Sistem informasi perubahan hak atas tanah dan kepuasan pelayanan di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

(1)

(2)

(3)

(4)

Tempat/Tanggal Lahir : Cimahi, 8 Juni 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Lengkap : Jl. Jend H Amir Machmud No. 358 Cimahi 40525

No Telp : 0856 24262652

PENDIDIKAN

2011 – 2014 : Program Strata 1(S1) Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

2008 – 2011 : Program Diploma 3(D3) Prodi Teknik Informatika, Fakultas MIPA, Universitas Padjadjaran

2005 – 2008 : SMA Negeri 2 Cimahi 2002 – 2005 : SMP Negeri 6 Cimahi 1996 – 2002 : SD Negeri XIII Cimahi

PENGALAMAN KERJA

2011 – 2012 : PT. Bina San Prima Bandung.

2013 : PT. Daya Adicipta Mustika Bandung. 2014 : Badan Kepegawaian Negara, Jakarta.


(5)

SISTEM INFORMASI PERUBAHAN HAK ATAS TANAH

DAN KEPUASAN PELAYANAN

DI KANTOR PERTANAHAN KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

RIZKY RELLAGIA

10111959

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

iii

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan program Studi Strata-1 Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputerpada Universitas Komputer Indonesia dengan judul “SISTEM INFORMASI PERUBAHAN HAK ATAS TANAH DAN KEPUASAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA CIMAHI”

Dalam penyusunan laporan Skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan tulus kepada :

1. Allah SWT atas segala kemudahan yang diberikan serta limpahan rahmat dan Karunia-Nya.

2. Kedua Orang Tua tercinta Agus Budianto dan Sri Sundari serta seluruh keluarga, atas cinta, doa, dukungan, dan semangat dalam pelaksanaan penulisan Skripsi ini. 3. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika, Universitas Komputer Indonesia.

4. Bapak Alif Finandhita, S.Kom. selaku dosen wali IF17K, Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Iskandar Ikbal, S.T., M.Kom,. selaku dosen pembimbing yang telah membantu memberikan saran, masukan, serta bimbingan dalam penulisan penulisan Skripsi.

6. Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T,. selaku dosen penguji I yang telah memberikan pengarahan dalam penyelesaian Skripsi ini.


(7)

iv

7. Ibu Dian Dharmayanti,S.T., M.Kom. selaku dosen penguji III.

8. Bapak Zen Widyatmaka ,selaku Kepala Kantor Pertanahan Kota Cimahi yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

9. Tedy Septiady, atas bantuan, doa, dorongan semangat dan kepercayaan yang telah diberikan.

10. Ibu Ratri Dwi Kayungyun, yang telah memberikan bantuan, dukungan, serta semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.

11. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan bantuan serta dorongan semangat, khususnya teman-teman seperjuangan: Yuli, Pia, Adhit, Irma, Putri, Fuad, Reza serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih atas kerjasama dan kebersamaannya selama ini.

12.Keluarga Besar Teknik Informatika UNPAD yang selalu memberi dukungan dan semangat.

13.Semua pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai pedoman dan proses pembelajaran di masa yang akan datang. Penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang nyata bagi seluruh pihak yang membutuhkan. Akhirnya penulis mengharapkan semoga bantuan dan amal baiknya mendapat balasan dari Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, Januari 2014


(8)

v SURAT KETERANGAN PLAGIAT

ABSTRAK ... i

ABSRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR SIMBOL ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah... 4

1.5 Metodelogi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Profil Kantor Pertanahan Kota Cimahi ... 9

2.1.1 Sejarah Kantor Pertanahan Kota Cimahi ... 9

2.1.2 Visi dan Misi Kantor Pertanahan Kota Cimahi... 11

2.1.2.1 Visi ... 11

2.1.2.2 Misi ... 11

2.1.3 Gambaran Umum Organisasi ... 11

2.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pertanahan Kota Cimahi ... 20


(9)

vi

2.1.4 Logo Kantor Pertanahan Kota Cimahi ... 21

2.2 Landasan Teori ... 21

2.2.1 Sistem Informasi ... 21

2.2.1.1 Konsep Dasar Data dan Informasi ... 21

2.2.1.2 Konsep Dasar Sistem ... 22

2.2.1.3 Karakteristik Sistem ... 23

2.2.1.4 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 24

2.2.1.5 Kebutuhan Informasi ... 24

2.2.1.6 Komponen Sistem Informasi ... 24

2.2.2 Basis Data... 25

2.2.2.1 Pengertian Basis Data ... 25

2.2.2.2 Manfaat Basis Data ... 26

2.2.3 Berorientasi Objek ... 27

2.2.3.1 Pemrograman Berorientasi Objek ... 27

2.2.4 UML ... 28

2.2.4.1 Pengertian UML ... 28

2.2.4.2 Diagram UML... 29

2.2.5 Internet ... 30

2.2.6 World Wide Web (WWW) ... 30

2.2.7 Aplikasi Web ... 31

2.2.8 Pelayanan Perubahan Hak Tanah ... 31

2.2.9 Metode Servqual ... 34

2.2.9.1 Proses Penggunan Metode Servqual ... 35

2.2.10 Tools Yang Digunakan Untuk Membangun Aplikasi ... 39

2.2.10.1 .NET ... 39

2.2.10.2 Framework .NET... 40

A. Tujuan Framework .NET... 40

B. Arsitektur Framework .NET ... 41

C. Keuntungan Framework .NET... 42


(10)

vii

2.2.10.8 ITextSharp ... 46

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 47

3.1 Analisis Sistem ... 47

3.1.1 Analisis Masalah ... 47

3.1.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 48

3.1.2.1 Sistem Pelayanan Perubahan Hak Tanah ... 48

3.1.2.2 Sistem Kepuasan pelayanan Perubahan Hak Tanah ... 51

3.1.2.3 Sistem Pantauan Progress Kerja Pegawai ... 52

3.1.3 Analisis Sistem yang Akan Dibangun... 53

3.1.3.1 Sistem Pelayanan Perubahan Hak Tanah ... 53

3.1.3.2 Sistem Kepuasan pelayanan Perubahan Hak Tanah ... 56

3.1.3.3 Sistem Pantauan Progress Kerja Pegawai ... 56

3.1.4 Analisis Metode Servqual ... 57

3.1.4.1 Penyusunan dan Penyebaran Kuisioner ... 58

3.1.4.2 Pengujian Alat Ukur ... 62

A. Uji Validitas ... 62

B. Uji Reliabilitas ... 63

C. Penyusunan Matriks Data Mentah ... 64

D. NIK (Nilai Indeks Kinerja) Kepuasan Pelayanan ... 66

E. Diagram Kartesius Kepuasan Pelayanan Ekspetasi dan Persepsi ... 75

3.1.5 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 81

3.1.5.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 81

3.1.5.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 82

3.1.6 Analisis Pengkodean ... 83


(11)

viii

3.1.6.2 Pengkodean Nomor KTP ... 83

3.1.6.3 Pengkodean Nomor Hak Tanah ... 84

3.1.7 Analisis Kebutuhan User (Pengguna) ... 84

3.1.8 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 87

3.1.8.1 Usecase Diagram ... 87

A. Identifikasi Aktor ... 87

B. Identifikasi Usecase ... 89

C. Skenario Usecase ... 90

3.1.8.2 Activity Diagram ... 97

1. Activity Diagram Login ... 97

2. Activity Diagram Pengajuan Data Permohonan ... 98

3. Activity Diagram Menampilkan Status Berkas ... 99

4. Activity Diagram Mendownload Label ... 100

5. Activity Diagram Mendownload Surat Perintah Setor ... 101

6. Activity Diagram Mendownload Resi ... 102

7. Activity Diagram Mengisi Kuisioner ... 103

8. Activity Diagram Menampilkan Tabel Pelayanan ... 104

9. Activity Diagram Menampilkan Detail Pemohon ... 105

10. Activity Diagram Approve Pemohon ... 106

11. Activity Diagram Menampilkan Tabel Pelayanan Pegawai ... 107

12. Activity Diagram Lihat Dashboard ... 108

13. Activity Diagram Menambah Member ... 109

14. Activity Diagram Mengedit Member ... 110

15. Activity Diagram Menghapus Member ... 111

16. Activity Diagram Approve Member ... 112

17. Activity Diagram Mengedit Password ... 113

18. Activity Diagram Lupa Password ... 114

3.1.8.3 Sequence Diagram ... 115


(12)

ix

6. Sequence Diagram Download Resi ... 118

7. Sequence Diagram Isi Kuisioner ... 118

8. Sequence Diagram Tampil Tabel Proses Pelayanan ... 119

9. Sequence Diagram Lihat Detail Pemohon ... 120

10. Sequence Diagram Approve Pemohon ... 121

11. Sequence Diagram Tampil Tabel Proses Pelayanan Semua Pegawai ... 121

12. Sequence Diagram Lihat Dashboard ... 122

13. Sequence Diagram Tambah Data Member... 122

14. Sequence Diagram Edit Data Member ... 123

15. Sequence Diagram Hapus Data Member ... 123

16. Sequence Diagram Edit Password ... 124

17. Sequence Diagram Approve Member ... 124

18. Sequence Diagram Lupa Password ... 125

3.1.8.4 Class Diagram ... 125

3.1.8.5 Deployment Diagram ... 126

3.1.8.6 Skema Relasi ... 126

3.1.6.8 Struktur Tabel ... 127

1. Tabel Member ... 127

2. Tabel Dokumen Permohonan ... 128

3. Tabel Kuisioner Ekspetasi ... 128

4. Tabel Kuisioner Persepsi ... 129

5. Tabel Status... 129

6. Tabel View Detail ... 129

3.2 Perancangan Sistem ... 130


(13)

