92
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Bagian ini merujuk secara langsung dari buku Folklor Indonesia
karya James Danandjaja. Pemahaman mengenai folklor sangat diperlukan sebelum seseorang membahas mengenai tradisi lisan.
Konsep folklor sangat berkaitan erat dengan tradisi lisan, bahkan sering dipersamakan pengertiannya dengan tradisi lisan. Hal tersebut
tampak dalam ciri utama pengenal folklor yang diajukan oleh James Danandjaja sebagai berikut.
1. Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan,
melalui tutur kata dari mulut ke mulut atau dengan suatu contoh yang disertai gerak isyarat, dan alat pembantu, yang dilakukan
secara lintas generasi. 2. Folklor bersifat tradisional, artinya disebarkan dalam bentuk
relatif tetap atau mengikuti pakem tertentu dalam waktu yang lama.
3. Folklor ada dalam berbagai versi. 4. Folklor bersifat anonim atau penciptanya tidak dikenali.
5. Folklor biasanya memiliki bentuk berpola. 6. Folklor memiliki manfaat dalam kehidupan bersama suatu
kelompok. Cerita rakyat misalnya bermanfaat sebagai sarana pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan
terpendam. 7. Folklor bersifat pralogis atau memiliki logika tersendiri.
8. Folklor menjadi milik bersama dari kelompok masyarakat tertentu.
9. Folklor pada umumnya bersifat polos dan lugu sehingga ter lihat kasar dan spontan.
Secara garis besar, folklor dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut.
1. Folklor Lisan Verbal Folklore
Folklor lisan merupakan folklor yang bentuknya murni lisan. Folklor lisan mencakup beberapa bentuk di antaranya:
a. bahasa rakyat folk speech, seperti logat, julukan, pangkat tradisional, dan gelar kebangsawanan;
b. ungkapan tradisional, seperti peribahasa, pepatah, dan pemeo; c. pertanyaan tradisional, seperti teka-teki;
d. puisi rakyat, seperti pantun, gurindam, dan syair; e. cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda, dan dongeng;
f. nyanyian
rakyat.
2. Folklor Setengah Lisan Partly Verbal Folklore
Folklor setengah lisan merupakan folklor yang terdiri atas campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan. Contohnya keper cayaan
rakyat tentang tahayul yang terdiri atas pernyataan yang bersifat lisan ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap mem punyai makna
gaib. Bawang putih bagi orang Jawa misalnya, dianggap mencegah seseorang dari gangguan hantu. Demikian juga benda lain yang
dianggap berkhasiat untuk melindungi diri atau dapat membawa rezeki, seperti batu-batu permata tertentu. Bentuk-bentuk folklor
yang tergolong dalam kelompok besar ini, selain kepercayaan rakyat adalah permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat istiadat,
upacara, atau pesta rakyat.
James Danandjaja
adalah guru besar Antropologi Universitas
Indonesia. Beberapa karyanya An Annotated Bibliography of
Javanese Folklore, Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali,
Pantomim Suci Betara Berutuk dari Trunyan Bali, Upacara Lingkaran
Hidup di Trunyan Bali, Antropologi Psikologi, Humor Mahasiswa,
Folklore Indonesia dan masih banyak karya lainnya.
Sumber: Folklore Indonesia, 2002
Tokoh Antropologi
C
Folklor Tradisi Lisan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
93 3. Folklor Bukan Lisan Nonverbal Folklore
Folklor bukan lisan merupakan folklor yang bentuknya bukan lisan meskipun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Kategori
ini dapat dibagi menjadi dua, yakni benda dan bukan benda. Bentuk- bentuk folklor yang tergolong benda antara lain: arsitektur rakyat
bentuk rumah asli daerah, atau bentuk lumbung padi, kerajinan tangan rakyat; pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan dan
minuman rakyat, dan obat-obatan tradisional. Adapun yang termasuk bukan benda, antara lain gerak isyarat tradisional, bunyi
isyarat untuk komunikasi rakyat kentongan tanda bahaya di Jawa, dan musik rakyat. Demikianlah pengantar mengenai folklor tersebut
membuka wawasan seseorang tentang keragaman tradisi lisan di Indonesia. Pembahasan berikutnya akan mengerucut kepada tradisi
lisan atau folklor lisan di Indonesia. Berikutnya hanya akan diulas beberapa contoh folklor lisan di Indonesia.
Sumber
: www.pikiran-rakyat.com, 2006
Gambar 3.9 Copet
Di Yogyakarta, catut atau tang digunakan para sopir untuk mengingatkan
penumpang dan polisi jika ada tukang copet.
Penelitian folklor di Indonesia sangat berguna bagi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ditempuh dengan mengetahui lebih mendalam
mengenai berbagai folklor sendiri maupun folklor kelompok lain.
Buktikan kepedulian Anda terhadap folklor dengan membuat daftar slang
yang terdapat di sekitar Anda.
Peduli
D
Contoh Folklor Lisan di Indonesia
1. Bahasa Rakyat