Downscaling Support Vector Regression SVR

Anomali yaitu selisih antara nilai rata-rata satu set data yang digunakan untuk menyimpulkan penyimpangan dari kondisi ”normal”. Dimana Anomali 0 berarti nilainya diatas rata-rata, anomali 0 berarti nilainya dibawah rata-rata. Nilai anomali SST Nino 3.4 Philander, 1992 dihitung berdasarkan hasil pengurangan antara nilai SST aktual dengan nilai SST rerata tempat yang bersangkutan. Persamaan yang digunakan ditulis sebagai berikut : ∆SST = SSTa – SSTm................................. 1 Dengan: ∆SST = Nilai anomali SST pada tempat yang bersangkutan °C; SSTa = Nilai SST aktual pada tempat yang bersangkutan °C; SSTm = Nilai SST mean dari series data yang relatif panjang pada tempat yang bersangkutan °C. Jika anomali SST bernilai positif, maka nilai aktual SST bernilai lebih tinggi dari pada nilai rerata SST tempat yang bersangkutan maka akan terjadi peristiwa El-Nino. Sebaliknya jika anomali SST bernilai negatif, maka nilai SST aktual suatu tempat berada di posisi yang lebih rendah dari pada nilai SST reratanya sehingga terjadi peristiwa La Nina.

2.4 Downscaling

Teknik Downscaling adalah suatu proses transformasi data dari suatu grid dengan unit skala besar menjadi data pada grid dengn unit skala yg lebih kecil Wigena, 2006. Sedangkan menurut Wilby Wigley 1997 menyatakan bahwa downscaling merupakan suatu cara melakukan interpolasi peubah-peubah prediktor pada atmosfir dalam skala regional terhadap peubah skala lokal. Pendekatan Downscaling mempunyai hubungan fungsional antara skala lokal dengan skala global GCM, seperti model regresi. Dimana pendekatan Downscaling disusun berdasarkan adanya hubungan antara grid skala besar prediktor dengan grid skala lokal respon yang dinyatakan dengan model statistik dalam melakukan penterjemahan anomali skala global d a r i beberapa peubah iklim lokal Wigena 2006. Berikut bentuk umumnya adalah : Y t, p = f X t, q, s, g …………… 2 Dengan : Y : Peubah-peubah iklim lokal q : banyaknya peubah X X : Peubah-peubah luaran GCM dan s : banyaknya lapisan atmosfer t : periode waktu g : banyaknya grid domain GCM p : banyaknya peubah Y Gambar 3 Ilustrasi proses downscaling, Sumber : Sutikno, 2008.

2.5 Support Vector Regression SVR

Support Vector Regression SVR merupakan salah satu penerapan SVM untuk masalah regresi dengan pengenalan alternative kehilangan fungsi. SVR melakukan pembelajaran learning menggunakan hipotesa berupa fungsi-fungsi linear dalam sebuah fitur feature space berdimensi tinggi dan non-linear dalam ruang input. Smola dan Schölkopf, 2003. Pada model SVR ini, misalkan diberikan set data training x,y input N x x x x ℜ ⊆ =  } , , { 3 2 1 dan ℜ ⊆ = } ,....., { λ y y y i merupakan output model. Dengan SVR, ingin menemukan suatu fungsi fx yang mempunyai deviasi paling besar ε dari target aktual y i untuk semua data training. Dalam tahapan menemukan suatu fungsi regresi f x suatu titik didalam feature space dilakukan dengan menambahkan support vector. Support vector adalah data training yang terletak pada dan diluar batas f dari fungsi fx, Apabila jumlah support vector mengalami penurunan atau berkurang dipengaruhi oleh naik atau menurunnya ε Smola dan Schölkopf, 2003. Misalnya fungsi berikut merupakan suatu garis regresi: b x w x f T + = ϕ , ............................................ 3 dimana φx menunjukkan suatu titik didalam feature space hasil pemetaan x di dalam input space. Sedangkan w dan b yaitu koefisien yang melakukan estimasi dengan cara meminimalkan fungsi resiko risk function. Salah satu faktor yang terdapat dalam fungsi tujuan yaitu kesalahan empirik empirical error yang diukur dengan mentukan ε-insensitive loss function. Apabila terdapat suatu fungsi f yang mengaproksimasi semua titik i i y x , dengan menambahkan presisi ε yaitu toleransi kesalahan error. Dalam kasus ini diasumsikan bahwa semua titik ada dalam rentang ε ± f feasible. Jika terdapat kasus yang tidak mugkin dilakukan infeasible, hal ini disebabkan terdapat beberapa titik yang berada dari rentang ε ± f , maka perlu ditambahkan variabel slack ξ. Dimana variabel slack ξ digunakan untuk mengatasi masalah pembatas yang tidak mungkin diselesaikan infeasible constraint dalam masalah optimasi. Selanjutnya problem optimasi diatas bisa diformulasikan sebagai berikut: ∑ = + λ ξ ξ λ 1 2 , 1 2 1 min i i i C w , ............................. 4 yang memenuhi: , ,..., 2 , 1 , ,..., 2 , 1 , ≥ = ≤∈ − + − = ≤∈ − − − i i i i i i i T i i b y x w i b x w y ξ ξ λ ξ ϕ λ ξ ϕ Dimana C merupakan konstanta, jika C 0 maka akan menentukan suatu titik berada antara ketipisan fungsi dan batas atas deviasi lebih dari sehingga masih diberikan toleransi error. Sedangkan untuk deviasi lebih besar daripada ε akan dikenakan pengurangan sebesar . Pada model SVR, nilai ε ekuivalen dengan akurasi diperoleh dari aproksimasi terhadap vektor λ data training. Pada n ilai ε yang kecil mempunyai hubungan terhadap variabel slack i ξ dan akurasi aproksimasi yang tinggi. Sebaliknya, pada nilai ε yang besar berkaitan dengan nilai i ξ dan aproksimasi yang rendah. Nilai yang tinggi untuk variabel slack akan membuat kesalahan empirik empirical error mempunyai pengaruh yang besar terhadap faktor regulasi. Smola dan Schölkopf, 2003.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Tahapan penelitian yang dilaksanakan disajikan pada gambar 4. Gambar 4 Diagram alir penelitian. 13 Start Studi Literatur + SST Nino 3.4 3 Bulan Sebelumnya k-fold cross validation Data Uji GCM+SST, Observasi Pelatihan SVR 1. Kernel Linear 2. Kernel Polynomial 3. Kernel RBF Selang Terpenuhi ? Pengujian Ya Hasil Parameter Baru Tidak Analisis dan Evaluasi Dokumentasi dan Pelaporan Preprocessing Luaran GCM menggunakan PCA Data Latih GCM+SST, Observasi End Grid Search GCM Precipitation Akuisi Data : 1. Data Luaran GCM Domain 5 x 5 2. Data SST Nino 3.4 3. Data Observasi Standardize luaran GCM dan anomali SST Nino 3.4

3.1.1 Studi Literatur

Pada penelitian ini tahapan pertama yang dilakukan yaitu studi literatur. Tahapan ini mempelajari dan memahami suatu permasalahan yang akan diatasi atau diselesaikan dengan menentukan tujuan, ruang lingkup dan manfaat penelitian tersebut. Oleh karena itu, tahapan studi literatur ini akan menambah referensi pengetahuan dan pemahaman terhadap beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan penelitian, sehingga dapat diambil simpulan mengenai keluaran penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.

3.1.2 Akuisi Data

Tahapan ini dilakukan pengumpulan data-data antara lain : data luaran GCM variabel precipitation curah hujan, data anomali SST Nino 3.4 peubah penjelas dan data observasi 13 stasiun pengamatan curah hujan wilayah Indramayu peubah respons yang terdiri dari 22 periode tahun 1979 – 2000.

3.1.2.1 Data Luaran GCM Peubah Penjelas

Data Luaran GCM yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 6 luaran terdiri dari tahun 1901 – 2000. Berikut beberapa model GCM yang digunakan beserta negara asal pembuatnya, seperti disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Model GCM dan negara pembuatnya Sutikno, 2008 Nama Model GCM Negara Pembuat 20c3m-cgcm3.1-t47 Canada 20c3m-cgcm3.1-t63 Canada 20c3m-giss-model-er Amerika 20c3m-gissaom Amerika 20c3m-miub-echo-g Jerman 20c3m-mri-cgcm23-2a Jepang Pada penelitian ini proses pemilihan datanya berdasarkan koordinat titik observasi stasiun hujan sehingga dihasilkan data luaran GCM dengan grid berupa domain matriks 5x5. Proses cropping yang dilakukan mengikuti observasi