Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia.

(1)

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC

VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM

PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG

GO PUBLIK DI BURSA EFEK

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Oleh:

0512010329/FE/EM

FAIQ SHOFI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RASIO ROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF

YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang Diajukan

0512010329/FE/EM

FAIQ SHOFI

Telah disetujui untuk mengikuti seminar proposal oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Hj. Kustini, MM Tanggal : ………

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

NIP. 030 191 295 Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS


(3)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH RASIO ROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF

YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA Yang diajukan

0512010329/FE/EM

FAIQ SHOFI

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh:

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Hj. Kustini, MM Tanggal : ...

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

NIP. 030 191 295


(4)

SKRIPSI

PENGARUH RASIO ROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF

YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA Yang diajukan

0512010329/FE/EM

FAIQ SHOFI

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi oleh:

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Hj. Kustini, MSi Tanggal : ...

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “UPN” Veteran Jawa Timur

NIP. 030 194 437 Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi


(5)

SKRIPSI

PENGARUH RASIO ROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF

YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA Disusun Oleh :

0512010329/FE/EM FAIQ SHOFI

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Pada Tanggal 11 Juni 2010

Pembimbing Utama Tim Penguji:

Ketua

Dra. Ec. Hj. Kustini, MSi

Sekretaris

Dra. Ec. Lucky Susilowati, MP

Anggota

Drs. Ec. Supriyono, MM

Dra. Ec. Hj. Kustini, MSi

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

NIP. 030 202 389


(6)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kenikmatan yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi. berkat rahmatnya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia”.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

4. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS., Ketua Progaram Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

5. Bapak Dra. Ec. Hj. Kustini, MM., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, pengarahan dan bimbingan guna penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh staf dan Dosen Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmunya.


(7)

ii

7. Bapak, Ibu dan keluargaku yang selalu memberikan doa dan restunya kepada penulis.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Mei 2010


(8)

iii Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

Abstraksi ... xi

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

Bab II Tinjauan Pustaka 2.1. Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 12

2.2.1. Pasara Modal ... 12

2.2.1.1.Pengertian Pasar Modal ... 13

2.2.1.2.Peranan Pasar Modal ... 14

2.2.1.3.Pengertian Investasi ... 15

2.2.1.4.Bentuk-Bentuk Pasar Modal ... 16

2.2.2. Analisis Rasio ... 17


(9)

iv

2.2.2.2.Masalah Yang Dihadapi Dalam Penentuan

Rasio Standar ... 17

2.2.2.3.Menentukan Rasio Standar ... 19

2.2.2.4.Keunggulan Rasio Keuangan ... 20

2.2.2.5.Keterbatasan Analisa Rasio ... 21

2.2.2.6.Jenis Rasio ... 22

2.2.3. Saham ... 24

2.2.3.1.Harga Saham ... 24

2.2.3.2.Penilaian Harga Saham ... 25

2.2.4. Rasio Profitabilitas ... 26

2.2.5. Economic Value Added (EVA) ... 27

2.2.6. Pengaruh Return on Assets Terhadap Harga Saham ... 29

2.2.7. Pengaruh Return on Equity Terhadap Harga Saham ... 30

2.2.8. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham 32

2.2.9. Pengaruh Basic Earning Power Terhadap Harga Saham ... 33

2.2.10.Pengaruh Economic Value Added Terhadap Harga Saham ... 35

2.3. Kerangka Pikir ... 36

2.4. Hipotesis ... 37

Bab III Metode Penelitian 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38


(10)

v

3.2.1. Populasi ... 41

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 41

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 42

3.3.1. Jenis Data ... 42

3.3.2. Sumber Data ... 43

3.4. Prosedur Pengumpulan Data ... 43

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 44

3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 44

3.5.2. Teknik Analisis ... 46

3.5.3. Uji Hipotesis ... 47

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 48

4.1.1. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia ... 48

4.1.2. Gambaran Umum PT. Indo Kordsa Tbk ... 49

4.1.3. Gambaran Umum PT. Astra Internasional Tbk ... 50

4.1.4. Gambaran Umum PT. Astra Otoparts Tbk ... 51

4.1.5. Gambaran Umum PT. Gajah Tunggal Tbk ... 52

4.1.6. Gambaran Umum PT. Goodyear Indonesia Tbk ... 52

4.1.7. Gambaran Umum PT. Nipress Tbk ... 53

4.1.8. Gambaran Umum PT. Selamat Sempurna Tbk ... 54


(11)

vi

4.2.1. Variabel Return on Assets (X1

4.2.2. Variabel Return on Equity (X

) ... 54

2 4.2.3. Variabel Earning Per Share (X ) ... 56

3 4.2.4. Variabel Basic Earning Power (X ) ... 58

4 4.2.5. Variabel Economic Value Added (X ) ... 60

5 4.2.6. Variabel Harga Saham (Y) ... 64

) ... 62

4.3. Analisis Data ... 66

4.3.1. Uji Normalitas ... 66

4.3.2. Uji Regresi Linier Berganda ... 67

4.3.3. Uji Asumsi Klasik ... 71

4.3.4. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ... 73

4.4. Pembahasan ... 76

4.4.1. Pengaruh Return On Assets Terhadap Harga Saham .. 76

4.4.2. Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham .. 77

4.4.3. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham 78

4.4.4. Pengaruh Basic Earning Power Terhadap Harga Saham ... 79

4.4.5. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Harga Saham ... 80

4.5. Implikasi Hasil Penelitian ... 81


(12)

vii Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan ... 83 5.2. Saran ... 84 Daftar Pustaka


(13)

viii Daftar Tabel

Tabel 1. Data Harga Saham Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 ... 5

Tabel 3.1. Perusahaan Otomotif Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia .. 42

Tabel 4.1. Data Return on Assets Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 . 55 Tabel 4.2. Data Return on Equity Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 57

Tabel 4.3. Data Earning Per Share Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 ... 59

Tabel 4.4. Data Basic Earning Power Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 ... 61

Tabel 4.5. Data Economic Value Added Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 ... 63

Tabel 4.6. Data Harga Saham Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 ... 65

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas ... 67

Tabel 4.8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 68

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Multikolinier ... 71

Tabel 4.10. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 72


(14)

ix Daftar Gambar


(15)

(16)

(17)

x

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Data Return On Assets Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 Lampiran 2 Data Return On Equity Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 Lampiran 3 Data Earning Per Share Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 Lampiran 4 Data Basic Earning Power Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 Lampiran 5 Data Economic Value Added Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008 Lampiran 6 Data Harga Saham Perusahaan Otomotif Tahun 2004-2008

Lampiran 7 Input Data

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas

Lampiran 9 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Lampiran 10 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas


(18)

xi

Pengaruh Rasio ProfitabilitasDan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif

Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia

Faiq Shofi Abstrak

Bagi perusahaan yang ingin terus mengembangkan usahanya tentu harus dapat meningkatkan modal usahanya dengan cara melakukan penjualan saham di pasar modal. Harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan dimata masyarakat, apabila harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan dimata masyarakat juga baik dan begitu juga sebaliknya, oleh karena itu harga saham merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis apakah ROA (return on assets), ROE (return on equity), EPS (earning per share), Basic Earning Power (BEP), Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia.

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda. Variabel penelitian adalah ROA (return on assets), ROE (return on equity), EPS (earning per share), BEP (basic earning power), EVA (economic value added) dan Harga Saham. Populasi penelitian adalah laporan keuangan Perusahaan Otomotif Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 – 2008.

Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa Return on Assets, Return on Equity, Basic Earning Power, Economic Value Added tidak berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Sedangkan Earning Per Share berpengaruh positif terhadap Harga Saham.

