pada bahan. Penurunan suhu pada hari ke-5 hingga hari ke-10 disebabkan oleh kandungan air yang menurun yang menyebabkan aktivitas mikroba pengurai
menurun, meskipun masih terdapat bahan organik yang dapat diurai. Setelah penambahan kadar air pada hari ke-10, suhu kembali naik yang menandakan
aktivitas mikroba kembali meningkat.
4.3 Kualitas Pupuk Bokashi
Kualitas pupuk merupakan salah satu faktor yang menentukan keefektifan penggunaan pupuk saat diaplikasikan ke tanaman. Kualitas pupuk mencakup
kandungan hara makro dan mikro, kadar air, kandungan bahan organik, pH dan rasio CN. Kualitas pupuk organik bokashi yang diujikan adalah hara makro yang
mencakup kadar karbon organik, kadar nitrogen, rasio CN, kadar fosfor dan kadar kalium.
4.3.1 Kadar karbon organik Karbon organik merupakan salah satu komponen penting dalam proses
metabolisme dan sintetis makhluk hidup. Unsur karbon dapat membentuk senyawa rantai karbon yang berperan dalam pembentukan senyawa organik. Pada
tumbuhan, senyawa karbon organik berperan dalam pembentukan selulosa dan pembentukan jaringan-jaringan serat Satya et al. 2010. Hasil analisis C-organik
pada pupuk organik bokashi yang dihasilkan disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan kandungan C-organik pupuk P
, P
1
, P
2
, P
3
, dan P
4
secara berurutan adalah 13,17, 17,77, 17,65, 17,24 dan 16,21. Hasil perhitungan kandungan C-organik pada pupuk organik bokashi yang dihasilkan
menunjukkan bahwa kandungan C-organik tertinggi terdapat pada pupuk P
1
yaitu sebesar 17,77, sedangkan kandungan C-organik terkecil terdapat pada pupuk P
yaitu sebesar 13.17. Perbedaan kandungan C-organik pada setiap perlakuan disebabkan oleh perbedaan komposisi bahan baku yang ditambahkan pada pupuk.
Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin besar komposisi tepung ikan yang digunakan dalam pembuatan pupuk, maka kandungan C-organik yang dihasilkan
semakin kecil. Semakin besar komosisi tepung ikan yang digunakan, maka akan memperkecil komposisi bahan baku lain yang memiliki kandungan C-organik
yang lebih besar dari tepung ikan. Perlakuan P memiliki selisih nilai C-organik
yang cukup jauh dengan perlakuan lainnya karena sumber karbon hanya terbatas dari tepung ikan yang memiliki nilai C-organik yang rendah, sedangkan perlakuan
P
1
, P
2
, P
3
dan P
4
mendapat tambahan suplai karbon dari penambahan dedak padi dan ampas kelapa yang memiliki kandungan C-organik yang lebih tinggi.
Perlakuan P
1
dengan komposisi tepung ikan yang digunakan paling kecil memiliki kandungan C-organik yang paling tinggi karena kontribusi bahan baku lainnya
lebih besar. Perbandingan komposisi bahan baku akan mempengaruhi kandungan unsur hara yang dihasilkan. Perbandingan komposisi bahan baku pupuk organik
yang tepat serta penggunaan teknologi pengomposan yang baik akan menghasilkan pupuk yang memiiki kualitas yang baik dan mampu dimanfaatkan
dengan mudah oleh tanaman Suwahyono 2011.
Gambar 5 Kandungan C-organik pada pupuk organik bokashi P 100
tepung ikan, P
1
30 tepung ikan, P
2
40 tepung ikan, P
3
50 tepung ikan, dan P
4
60 tepung ikan Kandungan C-organik pada perlakuan P
1
, P
2
, P
3
dan P
4
tidak menunjukkan perbedaan yang jauh, sedangkan komposisi yang digunakan berbeda. Hal ini
disebabkan oleh aktivitas mikroba yang menggunakan karbon sebagai sumber energi selama proses pengomposan. Dalam kondisi anaerobik, karbon organik
diubah menjadi karbondioksida, metana dan lain-lain Jenie dan Rahayu 1993. Berdasarkan hasil analisis, kualitas semua pupuk organik bokashi yang
dihasilkan memiliki kandungan C-organik yang berkisar antara 13,17-17,77.
13,17 + 0,30 17,77 + 0,23
17,65 + 0,23 17,24 + 0,13
16,21 + 0,32
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
16,00 18,00
20,00
P0 P1
P2 P3
P4 C
-O rg
a nik
Perlakuan
P P
1
P
2
P
3
P
4
Berdasarkan nilai tersebut maka pupuk organik yang dihasilkan sudah memenuhi nilai kandungan C-organik menurut SNI pupuk organik 19-7030-2004 yaitu
sebesar 9,80-32,00.
