berarti menunjukkan bahwa kontribusi parsial variabel Earning Per Share hanya mampu menjelaskan 68 terhadap harga saham, sedangkan
sisanya 32 dijelaskan oleh variabel lain. Hasil pengujian hipotesis dengan Uji t telah menunjukkan bahwa dari
ketiga variabel independen yang dipakai dalam penelitian mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan food and
beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa secara simultan uji F model
regresi cocok untuk mengetahui pengaruh Return On Asset, Return on Equity, dan Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan food and
beverage yang go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial uji t dapat diketahui bahwa Return On Asset, Return on Equity dan Earning
Per Share mampu memprediksi perubahan harga saham. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil pengujian secara simultan antara
Return On Assets X
1
, Return on Equity X
2
, dan Earning Per Share X
3
terhadap harga saham Y dengan menggunakan Uji F yang menghasilkan nilai signifikansi 0,000 lebih rendah dari tingkat signifikan 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Asset, Return on Equity, dan Earning Per Share secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Hasil
analisis ini juga menunjukkan bahwa model regresi ini cocok dan mampu menjelaskan perubahan harga saham, dimana pengaruhnya sebesar 69,8
sedang sisanya hanya 30,2 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model ini.
Hasil uji t menunjukkan bahwa Return On Assets X1 mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham Y perusahaan food and beverage
yang go public di BEI. Hal ini ditunjukkan berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0,004 0,050 sehingga Return On Assets dapat dipakai untuk
memprediksi harga saham. Berpengaruhnya variabel Return On Assets ROA terhadap harga saham disebabkan karena kinerja perusahaan dalam
mendayagunakan aktiva perusahaan dalam menghasilkan keuntungan lebih maksimal. Berdasarkan Teori Path Goal yang dikembangkan House 1970,
menyatakan bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau
keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan Kurniawan: 2010. Dan dapat
disimpulkan penilaian kinerja ini dapat memberikan umpan balik bagi manajemen bawah dan manajemen menengah tentang bagaimana manajemen
puncak menilai kinerja mereka dalam mendayagunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.
Namun nilai r parisal ROA sebesar -0,584 menunjukkan bahwa
terdapat hubungan negatif atau berlawanan arah terhadap harga saham. Hal ini
ditunjukkan oleh tingkat harga saham yang menurun pada saat ROA naik. Kejadian ini kemungkinan secara tidak langsung dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian yang tidak menentu akibat dampak krisis keuangan global yang mempengaruhi perubahan nilai tukar mata uang dan naiknya suku bunga bank
serta rumor-rumor hasil rekayasa para spekulan yang mengeruk keuntungan dari situasi tersebut Nirawati: 2003. Hasil penelitian ini dapat mendukung
hasil penelitian yang dilakukan Sumule 2006 yang menunjukkan bahwa secara parsial Return On Assets ROA mempunyai pengaruh signifikan
terhadap harga saham. Hasil uji t menunjukkan bahwa Return On Equity X2 secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham Y perusahaan food and beverage yang go public di BEI. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai
signifikansi ROE sebesar 0,029 0,050 sehingga Return On Equity dapat dipakai untuk memprediksi harga saham. Menurut Bringham dan Houston
2006: 123, semakin tinggi ROE, maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan dalam menggunakan modalnya. Berarti akan
memberikan jaminan untuk memperoleh laba yang diharapkan sehingga minat para investor terhadap saham perusahaan semakin tinggi dan akan mendorong
kenaikan pada harga saham. Demikian pula sebaliknya jika ROE perusahaan rendah akan menunjukkan penggunaan modal perusahaan kurang efisien dan
efektif. Sehingga akan mengurangi minat investor untuk membeli saham perusahaan, dan akan mendorong harga saham menjadih lebih rendah. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sumule 2006 yang menunjukkan bahwa Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa Earning Per Share X3
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham Y persahaan food and beverage yang terdaftar di BEI. Sesuai dengan nilai sigifikansi EPS
sebesar 0,000 0,050 sehingga Earning Per Share dapat dipakai untuk memprediksi harga saham. Hal ini disebabkan EPS yang tinggi akan menarik
perhatian investor karena EPS mencerminkan hasil atas investasi yang dilakukan oleh investor. Sesuai dengan pendapat Tuanakotta 1986: 213,
salah satu sebab EPS sangat populer adalah karena adanya anggapan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai
devidend per share dikemudian hari dan tingkat harga saham di masa yang akan datang. EPS juga dianngap relevan dalam menilai efektivitas manajemen
dan pembagian deviden. Menurut Stice dan Skousen 2005: 647, terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan earning dan perubahan saham.
Apabila EPS tinggi, investor menganggap perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang, karena investor percaya bahwa nilai
suatu saham akan bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setiap lembar saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan Sasongko 2006 dan Sumule 2006 yang
masing-masing menyatakan bahwa Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4.7. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu