi dan setiap orang dalam perusahaan bekerja sama dalam mendukung proses transpormasi.

b. Yayasan Premas dan Kepala Sekolah

Yayasan Premas dalam kapasitas penyelenggaraan pendidikan di SMK Saraswati Salatiga menyerahkan sepenuhnya kepada Kepala Sekolah. Untuk itu Kepala SMK Saraswati Salatiga telah menjalankan peran dan tangungjawabnya sebagai manajer, pemimpin, supervisor dan administrator pendidikan. Mengutip Pidarta (1997), M. Mursyid (2009), Asmani (2012) menyatakan bahwa kepala sekolah memiliki peran dan tanggungjawab sebagai manajer, pemimpin, supervisor dan administrator pendidikan.

Peran Kepala Sekolah sebagai manajer adalah mengadakan prediksi masa depan sekolah, melakukan inovasi, menciptakan strategi atau kebijakan untuk kemajuan sekolah, menyusun perencanaan, menemukan


(32)

sumber-sumber pendidikan, melakukan pengendalian atau kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan.

Kepala Sekolah sebagai pemimpin seharusnya mempunyai kepribadian yang kuat, memahami tujuan pendidikan dengan baik, pengetahuan luas, keterampilan professional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah.

Peran kepala sekolah sebagai supervisor adalah suatu tindakan kepala sekolah untuk melakukan pembinaan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sekolah maupun guru. Karena itu program supervisi harus dijalankan oleh kepala sekolah.

Peran kepala sekolah sebagai administrator harus menguasai pengelolaan pengajaran, kepegawaian, sarana dan prasarana, keuangan, hubungan sekolah dan masyarakat.

c. Tokoh Masyarakat

Masyarakat di sekitar SMK Saraswati mempunyai andil yang besar dalam menjaga kelangsungan proses pendidikan seperti hubungan saling menguntungkan, peningkatan keamanan sekolah, hubungan sosial yang harmonis.

Masuknya siswa ke SMK Saraswati Salatiga tidak hanya karena kualitas input namun juga adanya dukungan publik/masyarakat yang kuat terhadap sekolah. Menurut Asmani (2012) partisipasi masyarakat mempunyai peran besar dalam mendinamisasi sekolah dari berbagai unsur, antara lain masyarakat. Sekolah


(33)

mendorong masyarakat untuk peduli aktif dalam berpartisipasi demi kemajuan sekolah.

Bentuk-bentuk peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu sekolah diantaranya: menggunakan jasa sekolah, memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga, membantu anak belajar di rumah, berkonsultasi masalah pendidikan anak, terlibat dalam kegiatan ekstra kurikuler dan pembahasan kebijakan sekolah.

d. Institusi Pasangan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI)

Dunia usaha dan dunia industri memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pendidikan, baik dalam perencanaan, proses peningkatan kualitas pendidikan, maupun pemanfaatan hasil pendidikan. Sebagai contoh untuk pendidikan SMK, peran dunia usaha dan dunia industri dalam hal kerjasama pelatihan peningkatan mutu guru, siswa (praktik kerja industri)) dan masukan tentang standar calon tenaga kerja yang disiapkan oleh siswa di SMK Saraswati Salatiga.

Selain itu dalam hal materi pembelajaran siswa dibutuhkan adanya sinkronisasi kurikulum antara keterampilan yang dibutuhkan industri dengan materi yang diajarkan di sekolah.

e. Orangtua Siswa

Dalam peningkatan mutu ketertiban siswa, SMK Saraswati Salatiga sudah banyak melibatkan orangtua dalam hal kerjasama membina anaknya agar ada komunikasi yang baik, pencegahan kenakalan remaja,


(34)

bimbingan karier maupun konsultasi hal lain yang berkaitan dengan pendidikan baik melalui telpon atau datang langsung ke sekolah. Asmani (2012) mengatakan bahwa peran serta orangtua melalui adanya konsultasi. Orangtua datang ke sekolah untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya.

f. Komite Sekolah

Sekolah dan komite sekolah harus terus melakukan komunikasi, koordinasi, konsolidasi dan ekspansi sehingga program-program yang dilakukan mendapat dukungan publik secara luas.

