Penyelesaian sengketa pelaksanaan perjanjian kerjasaman angkutan

Dalam hal penyelesaian piutang ekstern ditempuh langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengefektifkan penagihan dengan membuat perjanjian pengakuan hutang disertai penyerahan jaminan dengan kuasa menjual yang dibuat dalam bentuk notariil akta 2. Mengupayakan penarikan jaminan dengan kuasa menjual yang dibuat dalam bentuk notaril akta 3. Melakukan penjualan jaminan hutang untuk pelunasan hutang 4. Meminta kejaksaan Negeri Siantar sebagai pengacara Negara untuk membantu menindak lanjuti. Melalui Surat No B-01N.2.24Gp.2012006, tanggal 3 Januari 2006 Kejaksaan Negeri Pematang Siantar berupaya memanggil Tony Patogap Simatupang menghadap kekantor Kejaksaan Negeri Pematang Siantar, namun upaya pemanggilan tersebut tidak dipenuhi sehingga kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional II Pematang Siantar memberikan kuasa kepada Kejaksaan Negeri Siantar selaku Pengacara Negara untuk mengajukan Gugatan Perdata Kepada Ketua Pengadilan Negeri Pematang Siantar terhadap perbuatan Tony Patogap Simatupang.

II. Penyelesaian sengketa pelaksanaan perjanjian kerjasaman angkutan

barang milik Perum Bulog dengan mitra Kerja Bahwa tugas pokok Bulog menurut Kepres Nomor 50 tahun 1995 adalah membantu Presiden dalam mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras dalam rangka menjaga kestabilan harga beras bagi konsumen serta memenuhi Universitas Sumatera Utara kebutuhan pangan berdasarkan keputusan umum pemerintah. Bahwa untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Perum Bulog menyelenggarakan beberapa fungsi diantaranya adalah pengadaan dalam negeri. Dalam rangka mengadaan dalam negeri ini, penyebaran terhadap komoditinya dilakukan dengan angkutan darat dan angkutan laut sebagaimana diatur dalam keputusan Direksi Perum Bulog No KD-18DU.000012009, tanggal 16 januari 2009. Kegiatan angkutan dilaksanakan oleh perusahaan jasa angkutan yang memenuhi persyaratan dalam melakukan pemindahan barang milik Perum Bulog secara regional maupun lokal. Adapun metode dan prosedur pengadaan jasa dan angkutan dilakukan dengan beberapa cara yakni; a. Pelelangan umum atau terbatas untuk angkutan diatas 2.000 ton b. Pemilihan langsung, untuk angkutan diatas 1.000 ton sampai dengan 2.000 ton c. Penunjukan langsung untuk angkutan sampai dengan 1.000 ton. 4 d. Dalam melaksanakan pengadaan jasa angkutan Perum Bulog Divisi e. Penunjukan langsung untuk angkutan sampai dengan 1.000 ton. 5 Dalam melaksanakan pengadaan jasa angkutan Perum Bulog Divisi Regional membentuk panitia pelelangan jasa angkutan barang, membuat surat penetapan pengangkut sesuai dengan hasil pemenang pelelangan, membuat dan menandatangani 4 Keputusan Direksi Perusahaan Umum Bulog No : KD-18DU.000012009. Peraturan Angkutan Barang Dalam Negeri di Lingkungan Perusahaan Umum Bulog , hal 4. 5 Keputusan Direksi Perusahaan Umum Bulog No : KD-18DU.000012009. Peraturan Angkutan Barang Dalam Negeri di Lingkungan Perusahaan Umum Bulog , hal 4. Universitas Sumatera Utara perjanjian jasa angkutan dengan pengangkut yang dinyatakan menang. 6 Disamping itu pengangkut harus menyediakan biaya dan peralatan serta sarana angkutan yang memadai untuk menjamin terselenggaranya kegiatan angkutan dengan sebaik- baiknya. Pengangkut diberikan wewenang dalam berhubungan dengan pihak-pihak lain yang terkait untuk kelancaran pelaksanaan angkutan dapat bertindak mewakili kepentingan Perum Bulog selaku pemilik barang dan berwenang menolak untuk mengangkut barang yang menurut bukti-bukti yang sah tidak sesuai kuantum maupun berat netto, jeniskualitas barang yang ditugaskan kepadanya untuk diangkut. Apabila dalam melakukan pengangkutan tersebut timbul kerugian akibat kesusutan, kekurangan, kerusakan barang selama dalam penguasaannya maka tanggung jawab terhadap terjadinya kerugian tersebut dibebankan kepada pengangkut. Besarnya ganti rugi tersebut adalah sebesar kesusutan, kekurangan, kerusakan yang terjadi dikalikan harga barang dan seluruh barang yang rusak diserahkan kepada pengangkut. Terhadap keterlambatan pelaksanaan angkutan dari waktu yang ditetapkan dalam perjanjian angkutan, maka untuk setiap keterlambatan pengangkut dikenakan klaim sebesar 1 per hari dari nilai uang jasa angkutan untuk barang yang belum diserahkan. Jika pengangkut dapat membuktikan bahwa dengan disertai alat bukti yang sah bahwa kerugian tersebut karena force majeur, maka ia dibebaskan dari beban tanggung jawab atas kerugian tersebut. Pada kenyataannya kesusutan, kekurangan yang terjadi sebabkan unsur kesengajaan dari pihak pengangkut, sedangkan terhadap kerusakan barang hal ini sering terjadi karena kelalaian dari 6 Ibid, hal. 7. Universitas Sumatera Utara pihak pengangkut dan sering juga terjadi karena force majeur, yakni terjadi hujan lebat yang menyebabkan beras yang diangkut basah sehingga ketika sampai ditempat tujuan beras tersebut sudah berbau busuk. Penyelesaian dan pembayaran ganri rugi terhadap kesalahan dan kelalaian yang dilakukan oleh mitra usaha Perum Bulog melakukan tindakan dengan cara ; 1 Menerbitkan Nota Klaim untuk dasar memotong tagihan biaya angkutan yang diajukan pengangkut 2 Apabila biaya angkutan yang ditagih oleh pengangkut tidak mencukupi untuk melunasi klaim yang dibebankan , maka kekurangan pemotongan klaim harus diperhitungkan dengan jaminan yang ada, apabila belum mencukupi maka kekurangannya harus dibayar dengan tunai. 3 Jika kedua cara tersebut diatas juga tidak dapat menyelesaikan masalah kerugian tersebut Perum Bulog dapat melakukan tindakan Hukum guna mencegah terjadinya kerugian 4 Apabila pengangkut mengajukan keberatan terhadap pembebanan ganti rugi tersebut , maka Perum Bulog harus mengkaji dan memutuskannya sesuai ketentuan yang berlaku. 7 III Penyelesaian sengketa pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Beras antara Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara dengan CV.Hasil Tani Sejahtera Pengadaan Beras dalam Negeri Perum Bulog adalah kegiatan pembelian beras yang dilakukan oleh Perum Bulog dalam rangka penugasan kegiatan Pelayanan Publik Publik Service Obligation berdasarkan ketentuan Instruksi Presiden No 7 tahun 2009 tanggal 29 Desember 2009 tentang kebijakan perberasan, yang memberikan landasan operasional dalam pelaksanaan pengadaan beras dalam negeri. Sasaran yang hendak dicapai adalah : 7 Ibid. hal 9. Universitas Sumatera Utara 1 Untuk mengarahkan pelaksanaan Pengadaan beras Dalam Negeri 2 Petani prodesen dalam negeri mendapatkan harga jual yang wajar sesuai harga ketentuan Harga Pembelian Pemerintah HPP 3 Menyediakan Stok pangan untuk keperluan a. Penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah RASKIN dan rawan pangan. b. Penyaluran beras untuk menanggulangi keadaan darurat dan bencana alam c. Pemupukan Cadangan Beras Pemerintah CBP d. Pasaran Umum dan lainnya Pengadaan Dalam Negeri ini pada dasarnya dilaksanakan berdasarkan prognosa pengadaan Dalam Negeri pada tahun berjalan yakni : 1. Prognosa pengadaan Dalam Negeri dibuat berdasarkan perhitungan kebutuhan Perum Bulog terhadap stok beras untuk keprluan penyaluran serta stok akhir yang diperlukan. 2. Prognosa pengadaan Dalam Negeri dibuat secara berjenjang mulai dari tingkat Pusat yang dirinci perDivisi Regional selanjutnya ditingkat Divisi Regional di Breakdown per Sub Divre Prognosa dirinci perbulan perkomoditi beras sesuai kebutuhan dan kondisi objektif daerah masing-masing, yang akan dijadikan dasar perncanaan kebutuhan dana dan sarana pengadaan lainnya sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan RKAP. 8 Universitas Sumatera Utara Pengadaan Beras Dalam Negeri ini dilaksanakan melalui : 1. Mitra Kerja Pengadaan Beras Dalam Negeri 2. Unit Pengelolaan Gabah Beras 3. Satuan Tugas Operasional Pengadaan Gabah Dalam Negeri 9 Pelaksanaan Pengadaan Beras Dalam Negeri melalui Mitra Kerja dilakukan dengan prosedur : 1 Mitra Kerja mengajukan permohonan pengadaan beras berdasarkan permohonan tersebut Kepala Divisi Regional Sumatera Utara menentukan jumlah, waktu dan tempat pelaksanaan pengadaan 2 Kepala Divisi Regional Sumatera Utara membuat Perjanjian Jual Beli Beras dengan Mitra Kerja dan menerbitkan Deliver Order DO karung kuralon dan karung plastic kepada mitra kerja dengan terlebih dahulu menyerahkan jaminan atas karung plastik dan karung kuralon tersebut. 3 Penentuan kuantum Perjanjian Jual Beli disesuaikan dengan kapasitas penggilingan yang dimilikidikuasai mitra kerja. 4 Mitra kerja membuat surat pernyataan Pakta Integritas bahwa beras yang diserahkan dimasukkan ke gudang Bulog merupakan hasil panen tahunberjalan dan telah memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan Perum Bulog. Mitra Kerja menyerahkan beras sesuai Perjanjian Jual Beli yang 8 Pedoman Umum dan Standar Operasional prosedur Pengadaan Beras Dalam Negeri Perum Bulog Tahun 2009 9 Ibid, hal 3 Universitas Sumatera Utara ditunjuk untuk dilakukan pemerikasaan kualitas oleh Petugas Pemeriksa Kualitas Beras. 5 Berdasarkan hasil pemeriksan kualitas oleh petugas pemeriksa kualitas beras yang dituangkan dalam risalah Pemeriksaan Kualitas RPK. 6 Beras yang memenuhi persyaratan diterima oleh Kepala Gudang untuk kemudian disimpan digudang Bulog 7 Atas penyerahan beras kepada Kepala Gudang, Mitra Kerja berhak memperoleh GDIM dan LHPK. Kemasan dan Label beras pengadaan dalam negeri dengan menggunakan karung plastik baru bekas kondisi baik disediakan oleh mitra kerja yang ukuran, isi dan tarranya ditetapkan oleh Perum Bulog 10 8 Untuk pembayaran harga beras kepada mitra kerja dilakukan oleh Divisi regional atau Sub Divisi regional dengan menerbitkan Surat perintah Pembayaran SPP kepada Bank pelaksana Kredit Perum Bulog. Apabila didaerah tersebut tidak terdapat Bank pelaksana Kredit Perum Bulog, Divisi Regional Sumatera Utara dengan Bank pelaksana Kredit Perum Bulog dapat menunjuk Bank pelaksana kredit lainnya atau Bank koresponden. Untuk pembayaran harga beras kepada mitra kerja dilakukan oleh Divisi Regional atau Sub Divisi regional dengan menerbitkan Surat perintah Pembayaran SPP kepada Bank pelaksana Kredit Perum Bulog. Apabila didaerah tersebut tidak terdapat Bank pelaksana Kredit Perum Bulog, Divisi Regional Sumatera Utara 10 Ibid, hal 4 Universitas Sumatera Utara dengan Bank pelaksana Kredit Perum Bulog dapat menunjuk Bank pelaksana kredit lainnya atau Bank koresponden. Menurut Pasal 1233 Kitab Undang-undang Hukum Perdata : “Tiap-tiap perikatan dilahirkan, baik karena persetujuan, baik karena undang-undang dan pada pasal 1234 KUH perdata, dikatakan bahwa tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu untuk berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu. Menurut R. Subekti yang dimaksud dengan perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu .Pihak yang berhak menuntut sesuatu dinamakan kreditor dari pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan di namakan debitur 11 Dalam perikatan apabila terjadi Wanprestasi maka dapat dipaksakan pelaksanaan prestasinya di sebut dengan Obligato Naturalis yang berarti bahwa pemenuhan perikatan itu bukan hanya merupakan kewajiban hukum tetapi juga kewajiban moral. Wanprestasi adalah suatu keadaan tidak dilaksanakannya apa yang tidak diperjanjikan dalam suatu perjanjian oleh karena kelalaian salah satu pihak yang melakukan perjanjian. 12 Terdapat empat bentuk wanprestasi, yaitu; 1. Tidak melakukan yang disanggupi akan dilaksanakannya 2. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan 11 R.Subekti, Hukum Perjanjian, PT.Intermasa, Jakarta, 1985, Cetakan 15, hal 1 12 R, Subekti, Ibid, hal 45 Universitas Sumatera Utara 3. Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi terlambat 4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. Pihak yang lalai dan melakukan wanprestasi dapat di gugat di depan hakim tentang wanprestasi ini harus di nyatakan dahulu secara tertulis, yaitu dengan memperhatikan pihak tersebut, bahwa pihak yang lain mengkehendaki pembayaran seketika atau dalam jangka waktu yang pendek, peringatan atau tagihan ini di sebut somasi. Cara melakukan somasi ini di tentukan dalam pasal 1238 KUH Perdata. Dari uraian tersebut diatas menjadi motivasi bagi penulis untuk melakukan penelitian ini, agar kedepannya di dalam melaksanakan Perjanjian kerjasama dengan mitra kerja, memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam memilih dan menyeleksi mitra kerja sehingga tidak terjadi kerugian besar dikemudian hari.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian kerjasama yang dilakukan oleh Perum Bulog dengan mitra kerja? 2. Apakah Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama operasional tersebut ? 3. Bagaimanakah penyelesaian sengketa dalam hal terjadinya wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama antara Perum Bulog dengan mitra kerja ? Universitas Sumatera Utara C . Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini : a. Untuk mengkaji pelaksanaan kerjasama yang dilakukan oleh Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara dengan mitra kerja b. Untuk mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan wanprestasi dalam pelaksanaan kerjasama tersebut c. Untuk mengkaji cara penyelesaian terhadap perbuatan wanprestasi dalam pelaksanan perjanjian kerjasama antara Perum Bulog dengan mitra kerja Oleh karena itu tujuan fungsional dalam penelitian ini, peneliti ingin menyumbangkan pemikiran-pemikiran dalam bidang hukum khususnya tentang penyelesaian sengketa wanprestasi dalam pelaksanaan kerjasama antara Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara dengan mitra kerja . D . Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat menyumbangkan penilaian di bidang hukum yang akan mengembangkan disiplin ilmu hukum, khususnya mengenai pelaksanaan suatu perjanjian, sanksi-sanksi yang harus dicantumkan dalam perjanjian dan menelaah kelemahan – kelemahan yang diperbuat sehingga menimbulkan wanprestasi dalam melakukan perjanjian kerjasama serta mencari jalan keluar serta cara penyelesaian masalah dan terutama dalam hal mengembalikan kerugian Perusahaan. Universitas Sumatera Utara

2. Secara Praktis

Mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan jalan akurat terhadap penyelesaian permasalahan yang diteliti dan juga di samping itu hasil penelitian ini dapat mengungkapkan teori-teori baru serta pengembangan teori-teori yang sudah ada. E . Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan baik perpustakaan pusat maupun yang ada di sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, ternyata belum di temukan judul mengenai penyelesaian sengketa pelaksanaan perjanjian kerjasama operasional antara Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara dengan mitra kerja oleh karena itu, penulisan ini dapat dikatakan asli. F . Kerangka Teori dan Konsep 1. Kerangka Teori Kerangka teori adalah langkah penilaian atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus permasalahan problem yang menjadi bahan pembanding, pegangan teoritis. 13 Menurut Dr. Siswojo teori dapat di artikan sebagai seperangkat konsep dan defenisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik 13 M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu Ilmu dan Penelitian , CV.mandar Maju, Bandung, 1994, hal 27 Universitas Sumatera Utara