memberikan informasi hanya mengenai data yang diamati dan tidak bertujuan menguji hipotesis serta menarik kesimpulan yang digeneralisasikan terhadap populasi.
Tujuan analisa deskriptif hanya menyajikan dan menganalisa data agar bermakna dan komunikatif Purwanto, 2007: 94.
Jadi, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif-kualitatif untuk menentukan faktor kemampuan membaca kritis pada kelas XI MIA 2 di SMA Negeri
1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016 dengan menggunakan statistik dan interpretasi sebagai analisis datanya. Selain itu, peneliti juga
menggunakan deskripsi untuk menganalisis data dengan kata-kata agar lebih mudah
dipahami. 3.2
Sumber Data dan Data
Populasi adalah sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya Prastowo, 2014: 44-45. Lalu, luas sampel yang ada pada penelitian ini ialah sama dengan populasi dari data. Sumber
data penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016. Sekolah yang beralamat di Jl. Bugisan Selatan,
Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta ini menjadi sumber data penelitian ini, khususnya kelas XI MIA 2.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Koentjaraningrat 1990, dalam Zulganef, 2008: 159 data adalah catatan-catatan fakta-fakta yang didapatkan dari hasil wawancara, pengamatan,
catatan mengenai perhitungan-perhitungan jumlah dan frekuensi-frekuensi kegiatan sosial, catatan mengenai pengukuran-pengukuran bidang, volume, dan intensitas
benda dan aktivitas kebudayaan, catatan-catatan kutipan dari bahan dokumen, dan surat kabar. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan
pengamatan atau observasi, membagikan kuesioner, memberikan tes, dan wawancara. Pengumpulan data ini berguna untuk melihat kemampuan membaca kritis dan faktor
kemampuan membaca kritis siswa. Berikut ialah tabel metode pengumpulan data.
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data
No. Metode Pengumpulan
Data Data yang Akan Dikumpulkan
1. Observasi
Proses pembelajaran yang memengaruhi kemampuan membaca kritis, serta melihat
faktor kemampuan membaca kritis.
2. Kuesioner
Faktor eksternal dan faktor internal yang memengaruhi kemampuan membaca kritis.
3. Tes
Kemampuan membaca kritis siswa. 4.
Wawancara Kegiatan siswa dalam membaca untuk
melihat faktor kemampuan membaca kritis siswa.
3.4 Instrumen
Jenis dan banyaknya instrumen yang disusun disesuaikan dengan keperluan pengumpulan data Arikunto, 1988: 47. Instrumen penelitian ini berupa tes dan
nontes. Instrumen tes digunakan untuk menentukan kemampuan membaca kritis siswa, sedangkan nontes berupa observasi, kuesioner, dan wawancara untuk
mengetahui faktor kemampuan membaca siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pengamatan observasi merupakan cara untuk mendapatkan informasi
dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana Nurgiyantoro, 2013: 93. Observasi atau pengamatan yang dilakukan ialah mengamati
sejauh mana kemampuan membaca kritis siswa selama proses pembelajaran. Selain kegiatan dalam membaca kritis, peneliti juga
mengobservasi bagaimana kegiatan pramembaca yang dilakukan oleh guru, apakah mampu membangkitkan keingintahuan siswa dalam aspek
membaca atau tidak. Adapun kisi-kisi observasi dapat dilihat pada Lampiran 1
. 2.
Kuesioner Questionnaire atau angket, merupakan serangkaian daftar pernyataan tertulis yang ditujukan kepada peserta didik dalam penelitian:
responden mengenai masalah-masalah tertentu, yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari peserta didik responden tersebut
Nurgiyantoro, 2013: 91. Kuesioner atau angket yang diberikan akan menentukan faktor kemampuan membaca siswa. Kuesioner berupa
beberapa pernyataan menyangkut kegiatan membaca dan kemampuan membaca siswa. Pernyataan diisi sesuai dengan perintah dalam kuesioner
yang dibagikan. Adapun kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 2. 3.
Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah laku, misalnya untuk menjawab
pertanyaan ―seberapa baik tinggi kinerja seseorang‖ yang jawabannya berupa angka Gronlund, 1985: 5 dalam Nurgiyantoro, 2013: 105. Tes
yang diberikan pada siswa ialah berupa tes membaca, yaitu membaca kritis. Tes ini menggunakan uji coba terpakai, artinya responden uji coba
termasuk dalam uji coba sesungguhnya. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang sudah disediakan dengan sebaik-baiknya. Tes ini akan
menentukan kemampuan membaca kritis pada siswa. Adapun kisi-kisi tes dapat dilihat pada Lampiran 3.
4. Wawancara interview, interviu merupakan suatu cara yang dipergunakan
untuk mendapatkan informasi dari responden peserta didik, orang yang diwawancarai dengan melakukan tanya jawab sepihak Nurgiyantoro,
2013: 97. Tipe wawancara yang dipakai ialah wawancara bebas terpimpin. Artinya, responden diberi kebebasan menjawab sesuai dengan
pendapatnya, namun responden tetap menjawab sesuai dengan pertanyaan yang sudah disediakan. Wawancara yang dilakukan untuk menentukan
faktor kemampuan membaca kritis siswa. Pertanyaan yang akan ditanyakan sesuai dengan instrumen pertanyaan yang sudah disediakan.
Pertanyaan yang disediakan oleh peneliti sebagai bahan acuan dan sumber dapat bercerita tentang pengalamannya dalam membaca dengan tetap pada
jalur pertanyaan yang sudah dibuat peneliti. Adapun kisi-kisi wawancara dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.5 Teknik Analisis Data