Keyword : ROA (return on assets), ROE (return on equity), EPS (earning per share), BEP (basic earning power), EVA (economic value added), harga saham


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seorang investor jika melakukan investasi saham ke sejumlah portofolio saham, sebelumnya investor tersebut harus memastikan bahwa investasi yang dilakukan adalah tepat. Artinya investor harus menilai dari berbagai alternatif yang akan mendatangkan pengembalian positif di waktu yang akan datang. Baik pada deviden yaitu pola investasi jangka panjang maupun penerimaan perubahan harga saham itu sendiri atau yang sering terjadi pada investasi jangka pendek.

Dari beberapa alternatif penilaian investasi salah satunya adalah analisis secara fundamental. Artinya seorang calon investor dapat meramal masa depan portofolio yang dipilihnya berdasarkan performa perusahaan yang digambarkan dari data sekunder perusahaan, yaitu berupa data neraca, laba rugi, perubahan modal, arus modal dan laporan pendukung lainnya. Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan. Menurut Ulupui (2006:2), menyatakan bahwa rasio keuangan berguna memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dan pada masa


(20)

mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang.

Bagi perusahaan yang ingin terus mengembangkan usahanya tentu harus dapat meningkatkan modal usahanya dengan cara melakukan penjualan saham di pasar modal. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini membutuhkan dukungan informasi yang cepat dan berkesinambungan. Salah satunya adalah informasi kondisi keuangan. Untuk itu laporan keuangan harus mampu menggambarkan posisi keuangan dan hasil-hasil usaha perusahaan pada saat tertentu secara wajar.

Salah satu bidang usaha yang tampak mengalami hambatan pada perkembangannya adalah perusahaan otomotif. Krisis global mulai mempengaruhi industri otomotif di dalam negeri, Tercatat beberapa perusahaan merubah target penjualan baik untuk tahun 2008 maupun tahun 2009. Kondisi ini akan memaksa konsumen untuk memilih produk lebih rasional sehingga penurunan penjualan tak dapat dielakkan, angkanya diyakini tidak akan terlalu besar. Meskipun mengalami penurunan penjualan pasar otomotif Indonesia tahun 2008 sekitar 590 ribu unit. Karena krisis keuangan global, komoditas turun, dan likuiditas bank turun, maka asumsi pasar otomotif Indonesia turun 20-30 persen untuk tahun 2009 mendatang.

Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejateraan pemilik (shareholder) melalui keputusan atau kebijkan investasi, keputusan


(21)

pendanaan dan keputusan deviden yang tercermin dalam harga saham di pasar modal, demikin dijika dilihat berdasarkan sudut pandang menajemen keuangan. Tujuan ini sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, banyak

shareholder yang menyerahkan pengelolahan perusahan kepada para profesional yang bertanggungjawab mengelola perusahaan, yang disebut manajer. Para manajer yang diangkat oleh shareholder diharapkan akan

bertindak atas nama shareholder tersebut, yakni memaksimumkan nilai

perusahaan sehingga kemakmuran shareholder akan dapat tercapai.

Menurut Bernstein (1983) dalam Harahap (2001:190), menyatakan Analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas laporan keuangan untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran serta hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.

Pada penelitian ini peneliti meneliti tentang Economic Value Added

(EVA) dan rasio profitabilitas, dimana rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.

(Harahap, 2001:304). Sedangkan Economic Value Added (EVA) merupakan

laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal tahunan. EVA yang menunjukkan nilai positif, artinya perusahaan tersebut mampu menciptakan kekayaan (modal), hal sebaliknya bila menunjukkan nilai negatif. Dalam jangka panjang hanya perusahaan-perusahaan yang


(22)

mampu membentuk kekayaan saja yang dapat bertahan. Titik berat EVA bertumpu pada penggunaan laba operasi setelah pajak dan biaya modal yang sesungguhnya. Penelitian yang dilakukan oleh Lehn dan Mahkija (1996), menyimpulkan bahwa EVA mempunyai hubungan paling erat dengan tingkat pengembalian saham.

Rasio profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham tersebut. Dan hal itu tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi. (Haryanto dan Sugiharto, 2003:142)

Lebih lanjut penelitian ini difokuskan pada perusahaan yang go publik di Indonesia terutama yang tercatat pada PT. Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk perusahaan otomotif di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan

menggunakan rasio: 1) Return On Assets (ROA), 2) Return on Equity

(ROE), 3)) Earning Per Share (EPS), 4) Basic Earning Power (BEP), dan 5)

Economic Value Added (EVA). Return On Assets (ROA) menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Return on Equity adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran

profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Earning Per Share

adalah rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham


(23)

merupakan laba per lembar saham dari suatu perusahaan, rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. (Harahap, 2001)

Berikut adalah data harga saham beberapa perusahaan otomotif yang go publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia:

Tabel 1

Data Harga Saham Perusahaan Otomotif Tahun 2004 s/d 2008

No. Nama Perusahaan Tahun Harga Saham (Rp)

1

PT. Indo Kordsa Tbk 2004 Rp 800 2005 Rp 940 2006 Rp 1.900 2007 Rp 1.900 2008 Rp 1.800 2

PT. Astra Internasional Tbk. 2004 Rp 9.600 2005 Rp 10.200 2006 Rp 15.700 2007 Rp 27.300 2008 Rp 10.550 3

PT. Astra Otoparts Tbk. 2004 Rp 1.925 2005 Rp 2.800 2006 Rp 2.925 2007 Rp 3.325 2008 Rp 3.500 4

PT. Gajah Tunggal Tbk. 2004 Rp 650 2005 Rp 560 2006 Rp 580 2007 Rp 490 2008 Rp 200 5

PT. Goodyear Indonesia Tbk. 2004 Rp 8.600 2005 Rp 8.000 2006 Rp 6.600 2007 Rp 13.000 2008 Rp 5.000 6

PT. Nipress Tbk. 2004 Rp 1.200 2005 Rp 1.300 2006 Rp 1.360 2007 Rp 1.850 2008 Rp 1.490 7

PT. Selamat Sempurna Tbk. 2004 Rp 290 2005 Rp 305 2006 Rp 350 2007 Rp 430 2008 Rp 650


(24)

Dari data harga saham perusahaan otomotif dapat diketahui bahwa peningkatan harga saham terbesar terjadi pada perusahaan otomotif tersebut diatas mengalami penurunan dan peningkatan. Penurunan nilai harga saham perusahaan menunjukkan bahwa nilai harga saham pada saat penutupan setelah terjadi pengumuman laporan keuangan pada periode pengamatan menurun.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis melakukan penelitian ini,

dengan Judul “Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Economic Value Added

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia.”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan otomotifdi Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan otomotifdi Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan otomotifdi Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah Basic Earning Power (BEP) berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan otomotifdi Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap harga


(25)

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian tentang perubahan laba pada perusahaan otomotif bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah Return On Assets (ROA)

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan otomotif di Bursa Efek

Indonesiap6-7

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah Return on Equity (ROE)

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan otomotif di Bursa Efek

Indonesia

3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah Earning Per Share (EPS)

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan otomotif di Bursa Efek

Indonesia

4. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah Basic Earning Power (BEP)

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan otomotif di Bursa Efek

Indonesia

5. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah Economic Value Added

(EVA) berpengaruh terhadap harga saham perusahaan otomotif di Bursa

Efek Indonesia

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain :


(26)

1. Bagi pengembangan ilmu

a. Untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan permasalahan

yang terjadi di perusahaan dengan menggunakan ilmu yang diperoleh selama duduk di bangku kuliah.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan

bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan masalah yang ada.

2. Bagi kepentingan terapan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada investor maupun calon investor sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penanaman modal di perusahaan yang go publik.


