Pada posisi berdiri Jantung .1 Anatomi Jantung

tekanan darah mengadakan penyusaian untuk dapat tetap menunjang kegiatan tubuh.

1. Pada posisi berdiri

Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh ”capacitance” vena anggota tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami penurunan sampai 40. Berdiri dalam jangka waktu yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup Ganong, 2002 dalam Anggita, 2012 . Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak. Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah beredar ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung begitu seterusnya. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun. Mohrman D and Jane H,2006 Pada keadaan berbaring telentang didapatkan rata-rata tekanan sistolik sebesar 118,25 dan diastolic sebesar 79, sedangkan pada keadaan duduk tekanan sistolik didapatkan rata-rata sebesar 118,75 dan diastolic sebesar 80,75, pada keadaan berdiri tekanan sistolik didapatkan rata-rata sebesar 116,25 dan diastolic 24 sebesar 83. Pengukuran tekanan sistolik dan diastolic mengalami fluktasi, seharusnya tekanan sistolik dan diastolic menunjukkan peningkatan dari posisi berbaring telentang, duduk dan berdiri. Naiknya tekanan sistolik dan diastolik dipengaruhi oleh: 1. Tonus Otot, ketika berbaring telentang lebih kecil dibandingkan dengan tonus pada saat duduk atau berdiri. Ketika duduk atau berdiri tonus otot meningkat sehingga oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan curah jantung cardiac output menjadi lebih besar. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan sistolik dan tekanan diastolic serta denyut jantung. Mohrman D and Jane H,2006 2. Efek Gravitasi dan baroreseptor Pada perubahan posisi tubuh, tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitan vena ekstermitas inferior sehingga pengisian atrium kanan jantung berkurang dengan sendirinya curah jantung juga berkurang. Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah cenderung mengurangi darah ke otak.

2. Pada posisi duduk