SMK Saraswati Salatiga menginginkan kolaborasi sinergis dan integral antara kepala sekolah dan jajarannya dengan komite sekolah agar visi dan misi sekolah dapat diimplementasikan dengan baik. Menurut Amiruddin Siahaan, Khairuddin W (2006) yang dikutip Asmani (2012) komite sekolah sebagai badan mandiri yang memiliki kewajiban membentuk sekolah, terutama dalam hal pendanaan sekolah pada dasarnya mengurangi beban kepala sekolah dalam memenuhi kebutuhannya.

2. Evaluasi

Masukan

(Input)

Manajemen

Kesiswaan

Dalam

Pelaksanaan

Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008

a. Guru

Guru SMK Saraswati Salatiga mempunyai latar belakang sarjana, sarjana muda sesuai kompetensi keahliannya di masing-masing jurusan. SMK Saraswati


(35)

Salatiga terdapat 6 kompetensi keahlian. Kualifikasi guru sudah sesuai dengan mata pelajarannya. Hal ini sesuai dengan amanat pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru bahwa:

Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi

Namun demikian pada pelaksanaannya, guru-guru SMK Saraswati Salatiga hampir semua memenuhi semua kompetensi yang dibutuhkan sebagai pendidik yang meliputi kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan professional. Empat kompetensi dasar itu sangat penting bagi seorang guru. Menurut Sauri (2010 dalam Prihatsari, 2013) peserta didik berkualitas tergantung pada sejauh mana guru bisa menjadi seorang pendidik yang memiliki kapasitas kompetensi untuk mengarahkan mereka.

Guru BK mempunyai peranan penting dalam membimbing siswa khususnya siswa yang bermasalah. Guru BK di SMK Saraswati perlu ditambah sebab kurang ideal. Sekolah seharusnya mengupayakan guru BK sesuai ijazah dan kompeten. Idealnya satu guru BK membimbing 150 sampai 250 siswa sehingga siswa SMK Saraswati Salatiga 1433 siswa sekurang-kurangnya mempunyai 5 orang guru BK yang kompeten.

Keterangan di atas mengamanatkan kepada para guru di SMK Saraswati Salatiga senantiasa untuk meningkatkan empat kompetensi guru sesuai bidangnya


(36)

agar kualitas proses pembelajaran siswa di sekolah bermutu sesuai dengan standar pendidikan nasional.

b. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana yang mendukung manajemen kesiswaan di SMK Saraswati Salatiga meliputi lapangan, halaman untuk upacara, ruang OSIS, pramuka, UKS, ruang kelas, peralatan praktik di masing-masing jurusan, media pembelajaran, peralatan olahraga dan seni.

Secara umum peralatan pendukung kegiatan kesiswaan sudah cukup lengkap dan kondisi baik. Ada beberapa sarana yang belum dioptimalkan namun dirasakan tidak sampai mengganggu pelayanan proses belajar mengajar. Misalnya ruang UKS, halaman kurang luas, ruang pramuka dan OSIS masih menjadi satu.

Proses manajemen kesiswaan sangat memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dalam pembelajaran merupakan input yang sangat penting karena apabila tidak memadai akan menghambat kegiatan pelayanan belajar siswa (Syadid, 2011 dalam Prihatsari 2013). Sehebat apapun guru dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa didukung sarana dan prasarana yang memadai, hasilnya tidak akan maksimum (Djatmiko, 2006 dalam Prihatsari 2013).

Sehingga dapat dikatakan bahwa kelengkapan sarana prasarana menjadi faktor pendukung pelaksanaan manajemen kesiswaan dan hasil yang diharapkan. Dari hasil penelitian ini aspek input guru dan sarana prasarana merupakan dukungan yang baik dalam


(37)

pelaksanaan manajemen kesiswaan di SMK Saraswati Salatiga. Meskipun masih ada beberapa hal kecil yang memerlukan perbaikan dan perubahan dari guru maupun sarana prasarana untuk mendukung keberhasilan pembinaan kesiswaan.

3. Evaluasi

Proses

Manajemen

Kesiswaan

Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2008

a. Perencanaan Peserta Didik

Pada perencanaan peserta didik akan dikaji sensus sekolah dan penentuan peserta didik yang diterima.

1) Sensus sekolah

Fungsi umum sensus sekolah adalah sebagai dasar pembagian anggaran belanja dan sarana untuk menda-patkan dana bantuan pendidikan. SMK Saraswati Salatiga telah melakukan sensus ke SMP-SMP dalam rangka mengecek anak SMP yang masuk dan yang tidak masuk ke SMK Saraswati. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan eksistensi jumlah siswa yang diterima di SMK Saraswati Salatiga.

Hal ini dijelaskan juga oleh Yeager (1945) seperti yang dikutip Prihatin (2011) bahwa sensus sekolah mempunyai fungsi khusus, diantaranya: untuk menyajikan data yang digunakan untuk perencanaan program sekolah, menyajikan data jumlah anak yang akan masuk sekolah, mengecek anak yang masuk dan


(38)

yang tidak masuk, mengatur pengelompokan peserta didik.

2) Perencanaan jumlah siswa yang akan diterima

Setiap tahun SMK Saraswati Salatiga merencanakan siswa yang akan diterima di kelas X di semua kompetensi keahlian sebanyak 480 siswa, dengan asumsi setiap kelas jumlah siswa 40 orang dan disesuaikan sarana dana prasarana yang ada, mampu menerima rombongan belajar (rombel) 12 kelas.

Perencanaan ini telah sesuai dengan pendapat Tim Dosen Administrasi pendidikan UPI (2012) bahwa jumlah peserta didik dalam satu kelas berdasarkan kebijakan pemerintah berkisar 40-45 siswa. Sedangkan ukuran kelas ideal berjumlah 25 30 siswa.

b. Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan siswa baru di SMK Saraswati Salatiga melakukan langkah-langkah pembentukan panitia penerimaan siswa baru, melakukan rapat panitia, pembuatan, pengiriman/pemasangan pengumuman, pendaftaran calon siswa baru, mengadakan seleksi, penentuan siswa baru yang diterima, pendaftaran ulang bagi calon siswa baru yang diterima.

Cara seleksi penerimaan siswa baru yang dilakukan dengan dua cara yaitu penelusuran bakat dan minat siswa, dan melalui tes/ujian ditambah nilai ujian nasional. Cara ini juga sesuai pendapat Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2012) bahwa ada beberapa cara seleksi penerimaan siswa baru: 1) melalui tes/ujian,


(39)

2) melalui penelusuran bakat kemampuan dan 3) berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN.

Pada seleksi bakat dan minat siswa, ada tahapan wawancara. Tahapan ini dipakai untuk mengetahui kecakapan calon siswa baru dalam mengeluarkan pendapat, mengecek kondisi fisik calon siswa seperti tinggi badan, berat badan, buta warna, tato, tindik, rambut, cara berpakaian. Hal ini penting sebab untuk mengetahui sejak awal karakter calon siswa baru yang akan diterima.

c. Pengelompokan Peserta Didik

Pengelompokan siswa di SMK Saraswati Salatiga dimulai pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) yang terbentuk kelompok-kelompok yang diberi nama gugus. Namun pengelompokan gugus ini tidak dijadikan patokan pembentukan kelas yang sebenarnya sesuai jurusannya.

Setelah kegiatan MOS, sekolah melakukan verifikasi untuk pembagian kelas sesuai jurusan. Pembagian jurusan pada jurusan Teknik Listrik, Otomasi Industri, Multimedia disesuaikan dengan pilihannya pada saat calon siswa mendaftar. Tetapi jurusan teknik mesin masih ada tes susulan untuk menentukan jurusan yang akan dipilih. Teknik mesin dibagi menjadi tiga jurusan, yaitu teknik pemesinan, teknik pemeliharaan mekanik industrI dan teknik otomotif. Pembagian jurusan di teknik mesin berdasarkan hasil tes dan alternatif pilihan yang tertulis pada soal tes. Dari hasil tes penjurusan teknik mesin dan pilihan siswa saat


(40)

mendaftar siswa akan terbagi dalam beberapa kelompok jurusan.