(27)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Noer Sasongko dan Nita Wulandari (2006), yang berjudul Pengaruh EVA dan Rasio–Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. Di dalam penelitian ini variabel yang digunakan

Return On Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Return on Sales

(ROS), Earning Per Share (EPS), Basic Earning Power (BEP), dan

Economic Value Added (EVA) serta harga saham. Dengan menggunakan teknik regresi berganda atau multiple regression untuk menguji pengaruh ROA, ROE, ROS, EPS, BEP, dan EVA terhadap harga saham. Hasil pengujian hipotesis yang telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :1) Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya EPS dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan. 2) Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Toto Sugiharto (2003), yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada


(28)

10

Perusahaan Industri Minuman Di Bursa Efek Jakarta. Di dalam penelitian ini variabel yang digunakan return on asset, return on equity, net profit margin dan harga saham perusahaan industri minuman. Dengan menggunakan teknik analisis adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari beberapa rasio profitabilitas hanya

return on equity yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sedangkan untuk return on asset dan net profit margin tidak memiliki pengaruh yang signfikan terhadap harga saham. Sedangkan secara bersama-sama dari ketiga variabel return on asset, return on equity dan net profit margin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani (2003), yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia). Di dalam penelitian ini variabel yang digunakan equity, return on asset dan harga saham perusahaan Jasa Perhotelan. Dengan menggunakan teknik analisis adalah regresi linier berganda. Berdasar pendekatan constant growth of dividend discount model maka faktor-faktor yang diduga mempengaruhi harga saham mencakup: return on asset, return on equity, earning per share, book value equity per share, debt to equity ratio, return saham, return bebas risiko, beta saham dan

return market. Setelah melalui kaidah-kaidah analisis regresi maka faktor-faktor yang membentuk model penelitian adalah return on asset, return onequity, book value equity per share, debt to equity ratio, return

saham, beta saham dan return market sebagai variabel bebas sedangkan variabel terikatnya adalah harga saham. Dengan nilai sig F sebesar 0,038


(29)

11

atau dengan kata lain memiliki nilai P<0,05, bisa dikatakan bahwa model persamaan dalam penelitian itu cukup signifikan meskipun hubungan yang terjadi antara harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya bersifat relatif lemah yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi R2 = 0,434. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum faktor-faktor di atas tidak dapat digunakan sepenuhnya untuk mengekspektasi variasi harga saham, tentu masih banyak faktor-faktor lain di luar pendekatan dividend ini yang masih bisa dieksplorasi lebih lanjut pada penelitian-penelitian berikutnya. Selanjutnya jika dikaji secara parsial yang berpengaruh signifikan terhadap variasi harga saham adalah book value equity per share dan return onequity.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Raja Lambas J. Panggabean (2005), yang berjudul Analisis Perbandingan Korelasi Eva Dan Roe Terhadap Harga Saham Lq 45 Di Bursa Efek Jakarta. Di dalam penelitian ini variabel yang digunakan Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE), stock price. Penelitian ini merupakan studi kasus tentang hubungan antara Economic ValueAdded ( EVA ) dan Return on Equity ( ROE) dari perusahaan – perusahaan LQ 45 dengan harga sahamnya. Penelitian ini bersifat asosiatif yaitu melihat hubungan antara EVA dan ROE dengan harga saham pada pasar periode 2001 sampai dengan periode 2003. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang analisis perbandingan korelasi EVA dan ROE terhadap Harga Saham pada 20 perusahaan di Bursa Efek Jakarta dapat disimpulkan beberapa hal pokok sebagai berikut:

a. Beberapa perusahaan LQ 45 yang mempunyai rata – rata ROE cukup tinggi seperti PT Bimantara Citra, PT Indosat dan PT Semen Gresik


(30)

12

ternyata perusahaan value destroyer karena mempunyai nilai EVA yang negatif.

b. PT HM Sampoerna merupakan perusahaan yang mempunyai rata – rata harga saham tertinggi dari seluruh rata-rata harga saham perusahaan dalam LQ 45.

c. Economic Value Added (EVA) perusahaan dalam LQ 45 mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga sahamnya.

d. Return On Equity (ROE) perusahaan dalam LQ 45 tidak mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga saham.

Berdasarkan penjabaran mengenai penelitian terdahulu diatas maka dapat dijelaskan mengenai perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan saat ini, selengkapnya sebagai berikut : 1.Persamaan

a. Sama-sama meneliti variabel EVA, Profitabilitas dan Harga Saham b.Sama-sama menggunakan teknik Analisis Regresi Linier Berganda. 2.Perbedaan

a. Menggunakan tahun pengamatan yang berbeda. b.Menggunakan Obyek Penelitian yang berbeda.

2.2.Landasan Teori 2.2.1. Pasar Modal

Jogiyanto (2003:15) menyatakan bahwa perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer (primary market). Tipe lain dari pasar modal adalah pasar kedua (second market), pasar ketiga (third market) dan pasar keempat (fourth market).


(31)

13

Pasar kedua merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar pertama tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup. Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker. Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar.

2.2.1.1.Pengertian Pasar Modal

Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan ke sektor-sektor yang produktif. Dengan demikian pasar modal dapat menimbulkan multiplier efek yang sangat luas terutama kepada lembaga-lembaga yang terkait.

Menurut Gitosudarmo dan Bisri (2002:239) pasar modal juga dapat dikatakan sebagai monopoli pemilikian perusahaan karena setelah perusahaan tersebut go publik dan memanfaatkan pasar modal kemudian pemegang surat berharga juga menjadi pemilik perusahaan sehingga menjadi milik publik.

Pengertian pasar modal menurut Sunariyah (2003:4) secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang


(32)

14

disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.

Pengertian lain dari pasar modal yang diungkapkan oleh Anoraga (2000:5) dalam Sugiharto dan Haryanto (2003:142) adalah pelengkapan di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan, dimana pasar modal memberikan jasanya sebagai jembatan penghubung antara pemilik modal dengan peminjaman dana.

2.2.1.2.Peranan Pasar Modal

Jika pasar modal sifatnya efisien, harga dari surat berharga juga menceminkan penilaian dari investor terhadap prospek laba perusahaan di masa mendatang serta kualitas dari manajemennya. Jika calon investor meragukan kualitas dari manajemen, keraguan ini dapat tercermin di harga surat berharga yang turun.

Menurut Jogiyanto (2003:12) pasar modal dapat digunakan sebagai sarana tidak langsung pengukur kualitas manajemen. Juga pemegang saham mempunyai hak mengawasi manajemen lewat hak veto di dalam pertemuan dan pemilihan manajemen. Hak veto pemegang saham dapat dilakukan langsung atau dapat dialihkan ke pihak kedua lewat suatu wakil atau proksi. Jika pemegang saham tidak puas dengan manajemen, maka dapat terjadi perang proksi untuk mengganti manajemen.

Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam.


(33)

15

Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana. Sebagai akibatnya, peminjam dan pemberi pinjaman akan lebih diuntungkan dibandingkan jika pasar modal tidak ada.

Seperti halnya pasar pada umumnya, pasar modal menurut Jogiyanto (2003:11) merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan resiko untung dan rugi. Kebutuhan dana jangka pendek umumnya diperoleh di pasar uang. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham untuk mengeluarkan obligasi. Saham merupakan bukti pemilikan sebagian dari perusahaan. Obligasi merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati.

Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat.

2.2.1.3.Pengertian Investasi

Investasi menurut Sunariyah (2003:4) adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu


(34)

16

lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu: investasi dalam bentuk aktiva real dan investasi dalam surat-surat berharga atau sekuritas.

Investasi menurut Jogiyanto (2003: 5) merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Pengertian investasi yang lebih luas membutuhkan kesempatan produksi yang efisien untuk mengubah satu unit konsumsi mendatang.

