Hubungan ceo gender dengan kinerja keuangan perusahaan dan efisiensi investasi perusahaan

(1)

HUBUNGAN CEO GENDER DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN EFISIENSI INVESTASI PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Agnes Monita Napitupulu 132114145

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

HUBUNGAN CEO GENDER DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN EFISIENSI INVESTASI PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Agnes Monita Napitupulu 132114145

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(3)

HUBUNGAN CEOGENDER DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN EFISIENSI INVESTASI PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)

01eh:

Agnes Monita Napitupu1u NIM 32 1414

Pembimbing

to Listianto, M.S.A., Ak.

11


(4)

HUBUNGAN CEOGENDER DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN EFISIENSI INVESTASI PERUSAHAAN

Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Agnes Monita Napitupulu

NTM: 132114145

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada Tanggal hセ Juni 2017

dan dinyatakarrmemenuhi ウセ。イ。エ

Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota

Susunan DewaJHlenguji Nama Lengkap

Dr.Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si , Ak.,CA

Lisia Apriani, SE., M.Si. Ak., QIA., CA

Drs. G. Anto Listianto,mNsNaNセ Ak.

Lisia Apriani, SE., M.Si., Ak., QIA., CA

Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA

セQヲオb[[jHオ、ゥ Yuniarto, S.E., M.B.A


(5)

iv

PERSEMBAHAN

DENGARKANLAH NASIHAT DAN TERIMALAH

DIDIKAN, SUPAYA ENGKAU MENJADI BIJAK DI

MASA DEPAN (Amsal 19:20)

Skripsi yang penuh kekurangan ini kupersembahkan kepada - Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria - Kedua orang tua saya - Kedua kakak saya yang mendukung proses kuliahku - Poyo yang setia menemani dan mengoreksi skripsi saya yang penuh dengan kekurangan ini - Teman-teman bimbingan Pak Anto yang selalu memberi masukan - Siska, Via, Iren, Kata, dan Vivi, Donny yang selalu menemani peneliti saat di Yogyakarta - Anak-anak kos Diastra tanpa terkecuali - Intan, Arin, kak Ryke yang mau menampung peneliti selama proses pembuatan skripsi - Vox Laudes Choir yang selalu menghibur saat proses penyelesaian skripsi - Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini


(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: HUBUNGAN CEOGENDER DENGAN KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN DAN EFISIENSI INVESTASI PERUSAHAAN Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2015

Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 16 Juni 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agnes Monita Napitupulu

Nomor Mahasiswa : 132114145

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN CEO GENDER DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN EFISIENSI INVESTASI PERUSAHAAN Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia 2011-2015

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang menyatakan pernyataan


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak tehingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.SC., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak. Selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak dan Mama selaku orang tua yang telah membantu dalam segala hal dalam proses penyusunan skripsi.

4. Teman-teman MPAT Pak Anto yang telah memberi masukan-masukan positif selama penyusunan skripsi kepada penulis.

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis meyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 04 Juni 2017


(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... v

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Tata Kelola Perusahaan ... 6

1. One-Tier Board ... 7

2. Two-Tier Board ... 7

B. CEO (Chief Executive Officer) ... 9

C. Gender ... 10

D. Kinerja Keuangan... 11

E. Efisiensi Investasi... 15


(10)

ix

G. Hubungan CEO Gender dan Efisiensi Investasi ... 23

H. Penelitian Terdahulu ... 25

I. Kerangka Pemikiran ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Populasi Sasaran ... 29

C. Teknik Pengumpulan Data ... 30

D. Definisi Operasional Variabel ... 30

1. CEO Gender ... 30

2. Kinerja Keuangan Perusahaan ... 31

3. Efisiensi Investasi ... 31

E. Teknik Analisis Data ... 31

1. Mengumpulkan Data ... 31

2. Menghitung Variabel Kinerja Keuangan ... 32

3. Menghitung Variabel Efisiensi Investasi ... 32

4. Melakukan Analisis Deskriptif ... 32

5. Mengklasifikasikan Data Variabel ... 32

6. Melakukan Analisis Tabulasi ... 34

7. Menarik Kesimpulan ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 36

A. Populasi Sasaran ... 36

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Analisis Data ... 40

1. Pengumpulan Data ... 40

2. Perhitungan Kinerja Keuangan ... 40

3. Perhitungan Efisiensi Investasi ... 45

4. Analisis Statistik Deskriptif ... 50

5. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ... 58

6. Penarikan Kesimpulan ... 61

BAB VI PENUTUP ... 65


(11)

x

B. Keterbatasan Penelitian ... 66

C. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 71

LAMPIRAN I PROFIL PERUSAHAAN ... 72

LAMPIRAN III DATA CEO GENDER TAHUN 2011-2015 ... 101

LAMPIRAN IV DATA PERHITUNGAN KINERJA KEUANGAN ... 116

LAMPIRAN V DATA PERHITUNGAN EFISIENSI INVESTASI ... 131

LAMPIRAN VI PENGKLASIFIKASIAN CEO GENDER ... 134

LAMPIRAN VII PENGKLASIFIKASIAN KINERJA KEUANGAN ... 137

LAMPIRAN VIII PENGKLASIFIKASIAN EFISIENSI INVESTASI ... 140


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan Antara Variabel... 35

Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran…... 36

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Return on Asset (ROA)…... 41

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR)…... 45

Tabel 5.3 Tabel Frekuensi CEO Gender…... 50

Tabel 5.4 Analisis Statistik Desktiptif Return on Asset…... 51

Tabel 5.5 Tabel kuartil Return on Asset…... 54

Tabel 5.6 Tabel frekuensi Return on Asset…... 54

Tabel 5.7 Analisis Statistik Dekriptif Debt to Asset Ratio…... 55

Tabel 5.8 Tabel Kuartil Debt to Asset Ratio…... 57

Tabel 5.9 Tabel Frekuensi Debt to Asset Ratio…... 58

Tabel 5.10 Tabulasi Silang CEO Gender Dengan Return on Asset (ROA).... 58

Tabel 5.11 Tabel Symmetric Measures CEO Gender Dengan Return on Asset (ROA)…... 59

Tabel 5.12 Tabulasi Silang CEO Gender Dengan Debt to Asset Ratio (DAR)... 60

Tabel 5.13 Tabel Symmetric Measures CEO Gender dengan Debt to Asset Ratio (DAR)…... 61


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR


(14)

xiii ABSTRAK

HUBUNGAN CEO GENDER DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN EFISIENSI INVESTASI PERUSAHAAN

Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015

Agnes Monita Napitupulu NIM: 132114145 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan

CEO gender dengan kinerja keuangan perusahaan dan efisiensi investasi

perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) CEO gender mempunyai hubungan yang sangat lemah dan positif dengan kinerja keuangan perusahaan, 2)

CEO gender mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan efisiensi

investasi perusahaan.


(15)

xiv ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN CEO GENDER WITH COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE AND COMPANY’S EFFICIENCY OF

INVESTMENT

An Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange During the Periode 2011-2015

Agnes Monita Napitupulu NIM: 132114145 Universitas Sanata Dharma

2017

The purpose of this study is to determine the relationship between CEO gender and the company’s financial performance and the relationship between CEO gender and the company’s efficiency of investment.

The research is an empical study. The used secondary data is obtained by using a documentation techniques. Technique data analysis uses descriptive statistical analysis.

The results of data analysis showed that 1) CEO gender had the very weak and positive relation with company’s financial performance 2) CEO gender had the very weak and positive relation with company’s efficiency of investment. Key words: CEO Gender, Financial Performance, Efficiency of Investment.


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemimpin dalam sebuah perusahaan dapat dikatakan memiliki peranan yang cukup penting bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Pemimpin berperan untuk mengontrol pengelolaan dan pergerakan roda perusahaan dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Kemudian, pemimpin harus menekankan tujuan yang mengutamakan keberlangsungan hidup perusahaan dengan memaksimalkan tenaga professional atau pegawai disekitarnya, aset perusahaan, dan teknologi yang ada. Pemimpin yang dapat dipercaya untuk dapat mengelola semua aspek-aspek tersebut adalah CEO (Chief Executive

Officer) atau direktur utama. Secara garis besar Tugas dari seorang CEO

antara lain memperkirakan kebutuhan pasar, memahami lingkungan bisnis, menyusun strategi, dan bersama dengan pegawai yang lain mengimplementasi strategi tersebut. Tidak hanya itu, posisi CEO juga memiliki tugas menangani permasalahan perusahaan seperti manajemen keuangan terkait kinerja keuangan dan efisiensi investasi.

Penanganan permasalahan kinerja keuangan dan efisiensi investasi sangatlah penting bagi CEO. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Informasi kinerja keuangan merupakan informasi yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah dianalisis dan dapat membantu bagian manajemen dan CEO


(17)

dalam pengambilan Keputusan. Investasi merupakan sebuah cara yang dilakukan perusahaan dalam mengelola modal yang ada. Efisiensi investasi terjadi ketika modal yang dikeluarkan sesuai dengan pengembalian yang didapatkan. Seorang CEO sebaiknya bisa membaca peluang investasi yang ada dan berani dalam pengambilan keputusan sehingga terciptalah investasi yang efisien. Tindakan pengambilan keputusan dalam pengelolaan banyak mengandung faktor yang mendukung atau menghambat dari sisi pengambil keputusan (CEO).

Beberapa peneliti menganggap gender seorang CEO dapat mempengaruhi jenis keputusan yang diambil. Gender merupakan sifat yang melekat pada laki-laki atau perempuan yang dibentuk oleh faktor-faktor sosial maupun budaya. Contoh pembentukan sifat oleh faktor-faktor sosial maupun budaya dapat dilihat pada perempuan yang memiliki sifat lembut, berperasaan dan emosional. Sedangkan laki-laki yang memiliki sifat tegas, percaya diri dan rasional. Beberapa ahli mengatakan CEO perempuan lebih cenderung melewati peluang investasi dan menghindari risiko tinggi daripada CEO laki-laki.

Penelitian yang dilakukan oleh Garba dan Bilkisu (2014), Dutta dan Sudipta (2007), dan Dwiharti (2015) secara garis besar menganggap adanya hubungan antara dewan direksi gender atau CEO gender dengan kinerja laporan keuangan. Tanggapan dari para ahli berbeda dengan Ramadhani (2015) yang mengatakan tidak adanya hubungan antara gender CEO dan


(18)

kinerja keuangan. Penelitian terhadap hubungan gender CEO dan efisiensi investasi juga menimbulkan pro dan kontra. Menurut Kristanti (2012), Faccio, Marchica, dan Mura (2012) terdapat hubungan antara CEO gender dan efisiensi investasi atau efisiensi dalam pengalokasian modal. Pendapat berbeda diutarakan oleh Ramadhani (2015) bahwa tidak ada hubungan antara CEO

gender dengan efisiensi investasi keuangan.

Adanya perbedaan pendapat diatas membuat peneliti ingin mencari tahu hubungan CEO gender dengan kinerja keuangan dan efisiensi investasi pada perusahaan Indonesia yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk itu penelitian ini mengangkat judul “Hubungan CEO Gender dengan Kinerja Keuangan Perusahaan dan Efisiensi Investasi Perusahaan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan CEO gender dengan kinerja keuangan perusahaan? 2. Bagaimana hubungan CEO gender dengan efisiensi investasi perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian:


(19)

2. Mengetahui hubungan CEO gender dengan efisiensi investasi perusahaan

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan CEO gender dengan kinerja keuangan perusahaan dan efisiensi investasi perusahaan.

2. Untuk penelitian yang akan datang, penelitian ini memberikan referensi penelitian yang diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan yang berhubungan dengan gender, kinerja keuangan dan efisiensi investasi.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disusus dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitiaan, serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini


(20)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, populasi sasaran, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, cara peneliti menentukan populasi sasaran, serta daftar dan profil perusahaan yang menjadi populasi sasaran penelitian.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan, analisis terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, peneliti memberikan saran-saran bagi pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.


(21)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tata Kelola Perusahaan

Tata kelola perusahaan sangat berpengaruh terhadap pembentukan, penetapan, dan pencapaian tujuan serta pengembangan budaya kerja dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. The Organization

For Economic Cooperation And Development (OECD; 1999) mendefinisikan

tata kelola (corporate governance) sebagai sistem yang digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis dalam perusahaan sedangkan Pedoman Umum Good corporate Governance (GCG) Indonesia (2006), mengatakan bahwa GCG adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar karena berkaitan dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha yang kondusif. Corporate

governance mengatur pembagian hak dan kewajiban pihak-pihak dalam

organisasi, yang mana pihak-pihak tersebut termasuk dewan pengurus, manajer, pemegang saham, dan pemangku kepentingaan lainnya.

Kim et al (2009) berpendapat bahwa dalam teori tata kelola perusahaan, struktur dewan memiliki pengaruh yang kuat pada tindakan yang dilakukan oleh dewan dan manajemen puncak hingga pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Menurut Rasyidah (2013), terdapat dua sistem corporate governance yang pada umumnya dianut oleh negara-negara di dunia ini, yaitu one-tier board (sistem satu kamar) dan two-tier board


(22)

(sistem dua kamar atau dualisme). Sistem two-tier board banyak digunakan negara-negara di daratan Eropa seperti Jerman dan Belanda. Sedangkan sistem

one-tier board dianut negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Ticker (2009) didalam Rasyidah (2013) menjelaskan beberapa perbedaan yang mendasar dari system one-tier board dan two-tier bard tersebut:

1. One-Tier Board

Sistem one-tier board menyatukan peran dewan pengawas (dewan komisaris) dan dewan pelaksana (dewan direksi) didalam satu wadah yang sama yakni board of directors. Ticker (2009) di dalam Rasyidah (2013) menyebutkan terdapat empat jenis board of directors:

a. Semua direktur eksekutif (pengurus senior) dan manajer merupakan anggota board. Tipe ini digunakan oleh perusahaan kecil, perusahaan keluarga, dan start-up business.

b. Direktur eksekutif (pengurus senior) sebagai anggota mayoritas dan direktur non-eksekutif (direktur independen) sebagai minoritas.

c. Mayoritas anggota board adalah direktur non-eksekutif (direktur independen), sebagian diantaranya merupakan direktur independen. d. Semua direktur non-eksekutif adalah anggota board.

2. Two-Tier Board

Pada sistem two-tier board, corporate governance dibagi menjadi dua kelompok :


(23)

a. Dewan pengawas (supervisory board)

Dewan pengawas terdiri dari direktur non-eksekutif independen (pengurus senior independen) dan direktur non-eksekutif tidak independen (pengurus senior tidak independen). Independen dalam hal ini menyangkut ketidakpemilikan modal didalam perusahaan yang mereka pimpin.

b. Dewan pelaksana (executive board)

Dewan pelaksana terdiri dari semua direktur pelaksana seperti Chief

Executive Board (CEO), yang bertugas memimpin dan bertanggung

jawab untuk kestabilan perusahaan secara menyeluruh;Chief Financial

Officer (CFO), yang mengatur aktivitas keuangan dalama korporasi;

Chief Operator Officer (COO), merupakan manajer senior yang

bertanggujawab mengatur operasional korporasi setiap harinya dan melaporkan kepada CEO serta manajer-manajer lain dibawahnya. Menurut Ramadhani (2015), Indonesia menggunakan two tiers system karena sistem hukum Indonesia berasal dari sistem hukum Belanda dan menurut Tambunan (2015), Indonesia termasuk kategori two-tier board karena sesuai dengan UU RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas pasal satu ayat dua yang menyatakan organ perseroan adalah rapat umum pemegang saham, direksi, dan komisaris.


(24)

B. CEO (Chief Executive Officer)

Menurut UU Indonesia Nomor 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas pasal 1 ayat 5, direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa direksi memiliki kewajiban untuk mengurus atau mengelola perusahaan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan bila dilihat dari sistem two-tier board, Chief Executive Officer (CEO) merupakan kepala dewan direksi atau dewan pelaksana, sehingga dapat dikatakan bahwa CEO memiliki tanggungjawab untuk mengurus dan mengelola perusahaan dengan baik dan bertanggungjawab. Menurut Johnson (2001: 6), “kemampuan untuk mengelola perusahaan tergantung pada kemampuan seorang manajer untuk memahami lingkungan bisnis pada masa kini secara tepat, memperkirakan kebutuhan pasar pada masa yang akan datang secara konsisten, menyusun strategi yang efektif, dan melaksanakan strategi yang telah disusun itu dengan benar dan tepat”. Pihak yang dianggap pantas oleh Johnson (2001) adalah seorang CEO.

Chief Executive Officer (CEO) merupakan kepala atau pemimpin

didalam dewan direksi atau manajemen puncak perusahaan dan bertugas memimpin serta bertanggung jawab untuk kestabilan perusahaan secara


(25)

menyeluruh. D’Ewart (2015) mengungkapkan bahwa CEO merupakan pihak yang diberikan kewenangan luas dalam perusahaan dan dibebankan secara menyeluruh menganai kepemimpinan, strategi, dan arah perusahaan yang mereka pimpin karena tugas pokok CEO adalah bertanggungjawab atas semua tugas pokok bisnis yang dijalankan dan melaporkan hasilnya secara langsung kepada dewan komisaris.

C. Gender

Manusia pada hakikatnya terbagi menjadi dua jenis kelamin yang secara lahiriah diperoleh sejak lahir, yakni jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Terdapat dua cara untuk membedakan antara laki-laki dan perempuan yakni dengan cara anatomi tubuh dan peran mereka dalam sosial dan masyarakat. Kata gender dan sex bukanlah sebuah kata yang asing Bila kita berbicara mengenai jenis kelamin manusia. Kata gender (dalam arti penyebutan laki-laki atau perempuan) dan sex tidak terdapat didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dan tidak dibedakan secara pasti dalam kamus Bahasa Inggris.

Menurut Handayani dan Sugiati (2001: 4), kata gender dan sex sebaiknya dibedakan. Gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh faktor-faktor sosial maupun budaya, sehingga lahir beberapa anggapan tertentu tentang peran sosial dan budaya laki-laki dan perempuan. Bentuk sosial atas laki-laki dan perempuan antara


(26)

lain: perempuan dikenal sebagai makhluk yang feminim dengan karakter lembut, penuh perhatian, sensitif, emosional, atau keibuaan. Sedangkan laki-laki yang maskulin dengan karakter kuat, kompetitif, mandiri, rasional, jantan, dan perkasa. Menurut Sugihastuti (2010), kelamin atau sex merupakan penggolongan biologis yang didasarkan pada sifat reproduksi potensial, anatomis, endokrin, dan kromosom. Ciri-ciri biologis yang dimiliki laki-laki adalah jakun, bersuara berat, memiliki penis, testis, dan sperma yang berfungsi untuk meneruskan keturunan. Ciri-ciri biologi yang dimiliki perempuan adalah buah dada untuk menyusui anaknya dan mempunyai rahim serta sel telur untuk meneruskan keturunan. Sugihastuti (2010: 5) menyatakan bahwa

“gender membangun sifat biologis; dari yang tadinya bersifat alami, kemudian

melebih-lebihkannya, dan pada akhirnya menempatkannya pada posisi yang sama sekali tidak relevan”.

D. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjukkan kinerja dari sebuah perusahaan pada waktu tertentu. Analisis Kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan pada periode tertentu dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang ada seperti profitabilitas. Hasil dari analisis terhadap kinerja

keuangan dapat dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola perusahaan


(27)

landasan pemberian reward atau punishment terhadap manajer dan anggota organisasi (Pertiwi dan Ferry, 2012).

Menurut Ramadhani (2015), rasio profitabilitas dapat diukur menggunakan Return on Asset (ROA), Return on Investment (ROI), Return

on Equity (ROE), Net P rofit Margin (NPM), dan Gross Profit Margin, atau

dapat menggunakan asset utilization, seperti total asset turnover, inventory

turnover, dan working capital turnover. Strelcova (2004), menyebutkan

beberapa ukuran yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja, seperti return

on equity, retun on investment, return on asset, stock kinerja, dan lain-lain.

Beberapa rumus dalam rasio profitabilitassebagai berikut:

1. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) atau laba atas aset digunakan untuk mengukur

tingkat laba terhadap aset yang digunakan dalam menghasilkan laba. Pengukuran kemampuan perusahaan dengan ROA dapat diartikan dalam dua cara, yakni untuk mengukur perolehan laba dan mengukur hasil total untuk seluruh penyedia sumber dana, yaitu kreditor dan investor.

Perhitungan ROA dengan menggunakan basis setelah pajak (Prihadi, 2010: 152) :

RO

Versi lain dari ROA adalah perhitungan yang berbasis pada EBIT atau berbasis sebelum pajak (Prihadi, 2010: 154) :


(28)

RO E IT

Rumus ROA dengan after-tax dan rumus ROA dengan menggunakan EBIT memperhatikan return untuk seluruh pemberi dana. Perbedaan dari kedua metode ini adalah jenis laba yang digunakan antara sebelum bunga dan pajak atau setelah pajak. Perhitungan ROA juga bisa menggunakan dasar operating (Prihadi, 2010: 155):

RO

Perhitungan ROA yang sederhana adalah menggunakan laba bersih (Hery, 2015: 228):

RO Laba ersih Total set

ROA dapat menunjukkan tingkat profitabilitas perusahaan. Menurut Hery (2015: 228), semakin tinggi nilai ROA atau semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya semakin rendah ROA atau semakin rendah hasil pengembalian atas aset berarti semakin rendah pula jumlah laba yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Ramadhani (2015) mengatakan ROA dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk mengalokasikan dan mengelola sumber dayanya.


(29)

Penelitian ini menggunakan rumus ROA untuk mengukur kinerja keuangan pada perusahaan. Rumus ROA mengandung unsur laba bersih, dan total aset. Laba bersih perusahaan dapat dilihat pada laporan laba rugi. Total aset diukur dengan melihat total utang jangka panjang dan jangka pendek pada neraca.

2. Return on Investment (ROI)

ROI memperhitungkan laba yang diperoleh dikaitkan dengan investasi yang digunakan untuk meghasilkan laba tersebut (Munawir, 2001: 105).

ROI

Menurut Prastowo dan Rifka (2002: 85), terminologi Return on Investment (ROI) sangatlah luas untuk mengukur hubungan antara laba yang diperoleh dan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba sehingga ratio untuk mengukurnya dibagi menjadi dua, yakni Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).

3. Return on Equity (ROE)

ROE dapat disebut laba atas modal sendiri, ekuitas, atau net asset. Perhitungan ROE dapat menggunakan basis sebelum pajak, maupun setelah pajak (Prihadi, 2010: 160):

ROE

ROE


(30)

4. Net Profit Margin (NPM)

NPM mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Ratio ini memberikan gambaran mengenai laba bagi para pemegang saham sebagai prosentase dari penjualan (Prastowo, 2002: 91):

NPM Laba bersihPenjualan

5. Gross Profit Margin (GPM)

Rasio laba kotor terhadap penjualan merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. GPM mengukur efisiensi produksi dan penetuan harga jual (Prastowo, 2002: 90).

GPM Laba KotorPenjualan

E. Efisiensi Investasi

Efisiensi dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang dimiliki dengan tepat dan tidak melakukan pemborosan sumber daya tetapi digunakan secara maksimal sehingga dapat menekan biaya yang dianggarkan di dalam proses pengelolaan perusahaan.

Menurut Hartanto (2015: 5), investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu atau dalam arti luas investasi dapat dikatakan sebagai penggunaan aktiva yang produktif untuk mengubah satu unit konsumsi yang tertunda untuk dihasilkan menjadi lebih dari satu unit konsumsi mendatang. Dari pernyataan Hartanto


(31)

(2015: 5), dapat diketahui bahwa alasan sebuah entitas memutuskan melakukan sebuah investasi adalah untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar pada masa mendatang dari nilai yang bisa didapatkan sekarang dengan nilai modal yang sama. Menurut McNichols dan Stubben (2008) di dalam Lenard (2012), keputusan investasi tergantung pada ekspektasi manajer akan manfaat yang diterima dan investasi tersebut juga bergantung pada ekspektasi dari pertumbuhan masa depan dan permintaan barang dan jasa.

Menurut Hodgson (2000), efisiensi investasi adalah fungsi dari risiko,

return dan total cost dari manajemen investasi yang sangat berkaitan dengan

kendala yang dioperasikan oleh investor. Sari dan Suaryana (2014) mengatakan, efisiensi dalam investasi adalah kondisi perusahaan yang dalam melakukan investasinya terhindar dari overinvestment dan underinvestment. Menurut Triwardhani (2015), kondisi underinvestment terjadi karena manajer lebih memilih tidak menjalankan proyek NPV positif karena manajer belum tentu mendapatkan keuntungan secara pribadi pada proyek tersebut karena keuntungan yang didapatkan digunakan untuk membayar pemegang saham

(debt holders). Sebaliknya, kondisi overinvestment terjadi saat manajer

memilih menjalankan proyek NPV positif karena manajer ingin mendapatkan banyak keuntungan bagi dirinya sendiri dari kelebihan hasil proyek yang didapatkannya.

Penilaian atas investasi dapat dihitung dengan rasio leverage. Rasio


(32)

dalam memenuhi seluruh kewajibannya (Hery 2015: 167). Menurut Ramadhani (2015), leverage digunakan untuk mengukur perbedaan tingkat risiko yang diambil oleh pembuat keputusan dalam melakukan investasi pada efisiensi investasi. Beberapa rumus dalam rasio leverage sebagai berikut: 1. Total Utang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity)

Total utang terhadap ekuitas ini memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko hutang tidak tertagih (Prastowo, 2002: 84)

Total ModalTotal Utang

2. Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity) Rumus Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas menurut Subramanyam (2014: 44)

Kewajiban Jangka Panjang Ekuitas Pemegang Saham

3. Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (Times Interest Earned)

Kelipatan bunga yang dihasilkan (times interest earned) mengukur kemampuan operasi perusahaan dalam memberikan proteksi kepada kreditor jangka panjang dalam membayar bunga (Prastowo, 2002: 85).


(33)

4. Rasio Utang terhadap Total aset (Debt to asset Ratio)

Total Utang Total set

Menurut Hery (2015: 195), Debt to asset ratio adalah sebuah rasio yang mengukur jumlah aset yang dibayar oleh utang atau dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset. Menurut Ornianti (2009) rasio utang terhadap total aktiva (debt to asset ratio) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang ditambah beban bunga pinjaman dibagi dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Menurut Hery (2015: 195), apabila besaran ratio utang terhadap aset adalah tinggi maka hal ini tentu saja akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman dari kreditor karena khawatir tidak dapat melunasi utang dengan aset yang dimiliki. Debt to

asset ratio yang besar menunjukkan bahwa sebagian besar aset yang

dimiliki perusahaan dibiayai utang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin kecil nilai debt to asset ratio maka akan semakin baik bagi perusahaan. Menurut Ramadhani (2015) penggunaan debt to asset ratio pada perhitungan efisiensi investasi digunakan untuk mengukur perbedaan tingkat risiko yang diambil oleh pembuat keputusan (baik laki-laki atau perempuan) dalam melakukan investasi. Debt to asset ratio yang menguntungkan (favorable) terjadi apabila pendapatan yang diterima dari


(34)

penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap yang dikeluarkan untuk penggunaan dana tersebut.

Penelitian ini menggunakan rumus debt to asset ratio sederhana, yakni total utang dibagi total aset.

F. Hubungan CEO Gender dan Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu cara atau analisis untuk menilai pergerakan perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Fahmi (2011: 2) mendefinisikan kinerja keuangan sebagai suatu analisis yang digunakan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah mencapai tujuannya, dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Aturan yang dimaksud oleh Fahmi (2011) Seperti dalam pembuatan laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam IFRS

(International Financial Reporting Standards) atau GAAP (General Acepted

Accounting Principle) ataupun

Menurut Puspa (2016), manajemen terutama manajemen puncak memiliki andil yang besar atas perusahaan karena mereka yang melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Sucipto (2003) mengatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Seorang CEO sebagai kepala atau pemimpin didalam dewan direksi mempunyai tugas untuk memastikan kinerja perusahaan termasuk kinerja keuangan perusahaan berjalan dengan


(35)

baik dan benar. Karakter dari gender seorang CEO laki-laki dan perempuan yang berbeda menyebabkan respon keduanya dalam hal peraturan ataupun kebijakan-kebijakan yang diambil dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan berbeda pula. Perbedaan respon tersebut dapat terjadi karena terdapat perbedaan pola pikir dalam toleransi besarnya risiko yang akan didapatkan dari setiap keputusan yang diambil.

Menurut Dwiharti (2015), perilaku risk taking atau pengambilan risiko tidak hanya dapat dilakukan oleh pemegang saham tetapi juga oleh manajer. Manajer memiliki kecenderungan melakukan risk averse atau menghindari risiko karena mereka ingin menjaga posisi mereka di perusahaan. Sehingga manajer cenderung membuat keputusan dengan risiko yang lebih rendah agar potensi kerugian yang diterima perusahaan juga semakin rendah. Perempuan cenderung melakukan risk aversion atau menghindari risiko cukup tinggi dibandingkan dengan laki-laki (Ramadhani, 2015). Perilaku risk aversion dapat timbul karena gender perempuan yang menurut Handayani dan Sugiati (2001) memiliki karakter lembut dan cenderung tidak tegas dibandingkan dengan laki-laki yang lebih kuat dan rasional. Nielsen dan Huse (2010) menunjukkan keberadaan perempuan didalam posisi manajemen dapat memberikan dampak positif terhadap kendali dan kinerja di dalam perusahaan bila perempuan tersebut memiliki karakter dan kualitas yang dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi aktivitas perusahaan dan pengendalian operasional.


(36)

Pernyataan diatas bertolak belakang dengan pendapat Al-Shammari dan Mejbel (2014) yang berpendapat bahwa kehadiran anggota dewan perempuan tidak memberi dampak positif terhadap kinerja perusahaan di negara Kuwait. Akan tetapi aspek yang mempengaruhi kinerja adalah tata kelola, keterampilan dan keahlian dewan. Hasil penelitian Bader dan Majbel (2014) dipengaruhi oleh sedikitnya proporsi perempuan didalam komposisi dewan di perusahaan-perusahaan non-keuangan di negara Kuwait.

Menurut Carter (2010) yang melakukan penelitian mengenai gender dan etnik pada dewan komisaris dan dewan direksi, bahwa tidak ada teori langsung yang membahas mengenai komposisi dewan dan kinerja keuangan. Menurut Carter (2010), terdapat empat pendekatan yang dapat digunakan untuk membahas komposisi dewan dan kinerja keuangan tetapi Pendekatan

Agency theory yang kemukakan oleh Carter (2010) dapat digunakan sebagai

pendekatan untuk melihat hubungan gender seorang CEO dengan kinerja keuangan.

Dasar dari agency theory atau teori keagenan melihat pada fungsi dewan untuk melakukan fungsi monitoring dan pengendalian manajer (Jensen & Meckling, 1976). Carter, Simkins, dan Simpson (2003) menunjukkan keberagaman pada dewan dapat menciptakan kegiatan monitoring yang lebih baik karena dapat meningkatkan kemandirian pada dewan. Perusahaan yang menggunakan saham dalam hal pembagian kepemilikan mengenal istilah


(37)

agent diberikan kepada dewan sebagai penggerak keinginan principal dalam mencapai tujuan principal. Menurut Eisenhardt (1989), teori keagenan berhubungan dengan beberapa masalah mengenai kepentingan agent dan

principal. Masalah dalam agency teory timbul ketika dalam memenuhi

keinginan dan tujuan pokok masing-masing terdapat konflik dan susahnya bagi principal untuk mengetahui atau melakukan verifikasi mengenai apa yang telah dilakukan oleh agent sudah dapat dikatakan tepat atau belum. Masalah lain di dalam agency theory adalah pembagian risiko yang timbul ketika principal dan agent memiliki sikap yang berbeda terhadap risiko. Faccio, Marchica, dan Mura (2012) menyatakan dalam konteks lembaga, CEO bertindak untuk memaksimalkan utilitas mereka sendiri dari pada pihak pemegang saham. Hal ini bertolak berlakang dengan pihak principal yang mengharapkan keuntungan besar bagi diri mereka dari perusahaan tempat mereka menanamkan modalnya yang dikelola oleh pihak agent. Tetapi, untuk mendapatkan keuntungan yang besar bagi principal, pihak agent dihadapkan pada resiko bagi diri mereka sendiri dan resiko bagi perusahaan yang besar pula. Jensen dan Meckling (1976) meyatakan bahwa agency problem dapat terjadi karena CEO sebagai pihak agent cenderung untuk “mengamankan” diri mereka dari risiko yang akan membuat mereka cemas. Sehingga, Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa sifat agent yang menghindar dari resiko tersebut menyebabkan nilai perusahaan yang jauh lebih rendah dari yang seharusnya. Pernyataan Jensen dan Meckling (1976) serta Eisenhardt (1989)


(38)

menunjukkan bahwa permasalahan teori agensi berkaitan dengan kepentingan pribadi pihak terkait (self interest) antara principal dan agent dengan perilaku risk taking.

G. Hubungan CEO Gender dan Efisiensi Investasi

Efisiensi dapat dikatakan sebagai penggunaan sebuah metode secara tepat dalam melakukan suatu hal agar tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya. Verdi (2006) menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang menentukan efisiensi dalam investasi. Pertama, sebuah perusahaan perlu mengumpulkan modal untuk mendanai kesempatan investasi yang ada. Kedua, walaupun perusahaan mengambil keputusan untuk mengumpulkan modal, hal itu tidak menjamin bahwa perusahaan telah melakukan keputusan investasi yang benar dan efisien. Keputusan untuk melakukan sebuah Investasi yang diambil oleh dewan direksi sebagai pemimpin perusahaan merupakan keputusan penting dan harus dipertimbangkan karena setiap keputusan yang dihasilkan dapat menciptakan output yang berbeda berupa keuntungan yang tinggi atau keuntungan yang rendah bahkan kerugian.

McNichols dan Stubben (2008) di dalam Lenard (2012) menyatakan keputusan investasi tergantung dari ekspektasi manajer akan manfaat yang diterima. Bahtelsmit dan Alexandra (1996), mengungkapkan perempuan lebih konservatisme dibandingkan dengan rekan-rekan laki-lakinya dalam berinvestasi portofolio aset yang dimiliki. Hal ini menurut Bahtelsmit dan


(39)

Alexandra (1996) dipicu oleh sikap mereka mengenai pengambilan risiko.

Agency theory dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menjelaskan

hubungan CEO gender dengan efisiensi investasi karena menjelaskan mengenai unsur kepentingan dan pemilihan besarnya sebuah resiko oleh pihak tertentu bagi keuntungan pihak lain. Menurut Eisenhardt (1989), agency

theory menggunakan tiga asumsi dasar sifat manusia sebagai pendekatannya,

yakni self interest (manusia pada umumnya lebih mementingkan dirinya sendiri daripada orang lain), bounded rationality (keterbatasan daya pikir manusia untuk mengetahui kejadian masa mendatang), dan risk aversion (manusia memiliki kecenderungan menghindari risiko).

Hasil dari penelitian Faccio, Marchica, dan Mura (2012), menemukan bahwa CEO perempuan sebagai pihak agent cenderung mengorbankan kepentingan pemegang saham yang merupakan pihak principal karena tidak berani dalam mengambil sebuah resiko. Menurut Faccio, Marchica, dan Mura (2013), perempuan cenderung melewatkan kesempatan yang menguntungkan dalam melakukan sebuah investasi sehingga membuat perusahaan tidak dapat memaksimalkan laba yang ada karena tidak mengambil kesempatan tersebut. Perbedaan gender dalam pengambilan risiko mengenai investasi dapat dikaitkan dengan bagaimana preferensi yang dimiliki oleh individual itu sendiri. Preferensi adalah sebuah pilihan atau kecenderungan memilih antara alternatif-alternatif yang ada. Penentuan alternatif yang dipilih akan menciptakan perbedaan hasil sesuai dengan modal yang berani dikeluarkan


(40)

oleh perusahaan dalam berinvestasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa efisiensi investasi terbentuk ketika modal yang dikeluarkan sesuai dengan pengembalian (output) yang didapatkan.

H. Penelitian Terdahulu

Garba dan Bilkisu (2014) melakukan penelitian mengenai hubungan antara keberagaman dewan komisaris dan direksi terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan asuransi di Nigeria salah satu keberagaman yang diteliti yakni mengenai gender. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keberagaman jenis kelamin di dewan secara signifikan akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Dutta dan Sudipta (2007) melakukan penelitian mengenai hubungan perbedaan gender didalam ruang rapat dan kinerja keuangan pada bank komersial di Bangladesh pada periode 2002-2005. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya hubungan antara keberagaman gender di ruang rapat dan kinerja keuangan bank komersial di Bangladesh.

Dwiharti (2015) melakukan penelitian mengenai analisis pengaruh

gender CEO terhadap kinerja keungan dan tingkat risiko perusahaan pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Hasil dari penelitian menunjukkan perempuan sebagai CEO berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.


(41)

Raluca dan Georgiana (2013) melakukan penelitian mengenai dampak keberagaman gender dan usia terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini melihat Keberadaan seorang perempuan dalam posisi CEO atau ketua dewan direksi dan korporasi efisiensi atau kebijakan dividen dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Bucharest periode 2001. Hasil dari penelitian menunjukkan usia ketua dewan direksi mempengaruhi profitabilitas saham dan usia ketua dewan direksi positif mempengaruhi ukuran dividen tetapi peningkatan jumlah perempuan di dewan direksi atau tim manajemen tidak berdampak pada ROA, ROE, profitabilitas saham atau dividen yang dibayarkan. Sehingga dapat dikatakan adanya perempuan di posisi kepemimpinan (CEO) tidak memiliki dampak pada saham, keuangan, dan ekonomi.

Farida (2012) melakukan penelitian mengenai penggunaan leverage pada perusahaan: perbedaan antara CEO laki-laki dan perempuan. Farida (2012) beranggapan bahwa pengambilan risiko akan dipengaruhi oleh gender dari CEO atau diversitas gender dari dewan direksi atau top manajemen. Populasi dari penelitian adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2008. Hasil dari penelitian ini adalah adanya perbedaan yang signifikan dalam penggunaan leverage antara perusahaan dengan CEO laki-laki dan perusahaan CEO perempuan. Dengan kata lain, perempuan cenderung lebih risk averse dibandingkan laki-laki yang lebih risk taker.


(42)

Faccio, Marchica, dan Mura (2012), melakukan penelitian mengenai

CEO gender, corporate risk-taking, dan efisiensi alokasi modal pada tahun

2012 dengan menggunakan database nama-nama perusahaan yang melakukan perdagangan di eropa yang bernama “Amadeus Top250.000”. Hasil penelitian menunjukkan CEO gender secara signifikan mempengaruhi tingkatan pengambilan risiko perusahaan. CEO perempuan cenderung melakukan investasi yang kurang berisiko bila dibandingkan dengan CEO laki-laki. Dalam efisiensi proses alokasi modal, Faccio, Marchica, dan Mura (2012) menemukan hubungan positif antara CEO gender dan efisiensi proses alokasi modal. Tingkat investasi yang dilakukan CEO laki-laki searah dengan peluang investasi yang ada sedangkan perempuan cenderung kurang efisien menggunakan kesempatan atau peluang yang ada.

Ramadhani (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh keberagaman gender terhadap kinerja keuangan perusahaan dan efisiensi investasi pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2012. Penelitian Ramadhani (2015) tidak hanya berfokus terhadap CEO saja tetapi juga jajaran dewan direksi dan dewan komisaris. Hasil penelitian adalah keberagaman gender pada komposisi dewan perusahaan tidak mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian untuk efisiensi investasi adalah efisiensi investasi dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, semakin besar ukuran perusahaan semakin besar tingkat efisiensi investasinya,


(43)

dan tidak dipengaruhi oleh anggota dewan perempuan yang cenderung menghindari risiko.

I. Kerangka Pemikiran

Kinerja keuangan perusahaan dan efisiensi investasi dapat mencerminkan strategi pengelolaan perusahaan dalam mencapai tujuan. Strategi pengelolaan perusahaan dapat terencana dan terlaksana sesuai dengan keputusan-keputusan yang ambil oleh pemimpin perusahaan (CEO). Gender seorang CEO diduga dapat mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan diambil.

Penelitian ini mengangkat hubungan antara variabel sehingga tidak ada perumusan hipotesis karena kesimpulan dari penelitian ini terbatas pada populasi sasaran. Fokus penelitian ini adalah hubungan antara CEO gender dengan kinerja keuangan dan CEO gender dengan efisiensi investasi. Berdasarkan hal tersebut, kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berukut:

CEO Gender

Kinerja Keuangan Perusahaan

Efisiensi Investasi Perusahaan Gambar 2.1: Gambar Kerangka Pemikiran


(44)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi empiris. Penelitian empiris merupakan studi yang dilakukan berdasarkan data-data eksperimental hasil pengamatan, pengalaman, uji coba untuk ilmu pengetahuan dan penelitian atau data sekunder. Studi empiris pada penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Populasi Sasaran

Populasi sasaran pada penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. Kriteria populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2015.

2. Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan laporan keuangan dengan mata uang rupiah selama periode tahun 2011-2015.

3. Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan laporan keuangan tahunan dan menghasilkan laba/ rugi bersih selama periode tahun 2011-2015.


(45)

4. perusahaan manufaktur yang mengeluarkan laporan keuangan yang mempunyai data untuk perhitungan kinerja keuangan dan efisiensi investasi dan data mengenai jajaran direksi pada perusahaan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan menganalisis data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur. Selain itu juga menggunakan studi pustaka dengan mengumpulkan data, artikel, jurnal, maupun sumber tertulis lain yang berkaitan dengan variabel penelitian.

D. Definisi Operasional Variabel

Analisis data pada penelitian ini menggunakan variabel CEO gender, kinerja keuangan, dan efisiensi investasi. Definisi dari ketiga variabel tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. CEO Gender

CEO adalah jabatan kepala didalam manajemen eksekutif atau dewan direksi perusahaan dan bertanggungjawab terhadap keseluruhan kegiatan perusahaan. Gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh faktor-faktor sosial maupun budaya, sehingga lahir beberapa anggapan tentang peran sosial dan budaya


(46)

laki-laki dan perempuan. CEO gender adalah sifat atau karakter yang melekat pada diri seorang CEO, baik pada CEO perempuan ataupun CEO laki-laki.

2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan adalah ukuran yang dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan perusahaan dan hasil dari tindakan direktur dalam menghasilkan laba dalam upaya pencapaian tujuan.

3. Efisiensi Investasi

Efisiensi investasi terjadi ketika modal yang dikeluarkan sesuai dengan pengembalian (output) yang didapatkan.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, perlu dilakukan langkah-langkah pengolahan data. Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan data:

1. Mengumpulkan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. Mengumpulkan data untuk CEO gender dengan melihat data susunan dewan komisaris dan direksi pada laporan keuangan tahunan. Data mengenai kinerja keuangan dilihat dari Return on Asset (ROA) yang dihitung dari laba bersih yang didapatkan dari laporan laba rugi dibagi dengan total aset yang didapat dari laporan posisi keuangan.


(47)

Data Debt to Asset ratio (DAR) digunakan untuk perhitungan efisiensi investasi. Debt to asset ratio terdiri dari total utang pada laporan posisi keuangan dibagi total aset yang terdapat pada laporan posisi keuangan.

2. Menghitung Variabel Kinerja Keuangan

Menghitung data Return on Asset (ROA) yang akan digunakan untuk menilai kinerja keuangan.

3. Menghitung Variabel Efisiensi Investasi

Menghitung data Debt to Asset Ratio (DAR) yang akan digunakan untuk menilai efisiensi investasi.

4. Melakukan Analisis Deskriptif

analisis deskriptif adalah metode yang menggambarkan sifat-sifat data. analisis deskriptif merupakan hasil dari pengumpulan dan peringkasan data, serta penyajian hasil ringkasan yang dilakukan. Hasil ringkasan disusun secara baik dalam bentuk tabel, grafik-grafik maupun diagram-diagram sehingga dapat mempermudah para pengguna data untuk memperoleh informasi yang diinginkan.

5. Mengklasifikasikan Data Variabel

a. Mengklasifikasikan data keberagaman gender CEO

Setelah keberagaman gender diklasifikasikan menjadi dua kategori: 1 = jika perempuan yang menjabat sebagai direktur utama atau


(48)

0 = jika laki-laki yang menjabat sebagai direktur utama atau CEO pada perusahaan

b. Mengklasifikasikan data return on asset

Nilai Return on Asset (ROA) perusahaan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam penggunaan aktiva di dalam operasi perusahaan dengan membagi antara laba bersih dengan total aset. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data

return on asset menjadi 4 kategori tingkatan, yaitu sangat rendah,

rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi nilai ROA menjadi 4 ketegori berdasarkan nilai kuartil smua populasi yang digunakan, kemudian membuat kategori sebagai berikut:

Sangat rendah : 1

Rendah : 2

Tinggi : 3

Sangat tinggi : 4

c. Mengklasifikasikan data debt to asset ratio

Klasifikasi data debt to asset ratio dilakukan dengan membagi total utang dengan total aset. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti mengklasifikasikan data return on asset menjadi 4 kategori tingkatan, yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi nilai ROA menjadi 4 ketegori berdasarkan


(49)

nilai kuartil smua populasi yang digunakan, kemudian membuat kategori sebagai berikut:

Sangat rendah : 1

Rendah : 2

Tinggi : 3

Sangat tinggi : 4

6. Melakukan Analisis Tabulasi

Untuk melihat apakah ada atau tidaknya hubungan antara CEO gender dengan kinerja keuangan dan CEO gender dengan efisiensi investasi maka akan dilakukan analisis tabulasi silang (crosstabs) yaitu menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom. Data untuk penyajian crosstabs adalah data berskala nominal dan ordinal (Santoso, 2012: 218). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data nominal dan ordinal. Menurut Santoso (2012: 195), untuk melihat hubungan antara variabel bertipe nominal dengan ordinal, maka dapat memakai ukuran korelasi nominal, seperti Cramer’s V, Lambda, dan lainnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji Cramer’s V. Cramer merupakan uji statistik yang ditujukan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel berskala nominal. Menurut Sarwono (2009: 59), nilai koefisien korelasi atau hubungan antara dua variabel, adalah sebagai berikut:


(50)

Tabel 1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan Antara Variabel Nilai korelasi Tingkat Hubungan

0,00 Tidak ada korelasi antara dua variabel >0 - 0,25 Korelasi sangat lemah

>0,25 - 0,5 Korelasi cukup >0,5 - 0,75 Korelasi kuat >0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat

1 Korelasi sempurna

Koefisien korelasi positif terjadi ketika kedua variabel mempunyai hubungan positif atau searah. Hal ini berarti bila variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan ikut tinggi. Sebaliknya, koefisien korelasi negatif terjadi ketika variabel mempunyai hubungan negatif atau terbalik. Hal ini berarti bila variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan berlaku sebaliknya.

Hasil dari Penelitian ini diambil berdasarkan hasil analisis pada tabel tabulasi silang (crosstabs) antara variabel, serta dengan melihat kekuatan hubungan dan arah hubungan berdasarkan nilai Cramer’s V.

7. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan pada penelitian ini diambil berdasarkan hasil analisis pada tabel tabulasi silang (crosstabs) antara variabel dan dibandingkan dengan penelitian terdahulu.


(51)

36 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Populasi Sasaran

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode tahun 2011-2015. Subjek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur go

public yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Sedangkan objek penelitian

ini adalah laporan keuangan yang diungkapkan oleh perusahaan manufaktur yang dapat di unduh pada website BEI tersebut. Populasi sasaran pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015. Kriteria populasi sasaran dapat dijelaskan dengan tabel berikut:

Tabel 2 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran

Kriteria Populasi Sasaran Jumlah Perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode tahun 2011-2015. 127 Perusahaan manufaktur yang tidak secara berturut-turut

melaporkan laporan keuangan selama periode 2011-2015. -7 Perusahaan manufaktur yang mengalami pergantian CEO

selama periode tahun 2011-2015 -1

Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US$ -27


(52)

Berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, terdapat 92 perusahaan manufaktur yang data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kode dan nama perusahaan yang menjadi populasi sasaran penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 ADES Akasha Wira International Tbk. 2 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk. 3 ALDO Alkindo Naratama Tbk.

4 ALKA Alakasa Industrindo Tbk.

5 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk. 6 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk.

7 APLI Asiaplast Industries Tbk. 8 ARNA Arwana Citramulia Tbk. 9 ASII Astra International Tbk. 10 AUTO Astra Otoparts Tbk.

11 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk. 12 BATA Sepatu Bata Tbk.

13 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk. 14 BRNA Berlina Tbk.

15 BTON Betonjaya Manunggal Tbk. 16 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk. 17 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 18 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 19 DLTA Delta Djakarta Tbk.

20 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk. 21 EKAD Ekadharma International Tbk. 22 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk. 23 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk. 24 GGRM Gudang Garam Tbk.

25 GJTL Gajah Tunggal Tbk.

26 HDTX Panasia Indo Resources Tbk. 27 HMSP HM Sampoerna Tbk.

28 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 29 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk. Sumber: data sekunder yang diolah, 2017


(53)

Tabel 3 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015 (lanjutan)

No. Kode Emiten Nama Emiten

30 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk. 31 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk. 32 INAF Indofarma (Persero) Tbk.

33 INCI Intanwijaya Internasional Tbk. 34 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 35 INDS Indospring Tbk.

36 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 37 JECC Jembo Cable Company Tbk. 38 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. 39 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. 40 JPRS Jaya Pari Steel Tbk.

41 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk. 42 KBLI KMI Wire and Cable Tbk. 43 KBLM Kabelindo Murni Tbk.

44 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. 45 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk.

46 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. 47 KICI Kedaung Indah Can Tbk.

48 KLBF Kalbe Farma Tbk. 49 LION Lion Metal Works Tbk.

50 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk. 51 LMSH Lionmesh Prima Tbk.

52 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk. 53 MAIN Malindo Feedmill Tbk. 54 MBTO Martina Berto Tbk. 55 MERK Merck Tbk.

56 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 57 MLIA Mulia Industrindo Tbk. 58 MRAT Mustika Ratu Tbk. 59 MYOR Mayora Indah Tbk.

60 MYTX Apac Citra Centertex Tbk. 61 NIPS Nipress Tbk.

62 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk. 63 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk. 64 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk. 65 PYFA Pyridam Farma Tbk. Sumber: data sekunder yang diolah, 2017


(54)

Tabel 3 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015 (lanjutan)

No. Kode Emiten Nama Emiten

66 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk.

67 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk. 68 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.

69 SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. 70 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.

71 SIAP Sekawan Intipratama Tbk. 72 SIMA Siwani Makmur Tbk. 73 SIPD Sierad Produce Tbk. 74 SKLT Sekar Laut Tbk. 75 SMCB Holcim Indonesia Tbk.

76 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk. 77 SMSM Selamat Sempurna Tbk.

78 SPMA Suparma Tbk.

79 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. 80 SRSN Indo Acidatama Tbk.

81 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk. 82 STAR Star Petrochem Tbk.

83 STTP Siantar Top Tbk.

84 TCID Mandom Indonesia Tbk. 85 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk. 86 TRST Trias Sentosa Tbk.

87 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk.

88 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk. 89 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk.

90 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 91 VOKS Voksel Electric Tbk.

92 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk. Sumber: data sekunder yang diolah, 2017


(55)

40 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Data mengenai CEO gender berupa jenis kelamin seorang CEO pada sebuah perusahaan dapat dilihat pada lampiran II. Data mengenai perhitungan kinerja keuangan berupa Return on Asset (ROA) yang terdiri dari laba bersih dan total aset dapat dilihat pada lampiran III. Data mengenai efisiensi investasi berupa Debt to Asset Ratio (DAR) yang terdiri dari Total Utang dan Total Aset dapat dilihat pada lampiran IV. Data mengenai pengklasifikasian CEO gender dapat dilihat pada lampiran V. Data mengenai pengklasifikasian kinerja keuangan perusahaan yang dinilai dengan return on asset dapat dilihat pada lampiran VI. Data mengenai pengklasifikasian efisiensi investasi perusahaan yang dinilai dengan debt to asset ratio dapat dilihat pada lampiran VII.

2. Perhitungan Kinerja Keuangan

Berikut ini adalah hasil perhitungan Return on Asset (ROA) untuk Dasar Perhitungan Kinerja Keuangan:


(56)

41

Tabel 4 Hasil Perhitungan Return on Asset (ROA) (satuan)

No Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

1 ADES 0,081848 0,214282 0,126186 0,061444 0,050272

2 AKPI 0,034686 0,018157 0,016627 0,015585 0,009592

3 ALDO 0,046779 0,049890 0,045049 0,030792 0,037552

4 ALKA 0,038569 0,034642 -0,001303 0,010875 -0,008157

5 ALMI 0,018071 0,007414 0,009491 0,000607 -0,024492

6 AMFG 0,125249 0,111256 0,095598 0,117047 0,079935

7 APLI 0,065764 0,012591 0,006198 0,035246 0,006008

8 ARNA 0,113930 0,166918 0,207148 0,205926 0,048772

9 ASII 0,115847 0,106548 0,090736 0,081265 0,058932

10 AUTO 0,144555 0,118587 0,079750 0,060612 0,022217

11 BAJA 0,024671 0,023012 -0,091494 0,014444 -0,009856

12 BATA 0,109581 0,120785 0,065190 0,091344 0,162865

13 BIMA 0,026624 0,026205 -0,136854 0,096571 -0,007748

14 BRNA 0,062158 0,064346 -0,008289 0,057254 -0,006446

15 BTON 0,161282 0,170652 0,146948 0,043813 0,034534

16 BUDI 0,027847 0,002196 0,004528 0,011277 0,006002

17 CEKA 0,116967 0,056772 0,060833 0,031929 0,071711

18 CPIN 0,266209 0,217099 0,160977 0,083722 0,074417

19 DLTA 0,208405 0,279242 0,305004 0,284465 0,183448

20 DPNS -0,038542 0,115014 0,225791 0,057388 0,039931

21 EKAD 0,111025 0,131330 0,113077 0,097345 0,120990

22 FASW 0,026810 0,000949 -0,043755 0,015543 -0,044168

23 GDST 0,101973 0,040028 0,077118 -0,010289 -0,046635


(57)

42

Tabel 4 Hasil Perhitungan Return on Asset (ROA) (lanjutan) (satuan)

No Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

24 GGRM 0,125204 0,096695 0,085261 0,092211 0,101340

25 GJTL 0,059167 0,087977 0,007839 0,016822 -0,017895

26 HDTX 0,019067 0,004408 -0,090504 -0,022633 -0,062141

27 HMSP 0,416251 0,378904 0,394769 0,358734 0,272642

28 ICBP 0,129762 0,122770 0,104633 0,104545 0,112976

29 IGAR 0,102575 0,087639 0,062648 0,093153 0,078670

30 IKAI -0,092245 -0,078191 -0,089384 -0,050614 -0,276379

31 IMAS 0,062953 0,045611 0,023861 -0,005462 -0,001839

32 INAF 0,033114 0,035659 -0,041886 0,000934 0,004282

33 INCI -0,137155 0,033594 0,075890 0,074519 0,100036

34 INDF 0,091287 0,054972 0,032062 0,045211 0,032320

35 INDS 0,105481 0,079999 0,066605 0,055492 0,000369

36 INTP 0,198416 0,209200 0,188304 0,182478 0,157631

37 JECC 0,047368 0,044833 0,018201 0,022447 0,001828

38 JKSW -0,008891 -0,059028 -0,030371 -0,031794 -0,087065

39 JPFA 0,074646 0,090468 0,039902 0,021130 0,027287

40 JPRS 0,086071 0,024109 0,039957 -0,018682 -0,060534

41 KAEF 0,095731 0,098795 0,086794 0,079047 0,076895

42 KBLI 0,058793 0,107757 0,056491 0,052402 0,074347

43 KBLM 0,029527 0,032923 0,011748 0,031961 0,019534

44 KBRI -0,025020 0,049404 -0,030702 -0,013489 -0,106974

45 KDSI 0,040215 0,064563 0,042345 0,046724 0,009745


(58)

43

Tabel 4 Hasil Perhitungan Return on Asset (ROA) (lanjutan) (satuan)

No Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

46 KIAS -0,010098 0,032261 0,030872 0,037235 -0,071390

47 KICI 0,004081 0,023795 0,075481 0,048617 -0,097143

48 KLBF 0,179132 0,184109 0,169642 0,166172 0,146333

49 LION 0,143611 0,196942 0,129895 0,081655 0,071979

50 LMPI 0,007908 0,002871 -0,014644 0,002115 0,005003

51 LMSH 0,111176 0,321145 0,101504 0,052911 0,014534

52 LPIN 0,071928 0,096360 0,043561 -0,022256 -0,043589

53 MAIN 0,154585 0,168208 0,108945 -0,023947 -0,015859

54 MBTO 0,078754 0,074690 0,026420 0,004723 -0,021662

55 MERK 0,395556 0,189326 0,251734 0,253241 0,222156

56 MLBI 0,415492 0,393511 0,657066 0,356203 0,236433

57 MLIA -0,006230 -0,004629 -0,065932 0,017326 -0,021880

58 MRAT 0,065960 0,067515 -0,015243 0,014780 0,002104

59 MYOR 0,071370 0,087881 0,102666 0,039221 0,107560

60 MYTX -0,025376 -0,029242 -0,010420 -0,035079 -0,061288

61 NIPS 0,039918 0,041005 0,042425 0,041542 0,019817

62 PICO 0,022480 0,018731 0,024846 0,025779 0,024721

63 PRAS 0,002809 0,026960 0,016587 0,008813 0,004203

64 PSDN 0,030466 0,020639 0,011574 -0,049323 -0,075807

65 PYFA 0,043818 0,039074 0,035381 0,015386 0,019300

66 RICY 0,019347 0,019740 0,004477 0,011542 0,009215

67 RMBA 0,048311 -0,046622 -0,112875 -0,222302 -0,129352


(59)

44

Tabel 4 Hasil Perhitungan Return on Asset (ROA) (lanjutan) (satuan)

No Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

68 ROTI 0,152716 0,123781 0,086693 0,088001 0,099965

69 SCCO 0,075274 0,113972 0,059385 0,082585 0,089614

70 SCPI -0,081340 -0,028074 -0,016302 -0,047416 0,092220

71 SIAP 0,012569 0,011802 -0,013756 0,000923 -0,092801

72 SIMA -0,670088 -0,107241 -0,104842 0,022020 -0,030581

73 SIPD 0,008354 0,006768 0,003055 0,000636 -0,156819

74 SKLT 0,027895 0,031881 0,038653 0,051155 0,054134

75 SMCB 0,097089 0,110963 0,063922 0,038868 0,010110

76 SMGR 0,199650 0,182371 0,174399 0,162201 0,118509

77 SMSM 0,176685 0,161816 0,180992 0,223005 0,192616

78 SPMA 0,021315 0,023969 -0,013500 0,023233 -0,019491

79 SQBB 0,331879 0,340553 0,354998 0,358783 0,323703

80 SRSN 0,066415 0,042168 0,038011 0,031200 0,027008

81 SSTM -0,028571 -0,017447 -0,016497 -0,016597 -0,014493

82 STAR 0,003642 0,001142 0,000585 0,000269 0,000114

83 STTP 0,045655 0,059722 0,077862 0,072637 0,096759

84 TCID 0,123833 0,119196 0,109245 0,094060 0,261503

85 TOTO 0,162831 0,154956 0,135472 0,144925 0,116922

86 TRST 0,067528 0,028085 0,010109 0,009225 0,007540

87 TSPC 0,133176 0,135539 0,117350 0,103595 0,083052

88 ULTJ 0,046454 0,145806 0,115679 0,099901 0,146629

89 UNIT 0,003972 0,000482 0,000940 0,000467 0,000906


(60)

45

Tabel 4 Hasil Perhitungan Return on Asset (ROA) (lanjutan) (satuan)

No Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

90 UNVR 0,397180 0,403779 0,401000 0,401838 0,372017

91 VOKS 0,070276 0,086506 0,019988 -0,054954 0,000180

92 YPAS 0,074364 0,047140 0,010135 -0,027869 -0,035391

Sumber: data sekunder yang diolah, 2017 3. Perhitungan Efisiensi Investasi

Berikut ini adalah hasil perhitungan Debt to Asset Ratio untuk dasar perhitungan kinerja keuangan:

Tabel 5 Hasil Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) (satuan)

No Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

1 ADES 0,602130 0,462541 0,399683 0,414103 0,497310

2 AKPI 0,514248 0,508252 0,506211 0,534878 0,615848

3 ALDO 0,502907 0,489954 0,536010 0,553205 0,532995

4 ALKA 0,812134 0,629258 0,753386 0,741767 0,571092

5 ALMI 0,711633 0,687557 0,761147 0,800452 0,741845

6 AMFG 0,202704 0,211314 0,220000 0,187258 0,206088

7 APLI 0,335891 0,345142 0,282849 0,175262 0,282092

8 ARNA 0,418919 0,354775 0,323062 0,275533 0,374657

9 ASII 0,506009 0,507258 0,503780 0,490215 0,484454

10 AUTO 0,321835 0,382423 0,242432 0,295139 0,292604


(61)

46

Tabel 5 Hasil Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) (Lanjutan) (satuan)

No Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

11 BAJA 0,651086 0,686711 0,793285 0,806774 0,829629

12 BATA 0,313886 0,325060 0,416980 0,446225 0,311937

13 BIMA 0,308074 2,876290 2,728439 2,863556 3,029086

14 BRNA 0,604781 0,608208 0,728138 0,127422 0,545298

15 BTON 0,223986 0,219996 0,211875 0,158003 0,185738

16 BUDI 0,618030 0,628584 0,628549 0,631265 0,661584

17 CEKA 0,508042 0,549084 0,506113 0,581395 0,569335

18 CPIN 0,300483 0,337865 0,367080 0,475455 0,491129

19 DLTA 0,177014 0,197362 0,219693 0,229321 0,181736

20 DPNS 0,238816 0,156740 0,128503 0,121969 0,120907

21 EKAD 0,378576 0,299079 0,308188 0,335845 0,250789

22 FASW 0,634995 0,676070 0,726297 0,705308 0,650347

23 GDST 0,237441 0,318776 0,257730 0,357424 0,320562

24 GGRM 0,371918 0,359043 0,420600 0,429262 0,401501

25 GJTL 0,616516 0,574322 0,627097 0,627044 0,691931

26 HDTX 0,442335 0,533526 0,697267 0,854410 0,713847

27 HMSP 0,473493 0,492965 0,483479 0,524390 0,157710

28 ICBP 0,296468 0,324820 0,376243 0,396234 0,383037

29 IGAR 0,182782 0,225118 0,282779 0,247056 0,191365

30 IKAI 0,473614 0,509513 0,573893 0,655465 0,823012

31 IMAS 0,606303 0,675244 0,701552 0,713395 0,730618

32 INAF 0,453590 0,453061 0,543616 0,525801 0,613545

33 INCI 0,110785 0,124880 0,073823 0,073468 0,091390


(62)

47

Tabel 5 Hasil Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) (Lanjutan) (satuan)

No Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

34 INDF 0,410102 0,424473 0,508621 0,520259 0,530427

35 INDS 0,445257 0,317283 0,201980 0,199042 0,248593

36 INTP 0,133179 0,146623 0,136412 0,141948 0,136492

37 JECC 0,796668 0,798470 0,880902 0,838721 0,729285

38 JKSW 2,333082 2,432349 2,554215 2,377900 2,660631

39 JPFA 0,542081 0,565448 0,648387 0,663710 0,643946

40 JPRS 0,228457 0,128190 0,037232 0,041337 0,008480

41 KAEF 0,301931 0,305736 0,342883 0,389814 0,424608

42 KBLI 0,335569 0,272495 0,336847 0,296552 0,337955

43 KBLM 0,619936 0,633793 0,587856 0,551506 0,546941

44 KBRI 0,093541 0,039549 0,121094 0,478921 0,641979

45 KDSI 0,524873 0,446151 0,585986 0,583588 0,678087

46 KIAS 0,477963 0,078594 0,098553 0,100209 0,146351

47 KICI 0,264490 0,299074 0,247408 0,186733 0,302322

48 KLBF 0,212533 0,217278 0,248793 0,209863 0,201376

49 LION 0,174283 0,142256 0,166043 0,260162 0,288944

50 LMPI 0,406440 0,497689 0,516632 0,506571 0,494118

51 LMSH 0,416413 0,241331 0,220395 0,171277 0,159523

52 LPIN 0,248557 0,217179 0,269769 0,249552 0,640522

53 MAIN 0,682313 0,621158 0,610511 0,694756 0,609147

54 MBTO 0,260547 0,287010 0,262274 0,267418 0,330846

55 MERK 0,154361 0,268143 0,265053 0,227336 0,261988

56 MLBI 0,565644 0,713681 0,445875 0,751778 0,635158


(63)

48

Tabel 5 Hasil Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) (Lanjutan) (satuan)

No Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

57 MLIA 0,857403 0,811316 0,834474 0,816834 0,843510

58 MRAT 0,151633 0,152778 0,140570 0,230242 0,241534

59 MYOR 0,632617 0,630491 0,598990 0,601544 0,542044

60 MYTX 0,965490 1,033786 1,049420 1,131671 1,292094

61 NIPS 0,628381 0,591132 0,704480 0,522814 0,606516

62 PICO 0,665538 0,665140 0,653951 0,631198 0,592117

63 PRAS 0,709912 0,514517 0,489149 0,467045 0,529579

64 PSDN 0,510428 0,399984 0,387533 0,390309 0,477241

65 PYFA 0,301917 0,354392 0,463786 0,441005 0,367170

66 RICY 0,454517 0,564442 0,572030 0,661489 0,666098

67 RMBA 0,645201 0,722600 0,904478 0,160713 1,248573

68 ROTI 0,280181 0,446773 0,568035 0,551951 0,560830

69 SCCO 0,643278 0,560135 0,401588 0,508219 0,479821

70 SCPI 0,930894 0,960758 0,986480 1,033293 0,933230

71 SIAP 0,372656 0,426182 0,633107 0,044505 0,912892

72 SIMA 1,439870 1,320531 0,540337 0,498501 0,168306

73 SIPD 0,518825 0,612888 0,592760 0,540505 0,673201

74 SKLT 0,426337 0,481544 0,537566 0,537456 0,596817

75 SMCB 0,312610 0,308210 0,411014 0,490642 0,512177

76 SMGR 0,256668 0,316573 0,291915 0,271377 0,280772

77 SMSM 0,410118 0,430803 0,408149 0,344438 0,351271

78 SPMA 0,515741 0,531654 0,572445 0,615384 0,636023

79 SQBB 0,163801 0,180754 0,176016 0,196959 0,236999


(64)

49

Tabel 5 Hasil Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) (Lanjutan) (satuan)

No Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

80 SRSN 0,301626 0,330519 0,252879 0,290302 0,407602

81 SSTM 0,645414 0,648344 0,661153 0,665397 0,661869

82 STAR 0,320408 0,349153 0,346380 0,368266 0,328310

83 STTP 0,475735 0,536188 0,527823 0,519120 0,474460

84 TCID 0,097671 0,130592 0,193022 0,307425 0,176373

85 TOTO 0,432250 0,410136 0,406904 0,392690 0,388597

86 TRST 0,377983 0,381667 0,475707 0,459878 0,417125

87 TSPC 0,283372 0,276242 0,285691 0,261123 0,309892

88 ULTJ 0,356434 0,307451 0,283279 0,223506 0,209743

89 UNIT 0,212368 0,367136 0,474521 0,451694 0,472414

90 UNVR 0,648843 0,668888 0,681255 0,677972 0,693110

91 VOKS 0,684276 0,644854 0,692586 0,668026 0,668248

92 YPAS 0,337311 0,528988 0,721751 0,494908 0,461300


(65)

4. Analisis Statistik Deskriptif

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program IBM SPSS

statistics 23. Hasil pengujian statistik deskriptif variabel CEO gender,

kinerja keuangan, dan efisiensi investasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Statistik Deskriptif CEO Gender 1) Klasifikasi CEO Gender

Peneliti membagi klasifikasi CEO gender menjadi 2 kategori: Perempuan : 1

Laki-laki : 0

Berikut adalah tabel CEO gender setelah diklasifikasikan. Tabel 6 Tabel Frekuensi CEO Gender

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 430 93,5 93,5 93,5

Perempuan 30 6,5 6,5 100,0

Total 460 100,0 100,0

Sumber: data sekunder yang diolah, 2017

Kolom frequency menunjukkan proporsi CEO gender pada populasi perusahaan yang diteliti. Frequency tertinggi terdapat pada CEO gender laki-laki sebanyak 430. Angka 430 menunjukkan terdapat 86 perusahaan dalam 5 tahun berturut-turut memiliki CEO laki-laki. Frequency terendah terdapat pada CEO gender perempuan sebanyak 30. Angka 30 menunjukkan terdapat 6 perusahaan dalam 5 tahun berturut-turut memiliki CEO perempuan. 6 perusahaan yang memiliki


(1)

PENGKLASIFIKASIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (RETURN ON ASSET) (Lanjutan)

No. Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

81 SSTM 1 1 1 1 1

82 STAR 1 1 1 1 1

83 STTP 3 3 3 3 3

84 TCID 4 4 4 3 4

85 TOTO 4 4 4 4 4

86 TRST 3 2 4 2 2

87 TSPC 4 4 4 3 3

88 ULTJ 3 4 4 3 4

89 UNIT 1 1 1 1 1

90 UNVR 4 4 4 4 4

91 VOKS 3 3 2 1 1

92 YPAS 3 3 2 1 1

1 = Sangat rendah ≤0,00479300

2 = Rendah = >0,00479300 - ≤ 0,04299300 3 = Tinggi = > 0,04299300 - ≤ 0,10461100 4 = Sangat tinggi = > 0,10461100


(2)

LAMPIRAN VII

PENGKLASIFIKASIAN EFISIENSI INVESTASI (DEBT TO ASSET RATIO)

No. Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

1 ADES 3 3 2 2 3

2 AKPI 3 3 3 3 3

3 ALDO 3 3 3 3 3

4 ALKA 4 4 4 4 3

5 ALMI 4 4 4 4 4

6 AMFG 1 1 1 1 1

7 APLI 2 2 2 1 2

8 ARNA 2 2 1 1 2

9 ASII 3 3 3 3 3

10 AUTO 2 2 1 2 2

11 BAJA 4 4 4 4 4

12 BATA 2 2 2 2 2

13 BIMA 2 4 4 4 4

14 BRNA 3 3 4 1 3

15 BTON 1 1 1 1 1

16 BUDI 3 4 4 4 4

17 CEKA 3 3 3 3 3

18 CPIN 2 2 2 3 3

19 DLTA 1 1 1 1 1

20 DPNS 1 1 1 1 1

21 EKAD 2 2 2 2 1

22 FASW 4 4 4 4 4

23 GDST 1 2 1 2 2

24 GGRM 2 2 2 2 2

25 GJTL 3 3 3 3 4

26 HDTX 2 3 4 4 4

27 HMSP 2 3 3 3 1

28 ICBP 2 2 2 2 2

29 IGAR 1 1 2 1 1

30 IKAI 3 3 3 4 4

31 IMAS 3 4 4 4 4

32 INAF 2 2 3 3 3

33 INCI 1 1 1 1 1

34 INDF 2 2 3 3 3

35 INDS 2 2 1 1 1

36 INTP 1 1 1 1 1

37 JECC 1 4 4 4 4

38 JKSW 4 4 4 4 4


(3)

PENGKLASIFIKASIAN EFISIENSI INVESTASI (DEBT TO ASSET RATIO) (Lanjutan)

No. Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

40 JPRS 1 1 1 1 1

41 KAEF 2 2 2 2 2

42 KBLI 2 4 2 2 3

43 KBLM 3 4 3 3 3

44 KBRI 1 1 1 3 4

45 KDSI 3 2 3 3 4

46 KIAS 3 1 1 1 1

47 KICI 1 2 1 1 1

48 KLBF 1 1 1 1 1

49 LION 1 1 1 1 2

50 LMPI 2 3 3 3 3

51 LMSH 2 1 1 1 1

52 LPIN 1 1 1 1 4

53 MAIN 4 3 3 4 3

54 MBTO 1 2 1 1 2

55 MERK 1 1 1 1 1

56 MLBI 3 4 2 4 4

57 MLIA 4 4 4 4 4

58 MRAT 1 1 1 1 1

59 MYOR 4 4 3 3 3

60 MYTX 4 4 4 4 4

61 NIPS 4 3 4 3 3

62 PICO 4 4 4 4 3

63 PRAS 4 3 3 3 3

64 PSDN 3 2 2 2 3

65 PYFA 4 4 3 2 2

66 RICY 2 3 3 4 4

67 RMBA 4 4 4 1 4

68 ROTI 1 2 3 3 3

69 SCCO 4 3 2 3 3

70 SCPI 4 4 4 4 4

71 SIAP 2 2 1 1 4

72 SIMA 4 4 3 3 1

73 SIPD 3 3 3 3 4

74 SKLT 2 3 3 3 3

75 SMCB 2 2 2 3 3

76 SMGR 1 1 2 1 2

77 SMSM 2 2 2 2 2

78 SPMA 3 3 3 3 4

79 SQBB 1 1 1 1 1


(4)

PENGKLASIFIKASIAN EFISIENSI INVESTASI (DEBT TO ASSET RATIO) (Lanjutan)

No. Kode Emiten 2011 2012 2013 2014 2015

81 SSTM 4 4 4 4 4

82 STAR 2 2 2 2 2

83 STTP 3 3 3 3 3

84 TCID 1 1 1 2 1

85 TOTO 2 2 2 2 2

86 TRST 2 2 2 2 2

87 TSPC 2 1 2 1 2

88 ULTJ 2 2 2 1 1

89 UNIT 1 2 3 2 3

90 UNVR 4 4 4 4 4

91 VOKS 4 4 4 4 4

92 YPAS 2 3 4 3 2

1 = Sangat rendah = ≤ 0,28032875

2 = Rendah = > 0,28032875 - ≤ 0,46192050 3 = Tinggi = > 0,46192050 - ≤ 0,62806000 4 = Sangat tinggi = > ,62806000


(5)

LAMPIRAN VIII

ANALISIS TABULASI SILANG

CEO GENDER dengan KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (RETURN ON ASSET)

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent CEO Gender * ROA

klasifikasi 460 100,0% 0 0,0% 460 100,0%

CEO Gender * ROA klasifikasi Crosstabulation Count

ROA klasifikasi

Total Sangat

Rendah Rendah Tinggi

Sangat Tinggi CEO

Gender

Laki-laki 110 113 101 106 430

Perempuan 5 2 14 9 30

Total 115 115 115 115 460

Symmetric Measures

Value Nominal by

Nominal

Cramer's V

,158


(6)

ANALISIS TABULASI SILANG

CEO GENDER dengan EFISIENSI INVESTASI PERUSAHAAN (DEBT TO ASSET RATIO) (Lanjutan)

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent CEO Gender * DAR

klasifikasi 460 100,0% 0 0,0% 460 100,0%

CEO Gender * DAR klasifikasi Crosstabulation Count

DAR klasifikasi

Total sangat

rendah Rendah tinggi sangat tinggi CEO

Gender

Laki-laki 97 110 109 114 430

Perempuan 18 5 6 1 30

Total 115 115 115 115 460

Symmetric Measures

Value Nominal by

Nominal

Cramer's V

,223