BAB III METODOLOGI
3.1. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan mulai dari bulan Juni 2011 – Juli
2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan Institut Pertanian Bogor serta Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Bogor.
3.2. Bahan dan alat Penelitian
Kayu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu jati T. grandis yang berumur 45 tahun berbentuk kepingan. Kayu Jati berasal dari KPH Madiun, Jawa
Timur. Larva nyamuk yang digunakan adalah larva nyamuk demam berdarah A. aegypti instar-IV. Larva ini diperoleh setelah menetaskan telur nyamuk selama 8
hari. Bahan kimia yang digunakan sebagai pelarut etanol, toluena, dan dimetil sulfoksida. Alat yang diperlukan untuk penelitian yaitu willey mill, saringan
bertingkat, vakum evaporator, alat soklet, alat GC-MS Pyrolisis, cawan petri, pipet, oven, dan timbangan analitik.
3.3. Metoda penelitian
3.3.1. Persiapan bahan
Sampel uji berbentuk serbuk 40-60 mesh disiapkan dari bagian teras kayu jati T. grandis . Serbuk jati tersebut disiapkan melalui proses penggilingan
menggunakan willey mill dan penyaringan partikel kayu menggunakan electric screener.
3.3.2. Ekstraksi dan isolasi
Ekstrak kayu jati disiapkan dengan ekstraksi metoda sokhletasi dan pemisahan ekstrak dari pelarut menggunakan rotary vacuum evaporator.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol dan campuran etanol toluene dengan perbandingan 1:1, 1:2, 2:1, dan 3:1. Kadar ekstrak dihitung
sebagai berat ekstrak dalam persen terhadap berat sampel kering. 3.3.3.
Kuantifikasi kadar tectoquinone Kadar tectoquinone diuji dengan menggunakan alat Pyrolisis Gas
Chromatography Mass Spektrofotometer Pyr-GC-MS dengan kondisi pengujian
suhu pirolisis 400 C, waktu pirolisis 1 jam, suhu pirolizer dan transfer tube 280
C, suhu injeksi 280 C, suhu detektor relative, dan suhu kolom awal 50
C ditingkatkan 15
Cmenit hingga suhu mencapai 280 C. Berdasarkan pengujian ini
akan didapatkan jenis pelarut atau campuran pelarut paling efektif yang mampu mengisolasi eksrtak dengan kadar tectoquinone palinng tinggi. Ekstrak yang
dihasilkan dari pelarut atau campuran pelarut yang paling tinggi akan digunakan untuk pengujian efektifitasnya sebagai larvasida jentik nyamuk A. aegypti.
3.3.4. Uji bioassay nyamuk
Pengujian efektifitas larvasida ekstrak kayu jati merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al. 2008. Sepuluh jentik nyamuk demam berdarah
A. aegypti instar-IV ditempatkan dalam 24,5 ml dair destilata, diikuti dengan penambahan 500 mikroliter larutan DMSO yang mengandung sampel uji dalam
gelas kaca. Larutan dikocok pelan-pelan sehingga tercapur secara homogen dan dibiarkan pada suhu ruang. Konsentrasi bio-aktif yang digunakan setara dengan
kadar tectoquinone 1,0; 2,5; 5,0; 7,5; 10,0 ; 12,5; dan 15,0 μgml. Kontrol yang
digunakan berupa 24,5 ml air destilata dan 500 mikroliter DMSO. Sebagai kontrol positif digunakan insektisida komersial Abate dengan bahan aktif Temephos 1
setara konsentrasi yang sama dengan perlakuan ekstrak jati. Aktifitas larvasida dievaluasi selama 24 jam setelah perlakuan yang
dinyatakan sebagai nilai mortalitas jentik nyamuk. Persentase mortalitas dikoreksi dengan kontrol. Nilai toksiksisitas diukur dengan nilai LC
50
dan LC
90
yang menunjukkan konsentrasi dalam µgml yang menyebabkan 50 dan 90
kematian jentik nyamuk dalam waktu 24 jam.
3.4. Pengolahan data