4.3.2 Total nitrogen Unsur nitrogen atau N merupakan unsur hara di dalam tanah yang sangat
berperan bagi pertumbuhan tanaman. Hasil analisis total nitrogen pada pupuk organik bokashi yang dihasilkan disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 Kandungan total nitrogen pada pupuk organik bokashi P 100
tepung ikan, P
1
30 tepung ikan, P
2
40 tepung ikan, P
3
50 tepung ikan, dan P
4
60 tepung ikan Hasil perhitungan kandungan total nitrogen pada pupuk organik bokashi
yang dihasilkan menunjukkan bahwa kandungan total nitrogen tertinggi terdapat pada pupuk P
yaitu sebesar 7,80, sedangkan kandungan total nitrogen terkecil terdapat pada pupuk P
1
yaitu sebesar 3.23. Perbedaan kandungan total nitrogen pada setiap perlakuan disebabkan oleh perbedaan komposisi tepung ikan yang
diberikan. Perlakuan P memiliki kandungan total nitrogen yang paling tinggi
karena perlakuan P dibentuk dari 100 tepung ikan, sedangkan perlakuan P
1
, P
2
, P
3
dan P
4
terdiri dari kombinasi tepung ikan, dedak padi dan ampas kelapa dengan konsentrasi yang berbeda. Semakin besar proporsi tepung ikan yang ditambahkan,
maka kandungan total nitrogen yang dihasilkan semakin besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Supadma dan Arthagama 2008 yang menyatakan bahwa
semakin tinggi kandungan unsur nitrogen bahan baku yang ditambahkan, tingkat
7,80 + 0,04
3,23 + 0,01 3,37 + 0,02
4,09 + 0,00 5,70 + 0,04
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
8,00 9,00
P0 P1
P2 P3
P4
To ta
l N
Perlakuan
P P
1
P
2
P
3
P
4
dekomposisi akan semakin mudah sehingga akan menghasilkan nilai total nitrogen yang tinggi pada kompos yang dihasilkan. Unsur nitrogen sangat
berperan dalam pembentukan senyawa protein dan klorofil. Kekurangan unsur nitrogen dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan menyebabkan
daun menjadi menguning Yuliarti 2009. Berdasarkan hasil analisis, kualitas semua pupuk organik bokashi yang
dihasilkan memiliki kandungan total nitrogen yang berkisar antara 3,23-7,80. Berdasarkan nilai tersebut maka pupuk organik yang dihasilkan sudah memenuhi
nilai kandungan total N menurut SNI pupuk organik 19-7030-2004 yaitu sebesar 0,40.
4.3.3 Rasio CN Nilai perbandingan CN bahan organik merupakan faktor yang penting
dalam pengomposan. Hasil perhitungan rasio CN pada pupuk organik bokashi yang dihasilkan disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7 Nilai rasio CN pada pupuk organik bokashi P 100 tepung
ikan, P
1
30 tepung ikan, P
2
40 tepung ikan, P
3
50 tepung ikan, dan P
4
60 tepung ikan Gambar 7 menunjukkan nilai rasio CN pupuk P
, P
1
, P
2
, P
3
, dan P
4
secara berurutan adalah 1,69, 5,50, 5,24, 4,22 dan 2,84. Nilai rasio CN pada pupuk
organik bokashi yang dihasilkan menunjukkan bahwa nilai rasio CN tertinggi
1,69 5,50
5,24 4,22
2,84
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00
P0 P1
P2 P3
P4
Ra sio
CN
Perlakuan
P P
1
P
2
P
3
P
4
terdapat pada pupuk P
1
yaitu sebesar 5,50, sedangkan nilai rasio CN terkecil terdapat pada pupuk P
yaitu sebesar 1,69. Secara umum, nilai rasio CN yang dihasilkan dari seluruh perlakuan tergolong kecil karena nilai rasio CN yang
dihasilkan 10. Nilai rasio CN yang dihasilkan seluruh perlakuan berkisar antara 1,69-5,50. Nilai tersebut belum memenuhi standar rasio CN yang ditetapkan
dalam SNI pupuk organik 19-7030-2004 yaitu sebesar 10 - 20. . Nilai CN merupakan perbandingan antara unsur karbon C dan unsur
nitrogen N. Pengomposan tergantung pada aktivitas mikroorganisme, sehingga dibutuhkan sumber karbon untuk menyediakan energi dan nitrogen sebagai zat
