Efektivitas kinerja dengan konsep balanced scorecard dalam perspektif pelanggan pada BMT Al-Fath Ikmi di Tangerang Selatan

(1)

PADA BMT AL-FATH IKMI DI TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar

Sarjana Komunikasi islam (S.kom.I)

Oleh:

YULIANDI ILHAM NIM : 1110053000018

Di bawah Bimbingan Pembimbing

Ir. Noor Bekti Negoro M.Si NIP : 196503011999031001

KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014


(2)

Skripsi yang ber.iudul, 'oEFEKTMTAS KINERJA DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD DALA}I PERSPIIKTIF PELANGGAN PADA

BN{T AL-FATH IKNII Dl I'ANCERANG SELi\TAN" telah diLrjikan dalanr

sidang munaqasl'ah Fakultas Ilmu l)akrvah dan Ilmu Kornunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Agustus 201.1. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu s),arat untuk rrenrperoleh gelar Sar"lana Progratn Strata

I

(Sl)

pada Prograrn Studi N4anajerneir Dak*'ah.

Jakarta, 20 Agustus 201 4

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, nggota,

ry-..te

^*--\<,

Drs. Cecep Castrarviiaya. NL! NrP. I 96708r 8 1 99803 r 002

Anggota,

Pengrlii II

Pernbimbing,

1,4

NIP.

NIP. r 9550 l0 I 198302 r 001


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Januari 2014


(4)

Yuliandi Ilham, (1110053000018), Efektivitas Kinerja dengan Konsep Balanced Scorecard dalam Perspektif Pelanggan pada BMT AL-FATH IKMI di Tangerang Selatan, di bawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, M.Si

Efektivitas adalah Sebuah penilaian/pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. sedangkan Kinerja adalah pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi yang di canangkan di awal. Dan salah satu metode penilaian/pengukuran dari sebuah kinerja adalah metode Balanced Scorecard.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat/mengukur sejauhmana efektivitas kinerja BMT AL-FATH IKMI dengan menggunakan metode pendekatan Balanced Scorecard dimana indikatornya adalah para pelanggan BMT AL-FATH tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif–kualitatif (mix methods) dimana kuantitatif sebagai data primer dan kualitatif sebagai pelengkap (sekunder). Dan penelitian ini juga menggunakan penelitian jenis survey dimana peneliti melakukan pengamatan langsung di lembaga terkait dan membagikan kuisioner sebagai instrument penelitan kepada para pelanggan yang di jadikan sampel. Dari populasi nasabah BMT AL-FATH tahun 2014 sebanyak 537 orang maka di putuskan untuk pengambilan sampel dengan presisi kemungkinan taraf error 10% sejumlah 50 sampel. dan dengan menganalisisnya secara deskriptif

(deskriptif research), dimana penelitian bertujuan untuk menggambarkan secara jelas keadaan di lapangan.

Adapun terkait teknik pengumpulan sampel peneliti menggunakan teknik non probability sampling dan insidental Sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan orang yang kebetulan dijumpai saat observasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat efektivitas kinerja BMT AL-FATH dari perspektif pelanggan dengan pendekatan Balanced Scorecard maka di dapat hasil adalah ”Tinggi”. Dalam arti kata kepuasan pelanggan terkait kinerja BMT selama ini ada pada tingkatan 75% atau dengan total skor 3003 dari skor aktual keseluruhan (4000). Dengan total mean 60.6 dan nilai Standar deviasi 7.996.


(5)

ii

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat illahi Rabbi yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul EFEKTIVITAS KINERJA DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD DALAM PERSPEKTIF

PELANGGAN PADA BMT AL-FATH IKMI DI TANGERANG SELATAN.

Shalawat serta salam tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya sekalian semoga dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak langsung, baik itu secara materil maupun moril dalam penyusunan skripsi ini yang tidak akan mendekati kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Suparto, P.hD selaku wakil dekan bidang akademik, M.Sungaidi, M.Si selaku wakil dekan bidang adminstrasi umum dan DR. H. Sunandar ibnu Nor, M.A selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Drs. Mulkan Nasir, BA, MM selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Manajemen Dakwah.


(6)

iii menyelesaikan skripsi ini.

4. Ir. Noor Bekti Negoro S.E, M.Si selaku Dosen pembimbing penulis yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, toleran, berintegritas tinggi. Terimakasih banyak atas ilmu dan waktunya.

5. Ayahanda tercinta H. Ilyas S.Pd dan Ibunda tercinta Hj. Hasmidarwati S.Ag yang selalu memberikan dukungan baik secara moril, materiil, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk anak-anaknya agar kelak menjadi orang besar, berbudi, berbakti, berbangsa, bernegara dan beragama yang baik. dan semoga takdir allah bersama harapan itu! aamiin

6. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan dan bantuan baik moril ataupun materil kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. H. Saimin S.E selaku Manajer BMT Al-FATH IKMI, Robi Sugara selaku Kepala Cabang BMT AL-FATH IKMI Cab. Legoso, Cecep Nurjaya Selaku Kabag. Operasional Cab. Legoso, Denis Saputra Selaku account Officer, Nurmillati Mustaqimah Selaku Teller, Dedy Firdaus selaku security BMT AL-FATH IKMI dan seluruh pihak BMT Al-FATH IKMI yang telah bersedia membantu penulis dalam penelitian ini, terima kasih atas semuanya.

8. Keluarga ku tercinta Amalia Rahmadani Ilham, Triska Meidi Ilham, Zaskya Syakira Ilham, abang Peri pirmansyah SH.MH, Saudara Helmi Azhar semoga cepat menyusul dalam perolehan sarjana, Elvita Rozana Amd.Keb, Kak Nurpa


(7)

iv

doktor UI Komaruddin ali S.Sos, MM kakanda yang telah memberi wejangan tentang ini dan semoga dimudahkan dalam disertasinya, Syarifuddin S.Pdi, Razali S.Pd, Amrullah S.Ag dan beserta Seluruh Keluarga besar “Piliang Palintang” dan “Chaniago” yang selalu memberikan keceriaan dan semangat dalam kehidupan penulis serta atas dukungannya baik itu dalam bentuk moril ataupun materil.

9. Kepada sahabat-sahabat dan Teman- teman MD-LKS 2010, yang selalu menghadirkan kehangatan, kebersamaan, kekompakan, keceriaan selama masa perkuliahan, Hal ini tidak akan pernah terlupakan dan semoga kebersamaan kita tetap terjaga. kepada bang eko, pandu, gilang, sule, aziz, ahmad daki, jandri, ibnu, iis, mutiara, amel, fahri, farid, neneng, jay, ami, jaka, elia, Imelda, karija, ardi, lukman, rahmat, bapet, kadafi, rendi nugroho, dewi, alung, isnia, ratih, dkk.

10.Teruntuk engkau yang akan mendampingiku, atas semua yang telah kau berikan, aku akan bersungguh-sungguh denganmu. semoga takdir tuhan mengikat kita dalam ikatan suci “pernikahan”. Ucapan cinta dan ketulusan untuk selalu melangkah bersama dalam menapaki setiap lika-liku hidup, ku peruntukkan untukmu calon istriku Narti Aska Ilham.

Semoga amal baik dan jasa yang telah diberikan para pihak kepada penulis diterima oleh Allah SWT dan diberikan pahala yang berlipat ganda. Dengan segala kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam karya ilmiah ini, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan


(8)

v

Jakarta, 10 Juni 2014


(9)

vi

KATA PENGANTAR………... ii

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL………. ix

DAFTAR GAMBAR……… x

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……… 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………. 4

D. Review Studi terdahulu ……… 6

E. Kerangka Teoritis……….. 7

F. Kerangka Pemikiran ………. 8

G. Sistematika Penulisan ………... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Efektivitas Kinerja ………... 11

1. Pengertian Efektivitas……….. 11

2. Pengertian Kinerja………... 12

B. Konsep Balanced Scorecard……….. 13

1. Pengertian Balanced Scorecard……….………... 13

2. Keunggulan Balanced Scorecard………...…... 14


(10)

vii

C. BMT (Baitul Mal wa Tamwil)………..………. 26

1. Pengertian BMT………...………. 26

2. Landasan Hukum BMT……….……….... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. 29

A. Pendekatan Penelitian………. 29

B. Ruang Lingkup penelitian…..………. 30

C. Populasi dan Sampel Penelitian……….………. 30

D. Sumber Data.………..………. 31

E. Teknik Pengumpulan Data………...……… 32

F. Operasional Variabel Penelitian……….. 32

G. Metode Analisis Data……….. 34

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN…... 38

A. Sejarah Berdiri (BMT AL-FATH)………..………. 38

B. Visi dan Misi ………...…….... 39

C. Skema Organisasi……….……… 41

D. Produk-Produk dalam BMT AL-FATH IKMI………. 43

E. Akad-Akad yang di gunakan BMT AL-FATH………. 47

F. Kegiatan-Kegiatan dalam BMT AL-FATH……….. 48


(11)

viii

A. Karakteristik Responden……… 56

B. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Atribut Perusahaan………. 59

C. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Hubungan Mitra dengan Perusahaan………..……… 61

D. Efektivitas Kinerja Berdasarkan Citra Perusahan.………..…. 63

E. Uji Validitas dan Realibilitas………... 65

BAB VI PENUTUP………... 67

A. Kesimpulan……….. . 67

B. Saran…………..………...… 68

DAFTAR PUSTAKA……… 70


(12)

ix

Tabel 1 Perhitungan Perspektif Pelanggan dalam (BSC) 32 Tabel 2 Blue Print Kuisioner (Sebelum Uji Validitas) 34 Tabel 3 Blue Print (Setelah Uji Validitas) 34 Tabel 4 Struktur Kepengurusan BMT AL-FATH 39

Tabel 5 Data Perkembangan Karyawan 39

Tabel 6 Data Keuangan Utama BMT AL-FATH 2012/13 51 Tabel 7 Data Piutang BMT AL-FATH 2012/13 51 Tabel 8 Gambaran Distribusi Kuisioner pada Pelanggan 53 Tabel 9 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin 54 Tabel 10 Karakteristik Responden berdasarkan Usia 54 Tabel 11 Berdasarkan Tingkat Pendidikan 55

Tabel 12 Berdasarkan Tingkat pekerjaan 55

Tabel 13 Efektivitas Kinerja berdasarkan

Atribut Jasa Perusahaan 56

Tabel 14 Hubungan Mitra dengan Perusahaan 58 Tabel 15 Efektivitas Kinerja berdasarkan Citra perusahan 59 Tabel 16 Hasil Analisa dari 3 dimensi Perspektif

Pelanggan (BSC) 61

Tabel 17 Klasifikasi Skor Skala Respon Mitra


(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Nama Gambar Halaman

Gambar 1. Konsep Balanced Scorecard

(Robert S. Kaplan and David P Norton) 8


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

BMT (Baitul mal Wattamwil) merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang jika di klasifikasikan merupakan lembaga terkecil dalam ruang lingkup lembaga keuangan syariah yang berorientasikan pada masyarakat-masyarakat miskin, menengah kebawah. Terkadang dalam filosofi hidup, hal-hal kecil seringkali di pinggirkan bahkan tidak diperhatikan. padahal nyatanya hal-hal besar berawal dari satu hal kecil yang dilakukan secara sistematik, kontiniu dan, dengan baik dan tepat.

Peneliti melihat bahwa dalam lembaga BMT AL-FATH ada beberapa mekanisme, system baik dari intern perusahaan maupun ekstern terdapat beberapa celah kekurangan baik itu dari segi sosialisasi perusahaan terkait mempromosikan perusahaan kepada khalayak, SDM (sumber daya manusia), mutu pelayanan, dan lain sebagainya. padahal lewat pembicaraan kami dengan manager setempat bapak H. Saimin SE selaku manager perusahaan financial modal yang dimiliki oleh BMT AL-FATH cukup tinggi kalkulasinya mencapai 2 miliar dana mentah untuk di salurkan kepada calon nasabah / lebih dikenal dengan mitra pada BMT AL-FATH. Hemat kami jika dana yang mencapai hingga 2 miliar diolah dan di putarkan dengan baik, peneliti sangat yakin tujuan perusahaan yang dari awal untuk membantu masyarakat menengah kebawah dapat terwujud dengan maksimal

Oleh karena itulah peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana efektivitas kinerja BMT AL-FATH tersebut. karena seperti spekulasi yang


(15)

peneliti kemukakan di atas bahwa memang di bidang strategi pemasaran, pengenalan perusahaan, pelayanan, pengenalan produk, apa yang di tawarkan kepada khalayak oleh BMT AL-FATH itu sendiri kurang maksimal dalam mediasinya terhadap masyarakat, satu fakta konkrit yang peneliti temui di lapangan, cukup banyak di antara masyarakat sekitarnya yang dalam radar ruang lingkup BMT itu sendiri tidak mengetahui keberadaan BMT AL-FATH bahkan sebagiannya lagi tidak mengetahui apa BMT itu sendiri. Dalam hal ini juga butuh tindakan konkrit dari jajaran pemerintahan, baik pemda maupun pemprov untuk lebih mensosialisasikan kepada khalayak tentang sejatinya BMT tersebut.

Padahal adanya BMT juga menjadi satu langkah konkrit untuk membantu kinerja pemerintahan dalam mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, setidaknya salah satu produk yang di tawarkan oleh BMT adalah bantuan modal usaha kepada masyarakat miskin, menengah kebawah dengan akad mudhorobah dan murobahah. Berangkat dari hal inilah peneliti tertarik untuk menganalisis lagi bagaimana kinerja BMT al-fath dalam misi untuk membantu masyarakat menengah kebawah, apakah telah sampai pada tingkatan efektivitas atau belum dan indikatornya adalah para pelanggan / nasabah BMT AL-FATH itu sendiri.

Dan dalam hal ini peneliti tertarik untuk menggunakan konsep yang di perkenalkan oleh Robert S Kaplan dan David P Norton yaitu metode pengukuran efektivitas kinerja dengan pendekatan balanced scorecard, dimana BSC itu sendiri melihat efektivitas suatu kinerja bukan hanya dari perspektif keuangan tapi juga dari perspektif non keuangan.


(16)

Metode Balanced Scorecard adalah sebuah system manajemen (bukan hanya sebuah alat pengukuran saja) dimana organisasi dapat menjelaskan visi dan strategi mereka dalam tindakan. Balanced scorecard menyediakan umpan balik baik dalam proses bisnis internal maupun hasil eksternal untuk meningkatkan kinerja secara terus menerus.1

Pengukuran yang dilakukan dalam Balanced Scorecard terdiri dari 4

perspektif, pertama perspektif keuangan, kedua perspektif pelanggan, ketiga perspektif bisnis internal dan keempat perspektif pembelajaran serta pertumbuhan. dan pada penelitian ini di fokuskan pada perspektif pelanggan, karena keberhasilan dari sebuah lembaga / perusahaan/ bisnis/ usaha tergantung kepada kepuasan para pelanggannya, pelanggan adalah jantung dari sebuah bisnis / lembaga / perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan diatas, maka peneliti mengangkat sebuah judul penelitian ini yaitu:

EFEKTIVITAS KINERJA DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD DALAM PERSPEKTIF PELANGGAN PADA BMT AL-FATH IKMI DI TANGERANG SELATAN

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini diberikan pembatasan masalah dengan maksud agar hasil dari penelitian lebih fokus dan memberikan pemahaman sesuai dengan tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam

1

Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen:Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja(Jakarta: PT Indeks, 2010), h. 220.


(17)

penelitian ini adalah melihat sejauh mana efektivitas kinerja BMT AL-FATH dengan metode pendekatan konsep Balanced Scorecard terkhusus

dalam perspektif pelanggan.

2. Perumusan Masalah

Masalah pokok penelitian dispesifikasi dalam rumusan pertanyaan- pertanyaan penelitian, pada berikut ini:

a. Bagaimana efektivitas kinerja BMT ALFATH IKMI dari perspektif pelanggan?

b. Bagaimana hasil Analisa data untuk efektivitas kinerja BMT dengan mengacu pada konsep Balanced Scorecard?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui sejauh mana efektivitas kinerja BMT AL-FATH di ukur dari perspektif pelanggan.

b. Memberikan sebuah hasil analisis secara akurat terhadap efektivitas kinerja perusahaan dengan metode balanced scorecard dalam perspektif pelanggan.


(18)

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan untuk :

a. Manfaat Akademis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu bagi civitas akademik pendidikan khususnya tentang lembaga keuangan mikro syariah dan mengetahui metode balanced scorecard secara detail dan merinci.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Penulis

Untuk menerapkan ilmu yang telah di dapat selama masa perkuliahan dan memperluas wawasan tentang pengukuran suatu kinerja khususnya lewat metode pendekatan Balanced Scorecard.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan wahana tambahan pengetahuan mengenai lembaga keuangan syariah terutama konsep balanced scorecard.

3) Bagi Lembaga BMT (Baitul Mal wa Tamwil)

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu koperasi jasa keuangan syariah yang bersangkutan dalam melakukan evaluasi kinerja kedepannya.


(19)

D. Review Studi terdahulu

Beberapa penelitian yang menggunakan konsep Balanced

Scorecard sebagai pengukuran kinerja perusahaan sebelumnya juga

digunakan. hal ini menunjukan bahwa pengukuran kinerja dengan konsep

Balanced Scorecard lebih memberikan informasi yang akurat, karena

tidak hanya mengukur kinerja keuangan, tetapi juga kinerja non keuangan. Beberapa penelitian tersebut antara lain :

1. Nama : Nurul Dwi Handayani

Judul Penelitian : Analisis pengukuran kinerja perusahaan dengan konsep balanced scorecard (studi kasus pada PT. Bank bukopin Tbk) Metodologi penelitian : Kuantitatif

Sampel : Nasabah dan karyawan bank bukopin

Hasil Penelitian : Kinerja dari segi perspektif keuangan belum baik dilihat dari indikator margin yang tiap tahun semakin menurun.

Persamaan dengan Penelitian penulis : sama-sama mengacu pada konsep balanced scorecard dan dalam menginterpretasikan data menggunakan tabulasi.

Perbedaan dengan Penelitian penulis : Tempat penelitiannya di laksanakan di bank bukopin dan fokus penelitian nya pada perspektif keuangan, target dalam penelitian karyawan dan nasabah.

2. Nama : Chandra Wibawa


(20)

Instrumen Penelitian :Wawancara, observasi dan dokumentasi serta kuisioner.

Metodologi penelitian : (Pendekatan Kuantitatif- Kualitatif).

Persamaan dengan penelitian kami : Metode penelitian, Kuantitatif-Kualitatif (mix)

Perbedaan dengan penelitian kami : Tempat penelitian dilakukan di BPRS As-Salam, Instrument penelitian menyertakan dokumentasi. 3. Nama: Dwi Narsih

Judul : Aplikasi Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja perusahaan studi kasus pada bank BRI syariah

Metodologi Penelitian : Metode Kualitatif

Sample: Karyawan dan pelanggan bank BRI syariah

Hasil penelitian : Menunjukkan adanya kenaikan ROI , dan sebagian besar pelanggan mengatakan puas lewat data kuisioner yang telah di olah.

Persamaan dengan Penelitian kami : Hasil dari penelitian menunjukkan hasil efektivitas yang tinggi.

Perbedaan dengan Penelitian kami : Metode penelitian menggunakan kualitatif, dan Lokasi penelitian di lakukan di Bank BRI Syari’ah.

E. Kerangka Teoritis

Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan serta menjadi landasan teori bagi peneliti adalah konsep penilaian serta standarisasi terhadap


(21)

efektivitas suatu kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard terkhusus

dari perspektif pelanggan.

Penilaian kinerja merupakan penentu secara periodic efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan Kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.2 Menurut

Luis dan Biromo (Gultom, 2009) menganggap Balanced Scorecard merupakan suatu alat manajemen kinerja (performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator financial dan non financial yang kesemuanya terjalin dalam hubungan sebab akibat.

Pengukuran kinerja Balanced Scorecard terbagi menjadi empat perspektif yaitu Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Dalam pengukuran terhadap keempat perspektif tersebut, keseimbangan antara Balanced Scorecard dari masing-masing perspektif dapat menentukan peningkatan kinerja yang lipat ganda.

F. Kerangka Pemikiran

Dalam hal ini untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membuat kerangka pemikiran :

2

Mulyadi. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat. 2001),. h. 419


(22)

Gambar 1. Konsep Balanced Scorecard (Robert S. Kaplan and David P Norton)

2000)

Penjelasan kerangka di atas adalah, arah panah dari kepuasan pelanggan ke retensi pelanggan itu menunjukkan bahwa salah satu indicator dari kepuasan pelanggan adalah tingginya tingkat retensi pelanggan (loyalitas/pertahanan pelanggan). Dan arah panah dari kepuasan pelanggan ke akuisisi pelanggan mengartikan dengan puasnya pelanggan dan tingginya jumlah pelanggan yang loyal maka akuisisi pelanggan (perluasan pangsa pelanggan) juga akan berbanding lurus.

Dan arah panah dari akuisisi pelanggan dan retensi pelanggan mengarah ke profitabilitas pelanggan mengartikan bahwa dengan tingginya jumlah retensi pelanggan dan akuisisi pelanggan maka akan menghasilkan profitabilitas pelanggan (pelanggan yang memberikan keuntungan). Dan arah panah yang di titikkan pada pangsa pasar pada bagan atas menunjukkan bahwa pangsa pasarlah yang mendasari hal itu.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang dipergunakan dalam skripsi ini terdiri dari 6 (enam) bab, memiliki kandungan atau isi yang saling berkaitan

Pangsa Pasar

Akuisisi Pelanggan Profitabilitas

Pelanggan Retensi Pelanggan


(23)

dalam proses penelitian dan untuk analisa hasil penelitian dilapangan, berikut adalah ulasan mengenai isi dari tiap bab tersebut. Berikut ini akan diuraikan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, Pada Bab ini adalah merupakan Bab yang menjelaskan 1) latar belakang masalah 2) Pembatasan dan Perumusan masalah 3) Tujuan dan Manfaat penelitian 4) Review Studi Terdahulu 5) Kerangka Teoritis 6) Kerangka Pemikiran 7) Sistematika penulisan.

BAB II Landasan teori terdiri dari 1). Konsep Penilaian Efektivitas Kinerja 2) Konsep Balanced Scorecard 3) BMT (Baitul Mal wattamwil)

BAB III Metode Penelitian 1) Variabel Penelitian, Jenis Penelitian dan Sumber data 2) Teknik Pengumpulan Data 3) Populasi dan Sampel Penelitian 4) Metode Analisis Data

BAB IV Gambaran Umum objek Penelitian 1) Sejarah berdirinya 2) Visi misi 3) Skema Organisasi 4) Produk-produk BMT AL-FATH 5) Akad yang di gunakan 6) Kegiatan-kegiatan pada BMT AL-FATH 7) Laporan Keuangan perusahaan

BAB V Hasil dan Analisis data 1) Karakteristik Responden 2) Hasil Penelitian 3) Uji Validitas dan Reabilitas data


(24)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Penilaian Efektivitas Kinerja 1. Pengertian Efektivitas

Dalam kamus Inggris-Indonesia karangan Echols dan Shadily Efektivitas berasal dari kata “Effective”, yang artinya “Berhasil” atau “Ditaati”. Sedangkan menurut Emerson, berpendapat bahwa efektivitas (effectiveness) adalah : “is

masuring in term of attaining prescibed goals or objectives”. Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.10

Pengertian efektivitas menurut Kartikahadi yang dikutip oleh Sukirno Agoes adalah sebagai berikut:

“Efektivitas adalah produk akhir kegiatan operasi telah mencapai tujuannya baik ditinjau dari segi kualitas hasil, kualitas kerja, maupun batas waktu yang ditargetkan”.

Sedangkan menurut Syahrul dan Muhammad Afdinizar pengertian efektivitas adalah : “Tingkat dimana kinerja sesungguhnya (aktual) sebanding dengan kinerja yang ditargetkan”. Sedangkan menurut Hidayat menjelaskan bahwa :

“Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.

10


(25)

Dari pengertian di atas tersebut kami menarik kesimpulan bahwa efektivitas lebih dititikberatkan pada tingkat keberhasilan organisasi (sampai sejauh mana organisasi dapat dikatakan berhasil) dalam usaha mencapai sasaran yang telah di targetkan apakah telah terealisasi atau tidaknya, jadi suatu perusahaan dapat dikatakan beroperasi secara efektif apabila dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

Seperti yang di kemukakan oleh Schemerhon John R. Jr. adalah: “Efektifitas merupakan pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif ”.

Prasetyo Budi Saksono menyebutkan :

“Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input “.

Berdasarkan hal tersebut maka untuk mencari tingkat efektifitas dapat digunakan rumus Efektifitas = Ouput Aktual/ Output Target >=1 , Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka akan tercapai efektifitas. Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan kurang daripada 1 (satu), maka efektifitas tidak tercapai.

2. Pengertian Kinerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kinerja adalah “suatu yang dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu perusahaan.11

Menurut Edy Sukarno, Kinerja adalah gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan

11

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1977), Cet-9, h.22.


(26)

sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi. 12Namun, Secara umum kinerja dapat

dikatakan sebagai prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Teknik paling tua yang digunakan oleh manajemen untuk meningkatkan kinerja adalah penilaian (appraisal).13 Penilaian Kinerja adalah sebagai penentu secara

periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.14

Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya memberikan penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.

Dengan adanya penilaian kinerja, manajemen puncak dapat memperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan, masing-masing pusat pertanggung jawaban kepada perusahaan secara keseluruhan.

B. Konsep Balanced Scorecard

1. Pengertian Balanced Scorecard

12

Edy Sukarno, Sistem Pengendalian Manajemen, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), Edisi revisi, h.131.

13

Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h.121.

14

Mulyadi. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Salemba Empat. 2001), h. 419.


(27)

Balanced Scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Robert S Kaplan dan David P Norton. Ia menekankan keseimbangan antara ukuran dan strategis bawahan untuk bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan.15

Secara etimologi Balanced Scorecard terdiri dari kata “Balance” yang berarti seimbang. 16 Sedangkan “Scorecard” itu sendiri adalah ukuran kinerja kesuksesan manajemen tidak hanya dapat dilihat dari aspek financial melainkan juga dari aspek non financial.

Jadi, menurut Robert S Kaplan dan David P Norton mendefinisikan Balanced

Scorecard sebagai suatu kerangka kerja baru yang mengintegrasikan seperangkat

ukuran keuangan kinerja masa lalu dengan ukuran kinerja masa depan. Sedangkan menurut Anthony N Govindarajan dalam buku Management Control System, Balanced Scorecard adalah : “Suatu alat/ sistem untuk memfokuskan perusahaan, meningkatkan komunikasi antar tingkatan manjemen, menentukan tujuan organisasi dan memberikan umpan balik yang terus-menerus guna keputusan yang strategis .” 17

2. Keunggulan Balanced Scorecard

Keunggulan balanced scorecard sebagai metode pengukuran efektivitas

kinerja dan sebagai manajemen strategi yaitu :

a. Memotivasi personil untuk berpikir dan bertindak strategic dalam membawa perusahaan menuju ke masa depan. Maksudnya bertindak

strategic yaitu personil perlu menempuh langkah-langkah strategic

15

Abdul Halim, dkk, Sistem Pengendalian Manajemen, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2000), Cet-1, h.209.

16

Husein Umar, evaluasi Kinerja Perusahaan: Teknik Evaluasi Bisnis dan Kinerja Perusahaan Secara Komperhensif Kuantitatif dan Modern, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.127.

17

Anthony, Robert N., Vijay Govidarajan, Management Control System, (Tenth Edition, Boston: Mc Graw-Hill, 2001), h. 95


(28)

berupa pembangunan tiga macam modal (capital) : frim equity,

organizational capital, dan human capital. Tidak ada satu pun dari

ketiga macam modal yang dibangun secara berhasil dalam jangka pendek, melainkan diperlukan langkah-langkah besar dan berjangka panjang untuk secara berhasil membangun firm equity, organizational

capital, dan human capital.18

b. Menghasilkan total business plan yang komprehensif. Maksudnya

balanced scorecard merumuskan sasaran strategic, tidak hanya terbatas

pada perspektif keuangan, namun meluas ke perspektif pelanggan, proses internal dan bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam perspektif pelanggan, sasaran strategic yang perlu diwujudkan adalah firm equity yang merupakan hasil kali brand equity dengan firm culture.

Dalam perspektif proses, sasaran strategic yang perlu diwujudkan adalah

organizational capital.

Strategik tersebut diharapkan akan menghasilkan peningkatan produktivitas proses dalam menghasilkan produk dan jasa bagi pelanggan dan pelaksanaan proses yang cost effective, sehingga

perusahaan akan memperoleh pelipatgandaan kinerja keuangan melalui peningkatan produktivitas dan pengurangan biaya. Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sasaran strategic yang diwujudkan adalah human capital, yang merupakan hasil employee capability dengan

employee commitment.

18

Mulyadi. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat. 2001), h.153.


(29)

Melalui pencapaian sasaran strategic human capital ini produktivitas

pengetahuan yang dikuasai oleh personel diharapkan meningkatkan kualitas proses yang digunakan untuk menghasilkan value bagi

pelanggan.

c. Menghasilkan total business plan yang koheren. Maksudnya balanced

scorecard dapat menghasilkan dua macam kekoherenan: (1) kekoherenan antara misi dan visi perusahaan dengan program dan rencana laba jangka pendek, (2) kekoherenan antara berbagai sasaran strategic yang dirumuskan dalam tahap perencanaan strategic.

d. Menghasilkan sasaran-sasaran strategic yang terukur. Ada dua ukuran yang perlu ditentukan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategic: 19(1) ukuran hasil (outcome measure) dan (2) ukuran pemacu

kinerja (performance driver measure). Keberhasilan pencapaian sasaran

strategic ditunjukan dengan ukuran tertentu yang disebut dengan ukuran hasil. Untuk mencapai ukuran diperlukan pemacu kinerja, ukuran yang menyebabkan hasil dicapai. Dalam penentuan sasaran strategic, tim perumus perlu menentukan dua macam ukuran agar usaha pencapaian sasaran tersebut dapat dikelola, dan oleh karena itu dapat dikelola, sasaran strategik tersebut dapat diwujudkan.

3. Manfaat Balanced Scorecard

Adapun manfaat Balanced Scorecard (BSC) bagi organisasi atau perusahaan

menurut Robert S Kaplan dan David P Norton adalah :

19

Mulyadi. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat. 2001), h.153.


(30)

a. Mengklarifikasikan dan mengkomunikasikan strategi keseluruh organisasi. b. Menyelaraskan sasaran departemen dan individu dengan strategi organisasi. c. Mengkaitkan sasaran strategis dengan target jangka panjang dan anggaran

tahunan,

d. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan inisiatif strategi. e. Melaksanakan peninjauan strategi secara periodik.

f. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk memperbaiki strategi.

4. Komponen-komponen Perspektif Balanced Scorecard

Terdapat empat komponen yang diukur dalam konsep balanced scorecard, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses Bisnis Internal, serta perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Penerapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam Balanced Scorecard,

karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang diambil. Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangka panjang.20

Tolak ukur keuangan adalah penting, namun tidak cukup mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai bagi organisasi balanced scorecard dalam

implementasi sistemnya berusaha mencari suatu keseimbangan dari tolak ukur

20

Rober S Kaplan dan Norton, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance Scorecard, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R (Jakarta: Erlangga. 2000), h.41.


(31)

kinerja, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengarahkan kinerja organisasional terhadap keberhasilan.21

Ukuran keuangan biasanya diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhan dan nilai pemegang saham. Alat ukur yang digunakan adalah Return on

Investment dan Residual Income.22

Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu :

1.) Bertumbuh (growth)

Perusahaan yang sedang bertumbuh berada pada awal siklus hidup perusahaan. Mereka menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan.

2.) Tahap Bertahan (Sustain)

Setelah melalui tahap pertumbuhan, perusahaan akan berada dalam tahap bertahan, situasi dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanaman investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. .

3.) Tahap Penuaian ( harvest )

Dalam tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya, tahap dimana perusahaan ingin “menuai” investasi yang dibuat pada dua tahap berikutnya. Bisnis tidak lagi membutuhkan investasi yang besar cukup untuk pemeliharaan peralatan dan kapabilitas, bukan perluasan atau pembangunan berbagai kapabilitas baru.

21

Amin Widjaja Tunggal, Memahami Konsep Balanced Scorecard, (Jakarta: Harvarindo, 2002), h.18.

22

Abdul Halim, dkk, Sistem Pengendalian Manajemen, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2000), Cet-1, h.212.


(32)

b.Perspektif Pelanggan

Pada penelitian ini perspektif pelanggan adalah target dari penelitian kita, kita lebih di fokuskan pada poin ini dalam menganalisis efektivitas kinerja perusahaan dengan konsep balanced scorecard. Dalam Balanced Scorecard

terdapat dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan yaitu :23

1.) Kelompok Pengukuran Inti Pelanggan a.) Pangsa Pasar

Mengukur pangsa pasar dapat segera dilakukan bila kelompok pelanggan/ nasabah pada segmen pasar sudah ditentukan. Ukuran pangsa pasar keseluruhan yang didasarkan atas hubungan bisnis dengan perusahaan ditentukan oleh jumlah bisnis keseluruhan yang telah di berikan oleh perusahaan di dalam periode tertentu. Maksudnya, pangsa bisnis dengan pelanggan dapat menurun, jikalau pelanggan memberikan bisnis/ kepercayaan lebih sedikit kepada perusahaan.

b.) Kemampuan meraih pelanggan baru.

Secara umum perusahaan yang ingin menumbuhkan bisnis menetapkan sebuah tujuan berupa peningkatan basis pelanggan dalam segmen sasaran. Akuisisi pelanggan dapat diukur dengan banyaknya jumlah pelanggan baru. c.) Kemampuan mempertahankan pelanggan

Untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar dalam segmen pelanggan sasaran diawali dengan mempertahankan pelanggan yang ada di segmen tersebut. Penemuan riset pada rantai keuntungan jasa telah menunjukkan pentingnya retensi pelanggan. Selain mempertahankan

23

Rober S Kaplan dan Norton, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance Scorecard, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R (Jakarta: Erlangga. 2000).h.42


(33)

pelanggan, banyak perusahaan menginginkan untuk mengukur loyalitas pelanggan melalui persentase pertumbuhan dengan pelanggan yang ada pada saat ini.

d.) Tingkat Kepuasan konsumen

Retensi dan akuisisi pelanggan/mitra ditentukan oleh usaha perusahaan untuk dapat memuaskan berbagai kebutuhan pelanggan. Ukuran kepuasan pelanggan memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan melakukan bisnis. Jika pelanggan menilai pengalaman pembeliannya memuaskan barulah perusahaan dapat mengharapkan para pelanggan melakukan pembelian ulang.

e.) Tingkat Profitabilitas pelanggan

Ukuran profitabilitas pelanggan dapat mengungkapkan pelanggan sasaran tertentu yang tidak memberikan keuntungan. Hal ini terutama mungkin terjadi dengan pelanggan baru, dimana berbagai usaha akuisisi masih harus dikurangkan dari marjin yang didapat dari penjualan produk dan jasa kepada pelanggan baru.

Dalam penelitian ini kita tidak akan terfokus pada teori di poin pertama karena berbicara tentang BMT secara basic keseluruhan BMT telah menentukan segmen pasar yaitu masyarakat menengah kebawah, dan juga mekanisme serta prosedur yang jelas dalam produk maupun akad yaitu dengan berlandaskan pada pola syariah. Tapi kita lebih di titik beratkan pada teori di poin ke 2 yaitu :


(34)

2.) Kelompok Pengukuran Diluar Kelompok Utama Atribut ini di bagi dalam tiga kategori yaitu :24

a.) Atribut Produk / Jasa

Atribut produk dan jasa mencakup fungsionalitas produk atau jasa, harga dan mutu. Bagaimana produk dan jasa yang di tawarkan oleh BMT kepada masyarakat sebagai pelanggan dapat memberikan kepuasan pada pelanggan/ mitranya.

b.) Hubungan dengan Pelanggan/ mitra

Dimensi hubungan BMT mencakup penyampaian produk / jasa kepada pelanggan, yang meliputi dimensi waktu tanggap dan penyerahan, serta bagaimana perasaan pelanggan/ mitra setelah membeli produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan.

c.) Citra dan Reputasi

Dimensi citra dan reputasi menggambarkan faktor-faktor tak berwujud yang membuat pelanggan tertarik kepada suatu perusahaan. Sebagian perusahaan melalui pengiklanan dan mutu produk serta jasa yang diberikan, mampu menghasilkan loyalitas pelanggan jauh melampaui berbagai aspek produk dan jasa yang berwujud.

c. Perspektif Proses Internal Bisnis

Pada perspektif ini, para manajer melakukan identifikasi berbagai proses yang sangat penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham. Berdasarkan identifikasi kebutuhan konsumen, perusahaan mendesain

24

Rober S Kaplan dan Norton, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance Scorecard, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R (Jakarta: Erlangga. 2000).h.42


(35)

kemudian mengembangkan apa yang dibutuhkan oleh konsumen (fase ini termasuk fase untuk pasar) setelah itu perusahaan mulai memproduksi kemudian memasarkan dan melakukan pelayanan purna jual (fase nilai penawaran). Hal ini guna memenuhi kepuasan pelanggan. Masing-masing perusahaan memiliki seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya.

Secara umum Kaplan dan Norton membaginya menjadi 3 prinsip dasar yaitu :25

1.) Inovasi

Inovasi sebagai gelombang panjang penciptaan nilai di mana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru, pelanggan baru, serta kebutuhan yang sedang berkembang dan yang tersembunyi dari pelanggan yang ada saat ini. Kemudian dengan melanjutkan gelombang panjang penciptaan dan pertumbuhan nilai, perusahaan merancang dan mengembangkan produk dan jasa baru yang memungkinkan menjangkau pasar dan pelanggan baru dan memuaskan kebutuhan pelanggan yang baru teridentifikasi.

