27 H’ 2,3062
= keanekaragaman rendah dan kestabilan komunitas rendah 2,3062H’6,9078
= keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang H’ 6,9078
= keanekaragaman tinggi dan kestabilan komunitas tinggi Untuk melihat keseragaman populasi fitoplankton pada setiap
pengambilan sampel dilakukan perhitungan indeks keseragaman E, yaitu
maks
H H
E =
Keterangan : E
= indeks keseragaman H’
= indeks keanekaragaman H’
maks
= ln S S
= jumlah taksa Indeks keseragaman berkisar antara 0-1. Semakin kecil nilai E, semakin
kecil pula keseragaman populasi yang berarti penyebaran jumlah individu setiap spesies tidak sama dan ada kecenderungan terjadi dominansi oleh satu spesies dari
jenis yang ada. Semakin besar nilai E tidak ada yang mendominasi antar jenis yang ada Odum 1996.
Untuk melihat adanya dominansi oleh spesies tertentu pada suatu populasi digunakan indeks dominansi Simpson, yaitu :
∑
⎥⎦ ⎤
⎢⎣ ⎡
=
2
N ni
D
Indeks dominansi berkisar 0-1, bila D mendekati 0 berarti dalam struktur komunitas biota yang diamati tidak terdapat spesies yang secara ekstrim
mendominasi spesies lainnya dan bila D mendekati 1 berarti di dalam struktur komunitas yang sedang diamati dijumpai spesies yang mendominasi spesies
lainnya Odum 1996.
3.3.4. Analisis Unsur Hara
Sampel air laut dimasukkan ke dalam botol sampel berkapasitas 250 ml untuk keperluan analisis amonia, nitrat, nitrit, ortofosfat dan silikat. Botol sampel
dimasukkan ke dalam kotak pendingin sebelum dianalisis. Sebelum dianalisis lanjutan di laboratorium, terlebih dahulu dilakukan filtrasi terhadap air sampel
dengan membran filter berdiameter 47 mm yang berporositas 1,2 μm.
28 Selanjutnya analisis kandungan unsur-unsur hara tersebut dilakukan mengacu
pada APHA 2005.
3.3.5. Intensitas Cahaya
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan luxmeter tipe Lutron LX-101 Digital Luxmeter Takemura Elektric Work. Ltd.
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan setiap 10 menit sekali yang dimulai pada jam 06.00 – 17.30 WITA di wilayah daratan tempat pengambilan sampel. Prinsip
kerja alat ini adalah menangkap energi cahaya melalui sensor berupa photoelectric cell dan merubahnya menjadi sinyal yang terbaca melalui lux selector. Untuk
memperoleh nilai intensitas cahaya yang berada pada lapisan permukaan perairan, nilai intensitas cahaya yang diperoleh dari pengukuran di daratan dikurangi 10
dengan asumsi intensitas cahaya mengalami refleksi oleh permukaan air laut Kirk 1994; Damar 2003. Sedang untuk menilai distribusi intensitas cahaya matahari
pada setiap kedalaman kolom air ditentukan menurut Hukum Beer-Lambert Cole 1988, yaitu
kz z
e I
I
−
=
Keterangan : I
z
= Intensitas cahaya pada suatu kedalaman z I
= Intensitas cahaya pada permukaan perairan e = Bilangan dasar logaritma 2,70
k = Koefisien peredupan z =
Kedalaman Koefisien peredupan pada kolom perairan dihitung dengan pembacaan
kedalaman keping secchi disk Sd m dengan menggunakan persamaan empiris
853 ,
242 ,
1 191
,
2
= +
= r
S k
d
Tillman et al. 2000.
3.3.6. Penentuan Rasio N : P
Penentuan rasio N : P dalam perairan sering digunakan sebagai ukuran untuk menentukan batas potensial pertumbuhan fitoplankton Damar 2003.
Rasio ini dapat berubah jika suplai unsur hara N dan P yang memasuki perairan bervariasi. Dalam tubuh fitoplankton, rasio molar N : P berkisar 16 : 1. Rasio
N : P ditentukan dengan membandingkan nilai pengukuran anorganik N nitrat +
29 nitrit + amonia dengan ortofosfat. Jika rasio ini lebih kecil dari 16 maka unsur
hara jenis nitrogen menjadi faktor pembatas pertumbuhan, sebaliknya jika rasio lebih besar dari 16 maka unsur hara yang menjadi faktor pembatas adalah jenis
fosfor. Menurut Howarth 1988 molar rasio inorganik N nitrat + nitrit + ammonium terhadap ortofosfat dapat memberikan gambaran yang sangat baik
dalam menentukan batas potensial dari nutrien sebagai faktor pembatas.
3.4. Analisis Data 3.4.1. Analisis sidik ragam ANOVA