x

1. Struktur Menu Utama ... 130

2. Struktur Menu untuk Pemohon ... 130

3. Struktur Menu untuk Staf Pengelola ... 131

4. Struktur Menu untuk Kasubsi PHI ... 131

5. Struktur Menu untuk Kasi HTPT ... 131

6. Struktur Menu untuk Kepala Kantor ... 132

3.2.2 Perancangan Antarmuka ... 132

3.2.2.1 Perancangan Tampilan ... 132

1. Perancangan Halaman Home ... 133

2. Perancangan Halaman Alur Pelayanan ... 133

3. Perancangan Halaman Peningkatan Hak ... 134

4. Perancangan Halaman Penurunan Hak ... 134

5. Perancangan Halaman Register ... 135

6. Perancangan Halaman untuk Pemohon ... 136

a. Halaman Home (setelah login) ... 136

b. Halaman Kelengkapan Berkas ... 136

c. Halaman Status Berkas ... 137

d. Halaman Kuisioner ... 137

7. Perancangan Halaman Edit Password ... 138

8. Perancangan Halaman untuk Staf pengelola ... 138

a. Halaman Home (setelah login) ... 138

b. Halaman Tabel Pelayanan ... 139

c. Halaman Detail Pemohon ... 139

8. Perancangan Halaman untuk Kasubsi PHI ... 140

a. Halaman Home (setelah login) ... 140

b. Halaman Tabel Pelayanan ... 140

c. Halaman Detail Pemohon ... 141

9. Perancangan Halaman untuk Kasi HTPT ... 141

a. Halaman Home (setelah login) ... 141


(14)

xi

i. Tampilan Tab Belum Di - Approve ... 144

ii. Tampilan Tab Tambah Member ... 144

iii. Tampilan Tab Semua Member ... 145

c. Halaman Tabel Pelayanan ... 145

d. Halaman Tabel Pelayanan seluruh Pegawai ... 146

e. Halaman Detail Pemohon ... 146

f. Halaman Dashboard ... 147

11. Halaman Lupa Password ... 147

12. Perancangan Report ... 148

3.2.2.1 Perancangan Pesan ... 150

3.2.3 Jaringan Semantik ... 151

1. Jaringan Semantik Utama ... 151

2. Jaringan Semantik Untuk Pemohon ... 151

3. Jaringan Semantik Untuk Staf Pengelola (TU) ... 152

4. Jaringan Semantik Untuk Kasubsi PHI ... 152

5. Jaringan Semantik Untuk Kasi HTPT ... 153

6. Jaringan Semantik Untuk Kepala Kantor Pertanahan ... 153

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 155

4.1 Implementasi Sistem ... 155

4.1.1 Perangkat Keras yang Digunakan ... 155

4.1.2 Perangkat Lunak yang Digunakan ... 156

4.1.3 Kebutuhan Web Hosting ... 156

4.1.4 Implementasi Basis Data ... 157

1. Tabel Dokumen Permohonan ... 157

2. Tabel Member ... 158


(15)

xii

4. Tabel ViewDetail ... 159

5. Tabel Kuisioner Ekspetasi ... 159

6. Tabel Kuisioner Persepsi ... 160

4.2 Pengujian Perangkat Lunak... 162

4.2.1 Rencana Pengujian ... 163

4.2.2 Pengujian Alpha ... 164

1. Pengujian Login ... 164

2. Pengujian Register ... 165

3. Pengujian Edit Password ... 166

4. Pengujian Data Permohonan ... 166

a) Pengujian Tambah Data Kelengkapan Berkas ... 166

b) Pengujian Ubah Data Kelengkapan Berkas ... 168

c) Pengujian Hapus Data Kelengkapan Berkas ... 168

d) Pengujian Kirim Data Kelengkapan Berkas ... 169

5. Pengujian Data Status Berkas ... 169

a) Pengujian Pilih Berkas ... 169

b) Pengujian Download Label ... 169

c) Pengujian Download Surat Perintah Setor ... 170

d) Pengujian Download Resi Pengambilan Sertifikat... 170

e) Pengujian Upload Bukti Pembayaran ... 170

f) Pengujian Kuisioner ... 171

6. Pengujian Data Tabel Pelayanan ... 171

a) Pengujian Tampil Detail Pemohon ... 171

b) Pengujian Approve Pemohon ... 172

c) Pengujian Filter Jenis Pelayanan ... 172

7. Pengujian Data Kelola Member ... 172

a) Pengujian Tambah Data Member ... 172

b) Pengujian Ubah Data Member ... 173

c) Pengujian Hapus Data Member ... 174


(16)

xiii

9. Pengujian Dashboard ... 176

19. Pengujian Forgot Password ... 176

a) Pengujian Input Username dan E-mail ... 176

b) Pengujian Kirim Password ke E-mail... 177

4.2.2.1 Kesimpulan Hasil Pengujian Alpha... 177

4.2.3 Pengujian Beta ... 177

4.2.3.1 Kuisioner Pengguna ... 177

4.2.3.2 Wawancara Pegawai ... 182

4.2.3.3 Kesimpulan Hasil Uji Beta ... 184

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 185

5.1 Kesimpulan ... 185

5.2 Saran ... 186


(17)

187

DAFTAR PUSTAKA

[1] Fathoni (2011), Analisis Kualitas Layanan Sistem Informasi Menggunakan Metode Servqual, Universitas Sriwijaya, Palembang.

[2] Freeman, Adam and MacDonald, Matthew and Szpustza, Mario (2010), Pro ASP.NET 4 in C# 2010, New York, Apress.

[3] Hidayat, Rahmat (2012), Manajemen Pelayanan Publik “Analisa Servqual (Service Quality)”, Universitas Jember, Jember.

[4] Iman (2008), ASP.NET Training Module for Beginners, Dycode Corp, Bandung

[5] Jogiyanto (1999), Pengenalan Komputer, Andi Offset, Bandung.

[6] Leks Eddy M, S.H, M.H (2013), Prosedur dan Mekanisme Penurunan dan Peningkatan Hak atas Tanah, [online] http://www.hukumproperti.com/ prosedur-dan-mekanisme-penurunan-dan-peningkatan-hak-atas-tanah, Diakses tanggal 5 Oktober 2013.

[7] MSDN – Microsoft Developer Network (2011), Languange Integrated Query (LINQ). [online] http://msdn.microsoft.com/en-us/library/bb397926.aspx. Diakses tanggal 22 September 2013

[8] Peraturan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi Jawa Barat Tentang Rencana Strategis (RENSTRA) untuk Kantor Pertanahan Kota Cimahi, 2012-2017.

[9] Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.

[10] Sutanta, Edhy (2011), Basis Data dalam tinjauan Konseptual, Andi Offset, Bandung.

[11] Rosa dan M. Shalahudin (2013), Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek, Informatika, Bandung.


(18)

[12] Sanders, William .B (2009), ASP.NET 3,5 Beginners Guide, Canada, The McGraw-Hill Companies.

[13] Team Sourceforge (2013), ItextSharp, a .NET PDF library, [online]


(19)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Badan Pertanahan Nasional atau disingkat dengan BPN adalah lembaga pemerintah non kementerian yang berada di bawah serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan dipimpin oleh seorang Kepala (sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional). Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas yakni melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan baik secara nasional, regional dan sektoral. Beberapa diantaranya merupakan pelayanan publik yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kepentingan yang berkaitan dengan masalah pertanahan.

Pada pelaksanakan tugas area sektoral, pelayanan di kantor pertanahan daerah belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dan hal ini terjadi pada Kantor Pertanahan di Kota Cimahi yang pemohon atas hak tanah atau pelanggan terkadang mengeluhkan atas pelayanan kantor pertanahan yang tergolong lama dan tidak tepat waktu. Seperti contoh pada pelayanan perubahan hak atas tanah telah ditetapkan bahwa pelayanan selesai diproses selama tujuh hari kerja, namun pada kenyataan di lapangan terkadang pelayanan baru selesai dikerjakan sekitar sembilan sampai dengan 14 hari kerja. Hal tersebut menyebabkan pemohon harus datang berkali-kali ke kantor pertanahan hanya untuk memastikan berkas telah selesai diproses. Disamping itu, pemohon merasa kesulitan untuk dapat menyampaikan keluhan-keluhan yang ada karena tidak tersedianya kotak kritik dan saran yang memadai. Masalah lain yang ditimbulkan terjadi pada Kepala Kantor. Kepala Kantor Pertanahan merasa kesulitan untuk dapat melihat kepuasan para pemohon terhadap pelayanan yang disediakan di Kantor pertanahan Kota Cimahi. Kepala Kantor pertanahan tidak dapat melihat hal-hal apa saja yang dinyatakan puas atau kurang puas oleh pemohon. Hal ini terjadi karena ketersediaan sarana pendukung penilaian pelayanan pun dinilai masih kurang efektif. Penggunaan kotak saran dan kritik tidak jarang


(20)

disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan memasukkan sampah ke dalam kotak tersebut yang berakibat lembar kuisioner yang ada menjadi basah, kotor bahkan rusak. Adapun masalah lain yang dihadapi oleh kepala kantor pertanahan yakni sulitnya melihat progress kerja pegawai dari setiap bagian yang melayani perubahan hak tanah. Kepala kantor pertanahan membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui progress kerja setiap bagiannya dalam melayani perubahan hak tanah yang meliputi bagian staf pengelola, Kasubsi PHI dan Kasi HTPT.

Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menjembatani kebutuhan antara pemohon dan kantor pertanahan secara cepat dan akurat. Dengan adanya sistem ini, maka pemohon hak tanah dapat melihat status berkas permohonan proses pelayanan perubahan hak atas tanah sekaligus menyampaikan keluhan terhadap pelayanan yang disediakan kantor pertanahan secara online. Masalah keterbatasan waktu dan jarak dapat dipersempit dengan adanya sistem informasi ini karena pemohon dapat mengakses website ini tanpa harus pergi berkali-kali ke kantor pertanahan hanya untuk mengetahui berkas pengajuan telah selesai diproses. Fasilitas yang disediakan website ini pun akan memudahkan Kepala Kantor Pertanahan untuk mendapatkan informasi kepuasaan pemohon hak tanah di kantor pertanahan. Penilaian kepuasan dari pelanggan dapat dilihat dari fasilitas fisik kantor, keandalan pegawai dalam memberikan pelayanan, kesediaan membantu pelanggan, kepercayaan yang diberikan untuk pelanggan, dan kepedulian terhadap pelanggan. Disamping itu kepala Kantor juga dapat melihat progress kerja pegawai terhadap pelayanan perubahan hak tanah yang ada secara cepat.


(21)

3

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalahnya antara lain:

1. Bagaimana membangun sistem informasi yang dapat memantau status berkas permohonan proses pelayanan perubahan hak atas tanah?

2. Bagaimana membangun sistem informasi yang dapat mengetahui penilaian kepuasaan pelanggan terhadap pelayanan kantor pertanahan kota cimahi? 3. Bagaimana memantau progress pelayanan perubahan hak tanah pada bagian

staf pengelola, Kasubsi PHI, dan Kasi HTPT?

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk membangun Sistem Informasi kepuasan pelayanan serta perubahan hak atas tanah di kantor Pertanahan Kota Cimahi.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam tugas akhir ini adalah :

1. Mempermudah pemohon dalam melihat status pergerakan pengajuan berkas dan melakukan penilaian terhadap proses pelayanan perubahan hak atas tanah di kantor pertanahan Kota Cimahi.

2. Untuk membantu Kepala Kantor Pertanahan dalam mengetahui penilaian kepuasan pelanggan berdasarkan aspek tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.

3. Mempermudah kepala kantor pertanahan untuk melihat progress kerja pada bagian staf pengelola, Kasubsi PHI (Pendaftaran Hak dan Informasi) dan Kasi HTPT (Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah) dalam melayani proses perubahan hak tanah.


(22)

1.4Batasan Masalah

Batasan masalah penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Sasaran pengguna Sistem Informasi ini adalah pemohon perubahan hak atas tanah yang berada di Kota Cimahi.

2. Pengguna aplikasi di Kantor Pertanahan Kota Cimahi antara lain adalah staf pengelola atau staf TU, Kasubsi Pendaftaran Hak dan Informasi (PHI), Kasi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah (HTPT) dan Kepala Kantor Pertanahan.

3. Pengaksesan dilakukan oleh pemohon langsung tanpa boleh dikuasakan. 4. Aplikasi ini hanya berisi informasi pelayanan yang berkaitan dengan

perubahan hak atas tanah berupa Peningkatan Hak Tanah dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik (HGB ke HM) maupun Penurunan Hak Tanah dari Hak Milik ke Hak Guna Bangunan (HM ke HGB).

5. Konsep yang diterapkan dalam penilaian pelayanan adalah metode Servqual.

6. Pembuatan Sistem Informasi ini tidak memperhatikan masalah keamanan sistem informasinya.

7. Program yang dibangun berbasis web.

8. Pemodelan yang dibangun berorientasi objek.

1.5Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Studi Literatur.

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan paper, literatur, jurnal dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian. Mempelajari metode atau algoritma yang diperlukan.


(23)

5

b. Observasi.

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil. Observasi dilakukan di Kantor Pertanahan Kota Cimahi yang beralamat di Jalan Encep Kartawiria No. 21A Cimahi.

c. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan penyedia sumber yang tersedia.

2. Pembangunan Perangkat Lunak.

Teknik analisis data dalam Perancangan dan pengembangan Sistem Informasi ini menggunakan metode Waterfall. Metode Waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis dan berurutan dalam membangun suatu perangkat lunak. Adapun fase-fase dari metode waterfall yang meliputi beberapa proses diantaranya [5]:

a. Analisis kebutuhan perangkat lunak : proses pengumpulan kebutuhan yang dilakukan secara intensif agar dapat dipahami oleh perangkat lunak dan sesuai dengan kebutuhan user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.

b. Desain : proses multi langkah yang fokus untuk mendesain pembuatan perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka dan prosedur pengkodean.

c. Pembuatan kode program : desain yang ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer dengan desain yang telah dibuat sebelumnya.

d. Pengujian : pengujian difokuskan pada perangkat lunak dari segi lojik dan fungsional serta memastikan semua bagian telah diuji. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan keinginan.


(24)

e. Pemeliharaan (maintenance) : proses pengulangan pengembangan serta perbaikan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang telah ada.

Gambar 1.1 Model Waterfall [5]

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1. PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan permasalahan yang dihadapi, menentukan maksud dan tujuan penelitian, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, metodelogi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Membahas gambaran umum mengenai Kantor Pertanahan Kota Cimahi, pengenalan serta penjelasan visi, misi dan struktur organisasi serta menjelaskan berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya.


(25)

7

BAB 3. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi analisis dalam membangun sistem yang dibangun mulai dari analisis masalah, analisis sistem yang sedang berjalan, analisis sistem yang akan dibangun, analisis kebutuhan user, kebutuhan non fungsional dan analisis kebutuhan fungsional.

BAB 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian secara garis besar sejak dari tahap persiapan sampai penarikan kesimpulan, metode dan kaidah yang diterapkan dalam penelitian. Bab ini menguraikan proses hasil analisis dan perancangan perangkat lunak yang sudah dilakukan serta dilakukan pengujian yang berdasarkan pada analisis kebutuhan perangkat lunak.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN


(26)

(27)

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Profil Kantor Pertanahan Kota Cimahi

Profil lembaga ini ditinjau dari sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, tempat dan kedudukan serta logo.

2.1.1. Sejarah Kantor Pertanahan Kota Cimahi

Pada jaman penjajahan bangsa Belanda dan Jepang, hukum pertanahan yang berlaku di Indonesia hanya ditujukan kepada mereka warga negara yang tunduk kepada hukum barat yaitu hukum yang dibuat oleh bangsa penjajah sehingga sangat menguntungkan bagi bangsa penjajah itu sendiri. Setelah Indonesia merdeka, para ahli hukum pertanahan di Indonesia merasa bahwa hukum pertanahan yang berlaku pada saat itu merupakan warisan dari penjajah yang sangat menguntungkan bagi penjajah tersebut. Akhirnya para ahli hukum pertanahan tersebut sepakat untuk mengubah hukum pertanahan yang berlaku pada saat itu. Sehingga pada tanggal 24 September 1960 dikeluarkanlah UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria Oleh Presiden Soekarno dan sejak itulah setiap tanggal 24 September diperingati sebagai hari ulang tahun UU Pokok Agraria atau UUPA. Dengan dikeluarkan UUPA maka di cabutlah UU yang lama yaitu:

“AGRARISCHE WET” dan “ Of The Staat Sinrichting Van Nederland Indie”. UUPA hak atas tanah ditetapkan sebagai berikut:

a. Hak Milik

b. Hak Guna Usaha c. Hak Bangunan d. Hak Pakai e. Hak Sewa

f. Hak Membuka Tanah g. Hak Memungut Hasil Hutan h. Hak Gadai


(28)

i. Hak Usaha Bagi Hasil j. Hak Menumpang

k. Hak Sewa Tanah Pertanian

l. Dan hak-hak lain yang tidak tertulis dalam hak-hak tersebut diatas yang ditetapkan melalui undang-undang sementara.

Berdasarkan keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 1966 tugas keagrariaan dilaksanakan oleh Menteri Dalam Negeri dalam bentuk komponen Direktorat Jenderal Agraria. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional, maka Organisasi Direktorat Jenderal Agraria Departemen Dalam Negeri ditingkatkan menjadi Badan Pertanahan Nasional yang bertanggung jawab kepada Presiden sedangkan dari segi operasionalnya bertanggung jawab kepada Menteri Sekretaris Negara dengan susunan organisasi sebagaiman ditetapkan Oleh Keputusan Kepala Pertanahan Nasional Nomor 11/Badan Pertanahan Nasional/1988.

Badan Pertanahan Nasional adalah Lembaga Non Departemen yang di bentuk tanggal 19 juli 1988 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1988. Badan ini merupakan peningkatan status yang diasarkan pada kenyataan bahwa tanah tidak sekedar merupakan masalah agraria yang selama ini lazimnya kita identikkan dengan pertanian. Tanah telah berkembang pesat menjadi masalah lintas sektoral yang mempunyai dimensi ekonomi, sosial, budaya, politik, peranahan keamanan bahkan hukum.

Pembentukan Kantor Pertanahan kota Cimahi berdasarkan keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 23 Tahun 2002 yang merupakan pengejawantahan dari UU No. 9 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Cimahi. Kantor Pertanahan Kota Cimahi mulai berdiri dan beroperasi pada tanggal 2 Agustus 2002 yang diresmikan oleh Walikota Cimahi Ir. H. M. Itoc Tochija, MM di Cimahi. Wilayah kerja Kantor Pertanahan kota Cimahi meliputi 3(tiga) kecamatan yaitu Cimahi Utara, Cimahi Selatan, dan Cimahi Tengah dan 15 (lima belas) kelurahan.