2.) Operasi

Proses operasi merupakan gelombang pendek penciptaan nilai di dalam perusahaan. Dimulai dengan diterimanya pesanan pelanggan dan diakhiri dengan penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan. Proses ini menitikberatkan kepada penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten dan tepat waktu.

25

Rober S Kaplan dan Norton, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance Scorecard, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R (Jakarta: Erlangga. 2000).h.44


(36)

3.) Layanan purna jual

Layanan purna jual mencakup garansi dan berbagai aktivitas perbaikan, penggantian produk yang rusak dan yang dikembalikan serta proses pembayaran. Dalam proses inovasi, unit binis meneliti kebutuhan pelanggan yang sedang berkembang atau yang masih bersembunyi, dan kemudian menciptakan produk atau jasa yang akan memenuhi kebutuhan tersebut.

Proses operasi , langkah utama kedua dalam rantai nilai internal generik, adalah tempat dimana produk dan jasa diproduksi dan disampaikan kepada pelanggan. Proses ini secara historis telah menjadi focus sebagian besar sistem pengukuran kinerja perusahaan.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif ini mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang istimewa. Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan yang ambisius dalam ketiga perspektif lainnya dapat terwujud.26

Menurut Kaplan dan Norton proses belajar dan bertumbuh suatu organisasi bersumber dari 3 prinsip yaitu people, system, dan organizational procedure

sebagai berikut:

26

Cahyo Halim Istiqlal, “Penerapan Kinerja Perbankan Syariah Dengan

Metode Balanced Scorecard”, Jurnal Ekonomi Islam Vol. III, No. 2 ( Desember 2009), h.174.


(37)

1. People

Produktivitas berasal dari setiap individu dengan membuat setiap orang sebagian bagian dari tiap langkah yang diambil perusahaan dan mengizinkan setiap orang berpendapat dan berperan dalam keberhasilan suatu perusahaan, maka produktivitas yang diperoleh akan berlipat ganda. Karyawan sebagai sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan organisasi. 27

Dalam kaitan dengan sumber daya manusia ada tiga hal yang perlu ditinjau dalam menerapkan Balanced Scorecard yaitu :

a.) Tingkat Kepuasan Karyawan

Kepuasan karyawan merupakan suatu prakondisi untuk meningkatkan produktivitas, kualitas pelayanan kepada konsumen, dan kecepatan bereaksi. Kepuasan karyawan menjadi hal yang penting khususnya bagi perusahaan jasa.

b.) Tingkat Perputaran Karyawan (Retensi Karyawan)

Retensi karyawan adalah stabilitas angkatan kerja.28 Dimana kemampuan

perusahaan untuk mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam organisasinya. Perusahaan yang telah melakukan investasi dalam sumber daya manusia akan sia-sia apabila tidak mempertahankan karyawannya untuk terus berada dalam perusahaannya.

c.) Produktivitas Karyawan

Produktivitas merupakan hasil dari pengaruh rata-rata peningkatan keahlian dan semangat, inovasi, perbaikan proses internal, dan tingkat kepuasan

27

Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h.2.

28

Mulyadi, Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat. 2001), h.307.


(38)

pelanggan. Tujuannya adalah menghubungkan output yang dihasilkan para pekerja terhadap jumlah keseluruhan pekerja. Ratio keluaran persatuan masukan dimana keluaran dapat berupa pendapatan, volume, laba, kas, dan jumlah karyawan yang diperkerjakan, sedangkan masukan dapat berupaa jumlah karyawan dan biaya karyawan.29

2. System

Motivasi dan ketrampilan karyawan saja tidak cukup untuk menunjang pencapaian tujuan proses pembelajaran dan bertumbuh apabila mereka tidak memiliki informasi yang memadai. Karyawan di bidang operasional memerlukan informasi yang cepat, tepat waktu, dan akurat sebagai umpan balik.

Oleh sebab itulah karyawan membutuhkan suatu sistem informasi yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

3. Organizational Procedure

Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan untuk mencapai suatu kinerja yang handal. Prosedur dan perbaikan rutinitas harus diluruskan karena karyawan yang sempurna dengan informasi yang melimpah tidak akan memberikan kontribusi pada keberhasilan usaha apabila mereka tidak dimotivasi untuk bertindak selaras dengan tujuan perusahaan atau apabila mereka tidak diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan bertindak.

29

Mulyadi,Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat. 2001), h.307.


(39)

C. BMT (Baitul Mal wa Tamwil)

1. Pengertian BMT (Baitul Mal wa Tamwil)

BMT merupakan singkatan dari Baitul Mal wa Tamwil, sederhananya BMT punya dua oposisi, pertama baitul maal yang berarti rumah dana/ harta dan kedua baituttamwil yang berarti sebagai rumah usaha (red: lughah/bahasa). Baitul mal di kembangkan berdasarkan sejarah perkembangannya yakni dari masa rasulullah sampai abad pertengahan perkembangan islam dimana baitul maal berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentasyrufkan dana sosial, Sedangkan Baituttamwil merupakan lembaga bisnis yang berorientasi pada profit tanpa meninggalkan pola syariah.30

Pada dasarnya BMT merupakan pengembangan dari konsep ekonomi dalam islam terutama dalam bidang keuangan, Secara kelembagaan BMT di dampingi atau di dukung oleh pusat inkubasi bisnis usaha kecil atau dikenal dengan PINBUK. Sederhananya Pinbuk merupakan lembaga primer yang menetaskan BMT dan BMT menetaskan usaha kecil, jadi bisa di simpulkan bahwa BMT merupakan representatif dari PINBUK.

Jadi secara istilah Baitul Mal adalah lembaga keuangan yang bersifat nirlaba (social) yang sumber dananya di peroleh lewat zakat, infak dan sodakoh atau sumber – sumber lain yang jelas kehalalannya.sedangkan Baituttamwil adalah lembaga keuangan yang kinerja nya berorientasi pada profitable (keuntungan) lewat pembiayaan, penghimpunan dan penyaluran dengan menggunakan system syariah.

30


(40)

Dari defenisi di atas BMT berarti menggabungkan 2 kegiatan yang punya orientasi berbeda yaitu laba dengan nirlaba dalam 1 lembaga namun secara system operasional BMT tetap merupakan suatu entitas yang terpisah.

2. Landasan Hukum BMT (Baitul Mal wa Tamwil)

Landasan hukum BMT sama dengan landasan hukum yang dimiliki oleh KJKS (Koperasi jasa Keuangan Syariah) karena memang BMT juga termasuk dalam satuan KJKS.31

Adapun landasan hukum BMT adalah :

a. UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. b. UU Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

c. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor 91 /Kep /IV /KUMK /IX /2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah merupakan realisasi atas keperdulian pemerintah untuk berperan memberikan payung hukum atas kenyataan yang tumbuh dan subur dalam masyarakat ekonomi Indonesia terutama dalam lingkungan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

d. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil menengah Republik Indonesia Nomor: 35.2/PER/M.KUMK/X/2007 Tentang

31


(41)

Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah.

e. PP Nomor 9 tahun 1995 Tentang Usaha Simpan Pinjam.

f. Koperasi syari’ah berlandaskan syari’ah Islam yaitu Al-Qur’an dan As -Sunnah dengan saling tolong menolong dan saling menguatkan dan berlandaskan pada Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analisis, “penelitian

deskriptif” (descriptive research) adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang di teliti. Penelitian ini di maksudkan untuk mengangkat fakta keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang (ketika penelitian berlangsung) dan menyajikan apa adanya. jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok (primer).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif – kualitatif (mix), Metode kuantitatif - kualitatif adalah sebuah penelitian kuantitatif (primer) yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran data, serta penampilan hasilnya dan menarik sebuah kesimpulan dari suatu deskripsi secara keseluruhan.42 adapun data kuantitatif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

data-data yang telah dilakukan dalam mengukur efektivitas kinerja pada perspektif pelanggan dengan konsep balanced scorecard terhadap BMT AL-FATH yang nantinya terjelma dalam sebuah tabel dan klasifikasi dari setiap komponennya, dan data yang diperoleh melalui data primer yang terdiri dari uraian jawaban hasil kuisioner dari responden serta analisis kritis dari peneliti mengenai fakta yang di

42

Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet-13, h.12


(43)

temui di lapangan. Sedangkan yang menjadi data kualitatif dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang bersumber dari hasil pengumpulan data yang diinterpretasikan ke dalam kata-kata nantinya sebagai pelengkap sehingga tersusunnya skripsi ini secara keselurahan.

B. Ruang Lingkup penelitian

1. Objek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah para pelanggan / mitra pada BMT AL-FATH IKMI

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan mulai dari tanggal 27 Maret – 25 Mei 2014 di BMT AL-FATH IKMI yang beralamatkan di Jl.Aria Putra No.7 Kedaung, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan/ mitra / nasabah BMT AL-FATH IKMI tahun 2014 sebanyak 537 orang.43

2. Sampel

Adapun teknik yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik non

probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel serta menggunakan metode insidental Sampling

43


(44)

yaitu penentuan sampel berdasarkan orang yang kebetulan dijumpai saat observasi.44

Dan adapun Jumlah sampel sebelum uji validitas sebanyak 30 orang dengan 19 item pertanyaan dan sampel pasca uji validitas sebanyak 50 orang dengan total 16 item soal valid.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer (primary source) dan

data sekunder (secondary source). Adapun rincian dari sumber data yang

dimaksud adalah: 1. Data Primer

Data ini berkaitan dengan objek dalam penelitian ini yaitu respon dari para pelanggan BMT AL-FATH IKMI terhadap kinerja yang telah diberikan. Selain itu respon yang didapat dari hasil wawancara terbuka dengan karyawan setempat. Namun objek utama dalam penelitian ini adalah para pelanggan/ mitra BMT AL-FATH, Pelanggan yang telah mempercayakan pengelolaan pembiayaan kepada pengurus/ karyawan BMT AL-FATH.

