Latar Belakang Tujuan Magang Kegunaan Magang

1.4. Kerangka Pikir

Proses magang yang dilakukan di Jalur Hijau Kota Jalan Jenderal Sudirman yang berada di bawah pengelolaan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru meliputi aspek pengelolaan dan pemeliharaan lanskap. Seluruh hasil analisis dan sintesis yang diperoleh akan dirangkum secara deskriptif untuk menghasilkan suatu produk berupa rencana pengelolaan lanskap jalur hijau kota yang berkelanjutan. Melalui proses pembelajaran ini mahasiswa diharapkan menjadi siap kerja dan menguasai bidangnya setelah lulus dari perguruan tinggi Gambar 1. Gambar 1. Kerangka Pikir Magang Jalur Hijau Kota Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru Jalur Hijau Kota yang Tetap Terjaga Secara Estetik dan Fungsional Proses Magang Pengelolaan Lanskap Ideal Permasalahan Solusi Rekomendasi Rencana Pengelolaan Lanskap Jalur Hijau Kota yang Berkelanjutan untuk Menjaga Kualitas Estetika dan Fungsional Fisik Biofisik Sosial Ekonomi Budaya Potensi Analisis Inventarisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap dan Lanskap Kota

Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahantapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan, yang memiliki keindahan secara estetika dan berdaya guna secara fungsional Arifin, 2009 . Lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia Simonds dan Starke, 2006. Bentukan-bentukan elemen lanskap ada yang dapat diubah dan ada yang tidak dapat diubah. Elemen-elemen lanskap alami yang dapat diubah, antara lain, adalah bukit-bukit dan semak belukar. Elemen-elemen lanskap yang tidak dapat diubah, antara lain, bentukan topografi seperti gunung, lembah, sungai, dan pantai. Lanskap kota merupakan lanskap buatan manusia sebagai akibat dari aktivitas manusia dalam mengelola lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Simonds dan Starke, 2006. Lanskap kota terjadi karena adanya pengorganisasian ruang yang mencerminkan kegiatan masyarakat setiap hari. Lanskap kota merupakan wajah bentang alam kota, tidak semata-mata lingkungan pertamanan dalam arti sempit, tetapi mencakup segala hal ruang luar exterior, out door baik yang alami maupun yang buatan dengan segala elemennya, baik yang keras hardscape maupun yang lunak softscape.

2.2 Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka open space menurut Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota DKI Jakarta 2001 adalah lahan tanpa atau dengan sedikit bangunan dan lahan dengan jarak bangunan yang saling berjauhan. Ruang terbuka ini dapat berupa pertamanan, tempat olah raga, tempat bermain anak, perkuburan, dan daerah hijau pada umumnya. Selain itu, Simonds dan Starke 2006