Pembagian kelas di masing-masing jurusan berdasarkan fungsi perbedaan, yaitu siswa dikelompokkan atas dasar perbedaan individu seperti kemampuan, bakat, minat. Hal ini sesuai pendapat William A Jeager yang dikutip Tim Dosen Administrasi UPI (2012) menjelaskan bahwa salah satu pengelompokan peserta didik dapat didasarkan kepada fungsi perbedaan yaitu pengelompokan peserta didik didasarkan kepada perbedaan-perbadaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat, bakat , kemampuan dan sebagainya. Pengelompokan ini menghasilkan pembelajaran individual.

d. Kehadiran Siswa

Kehadiran siswa di sekolah sangat penting, kalau tidak ada siswa yang hadir di sekolah, aktivitas belajar mengajar di sekolah tidak dapat dilaksanakan. Kehadiran siswa SMK Saraswati Salatiga setiap hari diadakan pengecekan, mulai dari kontrol siswa masuk pintu gerbang, masuk dikelas sampai siswa selesai belajar dikelas, guru diwajibkan mengecek melalui absen pada akhir pelajaran.

Melalui guru piket sekolah tetap mencari solusi agar siswa tidak terlambat, walaupun realita di lapangan masih ada siswa yang terlambat, bahkan akhir-akhir ini cenderung semakin banyak siswa terlambat. Namun hal ini tidak menjadi faktor penghambat belajar siswa, karena


(41)

siswa terlambat setelah ada pembinaan dari kesiswaan diijinkan masuk kelas.

Ketidakhadiran siswa yang berupa alpha (A) dan membolos disikapi dengan wali kelas memanggil siswa bersama orangtua dihadirkan ke sekolah agar wali kelas , siswa dan orangtua saling ada komunikasi terbuka dan jujur mengungkapkan permasalahan belajarnya sehingga orangtua dan sekolah ada kontrak pembinaan bersama supaya siswa yang melanggar hadir tepat waktu, tidak membolos, sering tidak masuk tanpa keterangan (A) dan tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Prihatin (2011) juga menjelaskan bahwa keterlambatan, tidak masuk sekolah dan membolos, sekolah perlu mengirim surat kepada orangtua/wali siswa, agar orangtua/wali siswa akan semakin memperhatikan kehadiran anaknya dengan waktu yang tepat, ada kontrak pembinaan terjalin bersama.

e. Pembinaan Disiplin Siswa

Ketertiban siswa di sekolah dikendalikan dengan adanya tata tertib yang berlaku di SMK Saraswati Salatiga. Tata tertib telah disosialisasikan kepada seluruh siswa di masing-masing jurusan. Tata tertib dijadikan pedoman siswa untuk dilaksanakan dengan baik. Siswa yang melanggar dapat diberi sanksi sesuai tata tertib yang berlaku. Prihatin (2011) mengatakan bahwa perbaikan ketertiban siswa di sekolah menggunakan tata tertib sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan kehadiran siswa di sekolah. Siswa yang


(42)

melanggar bisa diberi sanksi sesuai ketentuan dan kesepakatan dengan siswa.

SMK Saraswati Salatiga menerapkan kedisiplinan mulai dari siswa masuk pintu gerbang sekolah diadakan pengecekan kelengkapan sepeda motor, pakaian, rambut, sepatu, dan datang tepat waktu. Pintu masuk terpusat satu pintu agar memudahkan pengontrolan ketertiban siswa. Walaupun pada aspek keterlambatan, baju kadang tidak dimasukkan, sepatu warnanya salah, masih belum maksimal baik namun tim kesiswaan setiap hari selalu berupaya mencari solusi dan tetap diberi sanksi pembinaan.

f. Kenaikan Kelas

Selama satu tahun di masing-masing tingkat, siswa melaksanakan proses belajar dan diakhiri dengan evaluasi. Bagi siswa, evaluasi sebagai salah satu tolok ukur kenaikan kelas. Macam-macam kenaikan kelas di SMK Saraswati Salatiga adalah naik kelas, naik kelas bersyarat, tidak naik. Hal ini sesuai dengan penyataan Prihatin (2011) bahwa macam-macam kenaikan kelas ada tiga macam 1) naik kelas, 2) naik kelas bersyarat, 3) tidak naik.

Penentuan kenaikan kelas bagi siswa berdasarkan sidang kenaikan kelas yang dipimpin kepala sekolah. Siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi semua kriteria kenaikan kelas. Siswa naik kelas bersyarat apabila ada nilai pada mata pelajaran yang belum tuntas atau di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) antar 4 - 10 mata pelajaran. Nilai mata pelajaran lain sudah


(43)

tuntas/lulus. Siswa tersebut diberi batas waktu dua minggu untuk menyelesaikan tugasnya sampai mendapat nilai minimal KKM. Nilai kepribadian minimal baik. Sedangkan tidak naik kelas kepribadian tidak baik, nilai yang tidak tuntas/lulus lebih dari 10 mata pelajaran dan mempunyai catatan buruk di wali kelas, BK dan tim kesiswaan.

g. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pembina ekstrakurikuler di SMK Saraswati Salatiga telah membuat program kerja ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam sekolah sesuai pilihannya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan meliputi bidang olahraga, seni dan ketrampilan. Hal ini diungkapkan juga oleh Hadari Nawawi (1985 dalam Prihatin 2011) bahwa jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu pramuka, olahraga, seni, kebersihan dan keamanan sekolah, tabungan pelajar, majalah dinding, kantin sekolah, dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Bidang olahraga meliputi voli, basket, renang, karate, pencaksilat, walaupun ekstrakurikuler basket peminatnya sedikit. Bidang seni meliputi band, drumband. Bidang ketrampilan meliputi ekstra teknik las, otomotif, dan komputer.

Pada umumnya kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik walupun masih ada yang perlu ditingkatkan dalam hal motivasi siswa.


(44)

h. Peran Kepala Sekolah

Keberhasilan pembinaan siswa tidak bisa lepas dari dukungan dan rekomendasi dari kepala sekolah. Kepala sekolah sudah berperan dengan baik. Sebaik-baiknya pembinaan kepada siswa tetapi tidak ada dukungan kepala sekolah utamanya pendanaan, kegiatan pembinaan siswa tidak akan berjalan dengan baik dan proporsional. Karena kepala sekolah berperan sebagai manajer, pemimpin, dan administrator sekolah.

i. Layanan khusus

Layanan khusus yang menunjang pelayanan kepada siswa SMK Saraswati sudah berupaya memenuhi kebutuhan siswa. Kegiatan layanan khusus meliputi layanan Bimbingan Konseling, perpustakaan, kantin sekolah, layanan kesehatan, tranportasi sekolah, asrama (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2012).

Pada umumnya SMK Saraswati Salatiga telah melaksanakan layanan khusus seperti di atas untuk peningkatan mutu pendidikan. Walaupun masih ada layanan khusus yang belum maksimum dan perlu penambahan, seperti kantin, asrama, transportasi. Kantin sekolah letaknya di luar sekolah/kampung. Walaupun sebenarnya siswa istirahat makan di luar sekolah tidak efektif dan banyak resiko bermasalah.


(45)

4. Evaluasi

Produk

Manajemen

Kesis-waan

Dalam

Pelaksanaan

Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Siswa sebelum dinyatakan lulus harus menempuh semua mata palajaran dan nilainya sesuai kriteria kenaikan kelas dan kelulusan. Mengutip peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005, Bab X pasal 72 ayat 1, peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah setelah: menyelasaikan seluruh program pembelajaran apabila, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran, kelompok mata palajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmai, olah raga dan kesehatan. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajarn ilmu pengetahuan dan teknologi, serta lulus ujian nasional.

Melihat kriteria tersebut, hasil pembelajaran dengan alat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 bidang kesiswaan, siswa kelas XII SMK Saraswati Salatiga pada dua tahun pelajaran 2010-2011, 2011 2012 hasil kelulusannya 100 %. Walaupun pada tahun 2012-2013, ada dua siswa yang tidak lulus, itupun siswa tersebut sejak di akhir proses belajar kelas XII memang aktivitas dan motivasi belajarnya kurang.

Hasil dari penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 bidang manajemen kesiswaan adalah prestasi


(46)

non akademik. Bidang olah raga bola voli dan futsal merupakan olah raga unggulan, sebab prestasinya sering menjuarai di tingkat Kota Salatiga, provinsi bahkan nasional. Kegiatan olah raga dan seni yang lain perlu masih ditingkatkan eksistensinya agar dapat membawa citra baik bagi SMK Saraswati Salatiga, sekaligus sebagai alat promosi sehingga diminati calon siswa dan setiap tahun siswa yang mendaftar semakin banyak dan bermutu.

SMK Saraswati Salatiga harus melakukan langkah-langkah strategis dengan menggunakan alat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk mengantarkan siswa yang berkualitas. Pemberdayaan guru dan karyawan adalah suatu hal yang wajib dilakukan oleh Kepala Sekolah agar semua program pembinaan kesiswaan dapat terwujud dengan baik.


