Produksi berpengaruh terhadap pendapatan nelayan jaring cumi

14

1. Biaya operasional

a. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU

PPI Muara Angke memiliki SPBU dengan luas 1.873,68 m 2 . SPBU ini bersifat dwifungsi memiliki dua fungsi. Fungsi pertama adalah menyediakan bahan bakar bagi nelayan yang membutuhkan. Fungsi yang kedua adalah menyediakan bahan bakar bagi kendaraan umum. SPBU ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, yaitu kantor pengelola, pom bahan bakar solar, pom bahan bakar premium, dan pelataran area SPBU. SPBU ini terletak di sebelah selatan tempat pembongkaran ikan dan Tempat Pelelangan Ikan TPI. Harga yang ditetapkan untuk solar Rp. 5.000liter. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan, harga yang ditetapkan ini jauh lebih murah dibandingkan dengan harga yang dijual di luar pelabuhan. Harga ini dapat mengurangi biaya operasional yang dikeluarkan nelayan, sehingga dapat menerima pendapatan lebih besar. Letak SPBU yang strategis dan mudah diakses sangat membantu nelayan dalam proses pembelian solar untuk kegiatan penangkapan ikan.

b. Tangki air bersih

Tangki air bersih yang dimiliki PPI Muara Angke berjumlah 2 unit. Luas kedua tangki tersebut adalah 84 m 2 . Air bersih yang disediakan pelabuhan ini masih terbatas dan tidak semua nelayan dapat menggunakannya. Berdasarkan hasil wawancara, nelayan lebih memilih membeli air bersih dari luar pelabuhan dengan harga Rp. 3.000liter. Apabila pihak pelabuhan PPI Muara Angke menyediakan air bersih yang mencukupi untuk seluruh kapal dan menjual dengan harga yang lebih murah maka nelayan tidak perlu repot membeli dari luar pelabuhan. Hal ini menyebabkan nelayan harus mengeluarkan biaya yang sedikit lebih mahal untuk membeli air bersih dari luar pelabuhan.

c. Kios penunjang

Salah satu kios penunjang ini menyediakan kebutuhan oli untuk kebutuhan melaut nelayan. Harga yang ditawarkan pelabuhan juga terjangkau oleh nelayan, yaitu Rp. 18.000liter. Hal ini dapat menekan biaya operasional yang dikeluarkan oleh nelayan.

d. Perizinan

PPI Muara Angke menyediakan kantor instansi terkait dalam hal perizinan. Kapal yang akan masuk ke pelabuhan harus melapor kedatangan kapal kepada petugas pelabuhan. Pada saat kedatangan kapal, hal yang harus dilakukan adalah menyerahkan dokumen kapal, petugas memeriksa dokumen, pemberian nomor urut bongkar, menentukan tempat sandar, dan mengisi SLO Surat Laik Operasi. Kapal yang akan keluar harus melakukan permohonan STBLKK Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal, penyerahan SLO untuk pengajuan SIB Surat Izin Berlayar ke syahbandar.

2. Produksi

a. Kolam pelabuhan

Kolam pelabuhan PPI Muara Angke memiliki luas 213.352,15 m 2 . Kolam pelabuhan PPI Muara Angke dilengkapi dengan tangul pemecah gelombang, 15 fender, dan bolard. Kolam pelabuhan ini berfungsi untuk kapal bertambat dan berlabuh setelah kegiatan operasi penangkapan ikan. Kolam pelabuhan yang dimiliki PPI Muara Angke cukup luas tetapi nelayan merasa kapasitas untuk kapal bertambat labuh ini semakin sempit karena banyak kapal-kapal yang sudah rusak dan tidak berfungsi lagi bersandar di kolam pelabuhan PPI Muara Angke. Kapal-kapal yang bersandar ini bukanlah kapal yang berukuran kecil tetapi kapal yang berukuran di atas 30 GT. Kapal-kapal yang bersandar ini mengakibatkan lahan yang digunakan untuk tambat labuh kapal menjadi lebih sempit. Hal ini jelas sangat mengganggu kegiatan usaha penangkapan ikan. Sanitasi di kolam pelabuhan masih kurang terjaga karena masih ada sampah dan limbah, seperti sampah plastik, botol-botol air, potongan kayu, tumpahan minyak dan oli.

b. Dermaga

Luas dermaga PPI Muara Angke adalah 3.694,15 m 2 . Dermaga PPI Muara Angke terdiri dari dermaga muat dan dermaga bongkar. Dermaga muat berfungsi untuk persiapan kapal nelayan untuk pergi melaut. Kebutuhan yang diperlukan, yaitu kebutuhan solar, oli, air tawar, ransum bahan makanan, suku cadang kapal, perlengkapan peralatan penangkapan ikan. Kebutuhan solar didapat dari SPBU yang disediakan pelabuhan terletak tidak jauh dari dermaga muat. Harga yang ditetapkan oleh pelabuhan juga terjangkau oleh nelayan, yaitu Rp. 5.000liter. Kebutuhan oli dapat dibeli di kios-kios yang disediakan pelabuhan dengan harga terjangkau Rp. 18.000liter. Berdasarkan hasil wawancara, kebutuhan air tawar tersedia terbatas oleh pelabuhan, sehingga nelayan jaring cumi harus membeli dari luar pelabuhan dengan harga Rp. 3.000liter. Apabila air tawar dapat disediakan oleh pelabuhan maka harga yang ditawarkan bisa lebih rendah dari harga di luar pelabuhan, sehingga dapat mengurangi biaya operasional. Berdasarkan hasil wawancara, kebutuhan ransum bahan perbekalan didapat nelayan dari luar pelabuhan karena pihak pelabuhan tidak menyediakan bahan perbekalan untuk nelayan. Kebutuhan suku cadang kapal dan perlengkapan peralatan penangkapan ikan dapat dibeli oleh nelayan di kios-kios di dalam pelabuhan dengan harga yang terjangkau. Dermaga bongkar berfungsi untuk mendaratkan dan membongkar hasil tangkapan. Pada saat pembongkaran hasil tangkapan ada petugas TPI yang membantu dalam pendataan hasil tangkapan. Alat bantu yang digunakan adalah timbangan, keranjang, dan gerobak. Pembongkaran hasil tangkapan harus dilakukan secara cepat agar kemunduran mutu hasil tangkapan tidak terjadi. Pada pembongkaran hasil tangkapan jaring cumi masih belum dilakukan secara cepat, sehingga akan berdampak terhadap penurunan mutu hasil tangkapan.

c. Tempat informasi daerah penangkapan ikan

Luas lahan tempat informasi daerah penangkapan ikan adalah 68 m 2 . Tempat ini dilenngkapi dengan berbagai peralatan yang menunjang untuk penyediaan informasi daerah penangkapan ikan. Berdasarkan hasil wawancara, nelayan tidak dapat menggunakan informasi ini dikarenakan peralatan yang menunjang tersebut sudah rusak dan tidak dapat berfungsi lagi. Alat ini belum