10
karena akumulasi gula di dalam daun sebagai akibat terhambatnya sintesis protein Elfiati 2008. Kekurangan P pada daun yang ditandai dengan gejala kematian
jaringan nekrosis pada daun. Gejala kekurangan P diantaranya ditandai dengan terjadinya nekrosis kematian jaringan pada pinggir atau helai dan tangkai daun,
diikuti melemahnya batang dan akar tanaman Elfiati 2008.
2.1.4.3 Peranan Kalium K dalam tanaman
Unsur kalium K memegang peranan yang relatif banyak dalam kehidupan tanaman, baik pada membuka dan menutupnya stomata, transportasi unsur hara
dari akar ke daun, maupun berbagai proses kerja enzim pertumbuhan dan lain- lain. Di lahan kering, K merupakan adalah unsur yang paling banyak diserap oleh
tanaman. Unsur ini berada bebas di dalam plasma sel dan titik tumbuh tanaman, dapat memacu pertumbuhan pada tingkat permulaan, menambah daya tahan
tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan kekeringan Tirta 2006. Unsur kalium berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman terutama
pada bagian meristem ujung pucuk dan terdapat juga dalam jumlah yang lebih banyak pada jaringan tersebut dibandingkan dengan bagian yang lebih tua.
Kalium adalah unsur yang sangat berperan dalam proses fotosintesis maupun translokasi hasil fotosintesis fotosintat keluar daun Wijaya Wahyuni 2007.
Unsur hara K salah satu unsur kimia, yang berperan dalam meningkatkan toleransi terhadap kondisi kering karena mampu mengontrol stomata daun sehingga
transpirasi dapat dikendalikan Tirta 2006
.
Kekurangan unsur kalium secara langsung akan mempengaruhi berbagai kondisi internal dalam sel dan jaringan,
baik jaringan akar, batang dan daun, maupun reproduktif bunga putik dan buah Masdar 2003.
2.1.5 Pupuk organik
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman
Suriadikarta Simanungkalit 2006. Dalam Permentan No.2PertHk.06022006 tentang pupuk organik dan pembenah tanah dikemukakan bahwa pupuk organik
adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa dapat
11
berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan
bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya. Nilai C-organik tersebut yang menjadi pembeda
dengan pupuk anorganik. Bahan organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik
kualitas maupun
kuantitas, mengurangi
pencemaran lingkungan
dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik
dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik dapat berupa
kompos, pupuk kandang, sisa panen, limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota. Sumber bahan yang beraneka
ragam tersebut menyebabkan karakteristik fisik dan kandungan hara yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap tanah dan
tanaman dapat bervariasi. Pupuk organik atau bahan organik merupakan sumber nitrogen tanah yang
utama selain itu peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia, biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah
akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus atau bahan organik tanah.
2.1.6 Potensi limbah industri penyedap masakan sebagai pupuk organik
Limbah industri merupakan bahan sisa yang dikeluarkan akibat proses industri. Industri pengolahan hasil pertanian seperti pengolahan tebu dan kelapa
sawit menghasilkan bahan limbah berupa padat atau cair. Beberapa limbah industri hasil pertanian dapat digunakan sebagai pupuk organik yang bisa
memperbaiki kesuburan dan produktivitas tanah. Limbah pabrik penyedap masakan dapat diolah menjadi pupuk bagi tanaman, yang disebut sebagai
sipramin sisa proses asam amino. Sipramin adalah sisa fermentasi asam amino glutamate dan L-lysine merupakan bahan organik cair yang berasal dari hasil
samping pembuatan penyedap masakan monosodium glutamate atau MSG, dari bahan baku tetes tebu. Ada beberapa sipramin yang biasa digunakan sebagai
12
pupuk yaitu, 1 Bagitani, produksi PT Cheil Samsung Indonesia, Pasuruan; 2 Amina, produksi PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto; 3 Saritana, produksi PT
Sasa Inti, Probolinggo, dan 4 Orgami, produksi PT Miwon Indonesia, Gresik. Proses kritalisasi pemurnian MSG pada sipramin Orgami dan Saritana
menggunakan asam klorida HCl sedangkan sipramin Bagitani dan Amina selain menggunakan HCl juga menggunakan asam sulfat H
2
SO
4
dan karbon aktif. Perbedaan dalam penggunaan bahan kimia selama proses fermentasi dan
kristalisasi pemurnian
mempengaruhi kandungan
kimia sipramin
yang dihasilkan terutama unsur Cl dan SO
4
. Kandungan SO
4
pada sipramin Bagitani dan Amina relatif lebih tinggi dibanding Orgami dan Saritana. Kandungan Cl
pada sipramin Saritana lebih tinggi dibanding kedua sipramin lainnya Anwar Suganda 2002.
Tabel 1 Kandungan unsur hara sipramin kisaran terendah – tertinggi
Jenis Analisis Sipramin
Amina Bagitani
Orgami Saritana
pH H
2
O 4,65-5,45
4,15-5,89 4,30-5,15
5,53-8,50 Bahan Organik
8,13-12,02 5,72-12,83
12,34-16,10 9,82-12,83
Nitrogen N-total 4,92-5,62
4,71-7,01 4,63-5,94
4,31-6,12 Phosphat P
2
O
5
0,20-0,99 0,14-0,26
0,14-0,36 0,10-0,24
Kalium K
2
O 1,24-2,70
1,09-1,59 1,08-2,70
1,08-1,40 Natrium Na
2
O 0,81-1,07
0,12-1,07 0,41-2,53
0,94-5,06 Sulfat SO
4
12,32-23,43 10,71-22,0
2,50-5,38 8,57-11,25
Khlor Cl 0,37-3,72
0,62-2,48 1,55-8,07
0,62-3,23 Kalsium CaO
0,16-1,52 0,18-1,57
0,58-1,87 0,19-1,41
Magnesium MgO 0,16-0,23
0,16-0,24 0,19-0,27
0,14-0,21 Besi Fe
ppm 101-196
75-148 103-184
90-129 Mangan Mn
ppm 6-14
4-10 7-14
3-10 Tembaga Cu
ppm 0-3
0-2 0-3
0-2 Seng Zn
ppm 5-17
4-10 5-18
2-7
Sumber: Premono et al. 2001.
Sipramin dapat digunakan sebagai salah satu pupuk karena mengandung unsur hara makro N, P K, Ca, Mg dan beberapa unsur mikro seperti Cu, dan Zn
Anwar Suganda 2002. Selain itu sipramin mengandung bahan organik cukup tinggi 8,1–12,7 sehingga dapat dimanfaatkan untuk menambah bahan organik
tanah Sofyan et al. 1997. Kandungan unsur hara sipramin berdasarkan Premono et al. 2001 dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia
SNI syarat mutu pupuk sisa proses asam amino sipramin adalah berbentuk
cair; warna coklat kehi total N minimal 4,0
pembuatan sipramin S
Gam kehitaman; pH 5,5–6,5; bobot jenis pada suhu 25
4,0 dan bahan organik minimal 8,0 BSN Saritana diperlihatkan pada Gambar 1.
ambar 1 Proses pembuatan sipramin saritana 13
suhu 25
o
C 1,10–1,20; SN 1999. Proses
14
2.1.7 Peran klorofil dalam fotosintesis