Teknik Analisis Data Pembahasan Hasil Penelitian

d se T m G

3. K

P m d diperoleh se ebesar 2 dan Tabel3 Dist No Sk 1 0 2 3 3 5 4 7 5 9 Jumlah Berik meter: Gambar 6 D Ketepatan L Data Prestasi Ind minimum 0 deviasi dipe 20 40 60 80 100 ebesar 1,75 n median se tribusi Fre kor Fr - 2 – 4 – 6 – 8 - 10 h kut adalah d iagram Bata Long Pass d diperoleh dramayu. H dan maks eroleh sebe ‐2 3 ‐4 44 , standar d ebesar 2. kuensi Var Pre T rekuensi 8 8 diagram ba ang Long p dari Kelom dari 8 sam Hasil perhit simal 3. Re sar 0,99, m 5 ‐6 deviasi dipe riabel Long Test Persentase 100 100 atang dari v ass jarak 25 mpok Kontr mpel penel tungan pad erata diper modus sebe 7 ‐8 eroleh sebes g pass jarak P e Frekuen 8 8 variable Lon 5 meter rol itian pada da pre test oleh sebesa esar 1 dan 9 ‐10 sar 0,46, m k 25 meter Post Test nsi Persen 100 100 ng pass jara atlet SSB diperoleh ar 0,88, st median se Pre T Post modus ntase ak 25 Bina skor andar ebesar Test Test 1 2 m T K G

4. P

K k k sedangkan 2. Rerata dip modus sebes Tabel4 Dis No S 1 2 3 3 5 4 7 5 9 Jumla Berik Kontrol: Gambar 7 D Perbanding Kontrol Perba kelompok ek kontrol disaj 20 40 60 80 100 ‐ dari hasil p peroleh seb sar 1 dan me stribusi Fre Skor Fr 0 - 2 3 – 4 5 – 6 7 – 8 - 10 ah kut adalah d iagram Bata gan Tes Lon andingan h ksperimen jikan dalam ‐2 3 ‐4 45 post test dip besar 1,38, s edian sebes ekuensi Va Pre T rekuensi 7 1 8 diagram bat ang Long p ng Pass da hasil tes lo jarak 25 m m diagram ba 5 ‐6 peroleh skor standar dev ar 1. ariabel Long Test Persentase 87,5 12,5 100 tang dari va ass jarak 25 ari jarak 25 ong passpre meter dan 3 atang beriku 7 ‐8 r minimum viasi diperol g pass Kelo P e Frekuen 8 8 ariable Long 5 meter 5 m, 35 m e test dan 35 meter de ut : 9 ‐10 1 dan mak leh sebesar ompok Kon Post Test nsi Perse 10 100 g pass Kelom dan Kelom post tes a engan kelom Pre Te Post Te ksimal 0,52, ntrol entase 00 mpok mpok antara mpok st est G G B. Hasil asums homo atau Gambar 8 D Gambar 9 D Uji Prasya Sebelum si atau uji ogenitas. Pen tidaknya d 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 ‐ 2 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 ‐ 2 iagram Bata iagram Bata arat dilakukan persyaratan nggunaan u distribusi da 2 3 – 4 2 3 – 4 46 ang Long p ang Long p analisis st n analisis uji normalita ata yang d 5 – 6 7 5 – 6 ass Pre Tes ass Post Te tatistik, terl yang melip as digunaka diperoleh, s 7 – 8 9 ‐10 7 – 8 9 ‐1 st est lebih dahul puti uji nor an untuk me sedangkan Ja Ja Ke 10 J J K lu dilakuka rmalitas da engetahui no penggunaa arak 35 m arak 25 elompok Kont Jarak 35 m Jarak 25 Kelompok Kon an uji an uji ormal an uji trol ntrol 47 homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang bersifat homogen. 1. UjiNormalitas Pengujian normalitas mengunakan uji Kolmogorof - Sminorv. Dalam uji ini akan menguji hipotesis sampel berasal dari populasi berdistribusi normal, untuk menerima atau menolak hipotesis dengan membandingkan harga Asymp. Sig dengan 0,05. Kriterianya Menerima hipotesis apabila Asymp. Sig lebih besar dari 0,05, apabila tidak memenuhi keriteria tersebut maka hipotesis ditolak. Tabel 5 Hasil perhitungan uji normalitas No Variabel Asymp.Sig Kesimpulan 1 Jarak 35 sebelum 0,304 Normal 2 Jarak 35 sesudah 0,719 Normal 3 Jarak 25 sebelum 0,072 Normal 4 Jarak 25 sesudah 0,211 Normal 5 Kelompok kontrol sebelum 0,367 Normal 6 Kelompok kontrol sesudah 0,174 Normal Dari table di atas harga Asymp. Sig dari semua variabel lebih besar dari 0,05 maka hipotesis yang menyatakan sampel bedasarkan dari populasi yang berdistribusi normal diterima. Dari keterangan tersebut, maka data variabel dalam penelitian ini dapat dianalisis menggunakan pendekatan statistik parametrik. 2. Uji Homogenitas Dalam uji ini akan menguji hipotesis bahwa varians dari variabel- variabel tersebut sama, untuk menerima atau menolak hipotesis dengan 48 membandingkan nilai signifikan lebih dari 0,05. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Nilai Signifikansi 0,05 Kesimpulan 0,238 0,05 Homogen Dari perhitungan diperoleh signifikansi sebesar 0,238 0,05. berarti varian sampel tersebut homogen, maka hipotesis yang menyatakan varians dari variabel yang ada sama atau diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa varians populasi homogen.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Uji Hipotesis

Ada perbedaan tes ketepatan long passing atlet SSB Bina Prestasi Indramayu dengan menggunakan latihan yang berbeda. Hasil analisis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan ketepatan long pass dengan latihan yang berbeda dapat dilihat pada table berikut: Tabel 7 Rangkuman Hasil Analisis Sig. 2-tailed F hitung 0,042 3,722 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa F hitung = 3,722 dan nilai probabilitasnya 0,042 lebih kecil dari 0,05 pada taraf signifikansi 5. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan tes ketepatan long passing atlet SSB Bina Prestasi Indramayu 49 dengan menggunakan latihan yang berbeda ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tes ketepatan long passing atlet SSB Bina Prestasi Indramayu dengan menggunakan latihan yang berbeda. Dari gambaran di atas bahwa terdapat perbedaan keadaan ketepatan long pass setelah dilakukan latihan yang berbeda dengan atau tanpa kontrol ketepatan long pass sebelum latihan, berikut akan dilihat bagaimana signifikasnsi hubungan antara penggunaan metode latihan yang berbeda tanpa melakukan kontrol terhadap ketepatan long pass sebelum diberikan latihan yang berbeda. Tabel 8 Rangkuman Hasil Analisis Sig. 2-tailed F hitung 0,007 6,277 Dari hasil di atas, perhitungan yang dilakukan tanpa kontrol menunjukkan adanya pengaruh pemberian metode latihan yang berbeda terhadap ketepan long pass, di mana F hitung 6,277 dan angka signifikansi sebesar 0,007 yang lebih kecil dari angka kritik 0,05. Hal ini berarti ada pengaruh perlakuan metode latihan yang berbeda terhadap ketepatan long pass.

2. Menentukan kontribusi variabel independent terhadap ketepatan

long pass Rangkuman hasil R squared dan Adjusted R squared Model Perhitungan R squared Adjusted R squared Model pertama 0,758 0,691 Model kedua 0,671 0,621 50 Cara penghitungan kontribusi dilakukan dengan mengurangkan Adjusted R squared model pertama 0,691 dengan Adjusted R squared model kedua 0,621 lalu membaginya dengan Adjusted R squared model kedua. Adapun hasilnya sebagai berikut : 0,691 – 0,621 0,621 x 100 = 11,27 Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel independent terhadap ketepatan long pass yaitu 11,27 sementara kontribusi variabel kontrol terhadap variabel independent sebesar 88,73.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan drill long pass jarak 35 meter dan 25 meter terhadap ketepatan longpassing atlet SSB bina Prestasi Indramayu. Dari hasil di atas yang pertama menunjukkan bahwa ada perbedaan tes ketepatan long passing atlet SSB Bina Prestasi Indramayu dengan menggunakan latihan yang berbeda. Diketahui bahwa F hitung = 3,722 dan nilai probabilitasnya 0,042 lebih kecil dari 0,05 pada taraf signifikansi 5. Sedangkan dilihat dari signifikansi hubungan antara penggunaan metode latihan yang berbeda tanpa melakukan kontrol terhadap ketepatan long pass sebelum diberikan latihan yang berbeda menunjukkan adanya pengaruh pemberian metode latihan yang berbeda terhadap ketepatan long pass, di mana F hitung 6,277 dan angka signifikansi sebesar 0,007 yang lebih kecil dari angka kritik 0,05. Hal ini berarti ada pengaruh perlakuan metode latihan yang berbeda terhadap ketepatan long pass. Kontribusi 51 variabel independent terhadap ketepatan long pass yaitu 11,27 sementara kontribusi variabel kontrol terhadap variabel independent sebesar 88,73. Dari paparan hasil di atas dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara kedua bentuk latihan drill yaitu latihan long pass dengan jarak 35 meter dan latihan longpass dengan jarak 25 meter. Perbedaan ini disebabkan dengan adanya perbedaan jarak tujuan long pass. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketepatan long pass yaitu diantaranya jarak objek tujuan yang diberi umpan. Perbedaan tersebut terjadi sebelum bahkan sesudah diberikan perlakuan yang berbeda dari masing-masing kelompok. Selain itu pemberian program latihan tersebut memiliki andil yang bagus terhadap ketepatan long pass bagi atlet SSB Bina Prestasi Indramayu. Kedua latihan tersebut sama-sama memiliki pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan ketepatan long pass. Secara keseluruhan latihan long pass yang diberikan memiliki kontribusi terhadap ketepatan long pass yaitu sebesar 11,27. Pemberian latihan terhadap atlet menjadi modal utama untuk meningkatkan keterampilan bermain sepak bola secara umum dan secara khusus pemberian latihan longpass ini juga mampu memberikan pengalaman yang cukup bagi atlet agar mampu memperbaiki ketepatan long pass yang dimilikinya. Proses latihan secara umum memiliki tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki teknik dasar yang telah dimiliki. Dari kedua bentuk latihan tersebut, latihan long pass jarak 35 meter memiliki peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan latihan long pass jarak 25 meter. Hal ini dibuktikan dengan selisih yang diperoleh dari pre 52 test dan post test. Latihan long pass jarak 35 meter memiliki selisih rerata 1,125 sedangkan latihan jarak 25 meter memiliki selisih rerata 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian latihan long pass jarak 35 meter lebih memiliki pengaruh yang lebih besar. Dilihat dari jaraknya long pass bertujuan untuk memberikan umpan yang jauh. Dengan ini latihan long pass dengan jarak yang lebih jauh lebih memiliki peningkatan yang baik dikarenakan konsep long pass sendiri membutuhkan tenaga yang lebih dibandingkan dengan umpan bawah. Jarak yang lebih dekat untuk melakukan long pass terkadang lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan jarak yang lebih jauh. Melakukanlong pass dengan tepat itu tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi dilakukan oleh pemain yang belum mahir dan kurang melakukan latihan. Intensitas latihan, frekueinsi latihan, dan sarana latihan akan membantu pemain untuk meningkatkan kemampuan melakukan long pass dengan tepat. Proses latihan yang benar dan terus menerus akan memberikan stimulus kepada pemain bahwa pemain akan memiliki kemampuan long pass yang lebih baik daari sebelum latihan. Pemain akan lebih dekat dengan bola hafal bagaimana cara ataupun trik melakukan long pass dengan tepat. Hal inilah yang akan menjadikan kebiasaan yang baik sehingga kepercayaan untuk melakukan long pass dengan baik akan meningkat. Tingkat ketepatan long pass ini akan memberikan efek positif di dalam permainan. Di mana proses permainan untuk menyerang ataupun bertahan akan terbantu dengan adanya long pass yang akurat. Umpan – 53 umpan jarak jauh akan mempercepat perpindahan bola yang sulit dijangkau oleh lawan. Akan tetapi, long pass adalah teknik umpan yang mudah untuk dibaca oleh lawan. dengan ini pemain harus memiliki tingkat ketepatan long pass yang baik agar proses melewati lawan dengan perpindahan bola yang lebih cepat dapat tercapai. Dalam permainan ketepatan long pass tidak sekedar umpan tepat jatuh di kawan, tetapi bisa juga digunakan untuk melewati lawan dengan ketepatanlong pass yang diberikan di daerah kosong atau daerah yang sulit dijangkau lawan dan mudah dijangkau oleh teman. 54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dengan analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan antara latihan drill long pass jarak 35 meter dengan jarak 25 meter terhadap kemampuan teknik dan ketepatan long passing atlet SSB Bina Prestasi Indramayu kelompok usia 13-15 tahun”. Hal ini ditinjau F hitung 6,277 dan angka signifikansi sebesar 0,007 yang lebih kecil dari angka kritik 0,05. B. Implikasi Hasil Penelitian Hasil penelitian ini mempunyai implilkasi praktis bagi pihak-pihak yang terkait dengan bidang pendidikan dan olahraga. 1. Bagi atlet, bahwa latihan drill memiliki pengaruh yang baik untuk meningkatan kemampuan melakukan long pass yang akurat. 2. Bagi pelatih, bahwa metode latihan dan bentuk latihan harus disesuaikan dengan kebutuhan dari atletnya agar perkembangan dan peningkatan keterampilan teknik dasar bermain sepakbola dapat meningkat dengan signifikan. 3. Bagi pemain sepakbola, untuk memiliki teknik bermain yang baik maka perlu adanya latihan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan yang dimiliki. 55

