Waktu dan Tempat Penelitian

7 Gambar 3 Penampakan bagian dorsal dan ventral tengkorak, lateral tengkorak dan gigi Aceredon jubatus Ingle Heaney 1992 Keterangan Gambar 3: 1 panjang tengkorak TSL, 2 jarak antar orbit MZB, 3 lebar jarak antar tulang zigomatik PSW, 4 lebar tempurung tengkorak MSW, 5 jarak antar gigi taring PC, 6 jarak antar gigi geraham depan 4 PM4, 7 panjang total palatal TPL, 8 panjang anterior dasar tengkorak ASL, 9 panjang rostrum RL, 10 tinggi tengkorak SH, 11 jarak antara condyle terhadap gigi taring CC, 12 jarak condyle terhadap gigi geraham pertama CM1, 13 jarak condyle terhadap gigi geraham bawah ketiga CM3, 14 tinggi ramus angular proses CPH, 15 tinggi condilar proses CH, 16 tinggi tebal dentari di bawah geraham pertama MDD, 17 panjang susunan gigi pada rahang bawah LTR, 18 panjang rahang bawah TDL. Pengumpulan data polen dilakukan secara observasi pada saluran pencernaan kelelawar yang digunakan sebagai sampel sebanyak 63 individu yang terdiri dari 1 individu Dobsonia magna, 4 individu D. minor, 3 individu Macroglossus minimus, 7 individu Nyctimene aello, 19 individu N. albiventer, 19 individu Rousettus amplexicaudatus, dan 10 individu Syconycteris australis. Polen bunga berasal dari saluran pencernaan kelelawar dengan mengambil sisa makanan di saluran pencernaan kelelawar. Hasil dari isi pencernaan kelelawar dicampur dengan alkohol 70 di dalam tube sentrifugal berukuran 1 ml. Pemisahan antara cairan alkohol dan endapan dilakukan melalui sentrifugasi dengan kecepatan 2000 rpm selama 30 menit. Proses pemisahan ini dilakukan sebanyak tiga kali dengan alkohol yang baru. Hasil endapan yang diperoleh dari proses pemisahan tersebut diletakkan pada kaca preparat sebanyak satu tetes kemudian dicampur satu tetes gliserol lalu ditutup dengan cover glass dan pada bagian tepinya direkatkan dengan kuteks bening . Gliserol tersebut berfungsi sebagai bahan pengawet Yulianto 1992. Obyek diamati dibawah mikroskop cahaya pada perbesaran 10x dan 40x dengan bantuan kamera Optilab Advance. Hasil gambar dikalibrasi dengan bantuan software Image Raster sehingga mendapatkan ukuran polen yang akurat. Hasil Image Raster dicocokkan dengan kunci identifikasi polen berdasarkan buku Erdtman 1943, Erdtman 1972, Nayar 1990, dan website Australasian Pollen and Spore Atlas www.apsa.anu.edu.au. Menurut de Sauza Moscheta 1999 mahkota bunga dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan penampakan kelopak yaitu, gamopetalouse bunga dengan