2. Data Sekunder

Data ini diperoleh dari studi pustaka yaitu, pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku literatur serta sumber lainnya yang relevan dengan penelitian ini, seperti jurnal terkait penelitian, surat kabar, majalah, artikel dan sumber tertulis lainnya.

44

Sugiyono, Metode penelitian kombinasi (Mixed methods), (Bandung: CV. Alfabeta, 2001), h.125


(45)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data-data yang di perlukan dalam melaksanakan penelitian. dan penulis melakukan observasi ini di BMT AL-FATH IKMI.

2. Studi Kepustakaan

Mengkaji data-data yang di peroleh dari buku-buku, bahan-bahan referensi, artikel, brosur dan bahan bacaan dari internet yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Angket atau Kuisioner

Dalam penyebaran angket penulis membagikan kepada responden yang sesuai dengan pembatasan masalah pada skripsi ini. penggunaan kuisioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data, hasil kuisioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian.

F. Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.


(46)

1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perspektif pelanggan sebagai alternative pengukuran efektivitas kinerja.

Pengukuran variabel independent dalam perspektif pelanggan yaitu dengan mengukur kinerja perusahaan dari sisi pelanggan. Pengukurannya dengan menggunakan tingkat kepuasan pelanggan, dengan mengetahui seberapa jauh kepuasan pelanggan atas pelayanan yang di berikan oleh perusahaan dengan memberikan nilai pada jawaban kuisioner sesuai dengan tingkat kepuasan yang di rasakan. Nilai yang di berikan adalah : (1) Sangat tidak puas (2) tidak puas (3) cukup puas (4) puas (5) sangat puas. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :

Kepuasan konsumen = Jumlah pertanyaan x skor x 100% Total bobot

Semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan / mitra / nasabah berarti menunjukkan semakin baik kualitas pelayanan yang di berikan oleh perusahaan.

2. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja BMT AL-FATH. Pengukuran kinerja BMT AL-FATH di ukur dari system pengukuran kinerja balanced scorecard pada perspektif pelanggan.

Tabel 1. Perhitungan perspektif pelanggan dalam Balanced Scorecard

Jenis Variabel Indikator Pengukuran

Efektivitas kinerja

(konsep Balanced

Kepuasan Pelanggan/ Mitra/

Kuisioner terhadap pelanggan/ mitra,


(47)

scorecard dalam

perspektif pelanggan)

Nasabah data perusahaan /

BMT

Sumber : (Robert S Kaplan and David P Norton, 2000)

G. Metode Analisa Data

Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pengujian perhitungan dengan Mean (nilai rata-rata) dan standar

deviasi (simpangan baku). Mean adalah merupakan nilai rata-rata dari beberapa

data. dalam arti kata mean dapat di peroleh dengan cara menjumlahkan seluruh

nilai dari data yang ada kemudian di bagi dengan banyaknya data. Sedangkan

standar deviasi adalah suatu ukuran yang menggambarkan tingkat penyebaran

data dari nilai rata-rata (mean).

Analisis data bertujuan untuk mengelompokkan, membuat sistematika dan mengorganisasikan data sehingga dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.45

Metode analisis data yang di gunakan adalah dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji validitas

Uji validitas adalah alat yang di gunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner di nyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang di ukur oleh kuesioner tersebut.46

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 17 dilakukan dengan menggunakan pearson correlation product moment yaitu

45

Amirul Hadi dan Haryono, MetodologiPenelitian, (Bandung: CV. Pustaka.1998), h.14.

46


(48)

dengan setiap item akan di uji relasinya dengan skor total variabel. Dalam hal ini masing-masing item akan di uji relasinya dengan skor total variabel tersebut, dan agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel >0,361 dan item yang punya (r) hitung < 0,361 maka akan di singkirkan dan di nyatakan kurang valid.

Adapun untuk mempermudah penjelasan dalam setiap instrument peneliti membuat skala blue print dengan perangkat lunak SPSS 17.0 for

windows sebelum dilakukan uji coba validitas terlihat pada Tabel 1. Dan

setelah uji validitas terlihat pada tabel 2.

Tabel 2. Blue Print Kuisioner (Sebelum Uji Validitas)

No Perspektif

Pelanggan dalam BSC

Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Atribut jasa 1,2,3,4,5,6 - 6

2 Hubungan Perusahaan dengan Nasabah

7,8,9,10,11 - 5

3 Citra perusahaan 12,13,14,15,16 - 5

4 Pengetahuan Nasabah

17,18,19 3

Jumlah 19

Setelah dilakukan uji validitas dengan 30 orang responden dengan menggunakan teknik Pearson Product moment r-tabel 0.361 dengan taraf

signifikansi 5% (0,05). Maka di dapat dari 19 pertanyaan yang di ajukan terdapat 2 item pertanyaan yang tidak valid dalam arti kata taraf signifikansinya di bawah <0,361 dan 1 item pertanyaan yang mengalami


(49)

makna ambigu saat di lapangan serta di khawatirkan akan mengurangi keakuratan data oleh karena itu sebanyak 3 item pertanyaan di nyatakan tidak valid.

Tabel 3. Blue Print (Setelah Uji Validitas)

No Perspektif

Pelanggan dalam BSC

Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Atribut jasa 1,2,3,4,5,6 - 6

2 Hubungan

Perusahaan dengan Nasabah

7,8,9,10,11 - 5

3 Citra perusahaan 12,13,14,15,16 - 5

Jumlah 16

Maka daftar pertanyaan dalam kuisioner yang di bagikan kembali untuk pengolahan data pada penelitian ini adalah sebanyak 16 item pertanyaan yang valid kepada 50 orang sampel, maka di dapat nilai alpha croanbach sebesar 0.860 artinya kuisioner dinyatakan reliable karena r = 0.860 > r tabel= 0.361.

2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.47

Pengukuran reliabilitas dapat di lakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:

47


(50)

a. Repeated measure atau pengukuran ulang, yaitu seseorang akan di

berikan pertanyaan yang sama dalam waktu yang berbeda, dan melihat apakah jawabannya tetap konsisten dengan yang pertama atau tidak. b. One shot atau pengukuran sekali saja, yaitu pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara jawaban dan pertanyaan.


(51)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah berdirinya

BMT AL-FATH IKMI di dirikan pada tanggal 13 Oktober 1996.1 Oleh

25 orang pendiri awal salah satunya termasuk bapak H. Saimin, S.E selaku manajer baituttamwil, BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro syari'ah yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syari'at Islam. BMT Al-Fath dibentuk dalam upaya memberdayakan umat secara kebersamaan melalui kegiatan simpanan dan pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan ke arah yang lebih baik, lebih aman, serta lebih adil.

Pada awalnya BMT AL-FATH IKMI didirikan dengan modal sumbangan para pendirinya sebesar 5.000.000/orang, lewat sumbangan awal itu maka di dapat jumlah modal BMT AL-FATH sebesar 125.000.000. dari uang modal awal itulah kemudian di kembangkan dan di bentuk BMT AL-FATH IKMI.

Pada awalnya BMT AL-FATH mengontrak sebuah ruko untuk di jadikan sebagai kantor usahanya, di karenakan modal yang terbilang masih minim. tapi seiring dengan berjalannya waktu dan semakin baiknya perkembangan usaha serta kinerjanya, hingga saat ini BMT AL-FATH telah mempunyai dua kantor cabang, yaitu BMT FATH IKMI Cab.Legoso dan BMT AL-FATH IKMI Cab.Jombang. Dan kantornya pun sekarang sudah merupakan

1


(52)

bangunan permanen, yang terletak di jl.Aria putra No.7 Kedaung, Ciputat Kota Tangerang Selatan, yang di jadikan sebagai kantor pusat dari BMT AL-FATH IKMI.

Sebagai lembaga yang mengemban misi sosial, divisi Baitul Maal dikelola secara terpisah dengan Baituttamwil agar dalam misi melayani umat dapat terealisasi dengan maksimal, dan juga misi sebagai lembaga yang berorientasi pada profit tanpa meninggalkan pola syariah juga berjalan dengan baik.

Dalam awal perkembangannya banyak konflik serta lika-liku yang di hadapi oleh BMT al-fath salah satunya dari struktur organisasi kepengurusan serta karyawannya, belum lagi di tambah dengan masih banyak di antara masyarakat sekitar yang kurang percaya terhadap BMT AL-FATH sebagai lembaga pembiayaan serta simpan pinjam, para masyarakat lebih memilih untuk melakukan transaksi simpan pinjam di bank-bank yang ada di sekitar.

Tapi dengan semangat yang kuat, usaha dan kerja keras serta do’a dari para pengurus dan karyawannya, hingga saat ini BMT AL-FATH IKMI tercatat menjadi salah satu KJKS yang masih aktif dan terus berkembang serta di perhitungkan di wilayah Tangerang Selatan, terbukti tahun 2011/2012 mereka mendapat bantuan LPDB dari pemerintah Kota Tangerang Selatan sebanyak 1 miliar rupiah, dan dengan bantuan itu kontribusi BMT AL-FATH IKMI kepada masyarakat miskin, menengah kebawah semakin maksimal.2

2


(53)

B. Visi dan Misi

1. Visi

Visi BMT al-fath ikmi adalah meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai

khalifah allah subhanahu wata’ala. 2. Misi

Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allaah Subhanahu Wa Ta'ala dan Menerapkan prinsip-prinsip syari'at dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, dan membina kepedulian aghniyaa (orang mampu) kepada dhuafaa (kurang mampu) secara terpola dan berkesinambungan.3

3. Maksud

Adapun maksud didirikannya BMT AL-FATH IKMI adalah sebagai alat bantu atau sarana dalam menegakan syariat Islam pada sector perekonomian.

