Batimetri Pemodelan Dispersi Termal Air Buangan (Cooling Water) Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Perairan Pantai Pemaron, Singaraja-Bali.

Perairan Pemaron memiliki topografi perairan yang landai dengan kedalaman yang cukup bervariasi. Perairan Pemaron termasuk perairan yang dangkal karena hanya memiliki kedalaman rata-rata sebesar 20 meter. Semakin ke arah laut lepas 200 meter dari pantai, kedalaman perairan dapat mencapai 250 meter. Pemodelan dispersi termal 2D cukup representatif dilakukan apabila lokasi penelitian tersebut tergolong perairan yang dangkal.

2.3. Pasang Surut

Pasang surut pasut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara periodik. Fenomena pasang surut dipengaruhi oleh faktor astronomis serta faktor non-astronomis. Faktor astronomis diakibatkan oleh kombinasi gaya sentrifugal dan gaya tarik-menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari dan bulan terhadap bumi. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya yang lebih kecil Pond dan Pickard, 1983. Faktor non-astronomis yang mempengaruhi pasang surut terutama di perairan semi tertutup teluk antara lain adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan Pond dan Pickard, 1983. Setiap perairan memiliki karakteristik pasut yang berbeda. Tipe pasut suatu perairan dapat ditentukan oleh amplitudo dari berbagai komponen harmonik pasut yang memasuki suatu perairan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasut. Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, maka perairan tersebut dikatakan memiliki pasut bertipe tunggal diurnal tide, namun jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari maka perairan tersebut dikatakan bertipe ganda semidiurnal tide. Tipe pasut lainnya merupakan 2 2 1 1 S M K O F peralihan antara tipe tunggal dan tipe ganda atau disebut dengan tipe campuran mixed tide. Tipe pasut peralihan digolongkan menjadi dua bagian, yaitu tipe campuran dominasi ganda serta tipe campuran dominasi tunggal Wyrtki, 1961. Tipe pasut dapat ditentukan berdasarkan bilangan Formzal F yang dinyatakan dalam bentuk Wyrkti, 1961; Pond dan Pickard, 1983 ....................................... 1 Dimana: F = Bilangan Formzal O 1 = Komponen pasang surut tunggal utama yang diakibatkan oleh pengaruh gaya tarik bulan. K 1 = Komponen pasang surut tunggal utama yang diakibatkan oleh pengaruh gaya tarik bulan dan matahari. M 2 = Komponen pasang surut ganda utama yang diakibatkan oleh pengaruh gaya tarik bulan. S 2 = Komponen pasang surut ganda utama yang diakibatkan oleh pengaruh gaya tarik matahari. Berdasarkan formula tersebut nilai Formzal dapat ditentukan dengan mudah, Nilai F akan menentukan tipe pasang surut perairan. Jika F bernilai : – 0,24 : Pasut Ganda Semidiurnal tide, terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dengan elevasi yang sama. 0,25 – 1,5 : Pasut campuran cenderung ganda Mixed tide mainly semidiurnal, kadang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut pada setiap harinya dengan elevasi yang berbeda 1,5 - 3,0 : Pasut Campuran cenderung tunggal Mixed tide mainly diurnal, kadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, dengan elevasi yang berbeda ≥ 3,0 : Pasut Tunggal Diurnal tide, terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari dengan elevasi yang sama.