Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian pendahuluan dilakukan pada bulan November sampai Desember 2008 di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Penelitian pendahuluan ini untuk mengetahui konsentrasi katak, lokasi berbiak, dan waktu berbiak. Pengambilan data perilaku berbiak dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai November 2009. Pengamatan dilakukan secara terkonsentrasi di jalur Cibodas, mulai dari kantor Cibodas jalur Ciwalen sampai air terjun Cibeureum. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Peta jalur wisata kawasan air terjun Cibeureum Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Sumber peta: Gambar TNGGP 2009. Pengamatan pendahuluan menunjukkan keberadaan katak pohon Jawa pada sepanjang jalur wisata dari HM 0 jalur Ciwalen sampai HM 28 air terjun Cibeureum Gambar 3. Pada HM 0, penemuan katak pohon Jawa berada pada lokasi pinggiran sungai kecil yang berbatasan dengan Kebun Raya Cibodas. Dari HM 0 sampai pada HM 28, katak pohon Jawa masih dapat ditemukan di pinggiran sungai maupun kolam-kolam. Dari pengamatan pendahuluan, ditemukan 12 lokasi yang ideal untuk dijadikan sebagai lokasi pengamatan perilaku berbiak katak pohon Jawa. Lokasi pengamatan tersebar pada beberapa lokasi di HM 1, HM 25, HM 26, dan HM 28. Lokasi penelitian terdiri atas tiga tipe habitat yaitu kolam, aliran sungai dan air terjun. Kolam yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kolam periodik yang keberadaan airnya tergantung dari limpahan air hujan. Keberadaan kolam ini cukup melimpah pada jalur wisata Cibeureum, namun yang cocok untuk habitat katak pohon Jawa hanya terdapat dua lokasi yaitu kolam di HM 26 dan kolam di belakang resort. Kondisi air yang tidak mengalir menjadikan kolam ini tenang dan sedikit terjadi gerakan air. Kondisi ini juga mengakibatkan pendangkalan karena terdapat serasah yang menumpuk dan endapan lumpur. Tipe habitat aliran sungai sangat banyak dijumpai pada jalur ini, karena sumber air yang berasal dari tiga air terjun utama menyebar hampir ke seluruh lokasi jalur. Kondisi ini membuat debit air mengecil dengan aliran air yang berbeda. Aliran air relatif memiliki perbedaan jumlah air yang masuk dari cabang aliran air. Kondisi dasar perairan terdiri dari serasah, lumpur, batu, dan pasir. Tipe habitat air terjun terpusat pada ketiga air terjun yaitu air terjun Cibeureum, Cidendeng, dan Cikundul.

3.2 Alat dan Bahan