Bab I Pendahuluan Dari data di atas, dapat dilihat bahwa kapasitas pabrik minimum yang
masih layak didirikan adalah sebesar 15.000 tontahun sehingga kapasitas prarancangan pabrik yang dipilih yaitu sebesar 100.000 tontahun layak
didirikan.
1.3. Pemilihan Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang penting dalam perancangan pabrik, karena berkaitan langsung dengan nilai ekonomi pabrik yang akan
didirikan. Idealnya lokasi pabrik yang dipilih harus dapat memberikan kemungkinan memperluas atau memperbesar pabrik.
Lokasi pabrik 2-Etil Heksanol yang dipilh adalah di Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Faktor-faktor yang mendukung pemilihan lokasi tersebut adalah:
1.3.1. Faktor Primer
a. Bahan Baku Lokasi bahan baku sangat mempengaruhi kelangsungan suatu
pabrik. Lokasi pabrik harus dekat dengan bahan baku yaitu propilen dan syn gas. Bahan baku dari 2-etil heksanol yakni Propilen yang
didapat dari PT. Pertamina UP VI Balongan, Indramayu. Syn Gas berupa Karbonmonoksida diimpor dari Pabrik Spectra Gases yang
berada di Jepang dan Hidrogen diperoleh dari PT. Pupuk Kujang. b. Pemasaran
Pemasaran produk sebagian besar untuk mencukupi kebutuhan impor dalam negeri, dengan prioritas utama pemasaran antara lain
Bab I Pendahuluan untuk pabrik polimer dan minyak pelumas, dan sebagian lagi untuk
tujuan ekspor ke negara lain. c. Utilitas
Utilitas yang dibutuhkan adalah keperluan tenaga listrik, air dan bahan bakar. Kebutuhan tenaga listrik didapat dari PLN
setempat dan dari generator pembangkit yang dibangun sendiri. Kebutuhan air dapat diambil dari Sungai Cipunagara, sedangkan
kebutuhan bahan bakar dapat diperoleh dari Pertamina dan distributornya sebagai pemasok bahan bakar solar.
d. Tenaga Kerja Balongan berpenduduk padat sehingga penyediaan tenaga
kerja kasar dan menengah dapat terpenuhi dari masyarakat sekitar. Sedangkan tenaga ahli dapat didatangkan dari luar.
e. Transportasi dan Telekomunikasi Pengangkutan bahan baku menuju lokasi cukup mudah
mengingat fasilitas jalan raya daerah Pantura sudah cukup baik dan lancar. Selain itu, lokasi yang dipilih dekat dengan daerah
pemasaran produk seperti kawasan Industri Cilegon, Cikampek, Purwakarta, Jakarta dan dekat dengan daerah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Fasilitas transportasi laut, seperti pelabuhan juga tersedia dekat dengan lokasi pabrik.
Bab I Pendahuluan 1.3.2. Faktor Sekunder
a. Buangan Pabrik Gas buangan pabrik dibuang dengan cara dibakar terlebih
dahulu flare karena masih mengandung sisa reaktan berupa karbonmonksida yang berbahaya bagi manusia. Air pendingin yang
telah dipakai didinginkan kembali melalui cooling tower. Sedangkan limbah cair yang mengandung bahan kimia yang berasal dari hasil
purging dekanter 1, fase berat dekanter 2 dan purging hasil atas
menara distilasi dinetralkan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke saluran pembuangan.
b. Kebijakan Pemerintah Balongan merupakan kawasan industri dan berada dalam
teritorial negara Indonesia, sehingga kebijakan pemerintah dalam hal perijinan, lingkungan masyarakat sekitar, faktor sosial, dan perluasan
pabrik memungkinkan untuk berdirinya pabrik 2-Etil Heksanol. c. Tanah dan Iklim
Penentuan suatu kawasan industri terkait dengan masalah tanah yaitu tidak rawan terhadap bahaya tanah longsor, gempa maupun
banjir. Jadi, pemilihan lokasi pabrik di kawasan industri Balongan tepat, walaupun masih diperlukan kajian lebih lanjut tentang masalah
tanah sebelum pabrik didirikan. Kondisi iklin di Balongan seperti iklim di Indonesia pada umumnya dan tidak membawa pengaruuh
yang besar terhadap jalannya proses produksi.
Bab I Pendahuluan d. Keadaan Masyarakat
Masyarakat Jawa Barat merupakan campuran dari berbagai suku bangsa yangn hidup saling berdampingan. Pembangunan pabrik di
lokasi tersebut dipastikan akan mendapat sambutan baik dan dukungan dari masyarakat setempat dan dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
1.4. Tinjauan Pustaka