Pendahuluan Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen SF-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan jenis kelamin).

1

1. Pendahuluan

Hipertensi adalah suatu kondisi pembuluh darah secara terus- menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan darah orang dewasa normal didefinisikan 120 mmHg ketika jantung berdetak sistolik dan tekanan darah 80 mmHg saat jantung berelaksasi diastolik. Tekanan darah dikatakan tinggi ketika tekanan darah sistolik sama dengan atau di atas 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik sama dengan atau di atas 90 mmHg WHO, 2016. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Menurut National Health and Nutrition Examination Survey NHNES III di Amerika paling sedikit 30 pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31 pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang diinginkan di bawah 14090 mmHg Bina et al. 2006. Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan meningkatnya usia yakni dari 7,3 pada rentang usia 18-39 tahun lalu 32,4 pada rentang usia 40-59 tahun dan 65,0 pada usia di atas 60 tahun Nwankwo et al., 2013. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan risiko hipertensi pada populasi masyarakat pada usia 40-59 tahun dan di atas 60 tahun. Risiko terkena hipertensi pada populasi orang dewasa ≥55 tahun yang tadinya memiliki tekanan darah normal dapat mencapai 90 Bina et al. 2006. Berdasarkan Riskesdas pada tahun 2013 menyatakan bahwa ada perbedaan prevalensi antara perempuan dan laki-laki. Dari hasil yang didapat, perempuan lebih banyak menderita hipertensi yaitu 28,8, sedangkan laki-laki 22,8 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2013. Pada tahun 2007 berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi penduduk Indonesia pada usia ≥18 tahun sebesar 31,7. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tingkat prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia terbilang tinggi dan prevalensi hipertensi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Riskesdas 2013 yang diperoleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 melalui pengukuran sebesar 25,7 Riskesdas, 2013. Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak di Indonesia. Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri prevalensi Kota Yogyakarta menempati urutan tertinggi yakni 27,7, sedangkan pada urutan kedua diduduki oleh Kabupaten Sleman dengan tingkat prevalensi sebesar 23,7 Riskesdas Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013. Salah satu penelitian di Polandia, mengungkapkan bahwa peningkatan usia dapat menurunkan skor kualitas hidup. Faktor-faktor lain yang dapat menurunkan nilai Quality of Life QoL antara lain nilai BMI, tingkat pendidikan, jenis kelamin, pengaturan diet, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan Zygmuntowicz et al. 2012. Pada usia ≤55 tahun, pria lebih berpotensi untuk mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan perempuan. Tetapi hal tersebut tidak berlaku seiring bertambahnya usia. Dari usia 55-64, laki-laki dan perempuan mengalami tekanan darah tinggi pada tingkat yang sama, dan pada usia 65 atau lebih, wanita berpotensi mengalami tekanan darah tinggi Arbor pharmaceuticals 2014. Dalam masa transisi menopause wanita mengalami gejala vasomotor yang mempengaruhi kegiatan normal wanita pada umumnya. Dengan menurunnya kadar estrogen, faktor risiko beberapa penyakit menjadi lebih jelas, terutama hipertensi Maas Franke 2009. Penyakit kardiovaskular seperti hipertensi memiliki dampak yang signifikan pada kualitas hidup atau Quality of Life QoL para penderitanya. Health-Related Quality of Life HRQL adalah tingkat kepuasan dan kebahagiaan seseorang dalam hidupnya yang merupakan dampak dari tingkat kesehatannya sendiri Wang et al., 2008. Salah satu instrumen yang digunakan dalam mengukur skor QoL seseorang ialah SF-36. SF-36 Short Form-36 adalah instrumen yang digunakan secara luas untuk menggambarkan QoL pasien dalam suatu variasi populasi yang besar. Instrumen SF-36 dapat membantu para tenaga kesehatan dalam mengetahui dampak suatu penyakit kronis terhadap hidup pasien serta dapat menjadi pertimbangan tenaga medis dalam menawarkan terapi kepada pasien 3 berdasarkan persepsi pasien terhadap kesehatan diri mereka sendiri Carvalho et al. 2012. Kuisioner SF-36 versi bahasa Indonesia yang digunakan adalah yang telah divalidasi sehingga data yang diperoleh lebih valid Perwitasari 2012. Kuesioner SF-36 terdiri dari delapan skor domain, termasuk diantaranya adalah domain fungsi fisik Syddall et al. 2009. Selain fungsi fisik, domain lainnya adalah peran fisik, nyeri tubuh, kesehatan secara umum, vitalitas, aspek sosial, aspek emosional dan kesehatan mental Calvalho et al., 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun kajian kelompok usia dan jenis kelamin di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai evaluasi kualitas hidup responden hipertensi pada kelompok usia 40-59 tahun dan 60-75 tahun serta responden hipertensi perempuan dan laki-laki pada rentang usia 40-75 tahun dengan menggunakan instrumen SF-36 dan diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk melihat evaluasi kualitas hidup Kecamatan Ngemplak oleh pemerintah Kabupaten Sleman.

2. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen SF-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan tingkat penghasilan).

0 0 113

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi menggunakan instrumen SF-36: kajian faktor usia dan jenis kelamin di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

0 0 59

Ketaatan terapi responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen morisky di kecamatan Ngemplak, Sleman, DIY (kajian usia dan aspek gaya hidup).

0 0 76

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen sf-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, DIY (kajian usia dan pendidikan).

0 1 66

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi menggunakan instrumen SF-36:kajian faktor usia dan tingkat penghasilan di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

0 0 66

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen sf-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan jenis pekerjaan).

0 1 85

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen SF-36 di Kecamatan Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia dan body mass index).

0 0 90

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi usia 40-75 tahun menggunakan instrumen sf-36 (kajian usia dan tingkat pendidikan) di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 77

Evaluasi kualitas hidup responden hipertensi menggunakan instrumen SF-36 : kajian faktor usia dan body mass index di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

0 0 60

Prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta (kajian usia, jenis kelamin, bmi, dan risiko kardiovaskular).

0 0 83