PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THIK PAIR SHARE DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR
SHARE DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DITINJAU DARI
GAYA BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Oleh:
Helmi Fauziah Nasution
4123131041
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

iii


PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THIK PAIR
SHARE DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DITINJAU DARI GAYA
BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Helmi Fauziah Nst (4123131041)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, model pembelajaran
langsung dan gaya belajar. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Medan.
Populasi sebanyak 270 orang yang terbagi 7 kelas, sedangkan sampel diambil secara
cluster random sampling sebanyak dua kelas masing-masing 38 orang. Metode
penelitian yaitu quasi eksperimen dan desain faktorial 3 x 2. Uji hipotesis dengan
Anava dua jalur dan uji lanjut dengan uji F. Uji normalitas menggunakan lilifors
serta uji homogenitas menggunakan uji F dan uji Barlett. Temuan penelitian ini
menunjukkan ada pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar kimia pada
taraf signifikansi α=5%. Rerata hasil belajar kimia siswa dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi (76,45) dari pada DI (68,55). Ada
pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar kimia siswa pada taraf signifikansi

α=5%. Siswa yang memiliki gaya belajar visual memperoleh rerata hasil belajar
kimia lebih tinggi (80,94) dibandingkan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik
(71,18) dan audio (69,88). Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan gaya
belajar terhadap hasil belajar kimia siswa pada taraf signifikansi α=5%. Hasil uji
lanjut diketahui bahwa kelompok siswa dengan kecenderungan visual memperoleh
hasil belajar kimia lebih tinggi jika diajar dengan model kooperatif tipe TPS dan
model pembelajaran langsung. Sedangkan bagi kelompok siswa dengan
kecenderungan auditori lebih tinggi hasil belajar kimianya jika diajar dengan model
kooperatif tipe TPS. Rata-rata skor hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan
model kooperatif TPS lebih tinggi daripada model pembelajaran langsung yang
sama-sama memiliki kecendrungan gaya belajar visual.

Kata kunci: Kooperatif, TPS, Pembelajaran langsung, Gaya belajar, Hasil belajar

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala
berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi

berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Dan Model
Pembelajaran Langsung Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Sistem Koloid Di SMA Negeri 15 Medan”, disusun untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ratna
Sari Dewi, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis
sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan SIlaban, M.Si,
Bapak Dr. Muhammad Yusuf dan Ibu Dr. Destria Roza sebagai dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai
dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak
Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA
UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga kepada guruguru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh
gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala
Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas XI IPA SMA Negeri 15
Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian

berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua Orang Tua
tersuper. Ayahanda dan Ibunda tercinta Salahuddin Nasution, SH dan Yusmaini
Lubis, S.Pd yang selalu memberikan nasihat, motivasi, berkat dan do’a serta
pengorbanan keduanya yang tidak ternilai, sehingga penulis dapat menyelesaikan
program Strata Satu dengan baik.

v

Kakak dan Adik-adik penulis yang tergabung dalam kelompok “NastiClub”, Salimah Angreany Nst, Yusrina Santri Nst, Halimatussa’diyah Nst,
Homsani Nst, dan Rajab Khairul Qolbi Nst. Berkat dukungan dan do’a kalian
penulis bisa mengerjakann skripsi ini dengan baik, dan semoga adik-adik dapat
menyusul kakak menjadi sarjana dan membanggakan orang tua kita. Seluruh
keluarga besar terutama nenek tercinta Salmiah Pardede yang telah banyak
mendoakan dan memberikan motivasi serta bantuan baik moril maupun materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Rekan – rekan Kimia Dik C 2012, anggota PPLT 2015 SMP N 1 Galang,
teman – teman satu bimbingan skripsi, sejawat dan seperjuangan yang telah
banyak memberikan do’a, bantuan, ilmu, pendapat, dukungan serta semangat
kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini, Terkhusus dan teristimewa untuk

teman sekaligus partner penelitian dibangku perkuliahan Putri Sundari, Marta
Sinaga, Saema, Siti Kholilah, Intan Sri Nancy, dan Ita yang selalu meluangkan
waktu untuk berbagi cerita dan pengalaman, dan tentunya ilmu. Semoga
pertemanan ini tidak akan terputus sampai kapan pun.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya isi skripsi
saya ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya khasanah ilmu
pendidikan sains.

Medan, Agustus 2016
Penulis,

Helmi Fauziah Nasution

vi

DAFTAR ISI


Halaman
Lembar Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Dafar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Ruang Lingkup
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Batasan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

1
1
4
5
5
6
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Hasil Belajar
2.1.2. Model Pembelajaran
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif

2.1.3.1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
2.1.4. Model Pembelajaran Langsung
2.1.5. Gaya Belajar
2.1.6. Materi Sistem Koloid
2.2. Kerangka Berpikir
2.3. Hipotesis Penelitian

8
8
7
10
11
12
15
17
21
33
33

BAB III MOTODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Rancangan Penelitian
3.5. Instrumen Penelitian
3.6. Tehnik Pengumpulan Data
3.7. Teknik Analisis Data

35
35
35
35
36
37
46
47

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian
4.2. Deskripsi Penelitian
4.3. Uji Persyaratan Analisis Data
4.3.1. Hasil Uji Normalitas
4.3.2. Hasil Uji Homogenitas
4.4. Hasil Uji Hipotesis
4.5. Pembahasan

50
50
50
51
52
52
53
54
54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

58
58
58

DAFTAR PUSTAKA

60

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1.

Skema Alur Penelitian

49

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1.

Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

12

Tabel 2.2.

Langkah-Langkah Pembelajaran Langsung

16

Tabel 2.3.

Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, Dan Suspensi

21

Tabel 2.4.

Jenis-Jenis Koloid

22

Tabel 2.5.

Perbedaan Koloid Loifil Dan Koloid Liofob

29

Tabel 3.1.

Desain Penelitian Faktorial 3 X 2

36

Tebel 3.2.

Kisi – Kisi Instrumen Tes

38

Tabel 3.3.

Kisi – Kisi Angket Gaya Belajar

42

Tabel 4.1.

Data Pretest Dan Posttesg Siswa SMA Negeri 15 Medan 51
Pada Pokok Bahasan Koloid

Tabel 4.2.

Rangkuman Hasil Uji Normalitas

53

Tabel 4.3.

Hasil Uji Homogenitas Varians Dengan Uji Barltlet

53

Tabel 4.4.

Ringkasan Anava

54

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.

Silabus

63

Lampiran 2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

65

Lampiran 3a.

Kisi – kisi Instrumen Soal Sebelum Validasi

85

Lampiran 3b.

Kisi – kisi Instrumen Soal Setelah Validasi

87

Lampiran 4a.

Instrumen Tes Hasil Belajar Sebelum Divalidasi

89

Lampiran 4b.

Instrumen Tes Hasil Belajar Setelah Divalidasi

100

Lampiran 5.

Soal – soal Diskusi

103

Lampiran 6.

Kunci soal Diskusi

104

Lampiran 7.

Angket Gaya Belajar

107

Lampiran 8.

Tabel Validitas Instrumen Tes

110

Lampiran 9.

Perhitungan Validitas Soal

111

Lampiran 10.

Tabel Realibilitas Instrumen Tes

113

Lampiran 11.

Tes Uji Realibilitas

114

Lampiran 12.

Tes Uji Taraf Kesukaran

116

Lampiran 13.

Uji Daya Beda

117

Lampiran 14.

Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen I

118

Lampiran 15.

Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen II

121

Lampiran 16.

Uji Normalitas

124

Lampiran 17.

Uji Hiomogenitas

127

Lampiran 18.

Uji Hipotesis

129

Lampiran 19.

Tabel Nilai-nilai r Product Moment

134

Lampiran 20.

Tabel Nilai-nilai Keritis dari Lilifors

135

Lampiran 21.

Jadwal Penelitian

136

Lampiran 22.

Dokumentasi Penelitian

137

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia N0 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 berbunyi, “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Persoalan pendidikan di banyak negara merupakan persoalan yang pelik, namun
bagaimanapun pendidikan harus dilaksanakan sebab untuk dapat maju,
membangun dan memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tidak dapat
dilakukan tanpa melalui pendidikan.
Banyak faktor yang menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia masih
rendah, antara lain: “Kualitas guru yang belum semuanya profesional dalam
bidangnya, sarana dan prasarana sekolah, terutama laboratorium yang belum
lengkap, minat siswa dalam belajar, proses pembelajaran yang belum bermutu,
dan dana pendidikan yang belum mencukupi” Suparno (dalam Rasim, 2010).
Berbicara mengenai pendidikan tentunya tidak terlepas dari proses
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Untuk
itu dikembangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
(student centered learning) dengan metode pembelajaran yang inovatif
disesuaikan karakter materi dan karakter peserta didik. Oleh karena itu,
diharapkan guru menerapkan pendekatan pembelajaran yang aktif, inofatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Berdasarkan hasil observasi awal pada sistem pembelajaran kimia
ditemukan berbagai masalah sebagai berikut: (a) Minat siswa masih rendah
dalam mengikuti pembelajaran kimia. (b) kurangnya pemahaman siswa mengenai
konsep-konsep pembelajaran kimia terkhusu materi sistem koloid, karena selama

1

2

proses pemelajaran siswa lebih dituntut sekedar menghapal tanpa memahami
materi. (c) Ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan
sdengan kimia salah satunya pada materi sistem koloid. Akibatnya siswa acuh
terhadap pelajaran. (d) Guru kurang aktif dalam menerapkan strategi
pembelajaran. (e) Guru lebih terfokus pada ketercapaian target materi pelajaran
bukan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Masalah-masalah diatas tentu sangat berpengaruh dan berimbas pada hasil
belajar siswa yang memang dianggap masih sangat rendah. Untuk itu, diperlukan
peran guru yang selalu aktif dalam membimbing anak didiknya. Guru dan siswa
selalu berinteraksi bila terdapat kesulitan dalam menyelesaikan masalah.
Gambaran permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran kimia perlu
diperbaiki guna meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu materi pelajaran kimia SMA adalah koloid. Sistem koloid
merupakan pelajaran yang sangat penting diajarkan kepada siswa karena memiliki
pembahasan yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari seperti cairan tubuh
(darah), bahan makanan (susu, keju, nasi dan roti). Sistem koloid adalah materi
pelajaran yang bersifat teoritis dan hafalan, dan pada umumnya disampaikan guru
dengan metode ceramah. Hal ini mengakibatkan kebosanan pada siswa terhadap
materi pelajaran sehingga mengurangi minat siswa dalam belajar. Untuk
mengawasi hal tersebut hendaknya menerapkan metode dan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan, minat dan partisipasi aktif siswa dalam
menerima suatu materi pelajaran.
Model pembelajaran yang dimaksud dalam kegiatan belajar kimia ini
adalah model pembelajaran kooperatif. Artz dan Newman (dalam Trianto, 2011)
meyatakan bahwa: “Dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu
tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk
keberhasilan kelompoknya.” Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif adalah
Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa.
Menurut penelitian Rosita (2013) “Dengan penerapan pembelajaran kooperatif

3

tipe think pair share, siswa yang awalnya memiliki keterampilan kerjasama yang
rendah, akan termotivasi untuk meningkatkan kerja sama dan kolaborasi.” Sejalan
dengan penelitian Surayya (2014) bahwa: “Meningkatnya hasil belajar pada siswa
yang mempunyai keterampilan berpikir kritis rendah yang mengikuti model
pembelajaran TPS bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain: 1) siswa sudah
mulai terbiasa untuk berkolaborasi antar anggota kelompok sehingga terbentuk
kelompok yang efektif, 2) masing-masing siswa merasa ikut bertanggung jawab
atas hasil yang diperoleh, 3) siswa termotivasi untuk mencapai hasil yang lebih
baik.”
Sebagai pembanding dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran
langsung (Dirict Instruction), Model pengajaran langsung adalah suatu model
pengajaran yang sebenarnya bersifat teacher center. Dalam menerapkan model
pengajaran

langsung

guru

harus

mendemonstrasikan

pengetahuan

atau

keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah.
Pada kenyataannya, peran guru dalam pembelajaran sangat dominan, maka guru
dituntut agar dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswa. Proses
belajar mengajar model Direct Instruction dapat berbentuk ceramah, demonstrasi,
pelatihan atau praktek dan kerja kelompok. Dalam menggunakan Direct
Instruction, seorang guru juga dapat mengaitkan dengan diskusi kelas dan belajar
kooperatif. Seorang guru dapat menggunakan Direct Instruction untuk
mengajarkan materi atau keterampilan baru dengan diskusi kelompok. Hal
tersebut bertujuan untuk melatih siswa berpikir, menerapkan keterampilan yang
baru diperolehnya, serta membangun pemahamannya sendiri tentang materi
pembelajaran.
Hasil penelitian Tanjung (2016) menunjukkan bahwa: “Keterlaksanaan
model pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada pertemuan I, II, dan III di
kelas XI MIA 3 SMAN 1 Taman telah terlaksana dengan sangat baik, karena tiap
tahapnya memperoleh nilai ≥ 3,00.” Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan
yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran sangat baik. Selanjutnya Prasetyo
(2009) menyatakan bahwa: “Pengajaran kimia menggunakan metode direct

4

instruction efektif meningkatkan prestasi belajar siswa baik dari aspek kognitif
maupun afektif.”
Keberhasilan belajar tidak hanya terletak pada metode dan penggunaan
media, namun juga faktor internal siswa sendiri, misalnya kreativitas, sikap
ilmiah, kememapuan memori dan gaya belajar siswa. (Destya, 2012). Penelitian
Aliffah (2013) mengenai pengaruh gaya belajar menjelaskan bahwa: ”Terdapat
pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa (baik kognitif maupun
afektif) pada materi pokok Hidrolisis Garam kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta
tahun pelajaran 2012/2013, yaitu siswa yang memiliki gaya belajar visual akan
sama prestasinya dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, dan
keduanya mempunyai prestasi belajar kognitif dan afektif yang lebih baik
daripada siswa yang mempunyai gaya belajar auditori dengan rata-rata prestasi
kognitif berturut-turut 86,68; 83,14; dan 70,45 serta afektif berturut-turut 120,86;
121,07; dan 109,40.”
Pembelajaran dengan memperhatikan gaya belajar siswa perlu dilakukan,
agar interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran dapat terjalin
dengan baik dan komunikatif. Siswa akan belajar dengan efektif jika belajar yang
dilakukannya sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa, maka guru
dapat merancang proses pembelajaran dan menggunakan gaya mengajar yang
sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa (Nurbeeti, 2015). Karena
penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik
akan mendorong pencapaian hasil beajar yang maksimal. Oleh karena itu, perlu
untuk melakukan penelitian untuk melihat : “Perbedaan hasil belajar kimia
siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Koopratif tipe think
pair share dan model pembelajaran langsung ditinjau dari gaya belajar siswa
pada materi pokok sistem koloid di SMA Negeri 15 Medan”.
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarka latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka ruang
lingkup dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar siswa kelas XI SMA
Negeri 15 Medan yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Koopratif

5

tipe think pair share dan model pembelajaran langsung ditinjau dari gaya belajar
siswa pada materi sistem koloid.

1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan maslah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model kooperatif tipe TPS dengan siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran langsung (Dirict Instruction) pada
materi pokok sistem koloid ?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang memiliki gaya
belajar visual, auditori dan kinestetik yang dibelajarkan menggunakan
model kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran langsung (Direct
Instruction) pada materi sistem koloid ?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan
gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa pada materi
pokok sistem koloid ?

1.4. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, serta
mengingat keterbaytasan waktu dan sarana penunjuang lainnya maka penelitian
ini dibatasi pada:
1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI semester genap SMA Negeri 15
Medan T.P 2015/2016.
2. Model Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Kooperatif tipe think pare share dan model pembelajaran
langsung.
3. Permasalahan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa
terkait dengan gaya belajar siswa.
4. Materi pokok pada pokok bahasan sistem koloid.

6

1.5. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
perbedaan model pembelajaran kooperatif think pair share dan model
pembelajaran langsung terhadap hasil belajar siswa yang ditinjau dari gaya
belajar. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa
yang dibelajarkan menggunakan model kooperatif tipe TPS dengan siswa
yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung (Dirict
Instruction) pada materi pokok sistem koloid.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa
yang memiliki gaya belajar visual, auditori dan kinestetik yang
dibelajarkan menggunakan model kooperatif tipe TPS dan model
pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada materi sistem koloid.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran
kooperatif dengan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar kimia
siswa pada materi pokok sistem koloid.

1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Untuk Guru Kimia dan Sekolah
Memberi alternatif atau variasi pembelajaran kimia untuk dikembangkan
agar menjadi lebih baik dalam pelaksanaannya dengan cara memperbaiki
kelemahan dan kekurangannya dan mengoptimalkan pelaksanaannya.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampun dan pengalaman
dalam meningkatkan kompetensi peneliti sebagai calon guru.
3. Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam
melakukan penelitian selanjutnya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, serta permasalahan
yang telah dirumuskan, peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan rataan nilai hasil belajar antara siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan model
pembelajaran lansung pada materi pokok sistem koloid di SMA Negeri 15
Medan.
2. Terdapat Perbedaan hasil belajar kimia siswa yang memiliki gaya belajar
visual, auditori maupun kinestetik pada pokok bahasan sistem koloid di
SMA Negeri 15 Medan.


Rata-rata hasil belajar kimia siswa yang memiliki kecenderungan
gaya belajar visual lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar
kimia siswa yang mempunyai kecenderungan gaya belajar auditori
dan kinestetik, dengan rata-rata hasil belajar kognitif berturut-turut
pada tiap kelas adalah 80,5; 81,4 untuk visual dan 77,14; 62,95
gaya auditori dan 70; 72,22 untuk kinestetik.

3. Model Pembelajaran dan gaya belajar berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok sistem koloid di SMA Negeri 15 Medan.

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti ingin memberikan
saran-saran sebagai berikut.
1.

Bagi guru mata pelajaran kimia, agar memilih strategi pembelajaran yang
paling sesuai dengan materi pokok yang akan diajarkan, sehingga siswa
lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar kimia dan dapat meningkatkan
hasil belajar kimia siswa. Salah satunya adalah model pembelajaran think
pair share.

52

53

2.

Bagi guru, agar dalam pembelajaran mengoptimalkan gaya belajar siswa,
sehingga siswa dengan perbedaan gaya belajar yang dominan dari masingmasing individu dapat tetap mengikuti pembelajaran dengan maksimal
tanpa harus ketinggalan pelajaran.

3.

Karena hasil belajar kimia dalam penelitian ini hanya mengukur aspek
kognitif, diharapkan agar peneliti selanjutnya lebih mengembangkan pada
aspek psikomotoris dan afektif dalam mendeskripsikan hasil belajar kimia
agar pembelajaran lebih bermakna, efisien, serta memiliki daya tarik.

4.

Penelitian ini mengalami keterbatasan, maka bagi peneliti selanjutnya,
yang ingin melakukan penelitian dengan judul yang serupa sebaiknya
meneliti secara lebih mendalam untuk mengetahui seberapa besar nilai
pengaruh dan perbedaan masing-masing dari setiap rumusan masalahnya,
sebab penelitian ini hanya terbatas pada ada tidaknya pengaruh dan
perbedaan saja. Sehingga jika diteliti secara mendalam akan lebih terlihat
seberapa besar nilai pengaruh dan perbedaan masing-masing.

54

DAFTAR PUSTAKA
Aliffah, N. dkk., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Koopertif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) Dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas XI Semester 2 SMA
Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, jurnal Pendidikan Kimia,
vol 2 No. 4 2013, Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Sebelas
Maret.
Arikunto, S., (2009), Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Damayanti, R.., Muzayyinah., Karyanto, P., (2011), Penerapan Pendekatan
Cotextual Teaching and Learing Berbasis Media terhadap Kemampuan
kognitif Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kebakkramat Tahun Pelajaran
2010/2011, vol 3 No. 2, Pendidikan Biologi.
Destya, A. dkk., (2012), Pembelajaran Kimia Dengan Metode Teams Games
Tournaments (TGT) Menggunakan Media Animasi dan Kartu Di Tinjau
dari Kemampuan Memori dan Gaya Belajar Siswa, Jurnal Inkuiri, vol 1
No. 3 2012, Program Studi Pendidikan Sains, Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret.
Gunawan, A., (2012), Born to be a Genius, Penerbit Gramedia Putaka Utama,
Jakarta.
Gunawan, A., (2007), Genius Learning Strategi, Penerbit Gramedia Putaka
Utama, Jakarta.
Hamalik, O., (2011), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Irianto, A., (2009), Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
Istarani., (2011), Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Jaya, Indra., (2010), Statistik untuk Penelitian Pendidikan, Citapustaka, Bandung.

55

Kardi, S., Nur, M., (2000), Pengajaran Langsung, Unesa Press, Surabaya
Rosnita, (2007), Evaluasi Pendidikan, Citapustaka Media, Jakarta.
Nurbeeti. Dkk., (2015), Hubungan Gaya Belajar Dengan Keterampilan Berpikir
Kritis dan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Di
Kelas X SMKN 1 Bungku Tengah, Jurnal Mitra Sains, vol 3 No. 2 2015,
Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana, Universitas
Tadulako.
Prasetyo, Hernawan T., (2009), Efektivitas Metode Pembelajaran Direct
Instruction Yang Disertai Dengan Media Komputer Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Materi Reaksi Redoks Kelas X Semester Genap Sma
Negeri 1 Kartasura Sukoharjo., Skripsi, FIKP, UNS, Surakarta.
Purba, M., (2007), Kimia Untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Purniasih, Fatmaryanti, S.D., Kurniawan, E.S., (2014). Penerapan Lembar Diskusi
Siswa (LDS) dengan Model Syndicate Group untuk Meningkatkan
Kemampuan Kognitif dan afektif IPA Siswa Kelas VII di SMP Negeri 6
Kebumen. Vol 2 No. 5 2014.
Rahayu, T. dan Yonata, B., (2013), .Kemampuan Kognitif Siswa Kelas XI IPA 1
SMA Negeri 18 Surabaya pada Tingkat Analisis, Evaluasi, dan Kreasi
pada materi Titrasi Asam Basa dengan Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri.
Rasim, (2010), Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Student Team
Achievement Division (STAD) Ditinjau Dari Gaya Belajar dan Motivasi
Berprestasi., Tesis, Program studi Pendidikan Sains, UNS, Surakarta.
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, PT. Raja Grafindo Persada, Depok.
Rosita, I., Leonard., (2013), Meningkatkan Kerja Sama Siswa Melalui
Pembelajaran Koopeeatif Tipe Think Pair Share, Jurnal Formatif, vol 3

56

No.1 2013, Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika
& IPA Universitas Indraprasta PGRI
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas
Negeri Medan, Medan.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Surayya, L., Subagia, IN. Tika., Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share
Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa, e-Jurnal, Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha
Tanjung, Vinna, Dkk., (2016), Hubungan Antara Keterampilan Metakognisi
Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Enggunakan Model Pembelajaran
Langsung (Direct Instruction) Pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI,
Jurnal Pendidikan Kimia, vol 5 No.2 2016, Program Studi Pendidikan
Kimia, Univesitas Surabaya.
Tanta, (2010). Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada
Mata Kuliah Biologi Umum, vol 1 No.1 2010, Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Cendrawasih.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Uno, Hamzah B., (2008), Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi
Aksara, Jakarta.
UURI, (2003), Sistem Pendidikan Nasional, Presiden RI, Jakarta.

ii

RIWAYAT HIDUP

Helmi Fauziah Nasution dilahirkan di Medan, pada tanggal 23 April 1994.
Ayah bernama Salahuddin Nasution dan Ibu bernama Yusmaini Lubis dan
merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk
Madrasah Ibtidaiyah Swasta Aisyiyah Bandar Klipa dan lulus pada tahun 2006.
Pada tahun 2006, penulis melanjutkan studi di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul
Hasanah Medan dan lulus pada tahun 2009. Ditahun yang sama penulis
melanjutkan sekolah di SMA Swasta Al-Ulum Medan dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA INDEX CARD MATCH DAN CROSSWORD PUZZLE PADA MATERI SISTEM KOLOID.

2 11 24

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI REAKSI REDOKS.

0 1 23

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATERI KOLOID.

0 5 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATERI STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK DI SMA.

0 2 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CPBL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI HIDROKARBON.

1 3 24

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 4 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DIDUKUNG MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

1 3 18