(29)

11

2.1.2. Visi dan Misi Kantor Pertanahan Kota Cimahi 2.1.2.1.Visi

Adapun Visi Kantor Pertanahan kota Cimahi dalam rangka menunjang visi Kota Cimahi serta sejalan dengan Rencana Strategis (RENSTRA) kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi Jawa Barat dan Badan Pertanahan Republik Indonesia di bidang pertanahan adalah terdaftar dan tertatanya pemilikan, penguasaan dan penggunaan/pemanfaatan seluruh bidang tanah di wilayah kota cimahi menuju tercapainya catur tertib pertanahan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Visi tersebut dimaksudkan dalam rangka mewujudkan kondisi untuk menjawab tuntutan masyarakat khususnya di bidang pertanahan serta mencapai penggunaan tanah, tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan hidup.

2.1.2.2.Misi

Adapun Misi yang diemban Kantor Pertanahan Kota Cimahi adalah: 1. Mewujudkan kepastian hukum baik secara fisik maupun yuridis atas tanah

melalui pelayanan prima

2. Mewujudkan data dan informasi pertanahan yang akurat guna pemanfaatan tanah dan pembangunan.

2.1.3. Gambaran Umum Organisasi

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) Pusat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai Keputusan Presiden (KEPRES) Republik Indosesia Nomor 10 Tahun 2006, selain struktur organisasi ditingkat pusat juga ditingkat Propinsi dibentuk Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi sedangkan ditingkat Kabupaten/Kota dibentuk Kantor Pertanahan.

Pembentukan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia di tingkat pusat, Kantor Wilayah maupun Kantor Pertanahan tingkat Kabupaten/Kota dimaksudkan agar tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai harapan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan


(30)

yang berlaku, dengan demikian maka sebagian kewenangan BPN Pusat diberikan kepada Kantor Wilayah BPN Propinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang secara administratif bertanggung jawab dan berada dibawah kendali Presiden di Tingkat pusat, sedangkan secara operasional bertanggung jawab dan berada dibawah gubernur untuk tingkat Propinsi dan untuk Tingkat Kabupaten/Kota Bertanggung jawab dan berada di bawah Bupati/Walikota. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN-RI) Pusat Nomor 04 Tahun 2006, Struktur organisasi kantor Pertanahan kota Cimahi Tahun 2013 terdiri dari:

1. Kepala Kantor Pertanahan 2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

3. Kepala Seksi Survey Pengukuran dan Pemetaan 4. Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah 5. Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan

6. Kepala Seksi Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan 7. Kepala Seksi Sengketa Konflik dan Perkara


(31)

13

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Cimahi


(32)

1. Kepala Kantor Pertanahan a. Tugas

Kepala Kantor Pertanahan memiliki sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di kabupaten atau kota yang bersangkutan.

b. Fungsi

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Kantor Pertanahan mempunyai fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan penganggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan

2) Pengkoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan survei, pengukuran, dan pemetaan; hak tanah dan pendaftaran tanah; pengaturan dan penataan pertanahan; pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat; serta pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan

3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pertanahan di lingkungan kabupaten atau kota

4) Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah

5) Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di kabupaten atau kota

6) Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan

7) Pengkoordinasian pengembangan sumberdaya manusia pertanahan 8) Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana, dan

prasarana, perundang-undangan serta pelayanan pertanahan.

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha a. Tugas

Memberikan pelayanan administratif kepada semua satuan organisasi Kanwil BPN, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program, dan peraturan perundang-undangan.


(33)

15

b. Fungsi

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan anggaran 2) Koordinasi pelayanan pertanahan

3) Pengelolaan data dan informasi

4) Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan 5) Evaluasi kegiatan dan penyusunan laporan

6) Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga.

3. Kepala Seksi Survey Pengukuran dan Pemetaan a. Tugas

Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan survei, pengukuran, dan pemetaan bidang tanah, ruang, dan perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik, dan survei potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi.

b. Fungsi

Pengukuran dan Pemetaan mempunyai fungsi:

1) Pelaksanaan kebijakan teknis survei, pengukuran, dan pemetaan bidang tanah, ruang, dan perairan; perapatan kerangka dasar pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik, dan survei potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi

2) Pelaksanaan perapatan kerangka dasar orde 3, dan orde 4 serta pengukuran batas kawasan/wilayah

3) Pelaksanaan pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, dan ruang

4) Pelaksanaan pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik serta survei potensi tanah

5) Pelaksanaan bimbingan tenaga teknis, surveyor berlisensi, dan pejabat penilai tanah


(34)

6) Pelaksanaan pemeliharaan, pengelolaan, dan pengembangan peralatan teknis, dan teknologi komputerisasi.

4. Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah a. Tugas

Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas mengkoordinasikan, dan melaksanakan penyusunan program, pemberian perijinan, pengaturan tanah pemerintah, pembinaan, pengaturan, dan penetapan hak tanah, pembinaan pendaftaran hak atas tanah, dan komputerisasi pelayanan.

b. Fungsi

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai fungsi:

1) Pelaksanaan kebijakan teknis pengaturan dan penetapan hak tanah 2) Penetapan hak tanah, perairan, ruang atas tanah, dan ruang bawah

tanah, yang meliputi pemberian, perpanjangan, dan pembaharuan hak tanah

3) Pembinaan dan pengendalian proses serta pelaksanaan kewenangan pemberian hak atas tanah

4) Pengelolaan administrasi tanah-tanah instansi pemerintah, tukar-menukar, dan penaksiran tanah, dan mengadministrasikan atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara, daerah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah

5) Pemberian rekomendasi dan perijinan hak tanah bekas milik Belanda dan bekas tanah asing lainnya dalam rangka penetapan hak dan hak pengelolaan

6) Penyusunan telaahan permasalahan dalam rangka penyelesaian penetapan hak dan hak pengelolaan

7) Pendataan tanah bekas tanah hak dan penyajian informasi hak-hak tanah


(35)

17

8) Pengaturan sewa tanah untuk bangunan, dan hak-hak lain yang berkaitan dengan tanah

9) Pemberian ijin pengalihan dan pelepasan hak tanah tertentu

5. Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan a. Tugas

Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan urusan penatagunaan tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan, dan kawasan tertentu lainnya, land reform, dan konsolidasi tanah.

b. Fungsi

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan koordinasi pelaksanaan land reform, penatagunaan tanah, konsolidasi tanah, dan penataan pertanahan kawasan tertentu

2) Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah

3) Pelaksanaan kebijakan pengaturan dan penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah

4) Penyiapan rencana persediaan tanah, peruntukan, pemeliharaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah

5) Penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan,dan kawasan tertentu lainnya

6) Penyiapan dan penetapan neraca perubahan dan neraca kesesuaian penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, dan neraca ketersediaan tanah provinsi dan kabupaten/kota

7) Penyiapan dan pelaksanaan pola penyesuaian penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan fungsi kawasan

8) Penetapan kriteria kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah serta penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka perwujudan fungsi kawasan/zoning


(36)

6. Kepala Seksi Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan a. Tugas

Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan program pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.

b. Fungsi

Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi:

1) Penyusunan rencana dan program pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat

2) Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat

3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan, evaluasi, dan penertiban kebijakan dan program pertanahan, program sektoral, dan pengelolaan tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis serta saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan rekomendasi, pembinaan, dan peringatan serta penertiban dan pendayagunaan dalam rangka pengelolaan tanah negara serta penanganan tanah terlantar dan tanah kritis

4) Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum atas tanah terlantar

5) Inventarisasi potensi masyarakat marjinal, asistensi, fasilitasi, dan peningkatan akses ke sumber produktif

6) Bimbingan masyarakat, lembaga masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra kerja pertanahan dalam rangka pengelolaan pertanahan


(37)

19

7) Pengkoordinasian dan kerjasama dengan lembaga pemerintah provinsi dan non pemerintah, serta supervisi terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat dan kelembagaan oleh Kantor Pertanahan

8) Pengelolaan basis data pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat.

7. Kepala Seksi Sengketa Konflik dan Perkara a. Tugas

Bidang Sengketa Konflik dan Perkara Pertanahan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis penanganan sengketa, konflik, dan perkara pertanahan.

b. Fungsi

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan mempunyai fungsi:

1) Penyusunan rencana dan program di bidang penanganan sengketa, konflik, dan perkara pertanahan

2) Pelaksanaan penanganan sengketa, konflik, dan perkara pertanahan 3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan sengketa,

konflik,dan perkara pertanahan

4) Penyiapan bahan dan penanganan masalah, sengketa, dan konflik pertanahan secara hukum dan non hukum; mediasi dan fasilitasi penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan; penanganan perkara di pengadilan

5) Penyiapan usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusan-putusan lembaga peradilan

6) Penelitian data dan penyiapan pembatalan serta penyiapan usulan rekomendasi dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan tanah

7) Pengkoordinasian dan bimbingan teknis penanganan sengketa, konflik, dan perkara pertanahan


(38)

2.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pertanahan Kota Cimahi

Tugas pokok Kantor Pertanahan Kota Cimahi adalah melaksanakan kewenangan daerah di bidang pertanahan serta tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat atau pemerintah propinsi Jawa Barat atau Pemerintah kota. Selanjutnya fungsi dari Kantor Pertanahan Kota Cimahi adalah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut [8]:

a. Penyusunan rencana program dan penganggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan.

b. Pelayanan, perijinan dan rekomendasi dibidang pertanahan.

c. Pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan dasar, pengukuran dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematikdan survey potensi tanah.

d. Pelaksanaan penta gunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah, dan penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu.

e. Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak atas tanah, pendaftaran hak atas tanah, pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah asset pemerintah. f. Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah

terlantar, dan tanah kritis, peningkatan pertisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

g. Penanganan konflik, sengketa, dan perkara pertanahan. h. Pengkoordinasian pemangku kepentingan penguna tanah.

i. Pengelolaan sistem informasi manajeman pertanahan Nasional (SIMTANAS).

j. Pemberian penerangan dan informasi pertanahan kepada masyarakat, pemerintah dan swasta.

k. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan.

l. Pengkoordinasian pengembangan sumber daya manusia (SDM) pertanahan m. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana,


(39)

21

2.1.5. Tempat Kedudukan Kantor Pertanahan Kota Cimahi

Kantor Pertanahan Kota Cimahi berkedudukan di Jalan Encep Kartawiria No. 21A Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat.

2.1.6. Logo Kantor Pertanahan Kota Cimahi

Gambar 2.2 Logo Kantor Pertanahan Kota Cimahi

2.2.Landasan Teori 2.2.1. Sistem Informasi

2.2.1.1.Konsep Dasar Data dan Informasi

Data didefinisikan sebagai bahan keterangan tentang kejadian nyata atau suatu fakta yang dirumuskan dalam sekelompok lambang tertentu. Data digunakan sebagai bahan dalam suatu proses pengolahan data. Data dapat berupa catatan dalam kertas, buku, ataupun tersimpan sebagai file dalam basis data.[10]

Sedangkan informasi merupakan hasil pegolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting dan memiliki kegunaan sebagai dasar dalam suatu pengambilan keputusan. Adapun siklus informasi yang dapat dijelaskan yakni, data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol seperti huruf-huruf, angka-angka, bentuk suara, sinyal-sinyal, gambar-gambar dan sebagainya. Penjelasan gambar dapat dilihat di bawah ini [5] :


(40)

Gambar 2.3 Siklus Informasi

Kualitas dari suatu informasi tergantung dalam tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya dan relevan.

1. Informasi harus akurat, informasi harus terbebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi samapai ke penerimanaya banyak kemungkinan akan terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah dan merubah informasi tersebut. 2. Informasi harus tepat waktu, sehingga tidak ada keterlambatan pada saat

membutuhkan. Karena apabila informasi telah usang, maka informasi tidak akan mempunyai nilai lagi.

3. Informasi harus relevan, benar-benar terasa manfaatnya bagi yang membutuhkan.

2.2.1.2.Konsep Dasar Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang salang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.

Sistem memiliki empat elemen dasar yang saling berkaitan, antara lain: 1. Masukan

Masukan berkaitan dengan menangkap dan merakit elemen yang masuk kedalam sistem dan akan diproses.

2. Proses

Melibatkan proses transformasi yang mengubah masukan menjadi keluaran.

3. Keluaran


(41)

23

4. Unit Penyimpanan

Disebut juga dengan memori sekunder yakni suatu unit penyimpanan yang diperlukan sebagai alat penyimpanan data dalam bentuk basis data.

Gambar 2.4 Alur Elemen Sistem

2.2.1.3.Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan tujuan (goal) atau sasaran (objectives) [4].


(42)

2.2.1.4.Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi merupakan hal yang penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi bisa didapatkan dari suatu sistem informasi (information system) atau disebut juga dengan processing systems atau information-generating systems.

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam organisasi yang ditujukan untuk memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian interna maupun eksternal yang penting serta menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

2.2.1.5. Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi pada setiap fungsi operasional dalam manajemen dan setiap level manajemen jelas memiliki perbedaan. Kebutuhan informasi tersebut tergantung pada tiga faktor, yaitu :

1. Fungsi operasional 2. Kegiatan manajemen 3. Pembuatan keputusan

Perbedaan kebutuhan informasi terletak pada isi dan ciri informasi yang dibutuhkan. Isi informasi untuk setiap fungsi operasional tergantung pada fungsi masing-masing. Sedangkan ciri informasi bergantung pada tingkat kegiatan manajemen yang mempengaruhi pembuatan suatu keputusan.

2.2.1.6.Komponen Sistem Informasi

Berikut adalah komponen sistem informasi : 1. Manusia (brainware)

Manusia yang terlibat dalam suatu sistem informasi meliputi, operator, programmer, system analyst, manajemen sistem informasi, manajer tingkat operasioanl ,manajer tingkat manajerial, DBA, serta individu lain yang terlibat di dalamnya.


(43)

25

2. Perangkat keras (hardware)

Perangkat keras dalam sistem informasi meliputi perangkat-perangkat yang digunakan oleh sistem komputer untuk masukan dan keluaran (input/output device), memori, modem, pengolah (processor) dan peragkat lainnya.

3. Perangkat lunak (software)

Perangkat lunak dalam sistem informasi adalah berupa program-program komputer yang meliputi sistem operasi (operating system), bahasa pemrograman, dan program-program aplikasi.

4. Berkas basis data (file)

Berkas merupakan kumpulan data di dalam basis data yang disimpan dengan cara tertentu sehingga dapat digunakan kembali dengan mudah dan cepat.

5. Prosedur (procedure)

Prosedur meliputi prosedur pengoperasian untuk sistem informasi, manual serta dokumen-dokumen yang memuat aturan-aturan yang berhubungan dengan sistem informasi dan lainnya.

2.2.2. Basis Data

2.2.2.1.Pengertian Basis Data

Basis Data tersusun dari dua kata, yakni basis dan data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (siswa, pembeli, pelanggan) barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

Basis data sendiri dapat diartikan sebagai suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tidak perlu suatu kerangkapan data (controller redudancy), disimpan dengan cara-cara tertentu sehingga mudah digunakan dan ditampilkan kembali secara optimal.


(44)

2.2.2.2.Manfaat Basis Data

Penyusunan basis data dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pada saat pengolahan data. Basis data yang dikembangkan dengan benar akan memberikan beberapa manfaat,yaitu :

a. Kecepatan dan kemudahan (Speed)

Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan atau manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah daripada jika menyimpan data secara manual seeperti penggunaan buku dan catatan. Ataupun secara elektronik yakni dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk spread sheet atau dokumen teks biasa.

b. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)

Dengan adanya basis data, maka efisiensi dan optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena dapat melakukan penekanan jumlah redundansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.

c. Keakuratan (Accuracy)

Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan/penyimpanan data.

d. Ketersediaan (Availability)

Kebutuhna informasi dari para pemakai umumnya dapat terjadi secara rutin maupun tiba-tiba. Basis data dirancang agar mampu mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan semaksimal mungkin. Kelengkapan dan ketersediaan akses data dalam basis data akan memudahkan pengguna untuk selalu mengakses setiap saat, dengan cara yang berbeda-beda.


(45)

27

e. Kelengkapan (Completeness)

Lengkap tidaknya data yang dikelola dalam sebuah basis data bersifat relatif (baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu).

f. Keamanan (Security)

Dapat menentukan pemakai siapa saja yang boleh menggunakan basis data berserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.

g. Kebersamaan Pemakaian (Sharebility)

Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja atau di satu lokasi saja atau oleh satu system atau aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser akan dapat memenuhi kebutuhan ini tetapi tetap dengan menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data yang (data yang tidak konsisten) atau kondisi deadlock yakni banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data.

2.2.3. Berorientasi Objek

2.2.3.1.Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented Programming)

Konsep dari pemrograman berorientasi objek adalah bahwa pemecahan suatu masalah dibagi ke dalam objek. Data dan fungsi-fungsi yang akan dioperasikan, digabungkan menjadi satu kesatuan yang disebut dengan objek. Ada beberapa konsep utama OOP antara lain [11]:

1. Class

Merupakan kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh 'class of mobil' adalah suatu unit yang terdiri atas definisi-definisi data dan fungsi-fungsi yang menunjuk pada berbagai macam perilaku/turunan dari mobil.

2. Objek

Membungkus data dan fungsi bersama menjadi suatu unit dalam sebuah program komputer; objek merupakan dasar dari modularitas dan struktur


(46)

dalam sebuah program komputer berorientasi objek. Contoh nya : Mobil, Motor, Sepeda

3. Abstraksi

Kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti. Setiap objek dalam sistem melayani sebagai model dari "pelaku" abstrak yang dapat melakukan kerja, laporan dan perubahan keadaannya, dan berkomunikasi dengan objek lainnya dalam sistem, tanpa mengungkapkan bagaimana kelebihan ini diterapkan. Proses, fungsi atau metode dapat juga dibuat abstrak, dan beberapa teknik digunakan untuk mengembangkan sebuah pengabstrakan.

4. Inheritance (pewarisan)

Dalam konsep ini kita dapat membuat suatu class baru yang bentuknya dapat disamakan dengan class yang sebelumnya. Merupakan bentuk yang lebih spesifik dari Object misalnya Mobil maka inheritance dari mobil adalah dapat berupa Mobil Truk Tronton, Mobil Truk FUSO, Mobil Sedan, Mobil Pick up. 5. Encapsulation (enkapsulasi)

Biasa disebut dengan istilah membungkus sebuah informasi yang akan menghasilkan sebuah objek. Tujuannya agar informasi yang dihasilkan tidak menyebar keluar dari aturan yang ada.

6. Polymorphism

Konsep ini mengembangkan konsep pada pewarisan dimana kita dapat membuat dan menghasilkan sebuah class baru yang dapat diperluas kembali menjadi banyak bentuk.

2.2.4. UML

2.2.4.1.Pengertian UML

UML merupakan singkatan dari Unified Modeling Language. UML adalah bahasa pemodelan untuk menspesifikasikan, memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan artifak-artifak dari sistem. UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung.