2.2.1.4.Bentuk-Bentuk Pasar Modal

Pasar modal di Indonesia terdiri dari beberapa macam menurut Gitosudarmo (2002:245) terdiri dari:

1. Pasar Perdana (Pasar Primer)

Pasar perdana penawaran efek dari emiten kepada para investor selama masa tertentu sebelum efek tersebut di catatan Bursa. Harga efek tidak dapat ditawar dan jumlah pembelian dibatasi sejumlah lot tertentu. 2. Bursa Efek (Pasar Sekunder)

Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.


(35)

17

3. Pasar Tertier

Pada bursa ini memperdagangkan efek untuk efek permasalahan tertentu dan memperdagangkan efek yang diperjual belikan.

4. Pasar Kuarter

Pasar kuarter merupakan perdagangan efek diantara sesama perdagangan efek dan pada umumnya dalam jumlah yang besar.

2.2.2. Analisis Rasio 2.2.2.1.Pengertian Rasio

Jumingan (2008:118) mendefinisikan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur lainnya dalam laporan keuangan.

Selain itu menurut Harahap (2001:297) berpendapat rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Arifin (2007:32) memberikan definisi Rasio keuangan merupakan alat analisis yang dinyatakan dalam arti relative maupun absolute untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yag satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan keuangan.

2.2.2.2.Masalah Yang Dihadapi Dalam Penentuan Rasio Standar

Menurut Jumingan (2008:19) Penentuan rasio standar sebagai dasar pembanding tidak dapat digunakan sebagi ukuran yang pasti karena


(36)

18

rasio standar untuk industri otomotif merupakan hasil rata-rata dari beberapa perusahaan yang sejenis yang mempunyai kondisi keuangan dan hasil usaha yang berbeda-beda.

Variasi kondisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1) Perbedaaan letak geografis yang membawa perbedaaan dalam tingkat harga dan biaya usaha.

2) Perbedaan dalam pemilikian aktiva tetap, ada yang memiliki sendiri pada yang menyewa. Perbedaan dalam besar kecilnya investasi dalam harta kekayaan yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan operasi regular.

3) Perbedaan dalam tingkat harga dicerminkan dalam pos-pos aktiva tidak lancar.

4) Perbedaan dalam umur harta kekayaan yang dimiliki, ada yang baru ada yang lama.

5) Perbedaan dalam banyaknya jenis barang yang diproduksi. 6) Perbedaan dalam tingkat kapasitas pabrik.

7) Perbedaan dalam penilaian persediaan.

8) Perbedaaan dalam kebijaksanaan pembelian bahan dasar.

9) Perbedaan dalam kebijaksanaan menentukan tingkat persediaan. 10) Perbedaan dalam kebijaksanaan penjualan barang dagangan.


(37)

19

11) Perbedaan dalam kebijaksanaan saluran pemasaran. Menjual produk kepada pembeli tunggal, kepada banyak pedagang besar, pedagang kecil, atau langsung kepada konsumen.

12) Perbedaaan dalam banyak sedikitnya utang jangka panjang. Juga dalam struktur permodalan, sumber dananya banyak berasal dari pinjaman atau modal sendiri.

13) Kebijaksanaan dalam pembayaran deviden.

14) Perbedaan dalam sistem akuntansi dan prosedur akuntansi, termasuk penggolongan pos-pos laporan keuangan, periode akuntansi, dan metode penyusunan.

2.2.2.3.Menentukan Rasio Standar

Apabila rasio standar tidak tersedia dalam bentuk yang sudah dipublikasikan, menganalisis dapat membuat standarnya sendiri.

Rasio standar dapat ditentukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan (dalam industri) yang dipertimbangkan. Perusahaan tersebut hendaknya mempunyai keseragaman dalam sistem akuntansi dan prosedur akuntansi termasuk keseragaman dalam penggolongan rekening-rekening dan metode penyusutan, keseragaman periode akuntansi, kesamaan dalam penilaian aktiva dan kebijaksanaan amortisasi, dan keseragaman dalam kebijaksanaan manajemen.

b. Menghitung angka-angka rasio yang dipilih dari tiap-tiap perusahaan dalam industri.


(38)

20

c. Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah.

d. Menghapus rasio yang ekstrem, yaitu rasio yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

e. Menghitung rata-rata atau menentukan mediannya (ini merupakan rasio standar yang dicari).

2.2.2.4. Keunggulan Rasio Keuangan

Analisa rasio ini memiliki keunggulan dibandingkan teknik analisa lainnya. Keunggulan tersebut menurut Harahap (2001:298) adalah : 1. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar statistik yang lebih mudah

dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z score).

5. Menstandarisir size perusahaan.

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time series”.

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.


(39)

21

2.2.2.5.Keterbatasan Analisa Rasio

Disamping keungulan yang dimiliki analisa rasio, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu pengunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaanya. (Harahap, 2001:298)

Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah:

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :

a. Banyak perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan jugment yang dapat dinilai bias atau

subyektif.

b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.

d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.


(40)

22

5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karena jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan

2.2.2.6.Jenis Rasio

Jenis–jenis rasio yang sering digunakan dalam bisnis menurut (Harahap,2001:301-311).

Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah: 1. Rasio Likuiditas.

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.

2. Rasio Solvabilitas.

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.

3. Rasio Rentabilitas / Profitabilitas.

Rasio rentabilitas atau juga disebut profitabilitas ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang


(41)

23

menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating rasio.

4. Rasio Leverage.

Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal lebih besar dari hutang. Rasio ini bisa juga diangggap bagian dari rasio solvabilitas.

5. Rasio Aktivitas.

Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasi baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegitan lainnya.

6. Rasio Pertumbuhan.

Rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan proses perusahaan dari tahun ke tahun.

7. Market BasedRatio (Penelitian Pasar).

Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan dipasar modal yang menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Tidak berarti rasio lainnya tidak dipakai.


(42)

24

8. Rasio Produktivitas.

Jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas unit-unitnya maka bisa dihitung rasio produktivitas. Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai

2.2.3. Saham

2.2.3.1.Harga Saham

Siamat (2001:225) dalam Sugiharto dan Haryanto (2003:142) beranggapan bahwa harga saham merupakan refleksi dari nilai perusahaan yang bersangkutan. Seringkali investor melakukan penilaian terhadap saham perusahaan berdasarkan perolehan per lembar saham. (Weston, 1994:215)

Menurut Sunariyah (2000:154) harga saham dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni harga pasar, harga nominal dan harga perdana. 1. Harga pasar (market value) yaitu harga yang berlaku dalam pasar pada

saat itu.

2. Harga nominal saham adalah harga saham yang tercantum dalam sertifikat saham, dimana yang telah ditetapkan oleh emiten serta dengan mendapatkan persetujuan dari Bapepam (Badan Pemeriksa dan Pengawas Pasar Modal).

3. Harga perdana adalah harga saham ketika saham tersebut dijual saat pertama kali di pasar perdana, yang harganya ditentukan oleh penjamin emisi dan emiten berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.


(43)

25

2.2.3.2.Penilaian Harga Saham

Menurut G. Foster (1986) dalam Gitosudarmo dan Basri (2002:268), analisis terhadap saham melalui manajemen investasi aktif dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan teknikal dan pendekatan fundamental.

1. Pendekatan Teknikal

Pendekatan teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan.

Pendekatan ini menggunakan data yang sudah dipublikasikan serta faktor-faktor lain yang sasarannya adalah ketepatan waktu dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham maupun indikator pasar. Penekanan analis adalah pada perubahan harga daripada tingkat harga untuk meramalkan perubahan harga tersebut. 2. Pendekatan Fundamental

Analisis fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan nilai nyata suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan penerbit saham. Menurut Braham et al. (1986), nilai intrinsik adalah nilai yang tercermin pada faktor seperti pendapatan deviden, prospek perusahaan, aspek manajemen dan sebagainya.


