BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Banda Aceh dikenal sebagai sebuah propinsi yang diberi perdikat Istimewa. Daerah ini istimewa dalam bidang agama, adat, dan pendidikan. Oleh pemerintah
pusat, daerah ini diberi hak untuk memakai nama Propinsi Daerah Istimewa Aceh, berdasarkan keputusan Menteri R.I. Namun sekarang namanya berubah menjadi NAD
Nanggroe Aceh Darussalam. Terbukanya daerah Banda Aceh kepada dunia luar telah menyebabkan unsur-unsur kebudayaan luar masuk, melalui jaringan komunikasi
yang semakin lancar sampai daerah pesisir. Kebudayaan Barat masuk di daerah perkotaan. Dapat dikatakan kebudayaan NAD telah mengalami percampuran dengan
kebudayaan luar sejak berabad yang lalu sampai sekarang. Mereka banyak menerima pengaruh luar, selama tidak bertentangan dengan agama Islam yang mereka anut.
Demikian pula dengan adat istiadat seperti Adat Perkawinan. Adat Perkawinan Daerah Istimewa Aceh ini sangat unik karna itu penulis merasa tertarik untuk menulis
dalam Kertas Karya ini dan memberi judul Adat Perkawinan Daerah Istimewa Aceh.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Batasan Masalah
Dalam penulisan Kertas Karya ini, penulis hanya membahas tentang upacara perkawinan masyarakat Daerah Istimewa Aceh. Yaitu upacara meminang,
upacara peresmian pernikahan dan upacara intat dara baro.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Kertas Karya ini adalah : 1.
Sebagai syarat untuk lulus dari Jurusan D-3 Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui upacara perkawinan masyarakat Daerah Istimewa
Aceh. 3.
Untuk menambah pengetahuan penulis tentang upacara perkawinan masyarakat Daerah Istimewa Aceh.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan Kertas Karya ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Metode pengumpulan data, informasi buku, situs internet yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan penulis bahas dalam Kertas Karya ini. Data-data tersebut kemudian dirangkum dan dimasukkan ke dalam bab-bab yang ada dalam
Kertas Karya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM