1
1. Pendahuluan
Hipertensi adalah suatu kondisi pembuluh darah secara terus- menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan darah orang dewasa
normal didefinisikan 120 mmHg ketika jantung berdetak sistolik dan tekanan darah 80 mmHg saat jantung berelaksasi diastolik. Tekanan darah
dikatakan tinggi ketika tekanan darah sistolik sama dengan atau di atas 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik sama dengan atau di atas 90 mmHg
WHO, 2016. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling
berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah
menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Menurut National Health and Nutrition Examination Survey NHNES III di
Amerika paling sedikit 30 pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31 pasien yang diobati mencapai target tekanan darah
yang diinginkan di bawah 14090 mmHg Bina et al. 2006. Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan meningkatnya usia
yakni dari 7,3 pada rentang usia 18-39 tahun lalu 32,4 pada rentang usia 40-59 tahun dan 65,0 pada usia di atas 60 tahun Nwankwo et al., 2013.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan risiko hipertensi pada populasi masyarakat pada usia 40-59 tahun dan di atas 60 tahun. Risiko terkena
hipertensi pada populasi orang dewasa ≥55 tahun yang tadinya memiliki tekanan darah normal dapat mencapai 90 Bina et al. 2006. Berdasarkan
Riskesdas pada tahun 2013 menyatakan bahwa ada perbedaan prevalensi antara perempuan dan laki-laki. Dari hasil yang didapat, perempuan lebih
banyak menderita hipertensi yaitu 28,8, sedangkan laki-laki 22,8 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2013.
Pada tahun 2007 berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi penduduk Indonesia pada usia ≥18 tahun sebesar 31,7.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia terbilang tinggi dan prevalensi hipertensi di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Riskesdas 2013 yang diperoleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
melalui pengukuran sebesar 25,7 Riskesdas, 2013. Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam
lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak di Indonesia. Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri prevalensi Kota Yogyakarta
menempati urutan tertinggi yakni 27,7, sedangkan pada urutan kedua diduduki oleh Kabupaten Sleman dengan tingkat prevalensi sebesar 23,7
Riskesdas Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013. Salah satu penelitian di Polandia, mengungkapkan bahwa
peningkatan usia dapat menurunkan skor kualitas hidup. Faktor-faktor lain yang dapat menurunkan nilai Quality of Life QoL antara lain nilai BMI,
tingkat pendidikan, jenis kelamin, pengaturan diet, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan Zygmuntowicz et al. 2012.
Pada usia ≤55 tahun, pria lebih berpotensi untuk mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan
perempuan. Tetapi hal tersebut tidak berlaku seiring bertambahnya usia. Dari usia 55-64, laki-laki dan perempuan mengalami tekanan darah tinggi pada
tingkat yang sama, dan pada usia 65 atau lebih, wanita berpotensi mengalami tekanan darah tinggi Arbor pharmaceuticals 2014. Dalam masa transisi
menopause wanita mengalami gejala vasomotor yang mempengaruhi kegiatan normal wanita pada umumnya. Dengan menurunnya kadar estrogen,
faktor risiko beberapa penyakit menjadi lebih jelas, terutama hipertensi Maas Franke 2009.
Penyakit kardiovaskular seperti hipertensi memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup atau Quality of Life QoL para penderitanya.
Health-Related Quality of Life HRQL adalah tingkat kepuasan dan kebahagiaan seseorang dalam hidupnya yang merupakan dampak dari tingkat
kesehatannya sendiri Wang et al., 2008. Salah satu instrumen yang digunakan dalam mengukur skor QoL seseorang ialah SF-36. SF-36 Short
Form-36 adalah
instrumen yang
digunakan secara
luas untuk
menggambarkan QoL pasien dalam suatu variasi populasi yang besar. Instrumen SF-36 dapat membantu para tenaga kesehatan dalam mengetahui
dampak suatu penyakit kronis terhadap hidup pasien serta dapat menjadi pertimbangan tenaga medis dalam menawarkan terapi kepada pasien
3
berdasarkan persepsi pasien terhadap kesehatan diri mereka sendiri Carvalho et al. 2012.
Kuisioner SF-36 versi bahasa Indonesia yang digunakan adalah yang telah divalidasi sehingga data yang diperoleh lebih valid Perwitasari 2012.
Kuesioner SF-36 terdiri dari delapan skor domain, termasuk diantaranya adalah domain fungsi fisik Syddall et al. 2009. Selain fungsi fisik, domain
lainnya adalah peran fisik, nyeri tubuh, kesehatan secara umum, vitalitas, aspek sosial, aspek emosional dan kesehatan mental Calvalho et al., 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun kajian kelompok usia dan jenis kelamin
di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
evaluasi kualitas hidup responden hipertensi pada kelompok usia 40-59 tahun dan 60-75 tahun serta responden hipertensi perempuan dan laki-laki pada
rentang usia 40-75 tahun dengan menggunakan instrumen SF-36 dan diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk melihat evaluasi kualitas
hidup Kecamatan Ngemplak oleh pemerintah Kabupaten Sleman.
2. Metode Penelitian