(47)

29

2.2.4.2. Diagram UML

UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. UML mendeskripsikan OOP (Object Oriented Programming) dengan beberapa diagram, diantaranya [11]:

1. Use case diagram

Pemodelan yang digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.

2. Use case scenario

Skenario use case digunakan untuk memudahkan dalam menganalisa skenario yang akan digunakan pada fase-fase selanjutnya.

3. Activity diagram

Workflow (aliran kerja) atau aktifitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Activity diagram juga banyak digunakan untuk urutan pengelompokkan tampilan dari sistem / user interface yang setiap aktifitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.

4. Sequence diagram

Diagram sekuen menggambarkan perilaku objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu, untuk menggambar sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat scenario yang ada pada use case.

5. Class diagram

Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.


(48)

6. Deployment diagram

Deployment diagram merupakan salah satu bagian dari diagram UML (Unified Modeling Language) yang berfungsi untuk menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi.

Diagram deployment juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut:

a) Sistem client dan server

b) Sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan dari suatu device (peralatan), node, dan hardware.

2.2.5. Internet

Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya yang terhubung melalui protokol TCP/IP. Dalam mengatur integrasi dan komunikasi jaringan komputer ini menggunakan protokol yaitu TCP/IP. TCP (Transmission Control Protocol) bertugas untuk memastikan bahwa semua hubungan bekerja dengan benar, sedangkan IP (Internet Protocol) yang mentransmisikan data dari satu komputer ke komputer lain. TPC/IP secara umum berfungsi memilih rute terbaik transmisi data, memilih rute alternatif jika suatu rute tidak dapat di gunakan, mengatur dan mengirimkan paket-paket pengiriman data [5].

2.2.6. World Wide Web (WWW)

Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semua baik bersifat statis maupun dinams yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan melalui jaringan-jaringan halaman dokumen web yang ditampilkan dalam browser.


(49)

31

2.2.7. Aplikasi Web

Aplikasi web pada awalnya dibangun hanya dengan menggunakan bahasa yang disebut dengan HTML dan protokol yang dinamakan Hypertext Transfer Protocol (HTTP). Pada perkembangan berikutnya sejumlah script dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML, antara lain script PHP dan Active Server Pages (ASP), sedangkan contoh berupa objek adalah Applet (Java). Aplikasi web sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Web statis, dibentuk dengan HTML saja. Kekurangan aplikasi ini hanya terletak pada keharusan untuk memelihara program secara terus menerus untuk megikuti perubahan yang terjadi.

2. Web dinamis, yang terdiri dari server-side scripting seperti script ASP dan PHP dan client-side scripting seperti Vbscript ataupun Javascript. Web dinamis mengatasi kekurangan web statis karena aplikasi web yang dinamis memanfaatkan kemampuan server web untuk mengakses sistem database.

2.2.8. Pelayanan Perubahan Hak Tanah

Pelayanan perubahan hak tanah terdiri atas kata pelayanan dan perubahan hak tanah. Pelayanan memiliki arti menurut Munir (1991) sebagai pelayanan aktivitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain sesuai dengan haknya. Sedangkan perubahan hak tanah adalah perubahan hak lama atas tanah menjadi hak baru. Yang dimaksud hak-hak lama adalah hak-hak atas tanah sebelum berlakunya UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria) dan yang dimaksud hak-hak baru adalah hak-hak yang memuat UUPA khususnya Hak Milik, Hak Guna Bangunan,Hak Guna Usaha dan Hak pakai.

Pelayanan Perubahan Hak Tanah merupakan salah satu pelayanan yang disediakan oleh Badan Pertanahan Nasional untuk setiap daerah meliputi provinsi, kabupaten, dan kota. Dalam perubahan hak tanah terdapat empat macam yakni perubahan Hak Milik, Hak Guna Bangunan,Hak Guna Usaha dan Hak pakai. Namun pada penelitian ini, penulis hanya mengkhususkan dua proses perubahan hak tanah yakni Hak Guna Bangunan dan Hak Milik [6].


(50)

Dalam perubahan Hak Guna Bangunan dan Hak Milik, terdapat dua macam perubahan yang disediakan dalam pelayanan kantor pertanahan yakni, peningkatan hak tanah dan penurunan hak tanah. Hal ini dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan dari pemegang hak atas tanah tersebut.

1. Peningkatan Hak Tanah

Menurut Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 1998 tentang Pemberian Hak Milik atas Tanah untuk Rumah Tinggal (“Kepmeneg Agraria No.6/1998”), terdapat 2 (dua) cara untuk meningkatkan hak atas tanah menjadi Hak Milik:

a. Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atas tanah untuk rumah tinggal

kepunyaan perseorangan Warga Negara Indonesia (“WNI”) yang luasnya

600 m2 atau kurang, atas permohonan yang bersangkutan dihapus dan diberikan kembali kepada bekas pemegang haknya dengan Hak Milik. b. Tanah Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atas tanah untuk rumah tinggal

kepunyaan perseorangan WNI yang luasnya 600m2 atau kurang yang sudah habis jangka waktunya dan masih dipunyai oleh bekas pemegang hak tersebut, atas permohonan yang bersangkutan diberikan Hak Milik kepada bekas pemegang hak.

Untuk pemberian Hak Milik tersebut, penerima hak harus membayar uang pemasukan kepada Negara sesuai ketentuan yang berlaku. Permohonan pendaftaran Hak Milik diajukan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya setempat dengan surat sesuai bentuk sebagaimana yang terdapat dalam lampiran Kepmeneg Agraria No.6/1998 disertai dengan:

a. Sertifikat tanah yang bersangkutan.

b. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan yang mencantumkan bahwa bangunan tersebut digunakan untuk rumah tinggal

c. Fotokopi akte Jual Beli

d. Fotokopi SPPT PBB yang terakhir. e. Bukti identitas pemohon.


(51)

33

2. Penurunan Hak Tanah

Menurut Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 1997 tentang Perubahan Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai dan Hak Guna Bangunan menjadi Hak Pakai

(“Kepmeneg Agraria No.16/1997”), terdapat 2 (dua) macam hak atas tanah yang dapat diturunkan, yaitu:

a. Hak Milik dapat diturunkan menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai dengan jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun dan 25 (dua puluh lima) tahun. b. Hak Guna Bangunan atas Tanah Negara atau atas tanah Hak Pengelolaan

kepunyaan perseorangan WNI atau badan hukum Indonesia diturunkan menjadi Hak Pakai atas permohonan pemegang hak atau kuasanya dengan jangka waktunya 25 (dua puluh lima) tahun.

Permohonan untuk mengubah Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai dan Hak Guna Bangunan menjadi Hak Pakai diajukan kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat dengan disertai:

1. Sertifikat Hak Milik atau Hak Guna Bangunan yang dimohon perubahan haknya, atau bukti pemilikan tanah yang bersangkutan dalam hal Hak Milik yang belum terdaftar.

2. Kutipan Risalah Lelang yang dikeluarkan oleh pejabat lelang apabila hak yang bersangkutan dimenangkan oleh badan hukum dalam suatu pelelangan umum.

3. Surat persetujuan dari pemegang Hak Tanggungan, apabila hak atas tanah tersebut dibebani Hak Tanggungan.

4. Bukti identitas pemohon.

5. Bukti pelunasan BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan)

Dalam hal Hak Milik yang dimohon perubahan haknya belum terdaftar, maka permohonan pendaftaran perubahan hak dilakukan bersamaan dengan permohonan pendaftaran Hak Milik tersebut dan penyelesaian pendaftaran perubahan haknya dilaksanakan sesudah Hak Milik itu didaftar sesuai ketentuan


(52)

yang berlaku. Dan dalam hal Hak Milik yang dimohon perubahan haknya dimenangkan oleh badan hukum melalui pelelangan umum, maka permohonan pendaftaran perubahan Hak Milik tersebut diajukan oleh badan hukum yang bersangkutan bersamaan dengan permohonan pendaftaran peralihan haknya dan kedua permohonan tersebut diselesaikan sekaligus dengan mendaftar perubahan hak tersebut terlebih dahulu, dan kemudian mendaftar peralihan haknya, dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai Hak Milik yang belum terdaftar yang telah dibahas sebelumnya.

2.2.9. Metode Servqual

Metode Servqual disebut juga dengan metode service quality merupakan metode pengukuran kualitas pelayanan yang paling banyak digunakan dalam berbagai instansi, baik instansi pemerintahan maupun instansi umum atau swasta. Disamping itu, metode servqual dipandang memenuhi syarat validitas dan reliabilitas secara statistik.

Metode servqual terdiri atas lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu [1]:

1. Tangibles (bukti terukur), menggambarkan fasilitas fisik, perlengkapan, dan tampilan dari personalia serta kehadiran para pengguna.

2. Reliability (keandalan), merujuk kepada kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan handal.

3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kesediaan untuk membantu

pelanggan serta memberikan perhatian yang tepat.

4. Assurance (jaminan), merupakan karyawan yang sopan dan

berpengetahuan luas yang memberikan rasa percaya serta keyakinan

5. Empathy (empati), mencakup kepedulian serta perhatian individual kepada para pengguna.

Penilaian kualitas pelayanan dapat diukur karena tiga alasan, yaitu:

1. Hasil pengukuran dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antara sebelum dan sesudah terjadinya perubahan pada suatu organisasi


(53)

35

2. Pengukuran diperlukan untuk menemukan letak permasalahan yang terkait dengan kualitas

3. Hasil pengukuran diperlukan untuk menetapkan standar pelayanan kualitas.

Adapun riset kuantitatif yang telah dikembangkan dan menghasilkan instrumen yang terdiri dari dua bagian:

1. Bagian ekspektasi, yakni untuk menentukan ekspektasi umum atau harapan konsumen terhadap jasa yang tersedia.

2. Bagian persepsi, yakni untuk mengukur taksiran konsumen terhadap perusahaan penyedia jasa yang pada kategori tertentu.

