Angka Pengganda Keterkaitan sektor unggulan dan karakteristik tipologi wilayah dalam pengembangan kawasan strategis studi kasus kawasan kedungsapur di Provinsi Jawa Tengah

20 . 995 . 776 juta rupiah didistribusikan untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga atau sekitar 47.93. Sedangkan untuk pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 3 . 042 . 828 juta rupiah atau sekitar 6.95, pembentukan modal tetap sebesar 4 . 995 . 341 juta rupiah atau sekitar 11.31, perubahan stok sebesar 656 . 086 juta rupiah atau sekitar 1.50, dan ekspor sebesar 14 . 152 . 892 juta rupiah atau sekitar 32.31. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Kawasan Kedungsapur masih perlu adanya peningkatan investasi usaha untuk menggalakkan aktivitas perekonomian wilayah. Tabel 31 Komposisi permintaan akhir menurut komponennya di Kawasan Kedungsapur Provinsi Jawa Tengah tahun 2003 Kode Sektor Nilai Distribusi terhadap Distribusi Juta Rp Permintaan Akhir terhadap PDRB 301 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 20 995 776 47.93 60.81 302 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3 042 828 6.95 8.81 303 Pembentukan Modal Tetap Bruto 4 955 341 11.31 14.35 304 Perubahan Stok 656 086 1.50 1.90 304 Ekspor 14 152 892 32.31 40.99 Jumlah Permintaan Akhir 43 802 923 100.00 - Impor 9 277263 - 26.86 Total PDB 34 525 660 - 100.00 Sumber: Tabel I-O Kawasan Kedungsapur 2003 updating Apabila ditelaah struktur permintaan akhir terhadap PDRB, terlihat bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga menghabiskan 60.81 dari total PDRB atau nilai tambah yang diciptakan di Kawasan Kedungsapur. Sedangkan pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, dan perubahan stok masing-masing sebesar 8.81, 14.35 dan 1.90 dari total nilai tambah tersebut. Permintaan barang untuk ekspor mencapai 40.99 dari keseluruhan nilai tambah, dan pembelian barang dari impor mencapai 26.86 dari nilai tambah.

4. Angka Pengganda

Untuk mengetahui pengaruh suatu sektor dalam perekonomian antara lain dilihat dari besarnya angka pengganda yang dapat menunjukkan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja sistem perekonomian wilayah. Pada Tabel 32 disajikan beberapa angka pengganda yang dianalisis dalam penelitian ini antara lain angka pengganda output output multiplier yaitu dampak peningkatan permintaan akhir atas output suatu sektor terhadap peningkatan total ouput seluruh sektor di wilayah Kedungsapur. Tabel 32 Angka pengganda masing-masing sektor Sektor Pengganda Pengganda Pengganda Output Pendapatan Nilai Tambah Tanaman Bahan Makanan 1 1.0814 1.0845 1.0619 Tanaman Perkebunan 2 1.1211 1.0912 1.1079 Peternakan dan Hasil-hasilnya 3 1.4843 1.4092 1.3842 Kehutanan 4 1.0764 1.1406 1.0992 Perikanan 5 1.1934 1.1500 1.1282 Penggalian 6 1.1138 1.0834 1.1063 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau 7 1.7150 2.2724 2.3730 Industri Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 8 1.8240 2.0739 2.2109 Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lain 9 1.5909 1.9187 1.9882 Industri Kertas dan Barang Cetakan 10 1.3015 1.4502 1.4619 Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 11 1.4948 1.7524 1.9252 Industri Logam, Mesin, dan Peralatan 12 1.5059 1.7596 1.8281 Industri Lainnya 13 1.0464 1.3129 1.1895 Listrik, gas dan air minum 14 1.4082 1.5130 1.4608 Bangunan 15 1.4712 1.2562 1.5322 Perdagangan Besar dan Eceran 16 1.1817 1.1515 1.1168 Restoran 17 1.7641 1.5134 1.9648 Hotel 18 1.5046 1.3840 1.4642 Angkutan Darat 19 1.4056 1.4693 1.3635 Angkutan Air 20 1.2858 1.3076 1.3685 Angkutan Udara 21 1.4659 1.5177 1.5168 Jasa Penunjang Angkutan 22 1.2707 1.3185 1.2724 Komunikasi 23 1.3116 1.2727 1.2507 Bank 24 1.2442 1.1472 1.1981 Lembaga Keuangan selain Bank 25 1.1874 1.0813 1.1681 Real Estate dan Jasa perusahaan 26 1.1502 1.1883 1.1020 Pemerintahan Umum 27 1.3109 1.0729 1.2325 Sosial Kemasyarakatan 28 1.3349 1.1275 1.2591 Hiburan dan Rekreasi 29 1.5307 1.3974 1.5076 Jasa-jasa Lainnya 30 1.2342 1.0971 1.1651 Sumber: Tabel I-O Kawasan Kedungsapur 2003 updating, diolah Angka pengganda output terbesar dimiliki oleh sektor industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki 8 yaitu sebesar 1.8240, kemudian berturut-turut sektor restoran, sektor industri makanan, minuman, dan tembakau 7, sektor restoran 17, serta sektor industri barang kayu dan hasil hutan lain 9. Sektor lain yang juga memiliki angka pengganda yang relatif tinggi adalah sektor hiburan dan rekreasi 29, sektor industri logam, mesin, dan peralatan 12, sektor hotel 18, sektor industri pupuk, kimia, dan barang dari karet 11, sektor peternakan dan hasil-hasilnya 3, dan sektor bangunan 15. Selanjutnya adalah angka pengganda pendapatan income multiplier yaitu dampak permintaan akhir atas output sektor tertentu terhadap peningkatan total pendapatan rumah tangga secara keseluruhan termasuk sebagian pendapatan yang dibelanjakan kembali ke dalam perekonomian di Kawasan Kedungsapur. Sektor yang memiliki angka pengganda pendapatan terbesar adalah sektor industri makanan, minuman, dan tembakau 7 yaitu sebesar 2.2724, kemudian sektor lain yang juga mempunyai angka pengganda pendapatan relatif tinggi adalah sektor industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki 8, sektor industri barang kayu dan hasil hutan lain 9, sektor industri logam, mesin, dan peralatan 12, sektor industri pupuk, kimia, dan barang dari karet 11, sektor angkutan udara 21, sektor restoran 17, sektor listrik, gas, dan air minum 14, sektor angkutan darat 19, serta industri kertas dan barang cetakan 10. Angka pengganda nilai tambah Total value-added multiplier menunjukkan dampak peningkatan pemintaan akhir atas output sektor tertentu terhadap PDRB Kawasan Kedungsapur. Sektor-sektor yang memiliki angka pengganda nilai tambah relatif tinggi adalah sektor industri makanan, minuman, dan tembakau 7 yaitu sebesar 2.2730, kemudian sektor industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki 8, sektor industri barang kayu dan hasil hutan lain 9, sektor restoran 17, sektor industri pupuk, kimia, dan barang dari karet 11, sektor industri logam, mesin, dan peralatan 12, sektor bangunan 15, sektor angkutan udara 21, sektor hiburan dan rekreasi 29, serta sektor hotel 18.

5. Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan