Pada posisi duduk Pada posisi tidur terlentang, miring

sebesar 83. Pengukuran tekanan sistolik dan diastolic mengalami fluktasi, seharusnya tekanan sistolik dan diastolic menunjukkan peningkatan dari posisi berbaring telentang, duduk dan berdiri. Naiknya tekanan sistolik dan diastolik dipengaruhi oleh: 1. Tonus Otot, ketika berbaring telentang lebih kecil dibandingkan dengan tonus pada saat duduk atau berdiri. Ketika duduk atau berdiri tonus otot meningkat sehingga oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan curah jantung cardiac output menjadi lebih besar. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan sistolik dan tekanan diastolic serta denyut jantung. Mohrman D and Jane H,2006 2. Efek Gravitasi dan baroreseptor Pada perubahan posisi tubuh, tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitan vena ekstermitas inferior sehingga pengisian atrium kanan jantung berkurang dengan sendirinya curah jantung juga berkurang. Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah cenderung mengurangi darah ke otak.

2. Pada posisi duduk

Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot- otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen Guyton dan Hall, 2002 dalam Anggita, 2012. Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak. Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi berbaring, yang mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung 25 karena efek gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak.

3. Pada posisi tidur terlentang, miring

Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit. Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa harus melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan mencapai nilai tertinggi pada 40 -- 60 VO2 maksimal. VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Pada posisi berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi sekuncup pada orang dewasa laki-laki mempunyai variasi antara 70 -- 100 ml. Makin besar intensitas kerja melebihi batas 85 dari kapasitas kerja makin sedikit isi sekuncup. hal ini disebabkan memendeknya waktu pengisian diastole akibat frekuensi denyut jantung yang meningkat bila mencapai 180menit maka 1 siklus jantung hanya berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole merupakan bagian dari 0,3 detik tersebut Guyton, 2002 dalam Anggita, 2012. 2.5 HUBUNGAN SISTEM KARDIOVASKULER DENGAN PEREMPUAN DAN ANAK  Sistem Reproduksi dengan Sistem Kardiovaskuler 26 Sistem reproduksi wanita dan laki-laki menerima darah oleh pembuluh darah yang merupakan cabang-cabang dari pembuluh darah besar dalam tubuh, dengan sentral pada jantung, sehingga jika terdapat kelainan pada jantung contohnya cardiomyopathy, kelainan katub jantung, arritmia. Maka akan berakibat juga pada organ-organ reproduksi, misalnya pada laki-laki sering terjadi disfungsi ereksi, ketidak mampuan dalam melakukan hubungan seksual karena penambahan beban jantung saat aktifitas coitus. Dan jika seorang wanita hamil maka beban jantung bertambah berat, akibatnya jika sudah ada penyakit jantung maka penyakit jantungnya akan bertambah parah, dan penyakit jatung tersebut akan mengakibatkan komplikasi pada kehamilannya sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR, kematian janin dan ibu saat hamil dan bersalin. Saat seseorang berhubungan seksual aliran darahnya akan meningkat. Jika aliran darah meningkat, maka kebutuhan energi dan metabolismenya pun meningkat. Meningkatnya kebutuhan energi dan metabolisme ini akan memacu jantung berdetak lebih cepat. Bila kondisi jantung tidak normal, detak jantung yang semakin cepat dapat membuat beban jantung semakin berat. Kondisi ini bisa berakibat pada gagal jantung. Pada dua trimester pertama kehamilan, volume darah ibu yang bersirkulasi meningkat 40 dari 3500 cm³ menjadi 5000 cm³. Penambahan volume ini disebabkan oleh menguatnya sistem renin- angiotension. Estrogen plasenta meningkatkan produksi angiotensinogen oleh hati, dan estrogen bersama dengan progesteron meningkatkan produksi enzim proteolitik, renin oleh ginjal. Renin memecah angiotensinogen untuk membentuk angiotensin I, yang dikonversi menjadi angiotensin II AII di dalam paru dan tempat lain. Peningkatan jumlah AII bekerja pada zona glomerulosa kelenjar adrenal untuk meningkatkan produksi aldosteron. Aldosteron merangsang penambahan volume melalui retensi natrium dan air. Kapasitas pengangkut oksigen harus dipertahankan saat terjadinya peningkatan volume darah yang bersirkulasi. Absorpsi besi meningkat 27 untuk memenuhi kebutuhan akan peningkatan hemoglobin selama terjadi penambahan volume. Hilangnya respon vaskuler perifer terhadap AII menyertai peningkatan volume darah yang bersirkulasi. AII merupakan vasokonstriktor poten dan hilangnya respon AII menyebabkan penurunan tekanan darah ibu selama awal trimester kedua. Hipotensi relatif ini terlihat pada sebagian besar wanita yang hamil walaupun terdapat peningkatan kadar AII. Tekanan darah ibu perlahan-lahan akan meningkat seperti kadar sebelum kehamilan pada trisemester ketiga. Progesteron merangsang relaksasi otot polos secara keseluruhan sehingga berperan pada perubahan tekanan darah ibu.  Gangguan Pada Sistem Cardiovaskular, 1. Dapat terjadi peningkatan kolesterol, 2. HDL turun, LDL tinggi sehingga timbul penyakit jantung koroner. Karena terbukti bahwa progesteron dapat menurunkan kadar HDL sehingga LDL dalam kondisi normal.  Peran Vaskuler Pembuluh Darah Ereksi sebenarnya sangat terkait dengan darah dan pembuluh darah. Ereksi disebabkan darah yang mengisi rongga penis sampai maksimal dibatasi ukuran rongga, pembatas tunica albuginea. Proses pengisian ini membutuhkan pembuluh darah yang berfungsi baik. Tingkat ereksi tergantung pada keseimbangan aliran darah arteri menuju dan keluar dari rongga penis. Ketika aliran darah arteri rendah atau sedikit maka penis dalam kondisi tidak ereksi flaccid. Bila aliran darah arteri menuju rongga penis meningkat dan aliran darah vena keluar terhambat, maka darah akan mengisi rongga penis, terjebak disana dan terjadilah ereksi. Banyak sedikitnya aliran darah dipengaruhi vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah. Kedua hal tersebut terjadi karena kemampuan kontraksi dan relaksasi otot polos dinding pembuluh. 28  Sistem Kardiovaskuler pada Ibu Hamil  Terjadi perubahan anatomi pada sistem kardiovaskuler, antara lain  Penebalan otot dinding ventrikel trimester I  Terjadi dilatasi pelebaran secara fisiologis pada jantung  Karena volume rongga perut abdomen meningkat menyebabkan hipertropi jantung dan posisi jantung bergeser ke atasdan ke kiri  Pada fonokardiogram terdapat : splitting bunyi jantung tambahan, murmur sistolik dan murmur diastolik  Perubahan tekanan darah  Perubahan-perubahan di atas mengakibatkan :  Kebutuhan suplai Fe kepada ibu hamil meningkat sekitar 500 mg hari.  Ibu hamil sering lebih cepat mengalami kelelahan dalam beraktifitas.  Bengkak pada tungkai bawah, namun hati-hati bila pembengkakan berlebihan dan terjadi di tangan atau muka karena bisa merupakan gejala pre eklampsi. Terjadinya anemia fisiologis keadaan normal Hb 12 gr dan hematokrit 35 .  10 wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi terlentang . Di dalam tubuh manusia, darah mengalir ke seluruh bagian organ- organ tubuh secara terus menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrient lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah ke seluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir atau distribusi. SIRKULASI DARAH MANUSIA Sistem kardiovaskuler pada Ibu hamil  Minggu ke-5 cardiac output curah jantung meningkat untuk mengurangi resistensi vascular sistemik Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi peningkatan preload. 29 Pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke jantung  Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu hamil TRIMESTER I, TRIMESTER II dan, TRIMESTER III

1. Perubahan sistem kardiovaskuler pada ibu hamil Trimester I