(1)

siswa terlambat setelah ada pembinaan dari kesiswaan diijinkan masuk kelas.

Ketidakhadiran siswa yang berupa alpha (A) dan membolos disikapi dengan wali kelas memanggil siswa bersama orangtua dihadirkan ke sekolah agar wali kelas , siswa dan orangtua saling ada komunikasi terbuka dan jujur mengungkapkan permasalahan belajarnya sehingga orangtua dan sekolah ada kontrak pembinaan bersama supaya siswa yang melanggar hadir tepat waktu, tidak membolos, sering tidak masuk tanpa keterangan (A) dan tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Prihatin (2011) juga menjelaskan bahwa keterlambatan, tidak masuk sekolah dan membolos, sekolah perlu mengirim surat kepada orangtua/wali siswa, agar orangtua/wali siswa akan semakin memperhatikan kehadiran anaknya dengan waktu yang tepat, ada kontrak pembinaan terjalin bersama.

e. Pembinaan Disiplin Siswa

Ketertiban siswa di sekolah dikendalikan dengan adanya tata tertib yang berlaku di SMK Saraswati Salatiga. Tata tertib telah disosialisasikan kepada seluruh siswa di masing-masing jurusan. Tata tertib dijadikan pedoman siswa untuk dilaksanakan dengan baik. Siswa yang melanggar dapat diberi sanksi sesuai tata tertib yang berlaku. Prihatin (2011) mengatakan bahwa perbaikan ketertiban siswa di sekolah menggunakan tata tertib sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan kehadiran siswa di sekolah. Siswa yang


(2)

melanggar bisa diberi sanksi sesuai ketentuan dan kesepakatan dengan siswa.

SMK Saraswati Salatiga menerapkan kedisiplinan mulai dari siswa masuk pintu gerbang sekolah diadakan pengecekan kelengkapan sepeda motor, pakaian, rambut, sepatu, dan datang tepat waktu. Pintu masuk terpusat satu pintu agar memudahkan pengontrolan ketertiban siswa. Walaupun pada aspek keterlambatan, baju kadang tidak dimasukkan, sepatu warnanya salah, masih belum maksimal baik namun tim kesiswaan setiap hari selalu berupaya mencari solusi dan tetap diberi sanksi pembinaan.

f. Kenaikan Kelas

Selama satu tahun di masing-masing tingkat, siswa melaksanakan proses belajar dan diakhiri dengan evaluasi. Bagi siswa, evaluasi sebagai salah satu tolok ukur kenaikan kelas. Macam-macam kenaikan kelas di SMK Saraswati Salatiga adalah naik kelas, naik kelas bersyarat, tidak naik. Hal ini sesuai dengan penyataan Prihatin (2011) bahwa macam-macam kenaikan kelas ada tiga macam 1) naik kelas, 2) naik kelas bersyarat, 3) tidak naik.

Penentuan kenaikan kelas bagi siswa berdasarkan sidang kenaikan kelas yang dipimpin kepala sekolah. Siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi semua kriteria kenaikan kelas. Siswa naik kelas bersyarat


(3)

tuntas/lulus. Siswa tersebut diberi batas waktu dua minggu untuk menyelesaikan tugasnya sampai mendapat nilai minimal KKM. Nilai kepribadian minimal baik. Sedangkan tidak naik kelas kepribadian tidak baik, nilai yang tidak tuntas/lulus lebih dari 10 mata pelajaran dan mempunyai catatan buruk di wali kelas, BK dan tim kesiswaan.

g. Kegiatan Ekstrakurikuler

Pembina ekstrakurikuler di SMK Saraswati Salatiga telah membuat program kerja ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam sekolah sesuai pilihannya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan meliputi bidang olahraga, seni dan ketrampilan. Hal ini diungkapkan juga oleh Hadari Nawawi (1985 dalam Prihatin 2011) bahwa jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu pramuka, olahraga, seni, kebersihan dan keamanan sekolah, tabungan pelajar, majalah dinding, kantin sekolah, dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Bidang olahraga meliputi voli, basket, renang, karate, pencaksilat, walaupun ekstrakurikuler basket peminatnya sedikit. Bidang seni meliputi band, drumband. Bidang ketrampilan meliputi ekstra teknik las, otomotif, dan komputer.

Pada umumnya kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik walupun masih ada yang perlu ditingkatkan dalam hal motivasi siswa.


(4)

h. Peran Kepala Sekolah

Keberhasilan pembinaan siswa tidak bisa lepas dari dukungan dan rekomendasi dari kepala sekolah. Kepala sekolah sudah berperan dengan baik. Sebaik-baiknya pembinaan kepada siswa tetapi tidak ada dukungan kepala sekolah utamanya pendanaan, kegiatan pembinaan siswa tidak akan berjalan dengan baik dan proporsional. Karena kepala sekolah berperan sebagai manajer, pemimpin, dan administrator sekolah.

i. Layanan khusus

Layanan khusus yang menunjang pelayanan kepada siswa SMK Saraswati sudah berupaya memenuhi kebutuhan siswa. Kegiatan layanan khusus meliputi layanan Bimbingan Konseling, perpustakaan, kantin sekolah, layanan kesehatan, tranportasi sekolah, asrama (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2012).

Pada umumnya SMK Saraswati Salatiga telah melaksanakan layanan khusus seperti di atas untuk peningkatan mutu pendidikan. Walaupun masih ada layanan khusus yang belum maksimum dan perlu penambahan, seperti kantin, asrama, transportasi. Kantin sekolah letaknya di luar sekolah/kampung. Walaupun sebenarnya siswa istirahat makan di luar sekolah tidak efektif dan banyak resiko bermasalah.


(5)

4. Evaluasi

Produk

Manajemen

Kesis-waan

Dalam

Pelaksanaan

Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Siswa sebelum dinyatakan lulus harus menempuh semua mata palajaran dan nilainya sesuai kriteria kenaikan kelas dan kelulusan. Mengutip peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005, Bab X pasal 72 ayat 1, peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah setelah: menyelasaikan seluruh program pembelajaran apabila, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran, kelompok mata palajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmai, olah raga dan kesehatan. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajarn ilmu pengetahuan dan teknologi, serta lulus ujian nasional.

Melihat kriteria tersebut, hasil pembelajaran dengan alat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 bidang kesiswaan, siswa kelas XII SMK Saraswati Salatiga pada dua tahun pelajaran 2010-2011, 2011 2012 hasil kelulusannya 100 %. Walaupun pada tahun 2012-2013, ada dua siswa yang tidak lulus, itupun siswa tersebut sejak di akhir proses belajar kelas XII memang aktivitas dan motivasi belajarnya kurang.

Hasil dari penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 bidang manajemen kesiswaan adalah prestasi


(6)

non akademik. Bidang olah raga bola voli dan futsal merupakan olah raga unggulan, sebab prestasinya sering menjuarai di tingkat Kota Salatiga, provinsi bahkan nasional. Kegiatan olah raga dan seni yang lain perlu masih ditingkatkan eksistensinya agar dapat membawa citra baik bagi SMK Saraswati Salatiga, sekaligus sebagai alat promosi sehingga diminati calon siswa dan setiap tahun siswa yang mendaftar semakin banyak dan bermutu.

SMK Saraswati Salatiga harus melakukan langkah-langkah strategis dengan menggunakan alat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk mengantarkan siswa yang berkualitas. Pemberdayaan guru dan karyawan adalah suatu hal yang wajib dilakukan oleh Kepala Sekolah agar semua program pembinaan kesiswaan dapat terwujud dengan baik.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Saraswati Salatiga : Kajian Manajemen Kesiswaan T2 942011051 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Saraswati Salatiga : Kajian Manajemen Kesiswaan T2 942011051 BAB II

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Saraswati Salatiga : Kajian Manajemen Kesiswaan T2 942011051 BAB V

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Saraswati Salatiga : Kajian Manajemen Kesiswaan

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Saraswati Salatiga : Kajian Manajemen Kesiswaan

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri 2 Salatiga T1 162008014 BAB IV

0 1 23

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Magister Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana FKIPUKSW T2 BAB IV

0 0 34

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (Studi Kinerja Pegawai Non Akademik) T2 BAB IV

0 0 42

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Di SMK Negeri 1 Sayung T2 BAB IV

0 0 62