4. Tujuan

Tujuan utama BMT AL-FATH IKMI adalah Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.

3


(54)

C. Skema Organisasi

1. Kepengurusan

Pengurus merupakan pemegang kekuasaan atau mandataris dari Rapat Anggota dan bertindak sebagai pelaksana dari keputusan dan kebijakan yang dihasilkan dan ditetapkan oleh Rapat Anggota. Pengurus juga bertindak sebagai kontrol dari seluruh aktivitas manajemen yang dilaksanakan di BMT Al-fath sebagai fungsi dan kewenangannya sebagai pengurus, adapun pertanggung jawabannya atas seluruh tugas dan kewajibannya dilaporkan pada Rapat Anggota.4

Sebagai organisasi atau lembaga yang menjalankan pola syariah,maka telah menjadi keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS). Pada pelaksanaannya disatukan dengan Pengawas Syariah dan Manajemen agar lebih efektif dalam menjalankan tugas pengawasan. Tugas inti dari dewan pengawas syariah adalah mengawasi seluruh kegiatan dan aktivitas BMT AL-FATH IKMI agar tidak menyimpang dari prinsip-prinsip Syariah dan ketentuan-ketentuan manajemen.5

Liat pada Tabel 4. (struktur kepengurusan BMT al-fath) terlampir.

2. Kepengelolahan

Sebagai bentuk pelaksanaan manajemen, fungsi staffing menjadi bagian yang tidak terpisahkan, penempatan dengan recruitment karyawan atau pegawai diputuskan pada komite personalia dengan

4

http://www.bmt.al-fath.ikmi.com, di akses 22 april 2014

5


(55)

melihat pada kebutuhan dan sumber data yang dibutuhkan.6 Data

perkembangan karyawan lihat pada Tabel 5. (terlampir).

3. Keanggotaan

Keanggotaan dalam BMT AL-FATH IKMI terbagi ke dalam 3 kriteria yaitu Anggota Penuh, Calon Anggota dan Anggota Kehormatan.

a) Anggota Penuh : seseorang (anggota muda) yang mengajukan lamaran untuk menjadi anggota penuh BMT AL-FATH IKMI, telah memenuhi persyaratan keanggotaan BMT sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau peraturan khusus koperasi, dan dikabulkan permohonannya untuk menjadi anggota penuh.

b)Calon Anggota : seseorang ( anggota muda) yang mengajukan lamaran untuk menjadi Anggota Penuh BMT AL-FATH IKMI, namun belum dapat melunasi Simpanan Pokok yang ditetapkan BMT yang belum tercatat dalam anggota koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BMT, dan dikabulkan permohonannya untuk menjadi Calon Anggota, dan dalam waktu 3 (tiga) bulan harus sudah diputuskan diterima atau ditolak menjadi Anggota Penuh BMT AL-FATH IKMI.

c) Anggota Kehormatan : seseorang yang karena kedudukannya diminta oleh pengurus untuk menjadi Anggota Kehormatan Koperasi7

.

6

Data kepengurusan bmt al-fath ikmi, (observasi)

7


(56)

D. Produk-Produk BMT AL-FATH

1. Produk Pendanaan

BMT AL-FATH IKMI menghimpun dana dari anggota dan calon anggota dalam bentuk:8

a. Akad Wadiah

Simpanan anggota pada koperasi akad wadiah/ titipan dan simpanan tersebut dapat digunakan oleh koperasi untuk kegiatan usaha koperasi, dengan ketentuan penyimpan tidak mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan dananya, tetapi koperasi dapat memberikan kompensasi dengan imbalan bonus/hadiah yang nominalnya ditentukan berdasarkan kebijakan dan kemampuan koperasi.

b. Akad Mudharabah

Simpanan anggota pada koperasi dengan akad Mudharabah yang diperlakukan sebagai investasi anggota untuk dimanfaatkan secara produktif dalam bentuk pembiayaan kepada anggota, calon anggota, dan masyarakat secara profesional dengan ketentuan penyimpanan dananya sesuai nisbah (proporsi bagi hasil) yang disepakati pada saat pembukaan rekening.

Seperti halnya:

1) Simpanan Pendidikan 2) Simpanan idul fitri 3) Simpanan qurban

8


(57)

4) Simpanan walimah 5) Simpanan haji

c. Tabah (tabungan berjangka)

Tabungan anggota pada koperasi dengan akad Mudharabah yang penyetoran dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan koperasi, dengan ketentuan penyimpan mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan dananya sesuai nisbah (proporsi bagi hasil) yang disepakati di awal perjanjian.9

Jenis-jenis Tabungan Mudharabah berjangka: 1) Tabah (tabungan berjangka) 3 bulan 2) Tabah 6 bulan

3) Tabah 9 bulan 4) Tabah 12 bulan d. Jasa Layanan Online Seperti halnya :

1) Pembayaran rek. Listrik 2) Rek.telpon/ speedy 3) Transfer antar bank 4) Rek.PAM Bintaro 5) dll

9


(58)

2. Produk Pembiayaan

Produk-produk pembiayaan yang ditawarkan BMT AL-FATH IKMI dalam rangka memenuhi kebutuhan mitra dan calon mitra, sebagai berikut:10

a. Pembiayaan Pedagang Mikro

adalah program pembiayaan yang diberikan BMT AL-FATH IKMI untuk para pengusaha mikro yang mempunyai modal usaha (asset) maksimal Rp. 10.000.000,- pembiayaan Pedagang Mikro menggunakan akad Murabahah, akad Mudharabah dan akad Musyarakah.

Plafond Program Pembiayaan Pedagang Kecil Maksimal Rp. 5.000.000,-

b. Pembiayaan Pedagang Kecil

Adalah program pembiayaan yang diberikan oleh BMT AL-FATH IKMI untuk para pengusaha kecil yang modal usaha (asset) maksimal Rp. 25.000.000,-. Pembiayaan pedagang Kecil menggunakan akad Murabahah, akad Mudharabah, dan akad Musyarakah. Plafond Program Pembiayaan Pedagang Kecil maksimal Rp 10.000.000,-.

c. Pembiayaan Belanja Ringan

Adalah program pembiayaan yang diberikan BMT AL-FATH IKMI untuk kebutuhan yang sifatnya konsumtif seperti perlengkapan

10


(59)

rumah tangga, dll. Pembiayaan belanja ringan maksimal Rp 3.000.000,-.

d. Pembiayaan Multi jasa

Adalah program yang diberikan BMT AL-FATH IKMI untuk anggota dan calon anggota koperasi yang sifatnya menyewakan fasilitas, seperti fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas sewa toko/kios, dll. Pembiayaan Multi Jasa menggunakan akad Ijaroh dan Ijaroh Muhtahiya Bittamlik. Planfond program Pembiayaan Multi Jasa maksimal Rp. 10.000.000,-.

e. Pembiayaan Cepat

Adalah program pembiayaan yang diberikan BMT AL-FATH IKMI untuk anggota dan calon anggota koperasi yang membutuhkan penambahan modal kerja segera, program pembiayaan cepat menggunakan akad Murabahah. Plafond program pembiayaan Cepat maksimal Rp 2.000.000,-.

f. Pinjaman Tabarru’

Adalah program pinjaman yang diberikan BMT AL-FATH IKMI untuk anggota dan calon anggota koperasi yang tidak

mampu/dhuafa dengan ketentuan berlaku. Pembiayaan tabarru’

menggunakan akad Qardh Al Hasan yaitu pinjaman tanpa margin atau bagi hasil, pengembalian sesuai dengan jumlah pinjaman.


(60)

E. Akad dalam BMT AL-FATH 1. Piutang Murabahah

Adalah tagihan atas transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati pihak penjual (koperasi) dengan pembeli (anggota dan calon anggota) untuk melunasi kewajiban sesuai jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan berupa keuntungan (margin) yang disepakati dimuka sesuai akad.11

2. Piutang Salam

Adalah tagihan anggota terhadap koperasi atas transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan antara penjual dan pembeli dengan pembayaran di muka pengiriman barang oleh penjual dilakukan di belakang/kemudian, dengan ketentuan bahwa spesifikasi barang disepakati pada akad transaksi salam.

3. Piutang Istishna’

Adalah tagihan atas akad transaksi jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan/pembeli dan penjual yang cara pembayarannya dapat dilakukan dimuka, diangsur, dan ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.

4. Piutang Ijarah

Adalah tagihan akad sewa-menyewa suatu barang antara muajir

(Lessor/penyewa) dengan Musta’jir (Lesse/yang menyewakan) atas

11


(1)

68

c. Dan skor efektivitas terendah di dapat ketika kinerja BMT di ukur pada dimensi “Citra perusahaan” nilai efektivitas hanya 70,1%. Di bandingkan yang lainnya maka nilai efektivitas kinerja BMT pada dimensi ini adalah yang terendah.

B. Saran

Berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan serta analisis kritis dari peneliti menyatakan bahwa ada beberapa hal yang mungkin bisa di perbaiki lagi kedepannya seperti memperbanyak sosialisasi mengenai BMT al-fath itu sendiri kepada masyarakat sekitar, baik itu menggunakan media online, media cetak ataupun secara langsung, seperti dengan menyelenggarakan event-event yang bernuansa islami kepada masyarakat sekitar atau lainnya. karena memang fakta yang kami temui di lapangan banyak para nasabah/ responden yang mengatakan bahwa informasi tentang BMT AL-FATH itu sendiri diperoleh hanya lewat mulut ke mulut. dan juga mengenai produk-produk yang di tawarkan atau akad peminjaman yang lebih memudahkan para nasabah lagi kedepannya, sehingga dalam niat untuk membantu masyarakat miskin, menengah kebawah dapat terealisasi dengan maksimal.

Ada beberapa catatan yang mungkin bisa peneliti sampaikan pada penelitian ini sebagai mediasi antara aspirasi nasabah terhadap BMT AL-FATH kedepannya, lewat hasil kuisioner yang peneliti bagikan kepada nasabah/ mitra, yaitu :

1. Agar dapat lebih dipermudah dalam proses peminjaman serta pencairan dana pinjaman tersebut lebih di percepat.


(2)

69

2. Mohon pengertiannya apabila ada keterlambatan dalam angsuran baik dalam bentuk pinjaman apapun.

3. Mungkin perlunya penambahan teller agar dalam melayani nasabah tidak terlalu mengantri.

Dan dengan ini harapan kita mudah-mudahan kedepannya BMT AL-FATH dapat lebih baik lagi, lebih maju lagi dan semakin sukses. Serta visi misi yang di canangkan dari awal dapat terealisasi dengan maksimal tentunya, agar masyarakat sekitar dapat hidup lebih sejahtera lagi. Amin ya rabbal alamin

Dari peneliti berharap mudah-mudahan penelitian ini dapat memberikan sebuah evaluasi lagi nantinya terutama bagi BMT AL-FATH dalam proses penilaian kinerja kedepannya, walaupun sejatinya penelitian ini tidak pada posisi sempurna tapi setidaknya apa yang peneliti lakukan ini tidak sekedar untuk memperoleh gelar strata satu tapi lebih pada bagaimana untuk mengabdikan diri pada masyarakat dan salah satunya lewat karya tulis ini, dan semoga allah memberi pahala atas niat baik ini.

Kepada para pembaca semoga dapat mengambil pelajaran dari penelitian ini dan juga peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan kedepannya karena sebagai manusia biasa peneliti menyadari betul tidak akan pernah luput dari khilaf dan salah.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N., Vijay Govidarajan. Management Control System (Tenth Edition, Boston: Mc Graw-Hill, 2001).

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006).

Hadi, Amirul dan Haryono. MetodologiPenelitian (Bandung: CV. Pustaka.1998).

Halim, Abdul dkk. Sistem Pengendalian Manajemen (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2000).

Halim Istiqlal, Cahyo. Penerapan Kinerja Perbankan Syariah Dengan Metode Balanced Scorecard, Jurnal Ekonomi Islam Vol. III, No. 2 ( Desember 2009).

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka, 1977).

Mulyadi. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan ( Jakarta: Salemba Empat, 2001).

Sofyandi, herman. Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008).

Sugiyono. Metode penelitian kombinasi (Mixed methods), (Bandung: CV. Alfabeta, 2001).

Sukarno, Edi. Sistem Pengendalian Manajemen (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002).

Sumarsan, Thomas. Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja (Jakarta: PT Indeks, 2010).

S Kaplan, Robert dan David P Norton. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance Scorecard, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R (Jakarta: Erlangga, 2000).

Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Perusahaan: Teknik Evaluasi Bisnis dan Kinerja Perusahaan Secara Komperhensif Kuantitatif dan Modern (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003).

Widjaja Tunggal, Amin. Memahami Konsep Balanced Scorecard (Jakarta: Harvarindo, 2002).


(4)

KEMENTERIAN

AGAMA

UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI (UIN)

SYARTF

HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS

ILMU

DAKWAH

DAN

ILMU KOMUNIKASI

Telepon/Fax : (021) 7432728 I 74703580

Jl. Ir. H. JuandaNo.95 Ciputat 15412 tndonesia Website: ww.ldkuiniakarta.ac.id, E-rnail : dakwah@fdk.uinjakarta.ac.id

Nomor

:

Un.0 1/F5 lPP.00.gl'ZVgDU4 Jakarta,cL& Marct 2ot4

Lamp

:

l(satu)bundel

Hal

:

Bimbingan Skripsi Kepada Yth.

Noor Bekti Negoro, SE, M.Si.

Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Assalamu' alqikum Wr Wb.

Bersama ini karni sampaikan outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan oleh mahasiswa Fakultas llmu Dalcrvah dan ilmu Komunikasi

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut,

Nama

Nornor Pokok

Jurusan Semester Telp.

Judul Skripsi

Tembusan:

l.

Dekan

2. i(etua Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

Yuliandi llham

1 110053000018

Manajemen Dakwah (MD) / MLKS

VIII (Delapan)

085374216745

Peningkatan Efbktivitas Kinerja BMT Al-Fath dengan Metodo Balaneed Scorecard dalarn Perspektif Pelanggan

Kami

mohon kesediaannya

untuk

membimbing mahasiswa tersebut dalam

penyusunan dan penyelesaian skripsinya selama

6

bulan dari tanggal 17 Maret s.d.

17 September 2014.

Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih. Wassalamu' alaikum Wn Wb.

an. Dekan,

Wakil Dekan Bidang Akademik

.Ed, Ph.D

r

s"fr


(5)

qe,!\{€c ueluef€uel^J .rpordrresrunf

en]e)

.z 1Fuepely Eueplg u€{ec Iry.,1A. .I

:

u€snqrueJ

' q,u' "ry| runTlD

10. nMD p s sDll

'qlsel erurJel ualdecnEueu rure{ e,(uuenluuq uep eruesufte>l su}e ,uel)Irueq

' uo8 &uo

1 a 4 tt 74 a d s n 4 u,to lup p,to ) a.to ) S p nuD p g ap o

py{

uo8uap

qrui-ff

11ttgg ofiautx sttunlplatg unpl&urua4 lnpnheq rsdrnls ueJrynued

e13ue; ru€lep

"lep rrecuaru^rerlrleuod ueleuesleleu u€>le grmf egu4el qnryrpirprll

JIr€{S NIn rsu{runuo) niull uep rlBA{eC sel1n{eC u,^Asrs€q€ru reuoq qeppe ue1el3e4 uueuesleled ur€lep lnqosrol Itue{

Wdep

'rygTnqppdeg

edue;n1 uoqourp

'pns>lelurp

e^\srseq€u ue>lurzrEuetu/ururJoueru

'nll

ue8uep

ueEunqnqeg

'dleJ lel.uelv rsuJtruosuo)Ir€snmf

JOISeIuOS

rlr{€'I p8?ue71rcdrus1

Io{od

roruoN

3ru?N

9VLgtzbLt980

p1nd13 oso8el 0g 'oN Eueuroy .11 .11

S)TIAI / q€,,K{eC uerueieuel4l (uedeleq)

g6

e66l IInf gg.relu;e1

8I00008s00r I r

uiurill

puellnl

: e^\qeq uelEuereueru eue4et

qelpie{uprg gpefg

NIn

rse{runuo) nrull uep rle^\{€C s€lln>I€C u€{eCI

' q,/U' r,U Mn| lD

112, nruD p S s Y

ledruel IP IhIXI qpd-l\/ Jhtg uuurdrur6

'q}

€P€de)

(rsdurlg) uullrlaued

u;zl

.

VI1Z :smryj-tn'nt*4nt n I0Zl 1/rVl6'00'ddlsC/ I O'un :

I3H

uerrdurel

JOruoN

pfaE-euqUFii=)lpJ=-OqEmIBF : lreu-g .pl.aETt"-TBIEII]n )10rfr M : olsqetA

0g9e0LiL / BT,LZ,E7L (169) : xuguodslol

elsouopul Zltgl'WtndlJ S6 "oN Bpwnt .H .rI .lf

ISYXINNIAIOX

NWTI

NYO

HYA\XY(I SVITNXY.{

VIUYXYf

HYATOIYAY(IIH

trIUYAS

Nm)

rutrctrNr

rlryrsr syrrsuf,ArNn

YI^IYCY

NYIUIIT{UI^ISX


(6)

I(op uasi

t

as a l(euang an 51 aria

fi

BMTAL-FATH

IKMI

I

ai et,

ArtaaaA

I

lWeagaaCaaqQaa

No. Badan Hukum : 650 IBH / kwk.l0 i VI I l9g8

N o m o r : 1,02 / BMT - AF /V I / 201,4

Lamp :

-Perihal : Surat Keterangan

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Jabatan

Menerangkan bahwa: Nama Mahasiswa NIM

J u rusan

Alamat

Saimin

Manajer Tamwil

YULIANDI ILHAM 1110053000018

Manajemen Dakwah/MLKS

Jl.H.Komeng No.80 Legoso Ciputat

02 Juni 20L4

dengan judul "peningkatan Scorecard dalam perspektif Benar telah melakukan peneritian

di

KJKS BMT AL-FATH rKMr

Efektifitas Kinerja BMT AL-FATH dengan Metode Balanced

Pelanggan" pada 27 Maret 2OI4 s.d 20 Mei ZOL4.

Demikian surat keterangan

ini

kami buat dengan

sebagaimana mestinya. sebenarnya untuk dapat dipergunakan T AL-FATH

Tamwil

Kantor Pusat:

Jl. Aria Putra No. 7 Kedaung - Pamulang,. Tangerang Selatan 1541 5

re$. 021 -7 40 5458/59 Fax 021 -740 5411

Kantor Cabang Jombang:

Jl. Jombang Raya, Ruko BintaroAsri No. R4,

Jombang - Ciputat Tangeiang Selatan Telp./Fax 021 -7 463 9280

Kantor Cabang Legoso:

Jl. Legoso Raya No. 4CR|.04111 Pisangan, Ciputat Timur - Tangerang Selatan