2
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
A
Asal Usul dan Perkembangan Antropologi
Antropologi lahir dari keingintahuan manusia terhadap manusia lain. Bangsa Eropa memelopori pengiriman ekspedisi ke berbagai
negara. Perjalanan jauh tersebut didorong oleh tujuan yang beragam, yakni murni didorong oleh rasa ingin tahu akan daerah sekitarnya,
mencari daerah jajahan, mencari bahan mentah dan pasaran hasil industri, dan menyebarkan agama.
Dari perjalanan tersebut, wawasan masyarakat Eropa mengenai kehidupan di luar dirinya semakin luas. Hal tersebut menumbuhkan
kesadaran akan adanya perbedaan bentuk fisik manusia, seperti ada yang berkulit hitam, kuning, rambut keriting, lurus, dan sebagainya.
Selain itu, terdapat pula perbedaan bahasa, tingkat teknologi, cara hidup, dan adat istiadat.
Mengapa manusia beragam fisik dan budaya, padahal terdiri atas satu spesies? Hal-hal apa yang menjadi penyebabnya? Sejak kapan
manusia ada di permukaan bumi? Mengapa terjadi perubahan fisik manusia dan perubahan kebudayaan?
Pertanyaan-pertanyaan itu telah mendorong berbagai bangsa untuk mempelajari manusia secara lebih khusus melalui penelitian
secara ilmiah. Hal inilah yang menjadi cikal bakal ilmu Antropologi. Secara sederhana, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari
manusia dan kebudayaan.
Secara lebih sistematis, Koentjaraningrat menyusun per-
kembang an ilmu antropologi menjadi empat fase, sebagai berikut.
1. Fase Pertama: Sebelum 1800-an
Pada 1400-an, orang Eropa Barat mulai menjelajahi berbagai penjuru dunia seperti Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Selandia
Baru. Hasil dari perjalanan-perjalanan tersebut, berupa buku- buku yang menceritakan kehidupan suku bangsa di luar bangsa
Eropa. Gambaran tentang ciri-ciri fisik, adat istiadat, bahasa, mata pencaharian, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya itu disebut etnografi.
Etnografi berasal dari ethnos, artinya bangsa, dan grafien, artinya gambaran atau uraian deskripsi.
Bahan etnografi ini menarik perhatian para pelajar sehingga mereka terdorong untuk mempelajari suku bangsa secara lebih jauh.
Secara umum, orang Eropa sendiri menafsirkan tulisan tersebut bermacam-macam. Ada yang menganggap orang di luar bangsa
Eropa adalah manusia liar sehingga timbul istilah bangsa primitif. Ada pula yang menganggap manusia di luar dirinya itu adalah orang-
orang yang masih jujur, belum tahu kejahatan dan keburukan. Ada pula orang Eropa yang tertarik pada benda-benda hasil suku bangsa
pribumi itu sehingga didirikanlah museum-museum.
2. Fase Kedua: 1800-an
Pada tahap ini, timbul karangan-karangan yang menyusun ba- han Etnografi berdasarkan cara berpikir evolusi. Mereka menganggap
bahwa masyarakat dan kebudayaan berubah secara lambat dalam waktu yang lama. Mulai dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
Mereka menganggap bangsa yang termasuk tingkat rendah adalah suku-suku pribumi yang mereka temukan, sedangkan bangsa dengan
tingkat tinggi adalah orang Eropa saat itu.
Sekitar Antropologi
Catatan-catatan perjalanan dari tokoh-tokoh, seperti Marcopolo, Ibnu
Batutah, Columbus, dan berbagai misi perdagangan menjadi cikal bakal
ilmu antropologi.
• Primitif • Evolusi
• Antropologi terapan
• Etnografi
Jejak Kata
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kesamaan dan Keragaman Budaya
3
Tujuan mempelajari antropologi saat itu adalah mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk men-
dapatkan suatu gambaran tentang sejarah evolusi dan penyebaran kebudayaan manusia.
3. Fase Ketiga: Awal 1900-an