2.2.9.1. Proses Penggunaan Metode Servqual.

Terdapat beberapa langkah untuk melaksanakan pengukuran kualitas layanan sistem informasi dengan menggunakan metode Servqual, yaitu [3]:

1. Langkah 1 : Menentukan atribut dari dimensi yang akan diukur.

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi dalam nilai. Adapun atribut yang akan di ukur untuk mengetahui kualitas layanan dengan menggunakan metode servqual adalah hala-hal yang berkaitan dengan dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty.

2. Langkah 2 :: Membuat dan menyebar kuisioner

Pembuatan kuisioner dilakukan dengan mengaju kepada variabel-variabel dan dimensi yang sudah ditentukan. Selanjutnya kuisioner tersebut disebar secara langsung kepada responden terpilih dengan memperhatikan karakteristik serta metode pengambilan sampel yang sesuai dengan kondisi dilapangan.

Sampel minimum penyebaran kuisioner diambil dari tipe penelitian korelasi, yakni pengambilan sampel minimum berjumlah 30 subjek atau responden.

Dalam penyebaran kuisioner ada dua macam kuisioner yang diajukan untuk menilai suatu pelayanan, yakni adalah :


(54)

i. Kuisioner Pelayanan Menurut Harapan dari pelanggan

Kuisioner ini disebut juga dengan kuisioner harapan (ekspetasi). Pelanggan dapat mengisikan kuisioner berdasarkan harapan yang diinginkan dalam pelayanan yang tersedia.

ii. Kuisioner Pelayanan berdasarkan Kerja Nyata

Kuisioner ini disebut juga dengan kuisioner persepsi. Kuisioner ini didasarkan dari pengisian pelanggan yang melihat dan merasakan kinerja nyata dari pelayanan yang tersedia.

3. Langkah 3 : Mengolah data hasil kuisioner.

Data hasil penyebaran kuisioner sebelum dianalisis dilakukan proses editing kemudian dilakukan proses tabulasi dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabulasi. Selanjutnya hasil pengolahan tersebut dapat diolah dengan menggunakan model statistika.

Berikut adalah langkah-langkah dalam pengolahan data hasil kuisioner : i. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk melihat kecocokan alat ukur yang digunakan. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Momen Pearson.

=

�( )−( )

� − [� −( ) ]... 2.1

Dimana :

r = koefisien validitas item yang dicari n = jumlah responden

Σx = jumlah skor dalam distribusi x

Σy = jumlah skor dalam distribusi y

x2 = jumlah kuadrat pada masing-masing skor x y2 = jumlah skor pada masing-masing skor y


(55)

37

ii. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan unntuk melihat kekonsistenan hasil pengukuran kuisioner. Metode statistika yang digunakan dalam uji reliabilitas ini adalah metode Alpha Cronbach.

=

�−

[

��

��

]

... 2.2 Dimana :

r = koefisien reliabilitas instrument (Cronbach Alpha) k = banyaknya butir pernyataan atau soal

σb2 = total varians butir σt2 = total varians

iii. Nilai Indeks Kinerja (NIK) Kepuasan Pelanggan

Menentukan skor rata-rata tingkat pelaksanaan atau kepuasan serta tingkat kepentingan (harapan). Menentukan yaitu rata dari rata-rata skor tingkat kepuasan atas seluruh faktor atau atribut dan yaitu rata-rata dari skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.

=

(� . )

... 2.3 Dimana :

N = penilaian untuk setiap 1 variabel pertanyaan X = skala likert (1,2,3,4,5)

K = banyak responden

i = NIK (dinyatakan dengan atau )

4. Langkah 4 :: Menganalisis data hasil pengolahan kuisioner

Hasil analisis dari pengolahan kuisioner merupakan target yang akan dijadikan tujuan pencapaian tingkat kualitas yang ada. Hasil akhirnya dapat dinyatakan dalam nilai numerik yang digambarkan melalui diagram kartesius. Diagram kartesius merupakan bagan yang dibagi atas empat bagian yang


(56)

dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada dan . merupakan rata-rata dari rata rata skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan pelanggan atas seluruh faktor atau atribut dan adalah rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian dalam diagram kartesius.

Gambar 2.6 Substansi Diagram Kartesius

Keterangan:

1. Kuadran I (Prioritas Utama)

Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan konsumen, termasuk unsur-unsur yang dianggap sangat penting namun manajemen belum dapat melaksanakan sesuai keinginan konsumen, sehingga dianggap mengecewakan dan tidak puas.

2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi)

Menunjukkan unsur jasa yang telah berhasil dilaksanakan oleh suatu instansi. Dengan itu wajib bagiinstansi tersebut untuk mempertahankannya. Karena dianggap sangat penting dan memuaskan bagi konsumen.

I II


(57)

39

3. Kuadran III (Prioritas Rendah)

Menunjukkan faktor atau atribut yang dinyatakan kurang penting bagi konsumen namun pelaksanaannya dilakukan oleh instansi tersebut secara biasa-biasa saja karena dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. 4. Kuadran IV (Prioritas Sangat Rendah atau Berlebihan)

Menunjukkan atribut yang mempengaruhi konsumen kurang penting akan tetapi pelaksanaanya berlebihan sehingga dianggap kurang penting namun sangat memuaskan [8].

2.2.10. Tools Yang Digunakan Untuk Membangun Aplikasi

Dalam membangun aplikasi diperlukan beberapa tool, yang dijelaskan pada sub bab–sub bab di bawah ini.

2.2.10.1. .NET

.NET seringkali juga dapat diartikan sebagai platform, yang merupakan suatu lingkungan terpadu untuk pengembangan dan eksekusi untuk berbagai macam bahasa pemrograman dan kumpulan library untuk bekerja sama membuat dan menjalankan aplikasi berbasis windows yang lebih mudah untuk dibuat, diatur, didistribusikan, dan diintegrasikan dengan sistem jaringan lain.

Dalam perkembangannya, .NET seringkali dikaitkan pula dengan versi Visual Studio yang sesuai dengan dukungan versi yang bersangkutan untuk pengembangan aplikasi. Berikut ini versi .NET dan versi Visual Studio yang terkait [4]:

1. .NET 1.0 dan Visual Studio .NET (atau seringkali disebut juga dengan Visual Studio .NET 2002)

2. .NET 1.1 dan Visual Studio .NET 2003 3. .NET 2.0 dan Visual Studio 2005

4. .NET 3.0 dan Visual Studio 2005 dengan tambahan add in untuk WPF, WCF dan WF

5. .NET 3.5 dan Visual Studio 2008 6. .NET 4.0 dan Visual Studio 2010 7. .NET 4.5 dan Visual Studio 2012


(58)

2.2.10.2. Framework .NET

Framework .NET merupakan suatu komponen Windows yang terintegrasi yang dibuat dengan tujuan pengembangan berbagai macam aplikasi serta menjalankan aplikasi generasi mendatang. Berikut ini adalah gambar dari struktur Framework .NET :

Gambar 2.7 Framework .NET A. Tujuan Framework .NET

Framework .NET memiliki tujuan diantaranya adalah :

1. Untuk menyediakan environment kerja yang aman dalam hal pengeksekusian kode, termasuk kode yang dibuat oleh pihak ketiga (third party).

2. Untuk menyediakan environment kerja yang dapat mengurangi masalah pada persoalan performa dari kode atau dari lingkungan interpreter nya. 3. Membuat para developer lebih mudah mengembangkan berbagai macam

jenis aplikasi yang lebih bervariasi, seperti aplikasi berbasis windows, smart device dan aplikasi berbasis web.

4. Membangun semua komunikasi yang ada di dalam standar industri untuk memastikan bahwa semua kode aplikasi yang berbasis Framework.NET dapat berintegrasi dengan berbagai macam kode aplikasi lain.


(59)

41

B. Arsitektur Framework .NET

Framework .NET terdiri dari dua buah komponen utama, yaitu CLR (Common Language Runtime) merupakan pondasi utama dari Framework .NET . Berikut ini beberapa hal yang disediakan CLR bagi para developer :

a. Dapat lebih menyederhanakan proses pengembangan aplikasi.

b. Memungkinkan adanya variasi dan integrasi dari berbagai bahasa pemrograman yang ada di lingkungan Framework .NET.

c. Keamanan dengan melakukan identing pada kode aplikasi. d. Bersifat assembly pada saat proses deployment / kompilasi. e. Melakukan versioning sebuah komponen yang bisa didaur ulang. f. Memungkinkan penggunaan kembali kode, dengan adanya sifat

inheritance.

g. Melakukan pengaturan / manajemen tentang lifetime sebuah objek. h. Melakukan penganalisaan objek–objek secara otomatis.

Dengan adanya fungsi CLR ini, maka aplikasi berbasis .NET biasa juga disebut dengan managed code. Sedangkan aplikasi di luar itu biasa disebut dengan unmanaged code CLR akan melakukan kompilasi kode-kode aplikasi kita menjadi bahasa assembly MSIL (Microsoft Intermediate Language) Proses kompilasi ini sendiri dilakukan oleh komponen yang bernama JIT (Just In Time). JIT hanya akan mengkompilasi metode-metode yang memang digunakan dalam aplikasi. Dan hasil kompilasi ini sendiri di chace di dalam mesin dan akan dikompile kembali jika memang ada perubahan pada kode aplikasi kita.

