3.5 Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini yaitu dengan mendeskripsikan observasi yang dilakukan, menghitung jumlah kuesioner
berdasarkan skala Likert, hasil tes kemampuan membaca kritis dihitung menggunakan ITK Indeks Tingkat Kesulitan soal, dan hasil wawancara
menggunakan deskriptif.
3.5.1 Observasi
Teknik analisis data observasi ini termasuk observasi terstruktur. Dalam pengamatan berstruktur, kegiatan pengamatan, telah diatur dan dibatasi dengan
kerangkan kerja tertentu yang telah disusun secara sistematis. Isi, maksud, atau hal apa saja yang diamati telah ditetapkan dan dibatasi Nurgiyantoro, 2013: 93.
Komponen yang dinilai nanti akan diberi tanda √ pada bagian ―Tampak‖ atau ―Tidak Tampak‖. Observasi dilakukan untuk melihat kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru maupun siswa.
3.5.2 Kuesioner
Teknik analisis data kuesioner ini dilakukan dengan cara menjumlahkan tanda √ pada setiap butir pernyataan kuesioner. Setiap aspek pedoman kuesioner berisi
pernyataan yang merujuk pada kegiatan membaca dan aspek membaca lainnya. Jumlah butir penyataan pada kuesioner ini sebanyak 30 butir. Kuesioner akan
dihitung dengan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial
Riduwan, 2013: 15. Kuesioner yang dibagikan menggunakan kuesioner lima pilihan, 1, 2, 3, 4, 5.
Sangat Setuju SS = 5
Setuju S
= 4 Netral
N = 3
Tidak Setuju TS
= 2 Sangat Tidak Setuju STS = 1
Penghitungan skor, dihitung seperti berikut. Total responden yang menjawab X Skor butir pernyataan
Jumlah skor ideal = jumlah responden X 5 skor = 30 X 5 = 150 SS Jumlah skor rendah= jumlah responden X 1 skor = 30 X 1 = 30 STS
Melalui persentase, skor dapat dilihat seperti ini. 20
40 60
80 100
Sangat Lemah Lemah Cukup
Kuat Sangat Kuat Selain itu, ditentukan juga kriteria skor pada skala Likert.
Tabel 3.2 Kriteria Skor Kriteria interpretasi skor
Angka 0-20 = Sangat Lemah
Angka 20-40 = Lemah
Angka 40-60 = Cukup
Angka 60-80 = Kuat
Angka 80-100 = Sangat Kuat
Penentuan persentase skor per butir soal, yaitu:
Jumlah skorskor ideal X 100 = Persentase skor per butir soal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.3 Tes
Teknik analisis data tes dilakukan dengan menggunakan Indeks Tingkat Kesulitan soal. Tingkat kesulitan item difficulty adalah pernyataan tentang seberapa
mudah atau sulit butir soal bagi peserta didik yang dikenai pengukuran Oller, 1979: 246 dalam Nurgiantoro, 2013: 194. Butir soal yang baik adalah yang tingkat
kesulitannya cukupan, tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Butir soal yang terlalu mudah atau sulit sama tidak baiknya karena keduanya tidak dapat
mencerminkan capaian hasil pembelajaran yang dilakukan karena baik siswa kelompok tinggi maupun rendah sama-sama berhasil atau gagal.
Oller 1979: 247 dalam Nurgiantoro, 2013: 195 mengemukakan bahwa semua butir soal dinyatakan layak jika indeks tingkat kesulitannya berkisar antara
0,15 sampai dengan 0,85. Indeks yang di luar itu berarti butir soal terlalu mudah atau sulit, maka ia perlu direvisi atau diganti. Maksudnya di sini, apabila ITK 0,15 maka
berarti soal tersebut terlalu sulit sedangkan apabila ITK 0,85 berarti soal sangat mudah. Oleh karena itu, perlu direvisi atau diganti. Namun, rentangan interval
tersebut masih terlalu luas, lagi pula indeks 0,15 dan 0,85 juga masih terlihat ekstrem sulit dan mudah. Maka, ITK yang dapat ditoleransi adalah yang berkisar antara
0,20 —0,80 Nurgiantoro, 2009. ITK 0,00—0,19 adalah butir soal yang berkategori:
sulit dan 0,81 —1,00 berpredikat: mudah.
Untuk memudahkan menghitung ITK, peneliti menggunakan rumus yang diambil dari Nurgiantoro 2013: 1995. Rumus yang digunakan ialah menjumlahkan
jawaban benar kemudian dibagi jumlah peserta tes. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ITK Keterangan:
ITK = Indeks Tingkat Kesulitan FK = Total jawaban benar
N = Jumlah peserta tes
Selain itu, untuk melihat hasil rata-rata tes membaca siswa dapat dilihat menggunakan rumus yang diambil dari Nurgiantoro 2013: 219.
X = Keterangan:
X = Rata-rata hitung Mean = Total nilai peserta tes
N = Jumlah peserta tes
Untuk mengetahui penentuan kriteria acuan, peneliti menggunakan skala empat 1-4 atau D-A milik Nurgiyantoro 2009: 252-253.
Tabel 3.3 Kriteria Acuan Ketuntasan Siswa Interval
Persentase Tingkat
Penguasaan Nilai Ubahan
Skala Empat Nilai
Banyaknya Siswa
Keterangan 1
– 4 D – A 86
– 100 4 A
27 – 30
Baik sekali dalam membaca kritis 76
– 85 3
B 23
– 26 Baik dalam membaca kritis
56 – 75
2 C
17 – 22
Cukup dalam membaca kritis 10
– 55 1
D 1
– 16 Kurang dalam membaca kritis
Selain menjumlahkan hasil kemampuan membaca kritis siswa, peneliti juga menghitung kemampuan siswa dalam menjawab soal di setiap aspek pertanyaan.
Berikut adalah rumus untuk menghitung kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan di setiap aspek kemampuan membaca kritis.
Jumlah jawaban benarJumlah siswa X Jumlah soal X 100
3.5.4 Wawancara
Teknik analisis data wawancara yang akan dilakukan ialah dengan menggali informasi yang belum ada dalam kuesioner. Wawancara dilakukan dengan
wawancara bebas terpimpin, dalam wawancara bebas terpimpin, di pihak lain, responden diberi kebebasan untuk menjawab berbagai pertanyaan sesuai dengan
pendapatnya dengan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh pewawancara, dan keadaan itu ada kemiripan dengan pengisian angket terbuka
Nurgiyantoro, 2013: 96. Peneliti akan mewawancarai siswa dengan pertanyaan yang sudah disiapkan peneliti, namun siswa juga dapat menceritakan apapun yang dirasa
sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Wawancara yang dilakukan pun tidak hanya digunakan untuk menggali
informasi di luar kuesioner yang diberikan, namun juga melihat sejauh mana kemampuan kebahasaan siswa. Siswa yang mengaku sering membaca akan terlihat
pada saat ia berbicara karena kosakata yang dimilikinya akan lebih beragam. Siswa yang diwawancarai ialah beberapa siswa yang memiliki nilai tinggi dalam tes
kemampuan membaca dan satu siswa yang memiliki nilai tertinggi dalam kuesioner. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6 Jadwal dan Kegiatan Penelitian