Polarisasi karena Pemantulan Polarisasi karena Pemantulan dan Pembiasan Polarisasi karena Bias Kembar Pembiasan Ganda
1. Polarisasi karena Pemantulan
Cahaya yang datang ke cermin dengan sudut datang sebesar 57 o , maka sinar yang terpantul akan merupakan cahaya yang terpolarisasi. Cahaya yang berasal dari cermin I adalah cahaya terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin. Apabila cermin II diputar sehingga arah bidang getar antara cermin I dan cermin II saling tegak lurus, maka tidak akan ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin II. Peristiwa ini menunjukkan terjadinya peristiwa polarisasi. Cermin I disebut polarisator, sedangkan cermin II disebut analisator. Polarisator akan menyebabkan sinar yang tak terpolarisasi menjadi sinar yang terpolarisasi, sedangkan analisator akan menganalisis sinar tersebut merupakan sinar terpolarisasi atau tidak. Gambar 5.E.33. Polarisasi Gelombang Karena Pemantulan2. Polarisasi karena Pemantulan dan Pembiasan
Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan para ilmuwan Fisika menunjukkan bahwa polarisasi karena pemantulan dan pembiasan dapat terjadi apabila cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan saling tegak lurus atau membentuk sudut 90 o . Di mana cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya yang terpolarisasi sempurna, sedangkan sinar bias merupakan sinar terpolarisasi sebagian. Sudut datang sinar yang dapat menimbulkan cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan merupakan sinar yang terpolarisasi. Sudut datang seperti ini dinamakan sudut polarisasi i p atau sudut Brewster. Pada saat sinar pantul dan sinar bias saling tegak lurus membentuk sudut 90 o akan berlaku ketentuan bahwa : i + r = 90 o atau r = 90 o – i p Dari hukum Snellius tentang pembiasan berlaku bahwa: n n n r i = = 1 2 sin sin 380 PENDALAMAN MATERI FISIKA tg i p = n3. Polarisasi karena Bias Kembar Pembiasan Ganda
Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila cahaya melewati suatu bahan yang mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, misalnya pada kristal kalsit. Cahaya yang lurus disebut cahaya biasa, yang memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini tidak terpolarisasi. Sedangkan cahaya yang dibelokkan disebut cahaya istimewa karena tidak memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini adalah cahaya yang terpolarisasi. Gambar 5.E.34. Polarisasi karena Bias Kembar Pembiasan Ganda4. Polarisasi karena Absorbsi
Parts
» MATERI SERTIFIKASI GURU SEMUA JURUSAN
» Latar Belakang MATERI SERTIFIKASI GURU SEMUA JURUSAN
» Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan
» Publikasi Ilmiah Karya Inovatif
» Kompetensi Pedagogik Kompetensi Kepribadian
» Latar Belakang PENILAIAN KINERJA
» Persyaratan Prinsip Pelaksanaan PENILAIAN KINERJA
» Aspek yang Dinilai PENILAIAN KINERJA
» Kompetensi Sosial Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan
» Ranah Pengembangan Guru PENGEMBANGAN KARIER
» Penugasan Etika profesi guru. Materi sajian terutama berkaitan dengan esensi etika profesi guru
» Pengembangan Profesi MATERI SERTIFIKASI GURU SEMUA JURUSAN
» Perlindungan Hukum Perlindungan Profesi
» Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual
» Konsultasi Mediasi Unsur Penunjang
» Negosiasi dan Perdamaian Konsiliasi dan Perdamaian
» Advokasi Litigasi Advokasi Nonlitigasi
» Penghargaan Guru Berprestasi Unsur Penunjang
» Penghargaan bagi Guru SD Berdedikasi di Daerah KhususTerpencil
» Penghargaan bagi Guru PLBPK Berdedikasi
» Penghargaan Lainnya Unsur Penunjang
» Tunjangan Profesi Unsur Penunjang
» Tunjangan Fungsional Tunjangan Khusus
» Profesi Guru sebagai Panggilan Jiwa
» Definisi Guru dan Keanggotaan Organisasi Profesi
» Rumusan Kode Etik Guru Indonesia
» Hubungan Guru dengan Peserta Didik
» Hubungan Guru dengan OrangtuaWali Siswa Hubungan Guru dengan Masyarakat
» Hubungan Guru dengan Sekolah dan Rekan Sejawat
» Hubungan Guru dengan Profesi Hubungan Guru dengan Organisasi Profesi
» Hubungan Guru dengan Pemerintah
» Uraian Materi Unsur Penunjang
» Kemampuan Mengatur Diri Sendiri
» Pembelajaran Kooperatif Unsur Penunjang
» Pembelajaran Langsung Metode Integratif
» Metode Tematik Metode Kuantum
» Student Teams-Achievement Division STAD Eksplorasi Elaborasi
» Rasional Penggunaan Media 1 Rasional Penggunaan Media Menurut Teori Komunikasi
» Pembuatan Media Audio 1 Penyusunan Naskah
» Penuangan naskah kasar draft ke dalam blanko naskah. Naskah kasar yang
» Penggunanan Media dengan Format Belajar Individual.
» Uraian Materi Strategi Penggunaan Media Pembelajaran
» Otentik Berkesinambungan Berdasarkan acuan kriteria Penilaian Unjuk Kerja a. Pengertian
» Penilaian Sikap a. Pengertian
» Penilaian Portofolio a. Pengertian
» Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan Bagi Guru Bagi Kepala Sekolah Bentuk Laporan
» Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Dinas Pendidikan
» Merumuskan Indikator Dinas Pendidikan
» Prinsip Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Tematik
» Perilaku-perilaku Musik Perilaku-perilaku Fisik Perilaku-perilaku Seni
» Rumusan Masalah Manfaat Penelitian
» Kajian Pustaka A. Tanggung jawab
» Metodologi Penelitian Pembelajaran Sejarah
» Cinta Damai Gemar Membaca Peduli Lingkungan Peduli Sosial Hasil Belajar Persiapan
» Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
» Pelaksanaan Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia 6-7 Tahun
» Partisipan yang Terlibat Peran Peneliti Posisi Peneliti
» Kinematika: pengetahuan tentang gerak benda dengan mengabaikan penyebab
» Teropong Bias Perbesaran untuk mata berakomodasi maksimum.
» Gelombang transversal Gelombang longitudinal
» Pemantulan gelombang Pembiasan gelombang
» Polarisasi karena Absorbsi Polarisasi karena Hamburan Pemutaran Bidang Polarisasi
Show more