Letak dan Luas Kawasan Iklim

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas Kawasan

Secara geografi, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP terletak antara 106°51’ – 107°02’ BT dan 6°51’ LS Gambar 5. TNGGP pada awalnya memiliki luas 15.196 ha dan terletak di 3 tiga wilayah kabupaten yaitu Cianjur 3.599,29 ha, Sukabumi 6.781,98 ha dan Bogor 4.514,73 ha, saat ini sesuai SK Menhut No. 174Kpts-IItanggal 10 Juni 2003 diperluas menjadi 21.975 ha. Sesuai ketentuan pasal 32 dan 33 dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, maka zonasi di TNGGP terdiri dari zona inti 7.400 ha, zona rimba 6.848,30 ha dan zona pemanfaatan 948,7 ha. Gambar 6 Peta kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Sumber peta : TNGGP 2009. Secara administratif pemerintahan, wilayah TNGGP mencakup ke dalam 3 tiga kabupaten, yaitu; Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Batas-batas kawasan ini adalah TNGGP 1995 : Sebelah Utara : Wilayah Kabupaten Cianjur dan Bogor Sebelah Barat : Wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor Sebelah Selatan : Wilayah Kabupaten Sukabumi Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Cianjur

4.2 Iklim

Kawasan TNGGP memiliki jumlah bulan basah 7-9 bulan berurutan, dan jumlah bulan kering 2 bulan setiap tahunnya. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, TNGGP masuk ke dalam tipe iklim B1 dimana curah hujan bulanan 200 mm dengan nilai Q berkisar antara 11,3-33,3. Kelembaban berkisar antara 80-90 sepanjang tahun TNGGP 2009. 4.2.1 Suhu Keadaan suhu di lokasi penelitian yang diambil dari data Badan Meteorologi dan Geofisika BMG Pacet menunjukkan kondisi suhu terendah terjadi pada bulan Juni 2006 dengan suhu 19,4 o C. Suhu terendah sepanjang tahun 2009 terjadi pada bulan Januari dengan rata – rata 20 o C. Rata-rata suhu bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2009 dengan suhu mencapai 21,9 o C. Suhu bulanan terendah tiap tahunnya dari tahun 2005 sampai 2009 terjadi antara bulan Juni sampai Agustus, sedangkan suhu bulanan tertinggi terjadi pada bulan September sampai bulan November. Grafik suhu bulanan dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Grafik rata-rata suhu bulanan selama 5 tahun 2005 sampai 2009 Sumber BMG Pacet 2005-2009. 4.2.2 Curah hujan Pada kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terjadi hujan sepanjang tahun yang terlihat pada grafik curah hujan dari tahun 2005 sampai 2009 Gambar 8. Bulan kering terjadi pada bulan Mei sampai September dan bulan basah terjadi pada bulan Oktober sampai bulan April. Puncak musim hujan terjadi pada bulan Maret dengan curah hujan tertinggi mencapai 616 mm. Puncak musim kering terjadi pada bulan Agustus dimana curah hujan rata-rata kurang dari 100 mm bahkan pada tahun 2008 tidak ada hujan sama sekali. Gambar 8 Grafik rata-rata curah hujan bulanan dari tahun 2005 sampai 2009 Sumber BMG Pacet 2005-2009. 4.3 Bentang Alam Lokasi Penelitian di Kawasan TNGGP Lokasi penelitian berada tepat pada jalur wisata menuju air terjun Cibeureum dan satu daerah pada jalur air terjun Ciwalen. Kondisi lokasi penelitian juga ditentukan oleh adanya jalur tapak wisata yang memotong hampir sebagian besar lokasi pengamatan. Jalur wisata terbagi atas 28 batas dengan satuan HM hektometer dihubungkan dengan tapak jalur wisata. Penggunaan satuan HM ini berdasarkan jarak datar pada peta yang artinya jarak datar yang ditempuh untuk mencapai air terjun Cibeureum adalah 2800 meter. Kondisi kemiringan yang mencapai 45 o menjadikan panjang jalur ± 6 km. Gambar 9a menunjukkan air terjun Cibereum yang menjadi tujuan wisata, namun terdapat juga air terjun Cikundul yang jarang di datangi pengunjung untuk berwisata Gambar 9 b. Pada HM 22 terdapat bekas kawah lama gunung Gede dan ditumbuhi oleh rumput Gayonggong, sehingga lokasi ini diberi nama rawa Gayonggong. Lokasi ini di belah oleh jembatan kayu sepanjang ±400 m, berbahan kayu dan beton Gambar 9 e. Pada HM 25 juga terdapat jembatan kayu sepanjang ±300 m yang di aliri oleh sungai kecil di bawah jembatan Gambar 9 d. Gambar 8c merupakan lokasi penelitian yang berada di belakang resort Mandala Wangi. Ketinggian lokasi penelitian pada HM 0 yaitu 1000 mdpl dan 1600 mdpl pada air terjun Cibeureum. Kondisi ketinggian ini menunjukkan bahwa lokasi ini termasuk dalam zona sub-montana, dengan kondisi hutan yang rapat dengan semak yang relatif rapat. Gambar 9 Kondisi umum lokasi penelitian di jalur wisata air terjun Cibeureum. Ket : a Air terjun Cibereum; b Air terjun Cikundul; c Kubangan di belakang resort Mandala Wangi; d Jembatan HM 25; e Jembatan rawa Gayonggong. Beberapa jenis tumbuhan yang ada di sekitar lokasi pengamatan yaitu Congkok Curculiga caviculata Gambar 10 a, Kecubung Bunga Terompet Brugmansia suaveolens Humb Bonpl. Ex Willd B Gambar 10 b, dan Babakoan Eupatorium sordidum Less. Gambar 10 c. Gambar 10 Vegetasi dominan pada seluruh lokasi penelitian. Ket : a Congkok b Kecubung c Babakoan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN