Latar Belakang Pemodelan Dispersi Termal Air Buangan (Cooling Water) Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Perairan Pantai Pemaron, Singaraja-Bali.

Prediksi sebaran dispersi termal di laut telah dikembangkan berdasarkan model hidrodinamika untuk meniru fenomena alam yang terjadi di suatu perairan. Pemodelan tersebut dapat dilakukan dengan perangkat lunak software yang tersedia saat ini. Salah satu perangkat lunak berbasis windows dapat digunakan dalam kajian pemodelan adalah Mike 21 DHI. Pemodelan dapat digunakan untuk melakukan analisis zona terdampak di perairan. Saat beroperasi, PLTGU Pemaron diperkirakan dapat memberikan dampak terhadap lingkungan, yaitu rencana pembuangan limbah air panas bersuhu lebih dari 2 C secara langsung ke Pantai Pemaron. Pemodelan sangat penting dilakukan mengingat peraturan Kep. Men LH No. 51 tahun 2004 menyebutkan kenaikan suhu perairan oleh aktivitas industri tidak boleh lebih dari 2 C dari suhu perairan alami. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini akan dilakukan Pemodelan hidrodinamika dan dispersi termal 2 dimensi. Model tersebut digunakan untuk melihat pola arus dan sebaran suhu disekitar Pantai pemaron. Selanjutnya hasil simulasi model tersebut akan dicuplik berdasarkan skenario kondisi ekstrim paras muka laut serta menganalisis dampak air buangan terhadap biota perairan sekitarnya.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sebaran buangan air panas berbasis hidrodinamika dari air buangan colling Water Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap PLTGU di Perairan Pantai Pemaron, Singaraja-Bali dengan berbagai skenario model, yakni pada kondisi perairan menuju surut, surut terendah ebb, menuju pasang, pasang tertinggi flood serta kondisi dispersi termal maksimum. 3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kondisi Umum Perairan

Pantai Pemaron merupakan salah satu daerah yang terletak di pesisir Bali utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai wisata berpasir yang sangat landai dan dangkal. Kawasan pesisir Bali Utara secara umum merupakan pesisir yang memiliki substrat dasar perairan berupa pasir. Kawasan Bali utara merupakan daerah dataran tinggi yang jarang ditemukan sungai-sungai besar sehingga sangat sedikit proses sedimentasi. Berdasarkan peta batimetri Dishidros tahun 1992, kawasan tersebut memiliki topografi pantai yang landai. Pada jarak 200 m dari pantai kedalaman perairan hanya mencapai 20 m. Kondisi pasang surut di daerah Pemaron dapat diketahui berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional BAKORSURTANAL. Secara umum tipe pasang surut pada lokasi tersebut yaitu tipe pasut campuran, sedangkan perbedaan ketinggian pasutnya mencapai 1 m. Arus permukaan laut di perairan Pemaron dominan dipengaruhi oleh arus pasang surut tidal current karena cakupan wilayah perairan Pemaron yang sempit. Saat pasang arus membawa massa air menuju pantai sedangkan saat surut arus membawa massa air menuju laut Bali. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap PLTGU Pemaron dikelola oleh salah satu anak Perusahaan Listrik Negara PLN yaitu PT. Indonesian Power. PLTGU tersebut mulai dibangun tahun 2004 guna menambah pasokan listrik lokal bagi Kabupaten dan Kota Singaraja. Keberadaan PLTGU ini mendapat sambutan pro dan kontra dari masyarakat luas terutama para pengamat lingkungan. Lokasi PLTGU berjarak 1 km dari pantai dan limbahnya dibuang