CEO Chief Executive Officer Gender

8 menghindari resiko, dan pengambilan keputusan Peni dan Vahaama, 2010. Byrnes, et al 1999, menyatakan bahwa perempuan lebih berhati-hati dan kurang agresif daripada laki-laki dalam konteks variasi akan pengambilan keputusan. Pemimpin perempuan lebih demokratis dan kurang direktif tegas dibandingkan pemimpin laki-laki Eagly dan Johnson, 1990.

C. CEO Gender

Stereotip masyarakat tentang gender dapat berkaitan dengan posisi seorang CEO dalam perusahaan. Menurut Kuntjara 2012: 159, “Tidak mudahnya bagi perempuan untuk berada di dunia kerja yang biasanya diduduki laki-laki terlihat dari cara laki-laki dan perempuan berkomunikasi, perbedaan status dan kekuasaan, serta stereotip laki-laki dan perempuan yang masih kuat melekat di masyarakat”. CEO gender pada penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu maskulin dan feminim. CEO gender pada penelitian ini ditentukan berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin CEO dalam penelitian ini diketahui dari nama dan foto CEO perusahaan. Data gender pada CEO diukur menggunakan skala nominal. Skala nominal mengukur variabel dengan mengklasifikasikan orang atau objek dalam dua kategori atau lebih Sumanto, 2014: 95. Variabel CEO gender dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan variabel dummy. Kategori 1 untuk perusahaan yang dipimpin oleh CEO perempuan dan kategori 0 untuk perusahaan yang dipimpin oleh CEO laki-laki. 9

D. Manajemen Laba

1. Pengertian Manajemen Laba Menurut Asih 2014, “Manajemen laba merupakan campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan menguntungkan diri sendiri perusahaan sendiri”. Menurut Scott 2015: 445, manajemen laba adalah pemiilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dalam mempengaruhi laba untuk mencapai tujuan-tujuan spesifik pelaporan laba. Menurut Schipper 1989, manajemen laba adalah suatu intervensi dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi. Menurut Fischer and Rosenzweig 1995, manajemen laba adalah tindakan manajer untuk menaikkan menurunkan laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelola manajer tanpa menyebabkan kenaikan penurunan keuntungan ekonomi perusahaan. 2. Motivasi Manajemen Laba Menurut Sulistiawan, et al 2011: 31, beberapa hal yang memotivasi individu atau badan usaha melakukan tindakan manajemen laba yaitu: motivasi bonus, motivasi utang, motivasi pajak, motivasi penjualan saham, motivasi pergantian direksi, dan motivasi politis. Motivasi-motivasi tersebut dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 a. Motivasi Bonus Pemegang saham memberikan insentif dan bonus atas kinerja manajemen. Insentif dari pemegang saham diberikan secara rutin, sedangkan bonus diberikan ketika kinerja manajemen berada pada area pencapaian bonus yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Manajemen akan menaikkan laba periode berjalan untuk mendapatkan bonus dari pemegang saham. Manajemen cenderung menaikkan laba ketika bonus dari pemegang saham ditentukan berdasarkan prosentase tertentu. b. Motivasi Utang Motivasi utang dilakukan ketika manajemen ingin mendapatkan pinjaman dari kreditor. Manajemen laba dengan motivasi utang dilakukan agar kreditor mau menginvestasikan sejumlah dana pada perusahaan. c. Motivasi Pajak Manajemen melakukan praktik manajemen laba dapat terjadi karena motivasi pajak. Manajemen akan melakukan manajemen laba agar laba fiskal yang dilaporkan lebih rendah dan tidak melanggar peraturan yang berlaku. Laba fiskal yang rendah membuat perusahaan membayar pajak yang rendah. d. Motivasi Penjualan Saham Perusahaan akan melakukan penawaran saham perdananya ke publik Initial Public Offering untuk mendapatkan tambahan modal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI