sektor industri makanan, minuman, dan tembakau 7 yang outputnya mencapai 12
. 177
. 136 juta rupiah atau sekitar 18.59 dari total output, diikuti sektor
perdagangan besar dan eceran 16 dengan nilai output mencapai 11 .
104 .
560 juta rupiah atau sekitar 16.96 dari total output, dan sektor industri tekstil, barang
kulit, dan alas kaki 8 yang memberikan kontribusi output sekitar 13.64 atau sebesar 8
. 934
. 119 juta rupiah. Kemudian sektor pemerintahan umum 27
dan sektor industri pupuk, kimia, dan barang dari karet 11 masing- masing 6.52 atau sebesar 4
. 270
. 888 juta rupiah dan 6.03 atau sebesar
3 .
949 .
699 juta rupiah.
2. Struktur Nilai Tambah Bruto
Nilai tambah bruto merupakan balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi. Oleh karenanya jumlah output nilai
produksi yang dihasilkan berpengaruh dalam menentukan besarnya nilai tambah di masing-masing sektor, selain ditentukan pula oleh banyaknya biaya yang
diperlukan dalam proses produksi. Sehingga suatu sektor ekonomi yang memiliki output yang besar belum tentu menghasilkan nilai tambah yang besar juga, tetapi
tergantung pula dengan besarnya biaya produksi dalam proses produksinya.
Tabel 29 Sepuluh sektor terbesar menurut peringkat nilai tambah di Kawasan Kedungsapur Provinsi Jawa Tengah tahun 2003
Urutan Sektor
Nilai Distribusi
Juta Rp 1
16. Perdagangan Besar dan Eceran 9 377 897
27.16 2
7. Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau 4 456 333
12.91 3
1. Tanaman Bahan Makanan 3 277 906
9.49 4
27. Pemerintahan Umum 3 042 828
8.81 5
8. Industri Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 2 363 384
6.85 6
15. Bangunan 1 157 958
3.35 7
11. Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 1 117 622
3.24 8
10. Industri Kertas dan Barang Cetakan 891 912
2.58 9
17. Restoran 866 415
2.51 10
19. Angkutan Darat 818 219
2.37 Sektor Lainnya
7 155 187 20.72
Jumlah 34 525 660
100.00 Sumber: Tabel Input Output Kawasan Kedungsapur tahun 2003 updating
Apabila dilihat berdasarkan peringkat nilai tambah bruto, terdapat sepuluh sektor ekonomi yang memberikan sumbangan terbesar bagi total nilai tambah
yang diciptakan di Kawasan Kedungsapur tahun 2003. Tabel 29 menyajikan secara rinci kontribusi yang diberikan oleh sektor-sektor tersebut terhadap nilai
tambah secara keseluruhan. Lima sektor di antara sepuluh sektor ekonomi tersebut, merupakan sektor yang memberikan sumbangan terbesar yaitu sebesar
22 .
518 .
348 juta rupiah atau sekitar 65.22 dari total nilai tambah yang tercipta di kawasan tersebut. Sektor perdagangan besar dan eceran 16 merupakan sektor
yang mempunyai peran terbesar dalam penciptaan nilai tambah yaitu 9 .
377 .
897 juta rupiah atau sekitar 27.16 dari keseluruhan nilai tambah. Kemudian di urutan
kedua adalah sektor industri makanan, minuman, dan tembakau 7 yang menciptakankan nilai tambah sebesar 4
. 456
. 333 juta rupiah atau memberikan
kontribusi terhadap nilai tambah di kawasan ini sekitar 12.91. Sektor ketiga yang memberikan kontribusi sekitar 9.49 terhadap nilai tambah yang tercipta
secara keseluruhan adalah sektor tanaman bahan makanan 1 yaitu sebesar 3
. 277
. 906 juta rupiah. Kemudian secara berurutan sektor pemerintahan umum
27 dan sektor industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki 8 masing-masing sebesar 3
. 042
. 828 juta rupiah dan 2
. 363
. 384 juta rupiah atau sekitar 8.81 dan
6.85 dari nilai tambah keseluruhan. Sembilan sektor di antara sepuluh sektor ekonomi yang merupakan
peringkat terbesar dalam menciptakan nilai tambah di Kawasan Kedungsapur, yaitu sektor perdagangan besar dan eceran, industri makanan, minuman, dan
tembakau, tanaman bahan makanan, industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki, bangunan, industri pupuk, kimia, dan barang dari karet, industri kertas dan barang
cetakan, restoran, dan jasa pemerintahan umum, juga merupakan sektor yang mempunyai nilai output terbesar dalam struktur perekonomian Kawasan
Kedungsapur. Komponen nilai tambah terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha sewa,
bunga, dan keuntungan, penyusutan, dan pajak tak langsung neto. Struktur nilai tambah di Kawasan Kedungsapur tahun 2003 seperti disajikan pada Tabel 30
menunjukkan bahwa surplus usaha merupakan komponen nilai tambah yang terbesar yaitu 18
. 462
. 615 juta rupiah atau sekitar 53.48 dari total nilai tambah,
kemudian komponen upah dan gaji sebesar 11 .
104 .
834 juta rupiah atau sekitar 32.16. Sedangkan komponan penyusutan dan pajak tak langsung
masing-masing hanya mencapai porsi 8.38 dan 5.98.
Tabel 30 Komposisi nilai tambah bruto menurut komponennya di Kawasan Kedungsapur Provinsi Jawa Tengah tahun 2003
Kode Komponen Nilai
Tambah Nilai
Distribusi Juta Rp
201 Upah dan Gaji
11 104 834 32.16
202 Surplus Usaha
18 462 615 53.48
203 Penyusutan
2 894 901 8.38
204 Pajak Tak Langsung
2 063 310 5.98
Jumlah 34 525 660
100.00
Sumber: Hasil olah data, Tabel I-O Kawasan Kedungsapur 2003
Sehingga berdasarkan struktur nilai tambah tersebut, porsi upah dan gaji lebih rendah apabila dibandingkan dengan surplus usaha. Sementara upah dan gaji
merupakan komponen nilai tambah yang bisa langsung diterima oleh pekerja. Sedangkan surplus usaha yang merupakan penerimaan bagi pengusaha dan belum
tentu dapat langsung dinikmati oleh masyarakat, dalam hal ini khususnya tenaga kerja, mengingat dalam surplus usaha tersebut termasuk bagian yang disimpan
atau ditanam di perusahaan sebagai laba yang ditahan.
3. Struktur Permintaan Akhir