Ukuran kapal berpengaruh terhadap pendapatan nelayan jaring cumi

15 fender, dan bolard. Kolam pelabuhan ini berfungsi untuk kapal bertambat dan berlabuh setelah kegiatan operasi penangkapan ikan. Kolam pelabuhan yang dimiliki PPI Muara Angke cukup luas tetapi nelayan merasa kapasitas untuk kapal bertambat labuh ini semakin sempit karena banyak kapal-kapal yang sudah rusak dan tidak berfungsi lagi bersandar di kolam pelabuhan PPI Muara Angke. Kapal-kapal yang bersandar ini bukanlah kapal yang berukuran kecil tetapi kapal yang berukuran di atas 30 GT. Kapal-kapal yang bersandar ini mengakibatkan lahan yang digunakan untuk tambat labuh kapal menjadi lebih sempit. Hal ini jelas sangat mengganggu kegiatan usaha penangkapan ikan. Sanitasi di kolam pelabuhan masih kurang terjaga karena masih ada sampah dan limbah, seperti sampah plastik, botol-botol air, potongan kayu, tumpahan minyak dan oli.

b. Dermaga

Luas dermaga PPI Muara Angke adalah 3.694,15 m 2 . Dermaga PPI Muara Angke terdiri dari dermaga muat dan dermaga bongkar. Dermaga muat berfungsi untuk persiapan kapal nelayan untuk pergi melaut. Kebutuhan yang diperlukan, yaitu kebutuhan solar, oli, air tawar, ransum bahan makanan, suku cadang kapal, perlengkapan peralatan penangkapan ikan. Kebutuhan solar didapat dari SPBU yang disediakan pelabuhan terletak tidak jauh dari dermaga muat. Harga yang ditetapkan oleh pelabuhan juga terjangkau oleh nelayan, yaitu Rp. 5.000liter. Kebutuhan oli dapat dibeli di kios-kios yang disediakan pelabuhan dengan harga terjangkau Rp. 18.000liter. Berdasarkan hasil wawancara, kebutuhan air tawar tersedia terbatas oleh pelabuhan, sehingga nelayan jaring cumi harus membeli dari luar pelabuhan dengan harga Rp. 3.000liter. Apabila air tawar dapat disediakan oleh pelabuhan maka harga yang ditawarkan bisa lebih rendah dari harga di luar pelabuhan, sehingga dapat mengurangi biaya operasional. Berdasarkan hasil wawancara, kebutuhan ransum bahan perbekalan didapat nelayan dari luar pelabuhan karena pihak pelabuhan tidak menyediakan bahan perbekalan untuk nelayan. Kebutuhan suku cadang kapal dan perlengkapan peralatan penangkapan ikan dapat dibeli oleh nelayan di kios-kios di dalam pelabuhan dengan harga yang terjangkau. Dermaga bongkar berfungsi untuk mendaratkan dan membongkar hasil tangkapan. Pada saat pembongkaran hasil tangkapan ada petugas TPI yang membantu dalam pendataan hasil tangkapan. Alat bantu yang digunakan adalah timbangan, keranjang, dan gerobak. Pembongkaran hasil tangkapan harus dilakukan secara cepat agar kemunduran mutu hasil tangkapan tidak terjadi. Pada pembongkaran hasil tangkapan jaring cumi masih belum dilakukan secara cepat, sehingga akan berdampak terhadap penurunan mutu hasil tangkapan.

c. Tempat informasi daerah penangkapan ikan

Luas lahan tempat informasi daerah penangkapan ikan adalah 68 m 2 . Tempat ini dilenngkapi dengan berbagai peralatan yang menunjang untuk penyediaan informasi daerah penangkapan ikan. Berdasarkan hasil wawancara, nelayan tidak dapat menggunakan informasi ini dikarenakan peralatan yang menunjang tersebut sudah rusak dan tidak dapat berfungsi lagi. Alat ini belum 16 diperbaiki hingga saat ini. Jadi, nelayan menemukan daerah penangkapan ikan dengan cara berkomunikasi dengan nelayan lain menggunakan radio yang ada di kapal.

3. Harga cumi-cumi

a. Tempat Pelelangan Ikan TPI

PPI Muara Angke memiliki Tempat Pelelangan Ikan TPI dengan luas 2.583 m 2 . Tempat Pelelangan Ikan TPI dilengkapi dengan berbagai fasilitas, yaitu ruang lelang, kantor TPI, gudang penyimpanan, basketkeranjang, lori, dan timbangan. Kondisi Tempat Pelelangan Ikan TPI di PPI Muara Angke sudah cukupbaik dilihat dari sanitasi dan saluran pembuangan air. Tempat Pelelangan Ikan TPI dilengkapi dengan tanda peringatan dilarang membuang sampah sembarangan, merokok, dan meludah yang ditempel di dinding gedung TPI agar seluruh pengguna TPI sadar untuk tetap menjaga kebersihan, sehingga teciptalah kebersihan. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar nelayan menggunakan basketkeranjang untuk menampung hasil tangkapan. Namun, kondisi keranjang ada yang sudah rusak dan terdapat banyak bekas sisik ikan. Nelayan juga menggunakan lori untuk mengangkut hasil tangkapan dari dermaga ke Tempat Pelelangan Ikan TPI. Nelayan menggunakan timbangan untuk menghitung berat hasil tangkapan agar memudahkan dalam hal pendataan hasil tangkapan. Atap Tempat Pelelangan Ikan TPI juga cukup luas, sehingga dapat menjauhkan hasil tangkapan dari pancaran langsung sinar matahari yang dapat mengakibatkan kemunduran mutu hasil tangkapan. Pada saat pelelangan, harga yang ditetapkan untuk hasil tangkapan sesuai dengan jenis dan mutu hasil tangkapan. Oleh karena itu, berdasarkan hasil wawancara sebagian besar lebih memilih menjual hasil tangkapan di Tempat Pelelangan Ikan TPI PPI Muara Angke. Selain karena harga yang ditetapkan, nelayan tidak perlu repot menjual hasil tangkapan sendiri karena hanya menunggu hasil tangkapan laku terjual. Hal ini menjadi mudah dan praktis bagi nelayan.

4. Ukuran kapal

a. Perbaikan dan perawatan

Luas lahan umtuk perbaikan dan perawatan adalah 3.402,85 m 2 . Perbaikan dan perawatan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, yaitu winch house dengan luas 30 m 2 , dock tradisional dengan luas 705,01 m 2 , rumah genset dengan luas 36 m 2 , tempat perbaikan jaring, dan peralatan dock dengan luas 2.684,84 m 2 . Tempat ini digunakan oleh nelayan jaring cumi untuk memperbaiki kapal yang rusak, mesin yang rusak, dan jaring yang rusak setelah kegiatan penangkapan ikan. Sebagian besar nelayan jaring cumi menggunakan fasilitas ini karena fasilitas yang memadai dengan peralatan yang lengkap, sehingga memudahkan nelayan untuk memperbaik mesin, kapal, dan jaring yang rusak agar dapat digunakan kembali untuk kegiatan penangkapan ikan. Secara keseluruhan, PPI Muara Angke memiliki peran yang yang cukup baik dalam hal penyediaan berbagai fasilitas yang mendukung efisiensi usaha