5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tepung ikan hasil olahan limbah perikanan memiliki potensi yang baik untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik bokashi karena
memiliki kandungan total N dan total P yang tinggi dan memenuhi anjuran total nitrogen dan total fosfor untuk bahan baku pupuk organik.
Kandungan unsur hara pada pupuk organik bokashi yang dihasilkan berbeda-beda. Kandungan total C-organik, total N, rasio CN, total P dan total K
pupuk organik yang dihasilkan masing-masing berkisar antara 13,98-17,77, 3,23-7,80, 1,69-5,50, 1,46-2,90, dan 0,92-1,46. Berdasarkan hasil
penelitian, perlakuan dengan kualitas terbaik terdapat pada P
1
30 tepung ikan dengan kandungan C-organik, dan kalium yang lebih tinggi serta nilai rasio CN
yang lebih mendekati standar dibandingkan perlakuan lain. Tetapi secara keseluruhan semua perlakuan pupuk bokashi belum memenuhi stadar pupuk
organik SNI 19-7030-2004 karena nilai rasio CN yang masih dibawah standar. Berdasarkan hasil uji statistik pada aplikasi pupuk organik bokashi yang
dihasilkan terhadap tanaman kangkung darat I. reptana menunjukkan bahwa penambahan pupuk bokashi dapat meningkatkan laju pertumbuhan tinggi, tinggi
panen, jumlah daun dan bobot basah panen tanaman kangkung darat. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan P
1
30 tepung ikan dengan laju pertumbuhan tinggi, tinggi panen, jumlah daun dan bobot basah panen yang lebih baik
dibandingkan dengan perlakuan lainnya, bahkan memiliki bobot basah yang lebih baik jika dibandingkan dengan kontrol positif pupuk kimia, sehingga memiliki
potensi untuk dikembangkan.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya antara lain:
1. Perlu dilakukan modifikasi prosedur pembuatan tepung ikan untuk meningkatkan mutu tepung ikan yang dihasilkan, terutama untuk
menurunkan kandungan lemak yang masih tinggi.
2. Perlu dilakukannya pengujian hara mikro untuk melengkapi data unsur hara yang dihasilkan.
3. Perlu ditentukan konsentrasi EM yang tepat untuk dekomposisi pupuk bokashi dari tepung ikan.
4. Perlu dilakukannya penambahan waktu pengomposan agar pupuk yang dihasilkan semakin matang.
5. Perlu dilakukan pemilihan tanaman yang tepat untuk aplikasi pupuk organik bokashi.
DAFTAR PUSTAKA [AOAC]
Association of Official Analytical Chemists . 2007. Official Methods of
Analysis of AOAC International. 18
th
Edition. Gaithersburg: AOAC International.
[Balitbang Pertanian] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jakarta: Balitbang Pertanian.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2891-1992 Cara Uji Makanan dan Minuman. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1996. Tepung ikan bahan baku pakan SNI 01-2715-1996. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2004. Standar kualitas unsur makro kompos SNI 19-7030-2004. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Bhaskar N, Mahendrakar NS. 2008. Protein hydrolysate from visceral waste proteins of catla Catla catla: Optimization of hydrolysis conditions for a
commercial neutral protease. Bioresource Technology 99: 4105-4111. Chang JI, Chen YJ. 2010. Effect of bulking agent on food waste composting.
Bioresource Technology 101 : 5917-5924. Crawford JH. 2003. Composting of agricultural waste. Biocycle 42 10 : 68-77
Dao VT, Kim JK 2011. Scaled- up bioconversion of fish waste to liquid fertilizer
using a 5 L ribbon-type reactor. Journal of Environmental Management 92: 2441-2446.
Djaja W. 2008. Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak dan Sampah. Bandung: Agromedia Pustaka.
Ginting P. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Bandung: Yrama Widya.
Gomez AG, Bernal MP, Roig A. 2002. Growth of ornamental plants in two composts prepared from agroindustrial wastes. Journal of Bioresource
Technology 83: 81-87. Goyal S, Dhull SK, Kapoor KK. 2005. Chemical and biological change during
composting of different organic waste and assessment of compost maturity. Bioresource Technology 96 : 1584-1591.
Graves RE, Hattemer GM, Stettler D, Krider JN, Dana C. 2000. National Engineering Handbook. . United States: Department of Agriculture.
Hadisuwito S. 2011. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Hidayati YA, Harlia E, Marlina ET. 2008. Analisis kandungan N, P, dan K pada
lumpur hasil ikutan gasbio sludge yang terbuat dari feses sapi perah. Dalam: Seminar Nasional Teknologi Peternakan 2008.
Irianto HE, Giyatmi S. 2002. Teknologi Pengolahan Hasil Perairan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Isroj. 2007. Pengomposan Limbah Padat Organik. Bogor: Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia.
Jenie BSL, Rahayu WP. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Yogyakarta: Kanisus.
Kurniasari AM, Adisyahputra, Rosman R. 2010. Pengaruh kekeringan pada tanah bergaram NaCl terhadap pertumbuhan tanaman nilam. Buletin Littro
21 1: 18-27 Mayer J, Scheid S, Widmer F, Fließbach A, Oberholzer HR. 2010. How effective
are ‘Effective microorganisms EM’? Results from a field study in temperate climate. Applied Soil Ecology 46: 230-239.
McKinley VL, Vetsal JR, Eralp AE. 1985. Microbial activity in composting. Biocicyle 28 10 : 47-60.
Muhammad H. 2007. Pengaruh pupuk fosfat dan kalium terhadap hasil dan karakteristik buah jeruk keprok selayar. Jurnal Agrivigor 62: 122-132.
Musnamar EI. 2003. Pupuk Organik. Jakarta: Penebar Swadaya. Mustari K. 2004. Penggunaan pupuk bokashi pada tanaman jagung dalam rangka
pengembangan usaha tani ramah lingkungan. Jurnal Agrivigor 4 1 : 74-81
Nasir. 2008. Teknik pembuatan bokashi. www.deptan.go.id [20 Maret 2012]. Ndegwa PM, Thomson SA. 2000. Effect of C-to-N ratio on vermicomposting of
biosolid. Bioresource Technology 75: 7-12. Poernomo A. 1997. The utilization of cowtail ray viscery [Tesis]. Sidney: The
University of New South Wales.
Prihadi TH. 2005. Pengelolaan budidaya ikan secara lestari di waduk studi kasus di perairan Waduk Cirata, Jawa Barat [Tesis]. Bogor: Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Ruhnayat A. 2007. Penentuan kebutuhan pokok unsur hara n, p, k untuk pertumbuhan tanaman panili. Buletin Littro 18 1: 49-59.
Sani K. 2007. Pembuatan Bokashi. Lembang: BPPP Lembang. Sarbini A. 2008. Pembuatan bokashi. www.rumahtani.com [20 Maret 2012].
Satya A, Sunanisari S, Ramadaniya R, Mulyana E. 2010. Pola distribusi dan laju
akumulasi karbon organik dan bahan organik dalam sedimen serta hubungannya dengan padatan tersuspensi di Situ Cibitu. Limnotek 17 1:
71-84
Sembiring T. 2007. Perubahan kandungan P tersedia, rasio CN serta nilai kapasitas tukar kation pada perubahan kompos limbah sawit menjadi
bokashi menggunakan EM-4. Jurnal Sains Kimia 11 1: 42-48. Subaedah ST. 2007. Pemanfaatan jamur mikoriza dalam meningkatkan
ketersediaan hara fosfat dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan bibit jarak pagar. Jurnal Agrivigor 62: 174-177.
Subowo YB, Sugiharto A, Suliasih, Widawato S. 2010. Pengujian pupuk hayati kalbar untuk meningkatkan produktivitas tanaman kedelai Glicine max
var. baluran. Cakara Tani XXV 1: 112-118. Sukarno. 2001. Produksi tepung ikan yang berkualitas dari hasil sampinglimbah
industri perikanan secara enzimatik melalui plastein [Laporan Akhir]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Supadma AAN, Arthagama DM. 2008. Uji formulasi kualitas pupuk kompos yang bersumber dari sampah organik dengan penambahan limbah ternak ayam,
sapi, babi, dan tanaman pahitan. Jurnal Bumi Lestari 8 2: 113-121. Susila AD. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor: Departemen
Agronomi dan Holtikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sutanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Jakarta: Kanisius.
Suwahyono A. 2011. Petunjuk Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif dan
Efisien. Jakarta: Penebar Swadaya. Suyono I. 2007. Kematian ikan. www.vaksinikan.com [20 Maret 2012].
Syakir M, Gusmaini. 2012. Pengaruh penggunaan sumber pupuk kalium terhadap
produksi dan mutu minyak tanaman nilam. Jurnal Littri 18 2: 60-65. Wei YS, Fan YB, Wang MJ, Wang JS. 2000. Composting and compost
application in China. Resource,Conservation and Recycling 30 : 277-300.
Yulianto. 2011. Upwelling matikan 150 ton ikan di Cirata. www.kompas.com [20 Maret 2011].
Yuliarti N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Yogyakarta: Lily Publisher.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data perhitungan analisis proksimat bahan baku a. Kadar air
Sampel W
CAWAN
W
SAMPEL
W
AKHIR
W
KERING
Kadar air
Rata-rata SD
Tepung ikan 11,9831
2,0000 13,8316
1,8485 7,58
7,60 0,04
17,3395 2,0008
19,1876 1,8481
7,63 Dedak padi
19,4568 2,0014
21,2493 1,7925
10,44 10,51
0,09 18,9166
2,0005 20,7056
1,7890 10,57
Ampas kelapa 13,1575
2,0072 13,7345
0,5770 71,25
71,52 0,38
11,9821 2,0076
12,5485 0,5664
71,79
b. Kadar abu