Pasang Surut Pemodelan Dispersi Termal Air Buangan (Cooling Water) Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Perairan Pantai Pemaron, Singaraja-Bali.

2 2 1 1 S M K O F peralihan antara tipe tunggal dan tipe ganda atau disebut dengan tipe campuran mixed tide. Tipe pasut peralihan digolongkan menjadi dua bagian, yaitu tipe campuran dominasi ganda serta tipe campuran dominasi tunggal Wyrtki, 1961. Tipe pasut dapat ditentukan berdasarkan bilangan Formzal F yang dinyatakan dalam bentuk Wyrkti, 1961; Pond dan Pickard, 1983 ....................................... 1 Dimana: F = Bilangan Formzal O 1 = Komponen pasang surut tunggal utama yang diakibatkan oleh pengaruh gaya tarik bulan. K 1 = Komponen pasang surut tunggal utama yang diakibatkan oleh pengaruh gaya tarik bulan dan matahari. M 2 = Komponen pasang surut ganda utama yang diakibatkan oleh pengaruh gaya tarik bulan. S 2 = Komponen pasang surut ganda utama yang diakibatkan oleh pengaruh gaya tarik matahari. Berdasarkan formula tersebut nilai Formzal dapat ditentukan dengan mudah, Nilai F akan menentukan tipe pasang surut perairan. Jika F bernilai : – 0,24 : Pasut Ganda Semidiurnal tide, terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dengan elevasi yang sama. 0,25 – 1,5 : Pasut campuran cenderung ganda Mixed tide mainly semidiurnal, kadang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut pada setiap harinya dengan elevasi yang berbeda 1,5 - 3,0 : Pasut Campuran cenderung tunggal Mixed tide mainly diurnal, kadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, dengan elevasi yang berbeda ≥ 3,0 : Pasut Tunggal Diurnal tide, terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari dengan elevasi yang sama. Pasang surut yang terjadi di perairan Indonesia merupakan interaksi antara pasang surut yang terjadi di samudera Pasifik dan samudera Hindia. Secara umum, tipe pasut yang terjadi di perairan Indonesia dikelompokkan menjadi dua yaitu pasut tunggal yang mendominasi perairan Indonesia bagian barat serta pasut ganda yang mendominasi wilayah Indonesia bagian timur Wyrkti, 1961.

2.4. Arus

Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal massa air hingga massa air tersebut mencapai suatu kondisi yang stabil. Pergerakan arus di laut dibangkitkan oleh beberapa gaya yang bekerja di laut tersebut. Terdapat dua gaya utama yang berperan dalam pembangkit arus di perairan yaitu, gaya primer dan gaya sekunder. Gaya primer berperan dalam menggerakkan arus dan menentukan kecepatannya. Gaya primer terdiri dari gravitasi, gaya gesek angin wind stress, gaya dorong ke atas dan ke bawah buoyancy, serta tekanan atmosfer. Gaya sekunder berperan mempengaruhi arah gerakan dan kondisi aliran arus. Gaya sekunder meliputi gaya coriolis dan gesekan lapisan air laut itu sendiri Pond dan Pickard, 1983. Dinamika pasang surut akan menimbulkan perbedaan tekanan hidrostatis di beberapa tempat sehingga mengakibatkan terjadinya arus yang disebut arus pasut tidal current. Arus pasut dominan biasanya terjadi di perairan sempit seperti teluk, estuary, dan perairan yang dangkal Gross, 1979. Semakin sempit perairan maka pengaruh arus pasut semakin besar dan sebaliknya, semakin terbuka suatu perairan maka pengaruhnya akan semakin kecil Supangkat dan Sussana, 2001. Arus pasang flood tide terjadi ketika permukaan air laut naik, sedangkan arus surut ebb tide terjadi ketika permukaan air laut sedang turun. Kecepatan arus pasut mencapai maksimum pada kondisi air pasang dan surut purnama. Kecepatan arus akan semakin berkurang saat kondisi menuju air pasang atau surut Pond dan Pickard, 1983.

2.5. Angin

Angin didefinisikan sebagai gerakan udara mendatar horizontal yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara antar dua tempat. Angin yang berhembus di permukaan perairan akan menimbulkan wind wave, yaitu gelombang yang ditimbulkan angin. Peristiwa ini merupakan pemindahan tenaga gelombang di permukaan air dan gelombang itu sendiri meneruskan tenaganya kepada peristiwa lainnya, diantaranya molekul air. Selain menimbulkan gelombang di permukaan air, angin juga dapat menyebabkan terjadinya arus. Pola angin yang sangat berperan di Indonesia adalah angin muson. Angin muson merupakan angin yang bertiup secara konstan ke arah tertentu pada satu musim sedangkan pada musim yang lainnya angin bertiup secara konstan pula pada arah yang berlawanan. Bulan Desember-Februari adalah musim dingin di belahan bumi utara dan musim panas di belahan bumi selatan. Pada saat itu terbentuklah pusat tekanan udara tinggi di atas daratan asia dan pusat tekanan rendah di atas daratan Australia. Keadaan ini menyebabkan angin berhembus dari Asia menuju Australia, yang di Indonesia umumnya dikenal sebagai angin muson barat. Sebaliknya pada bulan Juli-Agustus terjadilah pusat tekanan tinggi di atas daratan Australia dan pusat tekanan rendah di atas daratan Asia sehingga mengakibatkan berhembusnya angin muson timur di Indonesia. Angin muson berganti arah sebanyak dua kali dalam setahun Wyrkti, 1961.