.NET Framework Class Library atau kadang juga sering disebut dengan BCL (Base Class Library).Koleksi dari reusable types yang sangat terintegrasi secara melekat dengan CLR Class library bersifat berorientasi terhadap objek yang akan menyediakan types dari fungsi-fungsi managed code. Hal ini tidak hanya berpengaruh kepada kemudahan dalam hal penggunaan, tetapi juga dapat mengurangi waktu yang diperlukan pada saat eksekusi. Dengan sifat tersebut, maka komponen pihak ketiga akan dengan mudah diaplikasikan ke dalam aplikasi yang dibuat.Dengan adanya BCL ini, maka kita bisa menggunakan Framework .NET untuk membuat berbagai macam aplikasi, seperti :


(1)

4.2.3.2. Wawancara Pegawai

Pegawai diwawancarai dalam penggunaan sistem informasi yang dibangun. Wawancara dilakukan dengan mengajukan tiga pertanyaan. Adapun pegawai yang diwawancarai diantaranya adalah :

1) Staf Pengelola (TU)

a. Bagaimana kemudahan penggunaan aplikasi ini?

Mungkin ini masih menjadi hal yang baru bagi saya sebagai pengguna sistem. Dimana sebelumnya proses pelayanan masih berupa fisik. Untuk penggunaannya terbilang cukup mudah, asalkan kita mengetahui alur proses dari sistem ini sendiri.

b. Apakah aplikasi ini membantu proses menangani kebutuhan pemohon dan disamping itu apakah dapat membantu pegawai dalam proses pelayanan?

Sangat membantu sekali untuk keduanya: untuk pemohon dapat memberikan kemudahan karena dapat mengakses sitem ini di berbagai tempat. Sedangkan untuk pegawai, hal ini cukup membantu walaupun tidak sepenuhnya bersifat komputerisasi tapi sudah cukup memenuhi kebutuhan pelayanan kami di Kantor Pertanahan Cimahi.

c. Apakah ada saran untuk pengembangan aplikasi ini?

Aplikasi ini terlihat masih sangat sederhana desainnya. Perlu diperbanyak lagi fitur-fitur tambahan yang memungkinkan web ini bisa membuat orang menarik menggunakannya.

2) Kepala Subseksi PHI

a. Bagaimana kemudahan penggunaan aplikasi ini?

Hal ini merupakan hal yang baru untuk Kantor Pertanahan Cimahi. Kemudahan penggunaan aplikasi ini relatif, karena dalam penggunaaanya masih diperlukan penyesuaian untuk setiap personalnya. Tapi sejalan dengan waktu pasti semuanya bisa membiasakan hal ini, lagipula hal ini berguna demi kemajuan pelayanan Kantor Pertanahan Cimahi itu sendiri.


(2)

183

b. Apakah aplikasi ini membantu proses menangani kebutuhan pemohon dan disamping itu apakah dapat membantu pegawai dalam proses pelayanan? Menurut saya hal ini bisa sekali membantu, dimana dalam sistem ini pemohon mempunyai hak untuk dapat melakukan permohonan secara online sehingga tidak usah bulak-balik ke kantor pertanahan untuk mengecek berkas. Karena sewaktu-waktu keterlambatan itu pasti terjadi, tidak bisa dipungkiri. Kalau bagi pegawai mungkin ini menjadi pekerjaan baru karena belum terbiasanya penggunaan sistem ini, namun demi kemajuan pelayanan Kantor Pertanahan Cimahi pegawai bisa melakukan hal tersebut dengan penuh tanggung jawab.

c. Apakah ada saran untuk pengembangan aplikasi ini?

Mungkin yang lebih terlihat yaitu dari tampilannya, warna yang digunakan kedepannya bisa dirubah menjadi warna coklat. Sebagai penggabaran sebuah instansi yang mengurusi permasalahan di bidang pertanahan. Untuk lihat lebih jelasnya lihat di website BPN itu sendiri.

3) Kepala Seksi HTPT

a. Bagaimana kemudahan penggunaan aplikasi ini?

Kemudahan penggunaan aplikasi itu bisa dilatih. Asal kita terbiasa, maka kedepannya juga akan jadi mudah. Saya sangat mendukung adanya penerapan aplikasi ini di Kantor Pertanahan Cimahi.

b. Apakah aplikasi ini membantu proses menangani kebutuhan pemohon dan disamping itu apakah dapat membantu pegawai dalam proses pelayanan?

Ya, aplikasi ini sangat membatu penanganan kebutuhan pemohon. Implementasinya akan lebih mudah dan jelas praktis digunakan untuk pemohon dalam mengajukan permohonan perubahan hak tanah. Tidak hanya itu, pemohon pun dipersilahkan untuk dapat menilai hasil kinerja kami. Yang kedepannya juga akan menjadi bahan acuan


(3)

bagi kami pegawai kantor pertanahan untuk melaksanakan visi dalam rangka mewujudkan kondisi untuk menjawab tuntutan masyarakat. c. Apakah ada saran untuk pengembangan aplikasi ini?

Ada poin-poin yang akan saya tampilkan untuk kemajuan aplikasi ini di yang akan datang, seperti penggunaan huruf pada tampilan jangan terlalu kecil, lebih diperbesar lagi. Warna tampilannya lebih disesuaikan dengan profil instansi agar disamakan juga seperti portal BPN dan juga web BPN RI.

4) Kepala Kantor Pertanahan

a. Bagaimana kemudahan penggunaan aplikasi ini?

Menurut saya sendiri, sistem ini cukup mudah digunakan dan sangat bermanfaat sekali untuk direalisasikan di kantor Pertanahan Cimahi. Karena sebelumnya sistem seperti ini digunakan untuk kantor wilayah provinsi. Jadi merupakan langkah yang cukup besar untuk memajukan pelayanan khususnya di kantor Pertanahan Cimahi ini. Kebutuhan masyrakat akan internet pun sudah bukan hal yang tabu lagi bagi sebagian besar orang. Melihat akan hal itu, maka penggunaan aplikasi ini dirasa tidak akan terlalu sulit digunakan.

b. Apakah aplikasi ini membantu proses menangani kebutuhan pemohon dan disamping itu apakah dapat membantu pegawai dalam proses pelayanan?

Tentunya, karena pemohon bisa melakukan pelayanan online belum lagi bisa lihat letak berkas yang sudah diproses. Jadi dengan adanya sistem ini, maka pelayanan publik yang tersedia akan bersifat transparansi demi mewujudkan Good Government serta mewujudkan Reformasi birokrasi khususnya di kawasan Kantor Pertanahan Cimahi dan umumnya untuk BPN RI.


(4)

185

c. Apakah ada saran untuk pengembangan aplikasi ini?

Saya rasa sarannya masih dirasa cukup. Tapi untuk kedepannya pengembangan aplikasi ini harus diwujudkan terlebih dahulu melalui sosialisai dan arahan yang mendalam mengenai sistem ini. Dengan adanya hal itu maka penggunaanya jadi relatif efektif dan kedepannya akan terlihat pengembangan selanjutnya bisa dilakukan seperti apa

4.2.3.3. Kesimpulan Hasil Pengujian Beta

Dari hasil pengujian beta yang telah dilakukan yaitu penerapan pelayanan perubahan hak tanah berbasis web ini diapresiasikan oleh pegawai kantor pertanahan khususnya. Dengan adanya sistem informasi diharapkan Kantor Pertanahan dapat melayani lebih baik lagi masyarakat Kota Cimahi.


(5)

185

Bab ini akan membahas tentang kesimpulan yang berisi hasil-hasil yang dicapai setelah dilakukan analisis, desain dan implementasi dari perancangan perangkat lunak yang dibangun. Serta akan dibahas pula saran-saran yang dipergunakan sebagai bahan perbaikan untuk pengembangan perangkat lunak selanjutnya

5.1.Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi ini dapat mempermudah pemohon hak atas tanah dalam memantau pergerakan pengajuan berkas serta melakukan penilaian terhadap pelayanan kantor pertanahan.

2. Aplikasi ini membantu Kepala Kantor Pertanahan dalam mengetahui penilaian kepuasan pelanggan berdasarkan aspek tangibles, reliability, responsiveness,

assurance, dan empathy.

3. Aplikasi ini pun dapat mempermudah Kepala Kantor dalam melohat progressi kerja pegawai diantaranya pada bagian : staf pengelola (TU), Kasubsi PHI (Pendaftaran Hak dan Informasi) dan Kasi HTPT (Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah) dalam melayani proses perubahan hak tanah.

5.2.Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan, maka saran yang dapat dikemukakan agar menjadi bahan perbaikan dan pertimbangan adalah sebagai berikut :

1. Sistem informasi ini dapat melakukan pengolahan data permohonan perubahan hak tanah yang bersifat pribadi dan rahasia. Oleh karena itu, masalah keamanan harus lebih diperhatikan agar sistem dapat tetap terjaga dari pihak yang tidak berwenang.

2. Kepala Kantor Pertanahan hanya dapat melihat hasil penilaian kepuasan pelayanan. Maka perlu diadakannya pengembangan agar selanjutnya Kepala


(6)

186

Kantor Pertanahan dapat menentukan solusi yang tepat dalam penyelesaian masalah keluhan pemohon hak atas tanah.

3. Pemantauan progress kerja pegawai yang dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan masih bersifat umum, yakni hanya sebatas mengetahui jumlah pengajuan berkas yang berjalan di setiap bagiannya. Perlu dirinci kembali pemantauan progress kerja pegawai agar selanjutnya dapat dilakukan penilaian secara personal mengenai kinerja setiap pegawainya.

4. Website ini masih jauh dari sempurna, diharapkan dapat mengembangkan