33
C. Material Yang Digunakan
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Bata Merah presseksposs
Batu bata merupakan bahan bangunan yang berasal dari tanah liat dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain yang kemudian dibakar
pada suhu tinggi hingga tidak dapat hancur lagi apabila direndam didalam air SII 0021-78. Pada penelitian ini digunakan bata merah dengan
dimensi ukuran 22,5cmx10,5cmx5,5cm. Penelitian kuat geser pasangan bata merah ini jumlah bata yang dibutuhkan untuk membuat benda uji
adalah sebanyak 54 buah batu bata dan terbagi dalam 3 variasi, masing- masing variasi membutuhkan 18 buah bata merah. Pembuatan benda uji
pasangan batu bata merah menggunakan mortar dengan campuran agregat breksi batu apung dengan perbandingan campuran 1PC:3Ps:3Pm, dan
menggunakan variasi ketebalan lapis mortar 1cm, 1,5cm, 2cm.
Gambar 3. Bata merah presseksposs tipe SKM 2.
Semen Semen yang digunakan adalah semen dengan merek dagang Gresik
yang mempunyai berat 40 kg. Berdasarkan SNI 15-2049-2004 semen ini
34
termasuk dalam semen tipe 1, yaitu semen untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan syarat-syarat tertentu seperti jenis lain.
Gambar 4. Semen Portland tipe 1 3.
Agregat Halus Menurut SNI 03-6820-2002 tentang spesifikasi pasir untuk
plesteran, butir maksimum agregat halus adalah 4,76 mm. Agregat halus atau pasir yang digunakan adalah pasir alami yang berasal dari sungai
Progo. Setelah melakukan pengujian pasir maka didapat data mengenai pasir yang digunakan sebagai berikut:
a. Pasir termasuk dalam zone 2 yaitu pasir agak kasar.
b. Modulus halus butir sebesar 2,805.
c. Berat jenis pasir SSD alami adalah 2,6.
d. Berat jenis pasir SSD rendaman adalah 2,67.
e. Bobot isi gembur pasir SSD alami adalah 1,42 g cm
3
. f.
Kadar air pasir alami adalah 2,1 g.
Kadar air pasir SSD rendaman adalah 2,12 . Berikut disajikan Pasir Progo pada Gambar 5 di bawah ini:
35
Gambar 5. Pasir Progo 4.
Pumice Breccia Batu apung pumice adalah jenis batuan yang berwarna terang,
mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas volkanik silikat. Dalam
penelitian ini agregat pumice digunakan sebagai variasi campuran mortar pasangan batu bata merah. Dalam penelitian ini menggunakan pumice
breccia dengan ukuran maksimal 2,4 mm. Dengan kadar air 2,66.
Gambar 6. Pumice Breccia 5.
Air Air yang digunakan diperoleh dari belakang Laboratorium
Mekanika Tanah FT UNY, yaitu air keran yang bersih, jernih, tidak berasa dan tidak berbau sehingga air ini termasuk air yang baik untuk membuat
beton menurut PUBI-1982. Air yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 7 di bawah.
36
Gambar 7. Air di Laboratorium FT UNY 6.
Belerang Menurut SNI 6369-2008 belerang digunakan untuk bahan pembuat
kaping. Untuk kuat tekan beton kurang dari 35 MPa maka kaping harus dibiarkan mengeras selama 2 jam sebelum pengujian beton dan untuk kuat
tekan beton lebih dari 35 MPa maka kaping dibiarkan mengeras 16 jam sebelum pengujian.
Gambar 8. Belerang 7.
Oli Dalam penelitian ini oli bukanlah bahan utama dalam pembuatan
beton ringan aerasi, tetapi hanya sebagai bahan pendukung penelitian. Berdasarkan SNI 6369-2008 tentang pembuatan kaping untuk benda uji
silinder, oli berfungsi sebagai pelumas pelat kaping agar benda uji mudah lepas. Selain itu oli juga berfungsi sebagai pelumas cetakan beton.
37
Gambar 9. Oli 8.
NaOH Berdasarkan SNI 03-2816-1992 tentang pengujian kotoran organik
dalam pasir untuk campuran mortar, NaOH merupakan zat kimia yang digunakan dalam pengujian kadar zat organik. Disajikan NaOH pada
Gambar 10 sebagai berikut:
Gambar 10. NaOH
D. Alat