(44)

26

2.2.4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu: a. ROA (Return On Assets)

Rasio Return On Assets menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

Untuk menghitung Return on assets menurut Harahap (2001:305) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Return On Assets =

Asset Total Rata -Rata

Bersih Laba

Return on assets mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor.

b. ROE (Return On Equity)

Rasio ini juga menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila dukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.

Return on Equity =

RataModal Rata

Bersih Laba

(Harahap,2001:305)

Rasio ini dipergunakan untuk mengetahui kemampuan, perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri.


(45)

27

c. EPS

Earning Per Share adalah laba per lembar saham dari suatu perusahaan dan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Harahap, 2001:305):

EPS =

Saham Lembar

Jumlah

Bersangku Saham

Bagian

Laba tan

Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.

d. Basic Earning Power

Basic Earning Power merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio ini semakin baik. Yang dihitung dengan menggunakan rumus (Harahap, 2001:305):

Basic Earning Power =

aktiva total

pajak dan bunga sebelum Laba

2.2.5. Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) atau NITAMI (Nilai Tambah Ekonomis) adalah laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal tahunan. EVA yang menunjukkan nilai positif, artinya perusahaan tersebut menciptakan kekayaan (modal), hal sebaliknya bila menunjukkan nilai negatif. Dalam jangka panjang hanya perusahaan-perusahaan yang mampu membentuk kekayaan saja yang dapat bertahan. Titiki berat EVA bertumpu pada penggunaan laba operasi setelah pajak dan biaya modal


(46)

28

yang sesungguhnya. Menurut Rousan (1997) dalam Isnani dan Iswati (2001:202) formula EVA adalah:

EVA = Net operating after taxCost of capital

Net operating after tax merupakan laba bersih setelah pajak, atau

earning after tax (EAT). EAT atau laba bersih merupakan penyesuaian dari laba setelah pajak, di mana laba operasi dihitung sebelum dikurangkan dengan pengeluaran (financing cost) dan bukan masukan pembukuan tunai

(non cash bookkeeping entries). Besarnya nilai EAT tidak memberikan dampak pada profitabilitas ataupun resiko dari bisnis yang sekarang, jadi baik perusahaan tersebut dibiayai dengan hutang maupun dengan modal sendiri, nilai EAT-nya akan identik. (Isnani dan Iswati, 2001:202)

Cost of capital merupakan tingkat pengembalian investasi minimum untuk mendapatkan required rate of return (tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor kreditur dan pemegang saham). (Isnani dan Iswati, 2001:202)

Menurut Utama (1997) dalam Isnani dan Iswati (2001:205) analisis EVA juga memiliki kelebihan dan kelemahan, yaitu:

1. Kelebihan

a. Sangat bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation)

b. Membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal

c. Dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal.


(47)

29

2. Kekurangan

a. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu

b. Proses perhitungannya memerlukan estimasi atas biaya modal. Estimasi tersebut cukup sulit dilakukan dengan tepat, terutama pada perusahaan yang belum go publik.

Disamping itu Rousana (1997) mengidentifikasi kelemahan EVA sebagai berikut:

a. EVA terlalu menekankan pada kayakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang justru dominan.

b. Konsep ini sangat tergantung pada transparasi internal untuk menghasilkan perhitungan yang akurat, dalam kenyataannya perusahaan jarang mengemukakan kondisi internalnya.

2.2.6. Pengaruh Return On Assets Terhadap Harga Saham

Menurut Harahap (2001:305), Rasio Return On Assets

menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba.

Karena tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, seorang investor tidak akan mampu untuk merencanakan pola konsumsi selama hidupnya dengan pasti. Karena keuntungan investor dan


(48)

30

waktu dari keuntungan tersebut tidak pasti, investor mencoba mengkompensir ketidak pastian ini dengan mengharapkan keuntungan yang cukup tinggi dari investasi tersebut. Keuntungan investasi dalam saham akan terdiri dari deviden yang diterima ditambah (dikurangi) dengan “capital gains (loss)”, yaitu selisih antara harga saham pada saat ini dengan harga pada waktu pembelian. (Suad Husnan, 1992:59)

Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dan hal itu tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi. (Haryanto dan Sugiharto, 2003:142)

Berdasarkan definisi dari beberapa sumber diatas maka disimpulan bahwa ROA memiliki pengaruh yang positif terhadap Harga sama karena apabila sebuah perusahaan memiliki keuntungan yang besar maka akan banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut dan harga saham tersebut akan mengikuti untuk bergerak naik.

2.2.7. Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham

Menurut Mamduh Hanafi (2003:85), “Return on Equity adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.


(49)

31

Dengan demikian investor ini lebih memperhatikan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendirinya untuk menghasilkan laba bersih. Semakin besar hasil pengembalian atas modal sendiri (ROE) maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih dapat memanfaatkan modalnya sendiri dibandingkan perusahaan lain. Dengan demikian hal ini akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga akan meningkatkan permintaan saham yang pada akhirnya dapat menaikkan harga saham.

Demikian pula sebaliknya apabila ROE rendah berarti perusahaan tidak menggunakan equitynya dengan efisien dan efektif sehingga hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan dan kemudian berdampak pada turunnya harga saham. Jadi ROE ini dijadikan sebagai indikator atas kinerja suatu perusahaan mengingat para investor lebih cenderung memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Sugiharto (2003:151), setelah menguji data dari laporan keuangan serta harga saham perusahaan minuman di Bursa Efek Jakarta dan menganalisa hasil perhitungan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa

return on equity yang digunakan dalam mengukur performa perusahaan ternyata yang mempunyai pengaruh yang signifikan dengan harga saham.


(50)

32

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Subiyantoro dan Andreani (2003:179), menemukan bahwa return on equity berpengaruh terhadap harga saham perusahaan jasa perhotelan di Pasal Modal Indonesia.

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa ROE memiliki pengaruh positif terhadap Harga saham, hal tersebut dikarenakan apabila perusahaan mampu menggunakan modalnya dengan efisien dan efektif maka akan semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan dan kemudian berdampak pada meningkatnya harga saham.

2.2.8. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham

Earning Per Share adalah rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. Menurut Skousen (1995:184) Earning Per Share merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai satuan usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba satu-satuan dari waktu ke waktu manakala terjadi perubahan dalam struktur modal. Dengan berhasilnya perusahaan, laba bersih jelas akan meningkat. Tetapi investor berkepentingan untuk mengetahui apakah laba bersih bertumbuh sepadan dengan ukuran struktur modal perusahaan. Investor menggunakan angka laba per saham untuk mengevaluasi hasil operasi perusahaan guna mengambil keputusan investasi. (Skousen, 1995:184)


(51)

33

Menurut Tuanakotta (1985:213) Earning Per Share adalah angka yang paling sering dipergunakan dalam publikasi mengenai performance

perusahaan yang menjual sahamnya kepada umum. EPS sering dipandang sebagai angka yang memberikan ringkasan dari berbagai data akuntasi. Salah satu sebab mengapa EPS sangat populer adalah karena adanya anggapan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividend per share dikemudian hari dan tingkat harga saham dikemudian hari. EPS juga dianggap relevant dalam menilai efektivitas manajemen dan kebijaksanaan pembagian deviden.

Berdasarakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sasongko dan Wulandari (2006:67), maka diambil kesimpulan bahwa earning per share berpengaruh terhadap harga saham, yang artinya earning per share dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.

2.2.9. Pengaruh Basic Earning Power Terhadap Harga Saham

Untuk melakukan analisis profitabilitas yang merupakan hasil akhir dari berbagai keputusan dan kebijakan yang dijalankan perusahaan, diperlukan angka-angka indikator. Analisis profitabilitas ini memberikan jawaban akhir tentang efektif tidaknya suatu perusahaan. Profitabilitas dapat diukur melalui kemampuan perusahaan mempertahankan kebijakan


(52)

34

deviden yang stabil sementara pada saat yang sama dapat mempertahankan kenaikan kekayaan pemegang saham dalam perusahaan.

Menurut Brigham dan Gapenski (1994) salah satu indikator profitabilitas adalah Basic Earning Power (BEP) yang merupakan laba per lembar saham dari suatu perusahaan, rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. (Harahap, 2001:305)

Dengan berhasilnya perusahaan untuk meningkatkan laba per lembar saham perusahaan, maka investor yang tertarik untuk menginvestasikan dananya kepada perusahaan tersebut. Karena investor menggunakan angka laba per saham untuk mengevaluasi hasil operasi perusahaan guna mengambil keputusan investasi. (Skousen, 1995:184). Dengan tertariknya investor untuk menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan akan dapat meningkatkan nilai harga saham perusahaan tersebut.

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa BEP memiliki pengaruh positif terhadap Harga saham, hal tersebut disebabkan karena BEP dapat menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba, sehingga semakin baik keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba yang ditunjukkan oleh rasio BEP akan dapat akan dapat meningkatkan nilai harga saham perusahaan.


(53)

35

2.2.10.Pengaruh Economic Value AddedTerhadap Harga Saham

Economic Value Added (EVA) merupakan laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal tahunan. EVA yang menunjukkan nilai positif, artinya perusahaan tersebut mampu menciptakan kekayaan (modal), hal sebaliknya bila menunjukkan nilai negatif. Dalam jangka panjang hanya perusahaan-perusahaan yang mampu membentuk kekayaan saja yang dapat bertahan. Titik berat EVA bertumpu pada penggunaan laba operasi setelah pajak dan biaya modal yang sesungguhnya. Penelitian yang dilakukan oleh Lehn dan Mahkija (1996), menyimpulkan bahwa EVA mempunyai hubungan paling erat dengan tingkat pengembalian saham.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Panggabean (2005:17), menemukan bahwa Economic Value Added (EVA) perusahaan dalam LQ 45 mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga sahamnya.

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa EVA memiliki pengaruh positif terhadap Harga saham, hal tersebut disebabkan karena EVA dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan kekayaan (modal). Semakin besar kekayaan (modal) yang dihasilkan oleh perusahaan maka perusahaan tersebut akan cenderung untuk meningkatkan harga sahamnya.


(54)

36

2.3.Kerangka Pikir

Kecenderungan penurunan/fluktuatif terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia

Return On Assets. Semakin besar ROA menunjukkan bahwa aktiva dapat lebih cepat

berputar dan meraih laba. Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dan hal itu tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi. (Haryanto dan Sugiharto, 2003:142)

Return On Equity. Semakin besar ROE maka semakin efisien dan efektif manajemen

perusahaan. Dengan demikian hal ini akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga akan meningkatkan permintaan saham yang pada akhirnya dapat menaikkan harga saham. (Haryanto dan Sugiharto, 2003:151)

Earning Pers Share. Investor menggunakan angka laba per saham untuk mengevaluasi

hasil operasi perusahaan guna mengambil keputusan investasi, karena EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividend per share

dikemudian hari dan tingkat harga saham dikemudian hari. (Tuanakotta, 1985:213)

Basic Earning Power. Perusahaan yang berhasil meningkatkan laba per lembar saham

perusahaan, akan menarik investor untuk menginvestasikan dananya kepada perusahaan tersebut. Dengan tertariknya investor untuk menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan akan dapat meningkatkan nilai harga saham perusahaan tersebut. (Skousen, 1995:184)

Economic Value Added. Nilai EVA perusahaan yang menunjukkan nilai positif, berarti

bahwa perusahaan tersebut mampu menciptakan kekayaan (modal), sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya yang akan dapat meningkatkan nilai harga saham perusahaan tersebut. (Lehn dan Mahkija, 1996)

ROA

Harga Saham

Regresi Linier Berganda

Uji t

Tidak Pengaruh Ada Pengaruh


(55)

37

2.4.Hipotesis

1. Diduga Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan otomotifdi Bursa Efek Indonesia.

2. Diduga Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan otomotifdi Bursa Efek Indonesia.

3. Diduga Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan otomotifdi Bursa Efek Indonesia.

4. Diduga Basic Earning Power (BEP) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan otomotifdi Bursa Efek Indonesia.

5. Diduga Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan otomotifdi Bursa Efek Indonesia.


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk memperjelas arti variabel faktor–faktor rasio profitabilitas yang berpengaruh terhadap harga saham, maka definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Harga Saham

Adalah merupakan harga per lembar saham dari perusahaan berdasarkan harga saham penutupan per tahun yang dinyatakan dalam bentuk rupiah (Rp) dan skala yang digunakan adalah skala rasio.

2. Rasio Profitabilitas

adalah suatu rasio atau perhitungan yang digunakan untuk mengukur atau memperhitungan keuntungan atau laba dari suatu perusahaan.

Variabel yang digunakan terdiri dari : a. Variabel Return On Assets

Return On Assets mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba


(57)

Return On Assets = Asset Total Rata -Rata Bersih Laba …...(Harahap,2001:305)

b. Variabel Return On Equity

Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.

Return on Equity =

RataModal Rata

Bersih Laba

………...(Harahap,2001:305)

c. Variabel Earning Per Share

Earning Per Share adalah laba per lembar saham dari suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.

EPS = Saham Lembar Jumlah Bersangku Saham Bagian Laba tan ……(Harahap,2001:305)

d. Variabel Basic Earning Power

Basic Earning Power merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

BEP =

aktiva total pajak dan bunga sebelum Laba ……… (Harahap,2001:305)

e. Variabel Economic Value Added

Economic Value Added (EVA) atau NITAMI (Nilai Tambah Ekonomis) adalah laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal tahunan. (Isnani dan Iswati, 2001:202)


(58)

Atau

EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis (value creation) yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strategi manajemen selama periode tertentu.

NOPAT (Net Operating After Tax) adalah laba operasi perusahaan setelah di kurangi pajak penghasilan, tetapi sebelum di kurangi biaya keuangan (financila cost) dan non cash bookkeeping entries seperti biaya penyusutan dan amortisasi.

Total hutang dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pendek tanpa bunga merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunkan aktivitas lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usaha, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain

WACC = [(D x rd ) (1 - Tax) + (E x re)]

Bunga Tanpa Pendek Jangka Pinjaman Ekuitas dan Hutang Total Capital

Invested = −

CHARGES

CAPITL

-NOPAT

EVA

=

) ( NOPAT

EVA= − WACC x INVESTEDCAPITAL

Pajak Usaha

Rugi Laba


(59)

100 tan tan ) ( x Ekuitas dan g Hu g Hu Total D Modal Tigkat = 100 tan tan ) ( x g Hu Total g U Beban rd Debt of Cost = 100 tan ) ( x Ekuitas dan g Hu Total Ekuitas Total E Ekuitas Modaldan Tingkat = 100 ) ( x Ekuitas Total Pajak Setelah Bersih Laba re Equity of Cost = 100 ) ( x Pajak Sebelum Bersih Laba Pajak Beban Tax Pajak Tingkat =

3.2. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:55). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah laporan keuangan perusahaan Otomotif yang go publik dan terdaftar di BEI yang berjumlah 19 perusahaan.

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2003 : 55). Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel


(60)

adalah purposive sampling yaitu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti adalah :

1. Data laporan keuangan perusahaan tersedia berturut-turut untuk tahun pelaporan dari 2004 – 2008.

2. Perusahaan mempublikasi laporan keuangan auditan dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 3. Perusahaan tercatat mempunyai data harga saham (pada tanggal saat

laporan keuangan diserahkan ke BAPEPAM selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2008)

4. Perusahaan yang memperoleh laba

Berdasarkan kriteria diatas maka perusahaan otomotif yang terpilih sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 7 perusahaan diantaranya adalah:

Tabel 3.1.

Perusahaan Otomotif Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia No Nama Perusahaan

1 PT. Indo Kordsa Tbk. 2 PT. Astra Internasional Tbk. 3 PT. Astra Otoparts Tbk. 4 PT. Gajah Tunggal Tbk. 5 PT. Goodyear Indonesia Tbk. 6 PT. Nipress Tbk.

7 PT. Selamat Sempurna Tbk. Sumber: Bursa Efek Indonesia 3.3. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data


(61)

1. Data kualitatif yaitu data yang diambil untuk memperoleh bahan atau keterangan data dengan cara mempelajari serta mencatat dari data dokumen dan laporan keuangan dari masing–masing perusahaan. 2. Data kuantitatif yaitu data yang berupa laporan keuangan perusahaan

otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008.

3.4.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber datanya adalah data sekunder adalah berupa laporan keuangan perusahaan otomotif tahun 2004-2008 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.4. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan selama penelitian ini sebagai berikut :

1. Studi Pustaka.

Yaitu penelitian yang mempelajari literatur dan artikel tentang kinerja perusahaan yang go publik guna mendapatkan dasar tertulis yang akan digunakan dalam melakukan pembahasan.

2. Studi Lapangan.

Survei dilakukan di Bursa Efek Indonesia, serta dengan pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen–dokumen dengan cara mencari dan mengumpulkan data dengan mengambil data–data yang sudah dipublikasikan oleh pemerintah, industri atau sumber–sumber individual.


(62)

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji F tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi tiga asumsi dasar yang tidak boleh di langgar oleh regresi linier, yaitu :

1. Tidak boleh ada autokorelasi 2. Tidak boleh ada multikolinearitas 3. Tidak boleh ada heteroskedastisitas

Apabila salah satu dari tiga asumsi dasar tersebut di langgar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE sehingga pengambilan keputusan melalui uji t menjadi bias. (Gujarati,1999 : 153 ).

1. Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota–anggota dari serangkaian pengamatan (observasi) yang tersusun dalam rangkaian waktu atau rangkaian ruang. Adanya gejala autokorelasi menggambarkan varians populasinya dan hasil regresi tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu.

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilakukan uji Durbin


(63)

Watson. Pedoman model regresi untuk mendeteksi autokorelasi menurut besaran DW (Durbin-Watson): (Singgih, 2001:219)

a. Angka D-W dibawah –2 berarti ada autokorelasi positif b. Angka D-W –2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi c. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative. 2. Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan satu keadaan dimana satu atau lebih variabel independent terdapat korelasi atau hubungan dengan variabel independent lainnya.

Dari diagnosis atau dugaan adanya multikolinearitas tersebut maka perlu adanya pembuktian atau identifikasi secara statistik ada tidaknya gejala multikolinearitas yang dapat dilakukan dengan cara menghitung Variance Inflaction Factor (VIF). VIF menyatakan tingkat “pembengkakan” variance, apabila nilai VIF lebih besar dari 10, hal itu berarti terdapat multikolinearitas pada persamaan.

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan lainnya. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas, karena ini mengimpun data yang terwakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan cara menggunakan uji Rank Spearman


(64)

yaitu dengan membandingkan antara residual dengan seluruh variabel bebas. Mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : (Gujarati,1999 : 177 )

a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas

3.5.2. Teknik Analisis

Teknik analisa yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dikarenakan dalam analisis pemilihan regresi linier berganda dapat menerangkan ketergantungan satu variabel terikat (Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (X).

Sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang diajukan peneliti, maka kaitan antara variabel penelitian dapat digunakan ke dalam model sebagai berikut :

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3

Keterangan :

+ e

Y : Harga Saham

X1

X

: Return On Aset

2

X

: Return On Equity

3

X

: Earning Per Share

4

X

: Basic Earning Power

5

β : Konstanta

: Economic Value Added

β1,β2, β3, β4, β5 e

: Koefisien Regresi : Variabel Pengganggu


(65)

3.5.3. Uji Hipotesis Uji t

Digunakan untuk melihat pengaruh masing–masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan prosedur sebagai berikut :

1. H0 : β1,β2, β3 = 0 ( tidak ada pengaruh X1,X2, X3, X4, X5

H

terhadap Y)

1 : β1,β2, β3 ≠ 0 ( ada pengaruh X1,X2, X3, X4, X5

2. Tingkat signifikan = 10 % dengan derajat bebas = ( n-k ), dimana n : jumlah data dan k : jumlah variabel bebas

terhadap Y )

β

3. t

i hitung

Se (β =

i

Keterangan : )

t hitung β

: t hasil perhitungan

i

Se(β

: Koefisien regresi

i

4. Kriteria pengujian : ) : Standart error

a. Jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 di terima dan H1

b. Jika t

di tolak (berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat)

hitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka H0 di tolak dan H1 di

terima (berarti variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat)


(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini adalah gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange merupakan akhir dari perjalanan panjang Pasar Modal Indonesia. Sejarah Pasar Modal Indonesia dimulai dengan dibentuknya bursa efek di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1912 oleh Vereniging Voor de Effectenhandel, kemudian pada tahun 1925 pemerintah kolonial Belanda menambah lagi dua bursa, yaitu Bursa Efek Semarang dan Surabaya. Ketiga bursa ini menghentikan aktivitasnya menjelang invasi Jepang pada tahun 1942, dan dimulai kembali dengan dibukanya Bursa Efek Jakarta pada tahun1952. program nasionalisasi yang dilakukan pemerintah pada tahun1956, mengkibatkan terhentinya aktivitas pasar modal.

Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia:

Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadikan Bursa Efek Indonesia sebagai sarana yang efisien untuk menghimpun dana bagi investor dan perdagangan instrumen pasar modal baik untuk masyarakat Indonesia maupun masyarakat Internasional.


(67)

49

Misi Bursa Efek Indonesia adalah mewujudkan Bursa Efek Indonesia sebagai bursa efek yang berskala Internasional yang menawarkan kesempatan berinvestasi secara luas sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia juga bertekad mewujudkan sarana perdagangan yang efisien, sistem informasi yang terpercaya, lengkap, dan tepat waktu serta mempunyai sumber daya manusia yang profesional dan berintegritas tinggi, dengan demikian Bursa Efek Indonesia dapat menjadi bursa efek yang transparan, likuid, wajar, dan efisien sehingga dapat membawa Bursa Efek Indonesia sejajar dengan bursa-bursa efek lain di dunia.

Bursa Efek Indonesia aktif berpartisipasi di dalam mengembangkan basis investor lokal yang luas dan kokoh sebagai stabilisator Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek Indonesia juga menawarkan beragam efek berkualitas sejalan dengan pertumbuhan instrumen pasar modal yang semakin meningkat sehingga Bursa Efek Indonesia dapat memberikan manfaat optimal bagi pemodal domestic maupun asing.

4.1.2. Gambaran Umum PT. Indo Kordsa Tbk

PT. Indo Kordsa Tbk (Perseroan) didirikan dalam rangka penanaman modal dalam negeri berdasarkan Undang-Undang No.6 tahun 1968, dengan akta notaris Ridwan Suselo tanggak 8 Juli 1981 No.83, diubah dengan akta-akta notaris yang sama pada tanggal 27 November 1981 No. 288 dan 28 Januari 1982 No. 261: akta-akta ini disetujui oleh


(68)

50

Menteri Kehakiman dengan No.Y.A.5/88/3 tanggal 2 Maret 1982, didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta dengan No.795, 796 dan 797 tanggal 4 Maret 1982, dan diumumkan dalam tambahan No.771 pada Berita Negara No.50 tanggal 22 Juni 1982.

Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan terakhir berdasarkan akta notaris Amrul Partomuan Pohan S.H., No.30 tanggal 12 Juni 2008 sehubungan dengan perubahan seluruh anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007. Perubahan ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat No.AHU-44009 AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 23 Juli 2008.

4.1.3. Gambaran Umum PT. Astra Internasional Tbk

PT. Astra Internasional Tbk (Perseroan) didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT. Astra Internasional Incorporated. Pada tahun 1990, Perseoran mengubah namanya menjadi PT. Astra Internasional Tbk.

Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No.8, Sunter II, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan Perseroan seperti yang tertuang dalam Anggaran Dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa perdagangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat,


(69)

51

pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur, dan teknologi informasi.

4.1.4. Gambaran Umum PT. Astra Otoparts Tbk

PT. Astra Otoparts Tbk (Perusahaan) didirikan dengan akta notaris No.50 September 1991 dari Rukmasanti Hardjasatya, S.H., notaris di Jakarta, dengan nama PT. Federal Adiwiraserasi. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2-1326.HT.01.01.TH.92 tanggal 11 Februari 1992 serta diumumkan dalam Berita Negara No.39 Tambahan No.2208 tanggal 15 Mei 1992. Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No.68 tanggal 27 Mei 2008 dari Imas Fatimah, S.H., sehubungan dengan perubahan mengikuti Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007. Perubahan anggaran dasar ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No.AHU-46481.01.02.tanggal 31 Juli 2008. Sampai dengan tanggal laporan ini, Akta Notaris tersebut masih dalam proses pengumuman di Lembaran Berita Negara.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor baik lokal maupun ekspor dan menjalankan usaha dalam bidang industri logam, suku cadang kendaraan bermotor dan industri plastik.


(70)

52

4.1.5. Gambaran Umum PT. Gajah Tunggal Tbk

PT. Gajah Tunggal Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No.54 tanggal 24 Agustus 1951 dari Raden Meester Soewandi, SH., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No.J.A.5/69/23 tanggal 29 Mei 1952, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.63 tanggal 5 Agustus 1952, Tambahan No.884. Anggaran Dasar Perusahaan telah disesuaikan dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas, dengan akta No.13 tanggal 22 November 2007 dari Amrul Partomuan Pohan SH, Lex Legibus Magister, notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat keputusannya No.C-06556.HT.01.04-TH.2007 tanggal 13 Desember 2007.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan pabrik berlokasi di Tangerang dan Serang. Kantor pusat Perusahaan beralamat di WismaHayam Wuruk, Lantai 10 Jl. Hayam Wuruk 8, Jakarta.

4.1.6. Gambaran Umum PT. Goodyear Indonesia Tbk

PT. Goodyear Indonesia Tbk (Perusahaan) semula didirikan dengan nama ”NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited” pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan Akta Notaris Benjamin ter Kuile No.199, yang kemudian berubah nama menjadi PT. Goodyear Indonesia, berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondaag No.73 tanggal 31 Oktober 1977


(1)

82

4.6. Matrik Penelitian Terdahulu dan Sekarang

No. Peneliti Judul Hasil

1 Noer Sasongko

dan Nita Wulandari (2006)

Pengaruh EVA dan Rasio – Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham

Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham.

Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham

2 Haryanto

dan Toto Sugiharto

(2003)

Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan Industri Minuman Di Bursa Efek Jakarta

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari beberapa rasio profitabilitas hanya return on equity yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sedangkan untuk return on asset dan net profit margin tidak memiliki pengaruh yang signfikan terhadap harga saham. Sedangkan secara bersama-sama dari ketiga variabel return on asset, return on equity dan net profit margin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

3 Edi

Subiyantoro dan Fransisca Andreani (2003) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham (Kasus

Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal

Indonesia)

Dengan nilai sig F diperoleh bahwa model persamaan dalam penelitian ini cukup signifikan meskipun hubungan yang terjadi antara harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya bersifat relatif lemah.

4 Raja

Lambas J. Panggabean (2005)

Analisis Perbandingan Korelasi Eva Dan Roe Terhadap Harga Saham Lq 45 Di Bursa Efek Jakarta

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang analisis perbandingan korelasi EVA dan ROE terhadap Harga Saham pada 20 perusahaan di Bursa Efek Jakarta dapat disimpulkan bahwa EVA mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga saham sedangkan ROE tidak mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga saham.

5 Faiq Shofi (2010)

Pengaruh Profitabilitas dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Publik di BEI

Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa Return on Assets, Return on Equity, Basic Earning Power, Economic Value Added tidak berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Sedangkan Earning Per Share berpengaruh positif terhadap Harga Saham.


(2)

(3)

83 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Return On Assets (X1),

Return On Equity (X2), Earning Per Share (X3), Basic Earning Power (X4)

dan Economic Value Added (X5

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Harga Saham (Y) pada perusahaan otomotif yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia.

1. Hipotesis pertama yang menyatakan Return On Assets (X1

2. Hipotesis kedua yang menyatakan Return On Equity (X

) berpengaruh positif terhadap Harga Saham tidak dapat terbukti kebenarannya.

2

3. Hipotesis ketiga yang menyatakan Earning Per Share (X

) berpengaruh positif terhadap Harga Saham tidak dapat terbukti kebenarannya.

3

4. Hipotesis keempat yang menyatakan Basic Earning Power (X ) berpengaruh positif terhadap Harga Saham dapat terbukti kebenarannya.

4

5. Hipotesis kelima yang menyatakan Economic Value Added (X ) berpengaruh positif terhadap Harga Saham tidak dapat terbukti kebenarannya.

5)

berpengaruh positif terhadap Harga Saham tidak dapat terbukti kebenarannya.


(4)

84

5.2. Saran

1. Disarankan bagi investor untuk lebih meningkatkan kemampuan pendekatannya yang rasional dalam melakukan investasi saham mengingat investasi saham memiliki risiko yang tinggi.

2. Disarankan bagi investor sebelum melakukan investasi, para investor melakukan analisis yang mendalam dan menyeluruh terhadap semua aspek dari kinerja keuangan perusahaan, tetapi dapat juga dengan melihat nilai rasio-rasio yang lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johar, 2007, Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan (Aspek Finansial dan Non Finansial) Berbasis Komputer, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Gujarati, Damodar, 1988, Ekonometrika Dasar, Terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Gitosudarmo, 2002, Manajemen Keuangan, Edisi Empat, BPFE, Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syafri, 2001, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi

satu, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Haryanto dan Sugiharto, Toto, 2003, Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Minuman Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No.3, Jilid 8, Tahun 2003. Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Cetakan

Pertama. BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta.

Jumingan. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Panggabean, Raja Lambas J., 2005, Analisis Perbandingan Korelasi Eva Dan Roe

Terhadap Harga Saham Lq 45 Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen & Bisnis Sreiwijaya Vol. 3 No.5 Juni 2005.

Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-Dasar Pembelajaan Perusahaan, Ed Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sasongko, Noer & Wulandari, Nila, 2006, Pengaruh Eva Dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham, Empirika, Vol. 19 No. 1, Juni 2006.

Skousen, Fred, and Smith, Jay M., 1995, Akuntansi Intermediate, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Subiyantoro, Edi dan Andreani, Fransisca, 2003, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia) Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5, No. 2, September 2003: 171 – 180.

Sugiyono, 2003, Statistika untuk Penelitian, Cetakan kelima, Penerbit CV. Alphabeta, Bandung


(6)

Sunariyah, 2003, Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Tuanakotta, M, Theodorus, 1985, Teori Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta


Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 67 80

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia

0 4 96

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), DAN Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), Dan Market Value Added (MVA) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), Dan Market Value Added (MVA) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 8

NASKAH PUBLIKASI Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), Dan Market Value Added (MVA) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 16

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di BEJ Tahun 2007-2009.

0 0 13

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI (YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 9

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia

0 0 26

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN RASIO-RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 17