pelaksanaan proses bisnis yang produktif, cost effective, dan pembangunan personel yang produktif dan berkomitmen.
2.2.2 Konsep Dasar Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton, 1992 dalam Gasperz, 2005 melaporkan hasil-hasil proyek penelitian pada multi perusahaan dan memperkenalkan suatu metode
penelitian kinerja yang beroreintasi pada pandangan strategis ke masa depan yang di sebut balanced scorecard. Pada dasarnya setiap profesi memiliki alat-alat
komunikasi yang jelas dengan pengguna akhir end user. Misalnya akuntan berkomunikasi menggunakan gambar-gambar teknik, arsitek berkomunikasi
menggunakan model-model fisik market dan gambar-gambar bangunan, doctor berkomunikasi menggunakan hasil-hasil analisis laboratorium, dan lain-lain.
Namun bagaimana orang-orang yang terlibat dalam perencanaan strategis perusahaan, misalnya dewan direktur perusahaan, manajer-manajer, supervisor,
dan karyawan berkomunikasi. Hal ini masih menjadi masalah di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Pertanyaan kreatif yang perlu diajukan adalah mengapa rencana-rencana bisnis strategis selalu gagal? Menurut balanced scorecard collaborative, terdapat
empat faktor penghambat dalam implementasi rencana-rencana bisnis strategis yaitu:
1. Hambatan visi vision barrier. Tidak banyak karyawan yang memahami
strategi organisasi mereka. Berdasarkan survey, hanya sekitar 5 karyawan yang memahami strategi perusahaan mereka.
2. Hambatan orang people barrier. Banyak orang dalam organisasi memiliki
tujuan yang tidak terkait dengan strategi organisasi. Berdasarkan survei, hanya sekitar 25 dari manajer yang memiliki insentif terkait dengan strategi
perusahaan mereka. 3.
Hambatan sumber daya resource barrier. Waktu, energi, dan uang tidak dialokasikan pada hal-hal yang penting kritis dalam organisasi. Misalkan,
anggaran tidak dikaitkan dengan strategi bisnis, sehingga menghasilkan pemborosan sumber daya. Berdasarkan survei, sekitar 60 organisasi tidak
mengkaitkan anggarannya dengan strategi perusahaan. 4.
Hambatan manajemen management barrier. Manajemen menghabiskan terlalu sedikit waktu untuk strategi dan terlalu banyak waktu untuk pembuatan
keputusan taktis jangka pendek. Berdasarkan survei, sekitar 86 eksekutif menghabiskan waktu kurang dari satu jam per bulan untuk mendiskusikan
strategi perusahaan mereka. Berdasarkan kenyataan di atas, dibutuhkan suatu cara baru untuk
mengkomunikasikan rencana-rencana bisnis strategis kepada pengguna akhir, dalam hal ini adalah karyawan yang akan melaksanan rencana-rencana bisnis
strategis itu. Alat komunikasi antara manajemen organisasi dan karyawan itu adalah balanced scorecard. Dengan menggunakan balanced scorecard, setiap
orang dalam organisasi telah memiliki alat komunikasi yang sama. Apabila rencana-rencana strategis bisnis ini dinyatakan dalam bentuk pengukuran dan
target, karyawan dapat mengerti dan mengaitkan dengan apa yang akan terjadi.
Hal ini akan mengarah pada pelaksanaan rencana-rencana strategis yang lebih baik.
Pada dasarnya balanced scorecard merupakan sistem manajemen bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam jangka panjang untuk pelanggan customer,
pembelajaran dan pertumbuhan karyawan, termasuk manajemen learning and growth, proses bisnis internal sistem, demi memperoleh hasil-hasil finansial
yang memungkinkan perkembangan organisasi bisnis dari pada sekedar mengelola bottom line untuk memacu hasil-hasil jangka pendek. Terdapat empat
perspektif balanced scorecard yang dikaitkan dengan visi dan strategi organisasi, yaitu: 1 Perspektif finansial share holder-pemegang saham, 2 Perspektif
pelanggan customer, 3 Perspektif proses bisnis internal internal business process, 4 Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan, manajemen
dan organisasi learning and growth. Balanced scorecard sebagai suatu system manajemen kinerja ditunjukkan
dalam Gambar 2.1. Pada gambar tampak bahwa visi dan strategi organisasi dikaitkan secara seimbang dengan perspektif finansial, perspektif pelanggan,
perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced scorecard memberi manajemen organisasi suatu pengetahuan,
keterampilan dan sistem yang memungkinkan karyawan dan manajemen belajar dan berkembang terus menerus perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dalam berinovasi untuk membangun kapabilitas strategis yang tepat serta efisien perspektif proses bisnis internal agar mampu menyerahkan nilai spesifik ke
pasar perspektif pelanggan dan selanjutnya akan mengarah pada nilai saham yang terus menerus meningkat perspektif finansial.
Gamb
ar.2.1
Gambar 2.1 Balanced Scorecard sebagai suatu Sistem Manajemen
Sumber : Kaplan dan Norton, 2000
2.2.3 Keunggulan dan Kelemahan Balanced Scorecard 2.2.3.1 Keunggulan Balanced Scorecard