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti sudah berusaha keras memenuhi segala ketentuan yang dipersyaratkan, bukan berarti penelitian ini tanpa kelemahan dan kekurangan. Beberapa kelemahan dan kekurangan yang dapat dikemukakan di sini antara lain: 1. Pengambilan data pada pre test dan post test tidak dilakukan oleh ahli dibidangnya. 2. Pemberian perlakuan atau latihan drill masih kurang maksimal dengan dalam pelaksanaanya. 3. Bentuk-bentuk latihannya masih sebatas perbedaan jaraknya saja. 4. Pembagian kelompok sampel yang kurang merata.

D. Saran-saran

Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian ini, antara lain: 1. Bagi atlet, berlatih dengan keras untuk memiliki keterampilan bermain yang baik. 2. Bagi pelatih, atlet harus diperhatikan sesuai dengan kebutuhannya dan perkembangannya harus diperhatikan dengan memberikan latihan yang sesuai dengankebutuhan individu maupun tim. 3. Bagi pemain sepakbola, berlatih dengan sungguh-sungguh untuk dapat meningkatkan kemampuan bermain. 56 DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. 2012. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : PT Raja. Budiyanto. 2009.Kemampuan Dasar Sepakbola Siswa yang MengikutiEkstrakurikuler Sepakbola di SMK Negeri 2 Wonosari Gunungkidul. FIK UNY. Christianus S. 2010. Seri Belajar Kilat SPSS 17. Yogyakarta: ANDI. Clive Gifford. 2002. Ketrampilan Sepak Bola. Klaten : Erlangga Djoko Pekik Irianto. 2004. Pedoman Praktis Berolahraga Untuk Kebugaran Dan Kesehatan. Yogyakarta: ANDI. Endang Rini Sukamti. 2007. Diktat Perkembangan Motorik.Yogyakarta: FIK UNY. Herwin. 2004. Diktat Pembelajaran Keterampilan Sepakbola Dasar. Yogyakarta: FIK UNY. Jajang Sulaeman. 2011. PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK USIA 12-15 TAHUN. Diakses dari http:ariesilmiah.blogspot.com201110perkembangan-perilaku-anak- usia-12-15.html pada pukul 11.35 tanggal 19Agustus 2013. Joe Luxbacher. 2004. SEPAKBOLA: Taktik dan Teknik Bermain. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada. John D. Tenang. 2007. Jurus Pintar Main Bola. Bandung: Mizan Media Utama. Lucky Edwardo. 2011. Tingkat Kecakapan Bermain Sepakbola Pada Siswa Sekolah Sepakbola Hizbul Wathan Yogyakarta Usia 14-16 Tahun.FIK UNY. Mardalis. 2010. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara. Pradipta Alvin, 2011. Pendidikan Kepelatihan. Semarang : FIK UNNES Rahmad Darmawan. 2012. Jadi Juara Dengan Sepakbola Possesion. Jakarta: KickOff Media-RD Books. 57 Subagyo Irianto. 2010. Buku Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Tes Kecakapan “David Lee” Bagi Siswa Sekolah Sepakbola SSB KU 14-15 Tahun. FIK UNY. ______________. 2010. Buku Pedoman Pembinaan Diklat Sepakbola Bina Putra Jaya. Yogyakarta. ______________. 2010. Standarisasi Kecakapan Bermain Sepakbola Untuk Siswa Sekolah Sepaakbola SSB KU 14-15 Tahun Se-Daerah Istimewa Yogyakarta. FIK UNY. Sucipto. 2000. Sepakbola. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Sukatamsi, 1985. Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Solo : Tiga Serangkai. Tim Penyusun. 2011. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Yogyakarta: UNY PRESS. Lampiran 1 1. Lembar Bim mbingan Skr 58 ipsi

Dokumen yang terkait

PENGARUH LATIHAN PASSING ATAS 3 METER DAN PASSING ATAS 2 METER TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA PEMAIN BOLAVOLI KLUB PATRIOT SEMARANG TAHUN 2011

0 8 108

PENGARUH LATIHAN PASSING DRILL DAN WALL PASS TERHADAP PENINGKATAN HASIL PASSING SEPAKBOLA PADA ATLET USIA 14-15 TAHUN SSB PTP N II SIENTIS TAHUN 2016.

0 3 19

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN INTERVAL JARAK 25 METER DENGAN LATIHAN INTERVAL JARAK 50 METER TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER PADA ATLET PUTRA USIA 13-14 TAHUN KLUB LUMBA-LUMBA BINJAI TAHUN 2014.

0 3 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LONG PASSING MELALUI LATIHAN BENDING DAN LONG PASSING PADA ATLET USIA 12-14 TAHUN SSB ANREKAL KAYULAUT PANYABUNGAN SELATAN TAHUN 2013.

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING SEPAKBOLA MELALUI VARIASI LATIHAN PASSING PADA ATLET USIA 12-13 TAHUN SSB PTP WILAYAH I SUMATERA UTARA TAHUN 2013.

0 1 21

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN RENANG JARAK 25 METER DENGAN LATIHAN RENANG JARAK 50 METER TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 METER PADA ATLET PUTERA USIA 10-12 TAHUN, KLUB RENANG BINA TIRTA MEDAN TAHUN 2012.

0 2 27

PENGARUH LATIHAN PASSING ATAS 3 METER DAN PASSING ATAS 2 METER TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA PEMAIN BOLAVOLI KLUB PATRIOT SEMARANG TAHUN 2011.

0 0 2

PERBEDAAN LATIHAN IMAGERY DENGAN MEDITASI TERHADAP KETEPATAN MEMANAH JARAK 18 METER INDOOR PADA ATLET PANAHAN MUSI BANYUASIN (SUMSEL.

1 3 110

PENGARUH LATIHAN WALLPASS JARAK 3 METER DAN LATIHAN WALLPASS JARAK 2 METER TERHADAP HASIL PASING ATAS BOLAVOLI (Eksperimen pada atlet putri pemula klub bolavoli Ivokas Kabupaten Semarang tahun 2015) -

0 0 55

PENGARUH METODE LATIHAN EL RONDO DAN CIRCLE PASSING DRILL TERHADAP KETEPATAN PASSING SEPAKBOLA

0 1 34