Validasi Data Pemodelan Dispersi Termal Air Buangan (Cooling Water) Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Perairan Pantai Pemaron, Singaraja-Bali.

Tabel 7. Komponen pasang surut bulan Januari 2005 Komponen Pasut Sifat Data ∆H Model Lapang Amplitudo cm O1 18,50 18,50 0,00 K1 35,10 29,10 -6,00 M2 42,10 41,60 -0,50 S2 13,50 18,10 4,60 Fase Greenwich Model Lapang ∆ф O1 114,11 116,49 2,38 K1 185,09 183,74 -1,35 M2 14,02 13,33 -0,69 S2 145,30 146,97 1,67 Berdasarkan Tabel 7 dapat kita lihat bahwa perbandingan nilai konstanta harmonik kedua data tersebut tidak signifikan. Selisih amplitudo maksimum sebesar 6,00 cm, menunjukkan terdapat selisih nilai elevasi mencapai 6,00 cm pada kedua data pasut. Nilai tersebut tergolong rendah mengingat model yang baik biasanya memiliki selisih amplitudo tidak lebih dari 10,00 cm. Hasil validasi juga menunjukkan terdapat selisih fase yang tidak signifikan, dimana untuk O1 dan K1 tunggal utama tidak lebih dari 15 1 jam dan untuk M2 dan S2 ganda utama tidak lebih dari 30 1 jam. Beda fase maksimum untuk faktor tunggal utama sebesar 2,38 9,52 menit dan untuk faktor ganda utama sebesar 1,67 3,34 menit. Model yang baik biasanya memiliki beda fase tidak lebih dari 1 jam. Variabel amplitude cm dari konstanta harmonik tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai dari bilangan Formzal F. Wyrtki 1961 serta Pond and Pickard 1983 menyatakan bahwa tipe pasang surut suatu perairan dapat ditentukan dengan mengetahui nilai Formzalnya. Data model memiliki nilai Formzal 0,96 sedangkan data lapangan memiliki nilai Formzal 0,80. Kedua kisaran nilai tersebut termasuk dalam kategori tipe pasang surut campuran cenderung ganda mixed tide mainly semidiurnal.

4.1.2 Validasi Musim Timur

Hasil pengolahan data pasut bulan Juli 2005 menunjukkan hasil serupa, dimana tipe pasang surut perairan tersebut adalah campuran cenderung ganda mixed tide mainly semidiurnal. Hasil validasi dan konstanta harmonik pasut bulan Juli dapat dilihat pada Gambar 9 dan Tabel 8. Gambar 9. Hasil validasi data pasang surut bulan Juli 2005 Tabel 8. Komponen pasang surut bulan Juli 2005 Komponen Pasut Sifat Data ∆H Model Lapang Amplitudo m O1 18,70 18,50 -0,20 K1 35,50 29,10 -6,40 M2 41,70 41,60 -0,10 S2 13,30 18,10 4,80 Fase Greenwich Model Lapang ∆ф O1 118,10 116,49 -1,61 K1 182,25 183,74 1,49 M2 12,90 13,33 0,43 S2 145,50 146,97 1,47 Selisih amplitudo maksimum sebesar 6,40 cm, menunjukkan terdapat selisih nilai elevasi mencapai 6,40 cm pada kedua data pasut. Validasi bulan Juli juga menunjukkan terdapat selisih fase yang tidak signifikan. Beda fase maksimum untuk faktor tunggal utama sebesar 1,61 6,44 menit dan untuk faktor ganda utama sebesar 1,67 2,94 menit. Data model memiliki nilai Formzal 0,99 sedangkan data lapangan memiliki nilai Formzal 0,80. Kedua range nilai tersebut termasuk dalam kategori tipe pasang surut campuran cenderung ganda mixed tide mainly semidiurnal. Hasil validasi menunjukkan bahwa model hidrodinamika ini termasuk model yang baik. Selisih nilai amplitude dan fase saat validasi diakibatkan oleh perbedaan nilai konstanta harmonik pasut model pada kedua musim. Hal tersebut dapat terjadi akibat variasi kontur bathimetri di stasiun pengamatan. Nilai model elevasi muka air laut dipengaruhi oleh nilai kedalaman. Semakin ke arah pantai kontur bathimetri semakin bervariasi, variasi nilai kedalaman tersebut mengakibatkan kontur bathimetri semakin rumit. Perbedaan yang terjadi pada validasi data ini tergolong sangat kecil dan tidak banyak berpengaruh pada model dispersi termal.

4.2. Hasil Simulasi Pola Arus

Arus merupakan fenomena naik turunnya massa air laut yang dapat dibangkitkan oleh berbagai gaya baik secara eksternal maupun internal. Pergerakan massa air atau arus ini merupakan media yang mampu memindahkan bahang dari sumbernya ke tempat lain Nurjaya dan Surbakti, 2010. Model pola arus dibuat menggunakan persamaan matematika dengan bantuan software komputer melalui pemahaman karakteristik fisika air laut dan faktor-faktor pembangkitnya Nurjaya dan Surbakti, 2010. Pola arus yang terjadi di perairan Laut Bali dipengaruhi oleh pasang surut dan angin musim yang terjadi di Indonesia Wyrtki, 1961.

4.2.1 Pola Arus Musim Barat

Simulasi pola arus musim barat diwakili oleh bulan Januari yang merupakan puncak musim barat di Indonesia. Pola arus disimulasikan berdasarkan skenario kondisi ekstrim pasang surut. Gambar 10 sampai 13 merupakan hasil cuplikan pola arus berdasarkan skenario tersebut. Gambar 10. Plot arus hasil simulasi tanggal 11 Januari 2005 Pukul 02:30