pembangun sel mikroorganisme Sembiring 2007. Nilai rasio CN yang rendah dari setiap perlakuan disebabkan oleh penggunaan bahan baku yang memiliki
kandungan nitrogen yang tinggi. Jika nilai rasio CN terlalu rendah karena bahan baku yang kaya nitrogen, maka karbon akan menjadi nutrien pembatas atau
aktivitas penyerapan hara akan dibatasi oleh kadar karbon Graves et al. 2000. Selama proses pengomposan, terjadi penurunan nilai rasio CN karena
penggunaan karbon oleh mikroba pengurai sebagai sumber energi untuk mendekomposisi bahan organik. Jika rasio CN terlalu rendah kurang dari 30
kelebihan nitrogen N yang tidak dipakai oleh mikroorganisme tidak dapat diasimilasi dan akan hilang melaui volatisasi sebagai ammonia atau
terdenitrifikasi Ndegwa dan Thomson 2000. Gas ammonia yang terbentuk dapat menjadi racun bagi tanaman sehingga proses pelepasan ammonia diperlukan
untuk mengurangi resiko kematian pada tanaman Graves et al. 2000. Nilai rasio CN yang tidak sesuai standar dapat mengindikasikan bahwa
proses pengomposan belum selesai atau pupuk belum matang sehingga diperlukan proses lanjutan atau penambahan waktu pengomposan. Nilai nitrogen yang masih
tinggi pada pupuk menandakan protein belum terdegradasi sempurna menjadi kompleks amino. Mikrob akan memecah protein menjadi kompleks amino
menggunakan enzim proteolitik lalu menggunakannya sebagai makanan untuk tumbuh dan bertahan hidup, sehingga mikrob akan membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk mendekomposisi bahan yang kaya protein dibandingkan dengan bahan yang memiliki kandungan protein lebih rendah Graves et al. 2000.
4.3.4 Total kalium Kalium merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan tanaman
untuk menstimulasi pembentukan bunga, daun dan buah. Hasil analisis total kalium pada pupuk organik bokashi yang dihasilkan disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8 Kandungan total kalium pada pupuk organik bokashi P 100
tepung ikan, P
1
30 tepung ikan, P
2
40 tepung ikan, P
3
50 tepung ikan, dan P
4
60 tepung ikan Hasil perhitungan kandungan total kalium pada pupuk organik bokashi
yang dihasilkan menunjukkan bahwa kandungan total kalium tertinggi terdapat pada pupuk P1 yaitu sebesar 1,48, sedangkan kandungan total kalium terkecil
terdapat pada pupuk P0 yaitu sebesar 0,92. Perbedaan kandungan total kalium pada setiap perlakuan disebabkan oleh perbedaan komposisi bahan baku yang
ditambahkan pada pupuk. Perlakuan P memiliki kandungan total kalium yang
paling kecil dikarenakan suplai kalium hanya berasal dari tepung ikan yang memiliki kandungan kalium rendah, sedangkan perlakuan lainnya P
1
, P
2
, P
3
, P
4
mendapat suplai kalium dari bahan baku lain dedak padi dan ampas kelapa yang memiliki kandungan kalium yang lebih besar dari tepung ikan. Tepung ikan
sebagai bahan utama memiliki kandungan kalium yang relatif kecil yaitu 0,3 dedak padi = 0,54, ampas kelapa = 0,63. Semakin besar proporsi tepung
ikan dalam komposisi pupuk, maka akan memperkecil proporsi bahan baku lainnya sehingga kandungan kalium akan semakin kecil. Perbandingan komposisi
bahan baku akan mempengaruhi kandungan unsur hara yang dihasilkan.
0,92 + 0,00 1,48 + 0,02
1,19 + 0,01 1,15 + 0,01
1,05 + 0,01
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20 1,40
1,60 1,80
P0 P1
P2 P3
P4 T
o ta
l K
Perlakuan
P P
1
P
2
P
3
P
4
Perbandingan komposisi bahan baku pupuk organik yang tepat serta penggunaan teknologi pengomposan yang baik akan menghasilkan pupuk yang memiiki
kualitas yang baik dan mampu dimanfaatkan dengan mudah oleh tanaman Suwahyono 2011.
Kalium berfungsi dalam pembentukan protein dan karbohidrat bagi tanaman. Selain itu, unsur ini juga beperan penting dalam pembentukan antibodi
tanaman untuk melawan penyakit. Ciri fisik tanaman yang kekurangan kalium yaitu daun tampak keriting dan mengkilap. Lama kelamaan, daun akan
menguning di bagian pucuk dan pinggirnya, bagian antara jari-jari daun juga menguning, sedangkan jari-jari tetap hijau. Ciri fisik lain akibat kekurangan unsur
ini adalah tangkai daun menjadi lemah, dan mudah terkulai serta biji keriput Muhammad 2007. Tanaman menyerap kalium dalam bentuk ion K
+
. Kalium di dalam tanah ada dalam berbagai bentuk, yang potensi penyerapannya untuk setiap
tanaman berbeda-beda. Ion-ion K
+
di dalam air tanah dan ion-ion K
+
yang di adsorpsi, dapat langsung diserap. Kalium pada tanaman berfungsi sebagai
pembentuk dan pengangkut karbohidrat, sebagai katalisator dalam pembentukan protein pada tanaman, mengatur kegiatan berbagai unsur mineral, menetralkan
reaksi dalam sel terutama dari asam organik, menaikan pertumbuhan jaringan meristem, mengatur pergerakan stomata, memperkuat tegaknya batang tanaman
sehingga tanaman tidak mudah roboh, mengaktifkan enzim, meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah, membuat biji tanaman menjadi lebih berisi dan
padat, meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih baik, membuat tanaman menjadi lebih tahan hama dan penyakit, dan membantu
perkembangan akar tanaman Syakir dan Gusmaini 2012. Berdasarkan hasil analisis, kualitas semua pupuk organik bokashi yang
dihasilkan memiliki kandungan total kalium yang berkisar antara 0,92-1,48. Berdasarkan nilai tersebut maka pupuk organik yang dihasilkan sudah memenuhi
nilai kandungan total kalium menurut SNI pupuk organik 19-7030-2004 yaitu sebesar 0,10.
4.3.5 Total Fosfor Unsur fosfor merupakan zat yang penting, tetapi selalu berada dalam
keadaan kurang di dalam tanah. Hasil analisis total fosfor pada pupuk organik bokashi yang dihasilkan disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9 Kandungan total fosfor pada pupuk organik bokashi P 100
tepung ikan, P
1
30 tepung ikan, P
2
40 tepung ikan, P
3
50 tepung ikan, dan P
4
60 tepung ikan Hasil perhitungan kandungan total fosfor pada pupuk organik bokashi
yang dihasilkan menunjukkan bahwa kandungan total fosfor tertinggi terdapat pada pupuk P
yaitu sebesar 2,90, sedangkan kandungan total fosfor terkecil terdapat pada pupuk P
1
yaitu sebesar 1,46. Perbedaan kandungan total fosfor pada setiap perlakuan disebabkan oleh perbedaan komposisi tepung ikan yang
diberikan. Perlakuan P memiliki kandungan total fosfor yang paling tinggi karena
perlakuan P dibentuk dari 100 tepung ikan, sedangkan perlakuan P
1
, P
2
, P
3
dan P
4
terdiri dari kombinasi tepung ikan, dedak padi dan ampas kelapa dengan konsentrasi yang berbeda. Data total fosfor pada Gambar 9 menunjukkan bahwa
semakin besar proporsi tepung ikan yang ditambahkan, maka kandungan total P yang dihasilkan semakin besar. Kandungan total fosfor memiliki korelasi dengan
kandungan total nitrogen. Menurut Hidayati et al. 2008, semakin besar nitrogen yang dikandung maka multiplikasi mikroorganisme yang merombak fosfor akan
meningkat, sehingga kandungan fosfor dalam bahan juga meningkat, demikian
2,90 + 0,02
1,46 + 0,06 2,10 + 0,08
2,33 + 0,01 2,38 + 0,15
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
P0 P1
P2 P3
P4 T
o ta
l P
Perlakuan
P P
1
P
2
P
3
P
4
juga kandungan fosfor dalam pupuk seiring dengan kandungan fosfor dalam bahan. Unsur fosfor sangat penting sebagai sumber energi. Oleh karena itu,
kekurangan fosfor dapat menghambat pertumbuhan dan reaksi-reaksi metabolism tanaman. Sementara itu, kandungan fosfor pada tanaman membantu dalam
pertumbuhan bunga, buah, dan biji, serta mempercepat pematangan buah Subaedah 2007.
Berdasarkan hasil analisis, kualitas semua pupuk organik bokashi memiliki kandungan total fosfor antara 1,46 - 2,90. Berdasarkan nilai tersebut
maka pupuk organik yang dihasilkan sudah memenuhi nilai kandungan total fosfor menurut SNI pupuk organik 19-7030-2004 yaitu sebesar 0,20.
4.4 Aplikasi Pupuk Organik Bokashi