Pemangkasan Pohon Pengelolaan Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru

Gambar 11. Rumput setelah Dipangkas Kondisi jalur hijau jalan baik di bagian separator jalan maupun median jalan yang berbatu sedikit mempersulit pekerja dalam melaksanakan pembabatan rumput. Kondisi tersebut juga dapat berbahaya bagi pekerja dan pengguna jalan yang melewati jalur hijau karena batu yang terdapat di jalur tersebut dapat mengenai pekerja dan kendaraan pengguna jalan. Oleh sebab itu, perlu kehati- hatian dalam mengerjakan kegiatan pemangkasan rumput untuk menjaga keselamatan pengguna jalan selama kegiatan itu dilakukan.

5.3.5 Pemangkasan Pohon

Pemangkasan pohon merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru di bawah Seksi Pembibitan dan Penghijauan. Kegiatan ini dipimpin oleh 1 orang pengawas dan 1 orang mandor. Kegiatan pemeliharaan pohon pelindung pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman seperti pemangkasan bertujuan mempertahankan jalur hijau jalan tetap aman dan nyaman, ukuran dari pertumbuhan yang tidak berlebihan, dan memiliki keindahan secara visual. Kegiatan pemangkasan pohon pada Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman dilakukan secara insidental dari pukul 07.00 WIB s.d. 13.30 WIB. Alat yang digunakan untuk pemangkasan pohon adalah gergaji dahan, chainsaw, golok, dan tali. Berdasarkan hasil pengamatan, pemangkasan pohon pelindung di Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman masih kurang sesuai dengan aturan yang sebenarnya. Masih terdapat cara pemangkasan dengan langsung memotong cabang dari atas ke bawah secara langsung dan bekas luka pada pohon hasil pemangkasan juga tidak disemprot atau diolesi desinfektan. Bekas luka pada tanaman yang tidak diolesi desinfektan dapat menjadi penyebab utama kematian pada tanaman tersebut karena sangat rentan terhadap serangan hama dan jamur. Menurut Carpenter et al. 1975, pemangkasan tanaman bertujuan mengurangi ukuran tanaman dari pertumbuhan yang berlebihan dan mempertahankan bentuk tajuk yang diinginkan serta merangsang pertumbuhan baru yang lebih baik. Pemangkasan pohon pelindung biasanya dilakukan terhadap pohon yang percabangannya telah mengganggu fasilitas umum seperti lampu jalan dan telepon serta percabangannya yang telah mengganggu keamanan bagi pengguna jalan. Untuk jalan mobil, minimal 4,5-5 meter dari permukaan tanah harus bebas dari cabang dan dahan pohon Arifin dan Arifin, 2005. Selain itu, untuk pemangkasan pohon lebih baik dilakukan sekali enam bulan untuk menjaga pertumbuhan ranting pohon tetap teratur dan tidak mengganggu pengguna jalan Arifin dan Arifin, 2005. Untuk cabang yang mempunyai diameter lebih dari 2,5 cm sebaiknya dipangkas dengan menggunakan double cut method untuk mencegah terjadinya kerusakan kayu dan mempercepat pertumbuhan Carpenter et al., 1975. Cara pemangkasan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut. 1. Pemotongan pertama dilakukan pada cabang pohon bagian bawah, 15 cm dari batang pohon utama. 2. Pemotongan kedua dilakukan pada cabang pohon bagian atas, 17,5-20 cm dari batang pohon utama. 3. Sisa cabang yang belum terpotong dipotong melingkar dengan menggunakan pisau tajam sampai bersih rata. Selain itu menurut Arifin dan Arifin 2005 pemangkasan pohon secara umum dapat dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini. 1. Potong dahan dari atas ke bawah, untuk menghindari kerusakan kulit batang, bagian bawah lebih dahulu dipotong sebagian. 2. Potong sisa dahan hingga bersih dan rata, cara ini dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah kerusakan kayu. 3. Bersihkan dan potong secara melingkar bekas potonganluka yang menonjol dengan pisau yang tajam. 4. Semprot atau olesi semua bagian yang luka dengan desinfektan untuk mencegah serangan jamur dan hama. Namun, pada prakteknya hanya pada luka yang berdiameter besar atau sama dengan 5 cm yang disemprot dengan bahan pengaman.

5.3.6 Pemeliharaan Lampu Hias Jalur Hijau Jalan Jenderal Sudirman